Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARAKTERISTIK PAPAN COM-PLY DARI CAMPURAN KAYU SAWIT DAN KORAN BEKAS Sahwalita, Sahwalita; Usia, Usia; Risnasari, Iwan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2719.181 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.2.127 - 138

Abstract

Salah satu industri yang memproses biomaterial dapat menggunakan kayu sebagai bahan alternatif adalah industri papan com-pfy. Papan ini adalah produk komposit  yang terbuat dari kombinasi papan  partikel  (sebagai lapisan  inti) clan vinir (sebagai lapis muka clan lapisan belakang). Pada percobaan ini, sebagai lapisan inti untuk  papan co1n-pfy adalah papan partikel yang dibentuk dari campuran partikel kayu sawit clan koran bekas dalam 3 proporsi berturut-turut adalah 75:25, 50:50 clan 25:75, kemudian direkat bersama-sama dengan perekat urea formaldehida sebanyak 10% (berdasarkan berat kering campuran). Sebelumnya bahan berbentuk partikel yaitu partikel kayu sawit mengalarni tiga jenis perlakuan yaitu perendaman dalam air dingin, perendaman dalam air panas clan tidak direndam (sebagai kontrol). Sedangkan, sebagai lapisan muka clan belakang pada papan com-pfy adalah vinir meranti merah. Penelitian  ini juga bertujuan mengetahui karakteristik papan co!11-p!J yang memenuhi Standar JIS, sebagai berikut: (1) sifat fisik papan yaitu kerapatan, kadar air, pengembangan tebal clan daya serap air dengan kisaran berturut-turut 0,75-0,82 g/cm, 9,16-11,06%, 14,06-31,52%, clan 32,26-67,99% clan (2) sifat mekanik yaitu keteguhan rekat internal (1,15-4,93 kgf/ cm), modulus elastisitas (26.576,3-57.785,6 kgf/ cm) clan modulus patah (223,78-530,77 kgf/ cm). Sifat papan cot11-p!J yang memenuhi standar J IS adalah lapisan  inti papan partikel terbuat dari campuran  kayu sawit (tan paperendaman) clan koran bekas pada proporsi 75:25 clan 50:50.
Karakteristik Balok Laminasi Dari Batang Kelapa (Cocos Nucifera L.) Dan Kayu Kemiri (Aleurites Moluccana Wild.) (Characteristics of Glued Laminated Beams of Coconut Trunk (Cocos nucifera L.) and Candlenut Wood (Aleurites moluccana Wild.) Iwan Risnasari; Irawati Azhar; Astri Novita Sitompul
FORESTA Vol 1, No 2 (2012): Indonesian Journal Of Forestry Volume 1 No. 2 (Juli 2012)
Publisher : FORESTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.483 KB)

Abstract

The Utilizing forest as source of wood raw materials is tend to increase, while the supply of wood is limited. As a result it can influenced the sustainable of ecosystem and the forest condition it self. The main objective of this was to find out the substitution of construction board (lumber and plywood). This research concerned to using coconut trunk and kemiri wood as alternative raw material in producing glued laminated beams. It is needed by industrial sector as a raw material because wood has been limited and it may solve environmental problem. In this research, the treatment is number of layer on glued laminated beam (3 layer, 5 layer, and 7 layer). Coconut trunks were used as outer layers and kemiri wood was used as midle layer and bonded by Isocyanate and PVAc by different ratio of 100:15. Evaluation on physical and mechanical properties were measured based on ASTM D 198-05. The results showed: 1). The value of density of gluelam were in the range 0,63–0,68 g/cm3 2). The value of moisture content were in the range 14,14-14,37 % 3). The value of water absorption for 2 and 24 hours were in the range 8,61- 8,74 % and 21,09-21,29 % 4). The value of thickness swelling for 2 and 24 hours were in the range 0,79-0,80 % and 1,57-,59 % 5). Modulus of elasticity (MOE) value were in the range 7519,63-18358,40 kgf/cm2 6). Modulus of rupture (MOR) value were in the range 180,34-364,04 kgf/cm2 7). Internal bond (IB)value were in the range 2,48-3,95 kgf. Layers of glued laminated beams are not significantly influence the value of physical and mechanical properties, except the value of MOR. The best result achieved in this research is the beam prepared from 3 layers.Keywords : Coconut trunk, kemiri wood, glued laminated beams, physical and mechanical properties.
Workshop Manajemen Pemanfaatan Vegetasi Untuk Mendukung Pengelolaan Lingkungan Lestari Untuk Produk Ecoprint Bejo Slamet; Iwan Risnasari; Samsuri Samsuri; Anita Zaitunah; Muhdi Muhdi; Novita Anggraini; Siti Latifah; O K Hasnanda Syahputra; Agus Purwoko; Oding Affandi; Rahmawaty Rahmawaty
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2022): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.734 KB) | DOI: 10.23960/rdj.v1i2.6067

