Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Uji Efektivitas Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Tembelekan (Lantana Camara L.) Asal Wangi-Wangi Sulawesi Tenggara Terhadap Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus): Evaluation of the Ethanol Extract Gel Formulation of Tembelekan Leaves (Lantana Camara L.) from Southeast Sulawesi for Burns in Rabbits (Oryctolagus Cuniculus) Arfiani Arifin; Tahirah Tahirah; Riska Ninsi
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 6 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i6.1814

Abstract

Tembelekan leaves (Lantana camara L.) are a plant that includes flavonoid chemicals, saponins, and tannins that have antimicrobial properties, allowing them to be used in gel formulations. This study's objectives were to analyze the physical quality of the gel preparation of the ethanol extract of tembelekan leaves (Lantana camara L.) and to determine the concentration of the ethanol extract of tembelekan leaves that had the greatest effect on healing rabbit burns (Oryctolagus cuniculus). The leaves of tembelekan (Lantana camara L.) are extracted using the maceration process with 96% ethanol as the solvent. The gel formulation utilized several extract concentrations, including 10%, 15%, and 20%, as well as a base gel without extract as a negative control and Bioplacenton® gel as a positive control. The results of this study reveal that the organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, and adhesion tests indicate that the ethanol extract gel of tembelekan leaves meets the physical quality requirements. Statistic test revealed that the ethanol extract gel formulation of tembelekan leaves with a concentration of 20% for 18 days had the greatest effect on the healing of burns in rabbits (Oryctolagus cuniculus). Keywords:          Gel, Tembelekan Leaf (Lantana camara L.), Burns, rabbit (Oryctolagus cuniculus)   Abstrak Daun tembelekan (Lantana camara L.) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa flavanoid, saponin dan tanin yang memiliki aktivitas salah satunya sebagai antimikroba sehingga dapat diaplikasikan pada sediaan gel. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mutu fisik sediaan gel ekstrak etanol daun tembelekan (Lantana camara L.) dan menentukan konsentrasi ekstrak etanol daun tembelekan yang memberikan efek tertinggi terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Metode penelitian meliputi ekstraksi daun tembelekan (Lantana camara L.) secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi gel menggunakan variasi konsentrasi ekstrak yang berbeda-bedayaitu 10%, 15%, 20%, basis gel tanpa ekstrak sebagai control negatif dan gel Bioplacenton® sebagai control positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gel ekstrak etanol daun tembelekan memenuhi mutu fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Analisis uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tembelekan dalam bentuk sediaan gel yang memberikan efek tertinggi terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) adalah formula gel ekstrak etanol daun tembelekan dengan konsentrasi 20% selama 18 hari. Kata Kunci:         Gel, DaunTembelekan (Lantana camara L.), Luka Bakar, kelinci (Oryctolagus cuniculus)
Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) sebagai Antijerawat terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes: Formulation of Peel-Off Mask Gel with Ethanol Extract of Chinese Petai Leaves (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) as an Anti-acne Against the Growth of Propionibacterium acnes Bacteria Arfiani Arifin; Natsir Djide; Nurhidayah Nurhidayah
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i1.2075

Abstract

Propionibacterium acnes is one of the gram-positive bacteria that can lead to the development of acne. One of the plants with the potential to be an anti-acne agent is the Petai Cina leaf (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). This study aims to formulate a peel-off gel mask preparation of the ethanol extract of Petai Cina leaf (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) that meets the physical quality test requirements and to determine the antiacne activity of the formulation. The extraction method used was maceration with 96% ethanol solvent. From the obtained extract, peel-off gel mask preparations were made and tested for their minimum inhibitory concentration (MIC): FI (2.5%), FII (5%), and FIII (10%), Medi-klin® (positive control), and gel base (negative control). The antibacterial activity was tested using the well diffusion method. The results of this study showed that the peel-off gel mask preparations FI (2.5%), FII (5%), FIII (10%), and the gel base (negative control) met the physical quality test requirements. The results of the anti-acne activity testing against the growth of Propionibacterium acnes bacteria obtained concentrations of extract FI (2.5%) 18.53 mm, FII (5%) 18.85 mm, FIII (10%) 22.27 mm, Medi-klin® 26.43 mm, and the negative control of Petai Cina leaf 6 mm. This indicates that the ethanol extract of Petai Cinaleaf has inhibitory effects on the growth of Propionibacterium acnes bacteria as an anti-acne agent. Keywords:          Chinese petai leaves (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.), Peel-off gel mask, Propionibacterium acnes, Anti-acne   Abstrak Propionibacterium acnes merupakan salah satu bakteri gram positif yang dapat mengakibatkan timbulnya jerawat. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antijerawat adalah daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) yang memenuhi syarat uji mutu fisik dan untuk mengetahui aktivitas antijerawat formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.). Metode ekstraksi digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh dibuat sediaan masker gel peel-off yang telah di uji konsentrasi hambat minimumnya (KHM) dengan konsentrasi ekstrak FI (2,5%), FII (5%) dan FIII (10%), Medi-klin® (kontrol positif) dan basis gel (kontrol negatif). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil penelitian sediaan masker gel peel-off FI (2,5%), FII (5%), FIII (10%) dan basis gel (kontrol negatif) memenuhi syarat uji mutu fisik. Hasil pengujian aktivitas antijerawat terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes diperoleh konsentrasi ekstrak FI (2,5%) 18,53 mm, FII (5%) 18,85 mm, FIII (10%) 22,27 mm, Medi-klin® 26,43 mm dan kontrol negatif daun petai cina 6 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai cina memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes sebagai antijerawat. Kata Kunci:         Daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.), Masker gel peel-off, Propionibacterium acnes, Antijerawat
Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Face Mist Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Arifin, Arfiani; Iqbal, Muhammad; Widya Ningsih, Wiwi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 9, No 1 (2024): Edisi Desember
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v9i1.6329

