AbstrakDesa Sidomulyo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara menghadapi permasalahan rendahnya efisiensi sistem irigasi akibat dominasi penggunaan metode manual dan pompa berbahan bakar diesel yang menyebabkan tingginya biaya operasional serta menurunnya produktivitas lahan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian melalui penerapan sistem irigasi cerdas berbasis Internet of Things (IoT) dan tenaga surya. Mitra dalam kegiatan ini adalah Kelompok Tani “Gapoktan Mulia Tani” dengan jumlah peserta sebanyak 20 petani aktif. Metode pelaksanaan mencakup sosialisasi teknologi, pelatihan praktikum penggunaan sistem, instalasi perangkat irigasi otomatis, serta pendampingan teknis selama masa implementasi. Evaluasi dilakukan melalui observasi lapangan, kuesioner, dan perbandingan data sebelum dan sesudah pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan hasil panen sebesar 31% (dari 4,2 menjadi 5,5 ton per hektar), efisiensi biaya operasional sebesar 60% (dari Rp250.000 menjadi Rp100.000 per musim), serta penghapusan total penggunaan BBM. Selain itu, sebanyak 90% petani menyatakan mampu mengoperasikan dan merawat sistem secara mandiri. Program ini terbukti efektif dalam mengintegrasikan teknologi terbarukan ke dalam praktik pertanian desa dan mendukung pencapaian SDGs bidang pangan, energi bersih, dan iklim. Kata kunci: irigasi cerdas; IoT; energi surya; petani; efisiensi pertanian. AbstractSidomulyo Village faces low irrigation efficiency due to the widespread use of manual methods and diesel pumps, resulting in high operational costs and reduced land productivity. This community service activity aims to improve agricultural efficiency and productivity through the implementation of an Internet of Things (IoT)-based smart irrigation system powered by solar energy. The partner involved was the “Gapoktan Mulia Tani” farmer group, with 20 active farmers participating. The method included technology socialization, hands-on system operation training, device installation, and technical mentoring during the implementation phase. Evaluation was carried out through field observation, questionnaires, and pre-post implementation data comparison. The program resulted in a 31% increase in crop yields (from 4.2 to 5.5 tons/ha), a 60% reduction in irrigation costs (from Rp250,000 to Rp100,000 per season), and total elimination of fossil fuel usage. Additionally, 90% of farmers reported being able to independently operate and maintain the system. This program effectively integrates renewable technology into village farming practices and supports SDGs in food security, clean energy, and climate action. Keywords: smart irrigation; IoT; solar energy; farmers; agricultural.