Abstract

Dusun 6 Desa Sei Glugur Kecamatan Pancurbatu Kabupaten Deliserdang mempunyai Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)  yang  anggotanya mempunyai keahlian menjahit namun variasi produk kain yang dipergunakan masih terbatas. Sumberdaya alam terutama vegetasi di lingkungan desa sangat banyak dijumpai.  Berdasarkan kondisi ini maka perlu adanya Edukasi Dan Workshop Manajemen Pemanfatan Vegetasi Untuk Mendukung Pengelolaan Lingkungan Lestari Menjadi Produk Ecoprint. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2020 bertempat di Dusun 6 Desa Sei Glugur Kecamatan Pancurbatu Kabupaten Deliserdang. Pengabdian secara umum dibagi menjadi dua sesi yaitu penanaman pohon buah-buahan yang bisa dimanfaatkan bagian tanamannya untuk ecoprint dan workshop ecoprint. Bibit tanaman yang ditanam berfungsi untuk menunjang ketersediaan bahan pewarna alami dan menghasilkan buah serta mampu menjaga kelestarian lingkungan.  Jenis tanaman buah yang disukai oleh masyarakat setempat adalah alpukat, manggis dan duren. Workshop  ecoprint ini mempraktekkan tiga metode pada kain dan satu pada kertas. Hasil dari pengabdian ini tampak pada perubahan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK dalam memanfaatkan bagian tanaman untuk produk ecoprint baik pada kain maupun kertas. Perlu ada workshop pemasaran untuk memasarkan hasil-hasil produk ecoprint yang akan dikerjakan oleh ibu-ibu PKK selepas workshop ini.
PENGOLAHAN LIMBAH TANAMAN MANGROVE SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK ECOPRINT DI DESA LUBUK KERTANG KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Iwan Risnasari Risnasari; Deni Elfiati; Arif Nuryawan; Harisyah Manurung; Mohammad Basyuni; Apri Heri Iswanto; Erman Munir; Bejo Slamet; Arida Susilowati
Bahasa Indonesia Vol 18 No 01 (2021): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.181.7

