Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analysis Of Mangrove Land Cover In The Sawo Marine Conservation Area, North Nias District Ifanda, Dayun; Slamet, Bejo; Yunasfi, Yunasfi; Sri Hastuti, Liana Dwi
Tunas Geografi Vol 13, No 1 (2024): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v13i1.52747

Abstract

Sawo sub-district of North Nias Regency has a mangrove ecosystem that has been designated as a Regional Marine Conservation Area (KKLD) with an area of 29,230.85 ha. The 2005 earthquake and tsunami are reported to have caused damage to mangrove ecosystems due to rising land levels. The increase in land surface has resulted in the destruction of mangroves in this area. This impacts the sustainability of the mangrove ecosystem in this region and is important to study. This study aims to analyze changes in mangrove land cover after the tsunami in 2006 to 2022 and to analyze the impact of changes in mangrove land cover. The results found that mangrove land cover continues to experience a reduction in area; in 2006, an area of 139.78 ha continued to decline until the remaining 70.87 ha in 2022. This is due to the increasing population growth that causes mangrove forest degradation and land conversion into agricultural land, plantations, and infrastructure. The increase in population is a driving force, land clearing for settlements and plantations is a pressure factor (Pressures), land use change is a factor of existing conditions (State), and reduced mangrove land area is part of the impact (Impact). Coastal spatial planning and counseling to reforestation is a response (Response). Land conversion to other uses contributes to this area's continued loss of mangrove land.Keywords: Mangrove; Land Cover; GIS; DPSIR
Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Muda Marpaung, Sutan Sahala; Yunasfi, Yunasfi; Basyuni, Mohammad
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3802

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model terbaik dari model pengolahan yaitu, model empang parit tradisional, komplangan, kao-kao, empang terbuka, tasik rejo dalam pengelolaan lahan mangrove dengan tambak yang berbasis silvofishery di Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan Data Primer dan data Sekunder untuk medapatkan Analisis Deskriptif. Model dan pengelolaan tambak yang terbaik dimana terdapat di Desa Tanjung Rejo dibandingkan dengan Desa Percut dan Desa Tanjung Selamat, dengan Model Kao-Kao yang memiliki kriteria dari segi pengelolaan tata air, tanaman mangrove yang ditanam hingga proses produksi. Pemanfaatan tanaman mangrove sebagai habitat benih ikan, udang, dan kepiting untuk hidup dan mencari makan serta daunnya untuk pakan ternak sampai proses produksi yang dilakukan sangat teratur dan terjaga kualitasnya.
Pemberdayaan dan kemandirian Desa Binaan Bagan Kuala, Kabupaten Serdang Bedagai melalui inisiatif pengabdian masyarakat yang berfokus pada ekowisata dan pengembangan produk pewarna alami ecoprint Basyuni, Mohammad; Risnasari, Iwan; Slamet, Bejo; Elfiati, Deni; Yunasfi, Yunasfi; Rangkuti, Ahmad Baiquni; Jumilawaty, Erni; Siregar, Etti Sartina; Siregar, Ameilia Zuliyanti; Mubaraq, Alfian; Aznawi, Andi Aznan; Nauly, Meutia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27477

Abstract

Abstract Pemberdayaan masyarakat dan kemandirian ekonomi merupakan elemen penting dalam pembangunan berkelanjutan. Pengabdian ini bertujuan menganalisis keberhasilan pemberdayaan dan penguatan kemandirian masyarakat Desa Bagan Kuala, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia melalui inisiatif yang berfokus pada ekowisata dan pengembangan produk pewarna alami ecoprint. Program ini melibatkan 50 peserta lokal yang terbagi ke dalam dua kelompok mitra: Kelompok Pengrajin Ecoprint dan Kelompok Pengelola Ekowisata Mangrove. Kedua kelompok ini mendapatkan pelatihan intensif tentang pembuatan produk ecoprint ramah lingkungan menggunakan pewarna alami dari flora lokal, serta manajemen ekowisata berbasis konservasi lingkungan. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan keterampilan kelompok mitra sebesar 70%, dengan diversifikasi produk ecoprint meningkat dari tiga jenis menjadi tujuh jenis, yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan pengrajin hingga 20%. Selain itu, Kelompok Pengelola Ekowisata berhasil menarik lebih dari 200 pengunjung dalam enam bulan pertama, memberikan tambahan pendapatan sebesar 15% bagi desa. Inisiatif pemberdayaan ini juga meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok mitra dengan membekali mereka untuk mengelola usaha secara mandiri, termasuk pemasaran produk ecoprint dan paket wisata mangrove. Program ini memperkuat kapasitas organisasi kelompok mitra dalam manajemen bisnis berkelanjutan serta meningkatkan kesadaran lingkungan melalui kegiatan konservasi seperti penanaman mangrove. Dengan partisipasi aktif masyarakat, inisiatif ini berhasil meningkatkan hasil ekonomi sekaligus mempromosikan upaya konservasi lingkungan jangka panjang di Desa Bagan Kuala. Program ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, terutama TPB 1 (Tanpa Kemiskinan), TPB 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan TPB 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan). Kata kunci: pemberdayaan; kemandirian; ecoprint; ekowisata; konservasi mangrove Abstract Community empowerment and economic independence are essential for sustainable development. This study analyzes the success of empowering and fostering independence within the community of Bagan Kuala Village, Serdang Bedagai, through initiatives focused on ecotourism and the development of natural dye ecoprint products. The program involved 50 local participants organized into two partner groups: the Ecoprint Artisan Group and the Mangrove Ecotourism Management Group. Both groups underwent intensive training on producing eco-friendly ecoprint products using natural dyes from local flora, as well as managing ecotourism that emphasizes environmental conservation. Results of community service indicated a 70% improvement in the skills of the partner groups, with product diversification increasing from three to seven types of ecoprint, leading to a 20% increase in artisan income. Additionally, the Ecotourism Management Group attracted over 200 visitors within the first six months, contributing a 15% boost to village revenue. The empowerment initiatives enhanced the economic independence of the partner groups, allowing them to manage their businesses autonomously, including marketing ecoprint products and mangrove tour packages. The program also strengthened the groups’ organizational capacity in sustainable business management while fostering environmental awareness through conservation activities like mangrove planting. Through active community participation, this initiative successfully improved economic outcomes and promoted long-term environmental conservation efforts in Bagan Kuala. This program aligns with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 1 (No Poverty), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), and SDG 11 (Sustainable Cities and Communities). Keywords: empowerment; independence; ecoprint; ecotourism; mangrove conesrvation