Abstract

Lubuk Kertang Village has the potential for mangrove ecotourism which is currently being developed as a source of income for the community's economy apart from fishermen and agriculture. Even the mangrove ecosystem in Lubuk Kertang Village has become a tourist icon for Langkat. Apart from mangrove ecotourism, Lubuk Kertang is also unique with its processed mangrove products in the form of foods such as mangrove dodol, jeruju crackers, and mangrove syrup. However, productivity is constrained by the availability of mangrove fruit which depends on the season. Moving on from this, it is necessary to carry out community service activities to provide education about the potential and benefits of mangrove waste in the form of stems, twigs, leaves, and fruit from other aspects. Namely that apart from being processed as food material, mangrove waste can also be processed into other high-value products, one of which is a natural dye. Activities carried out are in the form of socialization and education about the potential and benefits of mangrove waste as a natural coloring agent to the manufacturing process. Furthermore, the natural dyes that have been produced are applied in the coloring process through the ecoprint workshop/training. The media used are cloth/textiles, paper, sheepskin, and ceramics (mugs). The response of the community, represented by women from independent women farmer groups as well as some students of Madrasah Tsanawiyah and the Village Head was very good. Even some mothers from independent women farmer groups routinely continue to make ecoprints in the form of cloth, pashmina, and t-shirts. Their products have also been included in exhibition activities in Lubuk Kertang Village. The Head of Lubuk Kertang Village hopes that there will be sustainability from independent women farmer groups to make ecoprint products to increase income from the Lubuk Kertang community. Abstrak Desa Lubuk Kertang memiliki potensi ekowisata mangrove yang saat ini terus dikembangkan sebagai salah satu pemasukan sumber pendapatan ekonomi masyarakat selain nelayan dan pertanian. Bahkan ekosistem mangrove di Desa Lubuk Kertang menjadi ikon wisata Langkat. Selain ekowisata mangrove, Lubuk Kertang juga khas dengan produk olahan mangrovenya berupa makanan seperti dodol mangrove, kerupuk jeruju dan sirup dari buah mangrove. Namun produktivitasnya terkendala oleh ketersediaan buah mangrove yang tergantung dengan musim. Beranjak dari hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk memberikan edukasi tentang potensi dan manfaat limbah tanaman mangrove baik berupa batang, ranting, daun dan buah dari aspek yang lain. Yaitu bahwa selain dapat diolah sebagai bahan pangan limbah tanaman mangrove juga dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi lainnya, salah satunya sebagai pewarna alami. Kegiatan yang dilakukan adalah dalam bentuk sosialisasi dan edukasi tentang potensi dan manfaat limbah tanaman mangrove sebagai zat pewarna alami hingga proses pembuatannya. Selanjutnya pewarna alami yang telah dihasilkan diaplikasikan dalam proses pewarnaan melalui kegiatan workshop/pelatihan ecoprint. Media yang digunakan adalah kain/tekstil, kertas, kulit domba dan keramik (mug). Respon masyarakat yang diwakili oleh ibu-ibu kelompok tani wanita mandiri serta beberapa siswa Madrasah Tsanawiyah dan Kepala Desa sangat baik. Bahkan beberapa ibu-ibu dari kelompok tani wanita mandiri secara rutin terus membuat olahan ecoprint berupa kain, pashmina dan kaos. Hasil produksi mereka juga telah diikutserakan pada kegiatan pameran di Desa Lubuk Kertang. Kepala Desa Lubuk Kertang mengharapkan adanya keberlanjutan dari kelompok tani wanita mandiri untuk membuat produk-produk ecoprint dalam rangka menambah pemasukan dari masyarakat Lubuk Kertang.
Workshop Ecoprint Dan Pengolahan Tanaman Mangrove Sebagai Pewarna Alami: Dukungan Untuk Ekowisata Risnasari, Iwan; Slamet, Bejo; Jumilawaty, Erni; Rangkuti, Ahmad Baiquni; Siregar, Etti Sartina; Elfiati, Deni; Yunasfi; Basyuni, Mohammad; Nauly, Meutia
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 6 No Risdamas (2024): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 6 Vol. Risdamas Desember, 2024
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v6iRisdamas.202

Abstract

Desa Bagan Kuala di Serdang Bedagai memiliki banyak potensi ekowisata salah satunya adalah ekosistem mangrove. Namun pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan belum diterapkan dengan baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam pemanfaatan tanaman mangrove sebagai pewarna alami dan praktik ecoprint. Dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas dan memperkuat ekonomi lokal, workshop ini melibatkan pelatihan teknik ecoprint menggunakan pewarna yang berasal dari ekstrak mangrove, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hasil pewarnaan kain memiliki variasi warna dan motif. Keterlibatan masyarakat dalam workshop ini juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem mangrove dan membuka peluang bisnis baru untuk mendukung ekowisata di daerah tersebut. Pengetahuan peserta terkait zat warna alam (ZWA) mengalami peningkatan dari 20% menjadi 100% peserta yang tahu tentang ZWA. Pengetahun peserta terhadap manfaat mangrove untuk batik yang awalnya hanya 6% meningkat menjadi 80%. Pengetahuan bahwa mangrove dapat dibuat untuk pewarnaan kain yang bukan batik juga mengalami peningkatan dari yang awalnya hanya 6% meningkat menjadi 87%. Pengetahun tentang ecoprint juga mengalami peningkatan pesat yang awalnya hanya 6% menjadi 100%. Diharapkan bahwa program ini akan menjadi langkah awal dalam menggabungkan pengembangan ekonomi berbasis masyarakat dengan pengelolaan lingkungan
Pemberdayaan dan kemandirian Desa Binaan Bagan Kuala, Kabupaten Serdang Bedagai melalui inisiatif pengabdian masyarakat yang berfokus pada ekowisata dan pengembangan produk pewarna alami ecoprint Basyuni, Mohammad; Risnasari, Iwan; Slamet, Bejo; Elfiati, Deni; Yunasfi, Yunasfi; Rangkuti, Ahmad Baiquni; Jumilawaty, Erni; Siregar, Etti Sartina; Siregar, Ameilia Zuliyanti; Mubaraq, Alfian; Aznawi, Andi Aznan; Nauly, Meutia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27477

Abstract

Abstract Pemberdayaan masyarakat dan kemandirian ekonomi merupakan elemen penting dalam pembangunan berkelanjutan. Pengabdian ini bertujuan menganalisis keberhasilan pemberdayaan dan penguatan kemandirian masyarakat Desa Bagan Kuala, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia melalui inisiatif yang berfokus pada ekowisata dan pengembangan produk pewarna alami ecoprint. Program ini melibatkan 50 peserta lokal yang terbagi ke dalam dua kelompok mitra: Kelompok Pengrajin Ecoprint dan Kelompok Pengelola Ekowisata Mangrove. Kedua kelompok ini mendapatkan pelatihan intensif tentang pembuatan produk ecoprint ramah lingkungan menggunakan pewarna alami dari flora lokal, serta manajemen ekowisata berbasis konservasi lingkungan. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan keterampilan kelompok mitra sebesar 70%, dengan diversifikasi produk ecoprint meningkat dari tiga jenis menjadi tujuh jenis, yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan pengrajin hingga 20%. Selain itu, Kelompok Pengelola Ekowisata berhasil menarik lebih dari 200 pengunjung dalam enam bulan pertama, memberikan tambahan pendapatan sebesar 15% bagi desa. Inisiatif pemberdayaan ini juga meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok mitra dengan membekali mereka untuk mengelola usaha secara mandiri, termasuk pemasaran produk ecoprint dan paket wisata mangrove. Program ini memperkuat kapasitas organisasi kelompok mitra dalam manajemen bisnis berkelanjutan serta meningkatkan kesadaran lingkungan melalui kegiatan konservasi seperti penanaman mangrove. Dengan partisipasi aktif masyarakat, inisiatif ini berhasil meningkatkan hasil ekonomi sekaligus mempromosikan upaya konservasi lingkungan jangka panjang di Desa Bagan Kuala. Program ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, terutama TPB 1 (Tanpa Kemiskinan), TPB 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan TPB 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan). Kata kunci: pemberdayaan; kemandirian; ecoprint; ekowisata; konservasi mangrove Abstract Community empowerment and economic independence are essential for sustainable development. This study analyzes the success of empowering and fostering independence within the community of Bagan Kuala Village, Serdang Bedagai, through initiatives focused on ecotourism and the development of natural dye ecoprint products. The program involved 50 local participants organized into two partner groups: the Ecoprint Artisan Group and the Mangrove Ecotourism Management Group. Both groups underwent intensive training on producing eco-friendly ecoprint products using natural dyes from local flora, as well as managing ecotourism that emphasizes environmental conservation. Results of community service indicated a 70% improvement in the skills of the partner groups, with product diversification increasing from three to seven types of ecoprint, leading to a 20% increase in artisan income. Additionally, the Ecotourism Management Group attracted over 200 visitors within the first six months, contributing a 15% boost to village revenue. The empowerment initiatives enhanced the economic independence of the partner groups, allowing them to manage their businesses autonomously, including marketing ecoprint products and mangrove tour packages. The program also strengthened the groups’ organizational capacity in sustainable business management while fostering environmental awareness through conservation activities like mangrove planting. Through active community participation, this initiative successfully improved economic outcomes and promoted long-term environmental conservation efforts in Bagan Kuala. This program aligns with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 1 (No Poverty), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), and SDG 11 (Sustainable Cities and Communities). Keywords: empowerment; independence; ecoprint; ecotourism; mangrove conesrvation
IMPROVING KNOWLEDGE IN MALAY WEAVING BUSINESS GROUPS REGARDING THE MAKING OF NATURAL FABRIC DYE PASTE Hanum, Tengku Ismanelly; Hasibuan, Poppy Anjelisa Zaitun; Risnasari, Iwan; Nazliniwaty, Nazliniwaty; Rahma, Annisa Aulia; Nabiilah, Putri
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The demand for songket cloth has increased since the regulation on the use of traditional clothing in every government agency on certain days. The increasing need for songket cloth has encouraged people who make a living as cloth weavers in Bandar Khalipah Village to produce songket cloth with various colour variants. However, most of the songket fabrics produced use synthetic dyes that have a negative impact on the environment and human health. Therefore, the weaving community needs to get education related to the use of natural materials as yarn dyes to support the production of songket fabrics that are environmentally friendly and of high selling value. Therefore, the community service team is interested in conducting community service to the Songket Fabric weavers of Bandar Khalipah Village by providing skills training on making natural fabric dye paste preparations. Community service activities carried out at the Malay Weaving Joint Business Group in Bandar Khalipah, Deli Serdang in the form of providing education related to natural dyes and production techniques for dye paste preparations from turmeric rhizomes and merbau wood. In addition, materials on business management and product marketing were also provided. This activity ended with a survey and hedonic test of the product. This is also intended to help songket cloth weavers get natural dye preparations that are stable and easy to use. Furthermore, it is hoped that partners can create more creative songket fabric products using natural dyes. The results of the survey analysis showed that the service activities provided an increase from 44% to 88% of the participants' knowledge related to the activity material.
SIFAT-SIFAT PEREKAT TANIN FORMALDEHIDA DARI BAGIAN CABANG BAKAU HITAM (Rhizophora mucronata) : Properties of Tannin Formaldehyde Adhesive Made of Part of Branches Wood of Black Mangrove (Rhizophora mucronata) Nuryawan, Arif; Ritonga, Lia Anggraini; Basyuni, Mohammad; Risnasari, Iwan; Susilowati, Arida
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 41 No. 3 (2023): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jphh.2023.2564

Abstract

Bakau hitam (Rhizophora mucronata) yang tumbuh di hutan mangrove bermanfaat dalam menahan abrasi dan tempat berkembangnya biota laut. Untuk mempertahankan fungsi ini dan supaya hutan mangrove tetap lestari, hanya bagian kayu cabang yang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagian cabang bakau hitam untuk diekstraksi kandungan taninnya sebagai bahan baku perekat kayu. Pada penelitian ini dibedakan asal taninnya, yaitu dari bagian kulit, kayu, dan campuran kulit dan kayu yang diperoleh melalui ekstraksi menggunakan panci presto (pressure cooker) pada tekanan 10-15 psi selama 30 menit pada suhu 116-121°C. Metode sintesis meliputi pengeringan, konversi, ekstraksi tanin, pembuatan perekat tanin formaldehida, dan karakterisasi perekat tanin, yang meliputi kenampakan, pH, viskositas, berat jenis, kadar solid, waktu gel, dan kandungan emisi formaldehida. Hasil ekstraksi tanin menunjukkan rendemen tanin yang diperoleh pada ekstraksi kulit (9,32%) > kulit+kayu (5,95%) > kayu (3,28%). Oleh karena itu pembuatan perekat tanin formaldehida dan karakterisasinya berdasarkan Standar Nasional Indonesia 06–4567–1998 untuk resin phenol formaldehyde (PF) hanya dilakukan pada rendemen yang tertinggi yaitu kulit.  Penampakan perekat tanin formaldehida asal kulit yang dihasilkan berupa cairan berwarna merah terang kehitaman, agak kental, terdapat butiran/kotoran, dan pH-nya 10,18 (basa). Kekentalannya 70,6 cps, berberat jenis 1,137, kadar solid 27,54%, periode gel 44 menit, dan kandungan formaldehida bebasnya 5,04%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) bagian cabang bakau hitam (R.mucronata) yang memiliki kandungan tanin tertinggi ada pada bagian kulit; 2) ekstraksi tanin menggunakan panci presto bisa diterapkan sehingga menghemat waktu ekstraksi; 3) Sifat-sifat perekat tanin formaldehida yang dihasilkan mirip dengan perekat PF hanya lebih encer.