Abstract

Pendahuluan: Kulit kering memiliki tingkat kelembaban yang rendah sehingga dapat menimbulkan rasa gatal, kasar, kaku serta tipis pada permukaan kulit. Salah satu tanaman yang dapat menangkal radikal bebas yaitu kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk  memformulasi ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam sediaan face mist yang memenuhi syarat uji mutu fisik dan untuk menentukan konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan face mist yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metode: Penelitian ini diawali dengan metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut air:etanol 70% (1:1) dan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 505 nm. Hasil: Hasil penelitian diperoleh FI (0,5%), FII (1%), FIII (1,5%) memenuhi syrarat uji mutu fisik, kecuali pengujian pH tidak memenuhi syarat uji mutu fisik. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella diperoleh nilai IC50 sebesar 53,208 µg/mL. Nilai IC50 pada sediaan face mist FI (0,5%) 73,327 µg/mL, FII (1%) 68,257 µg/mL, FIII (1,5%) 59,972 µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan face mist ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Sabun Cair Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Bali (Citrus maxima merr.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis: Formulation And Antibacterial Activity Of Liquid Soap Essential Oil Grapefruit peel (Citrus maxima merr.) Against The Growth Of Staphylococcus epidermidis Arifin, Arfiani
Tinctura Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v6i1.6095

Abstract

Minyak atsiri merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada Jeruk bali (Citrus maxima), yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan sabun cair minyak atsiri kulit jeruk bali yang memenuhi syarat uji mutu fisik dan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal dari minyak atsiri kulit jeruk bali (Citrus maxima merr.) dalam sediaan sabun cair yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Metode yang digunakan yaitu destilasi uap yang menghasilkan minyak atsiri. Minyak yang diperoleh selanjutnya dibuat dalam sediaan sabun cair yang sebelumnya telah dilakukan uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode dilusi cair dan diperoleh konsentrasi FI (0,2%), FII (0,4%), FIII (0,8%). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode disk diffusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sabun cair minyak atsiri kulit buah jeruk bali memenuhi syarat uji mutu fisik dan hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa konsentrasi dari minyak atsiri kulit buah jeruk bali (Citrus maxima merr.) dalam sediaan sabun cair terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis diperoleh FIII (0,8%) 30,97 mm dengan kategori kuat.
PELATIHAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT SEBAGAI SEDIAAN KOSMETIK DAN PRODUK PANGAN KEPADA KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DESA PUNAGAYA Arifin, Arfiani; Arifin, Arfina Sukmawati; Mega, Dian Asri Unga
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 2 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 2 JANUARI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i2.40201

Abstract

Letak geografis Desa Punagaya yang berbatasan dengan laut menjadikan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani rumput laut. Sayangnya, rumput laut yang dihasilkan masih sebatas dijual dalam bentuk segar maupun kering. Ibu-ibu rumah tangga Desa Punagaya hanya sekedar membantu suaminya dalam penyiapan benih dan menyortir rumput laut. Padahal ibu rumah tangga memiliki peranan yang penting dalam mendukung perekonomian rumah tangga. Masyarakat setempat belum pernah mengonsumsi ataupun mengolah rumput laut yang dibudidayakannya sendiri karena tidak mengetahui cara pengolahannya. Oleh karena itu, tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk transfer pengetahuan dan teknologi mengenai manfaat dan cara pemanfaatan rumput laut (memperkenalkan produk-produk diversitas rumput laut) dan praktik pembuatan olahan rumput laut hingga cara pengemasannya. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah sosialisasi, diskusi interaktif dan demonstrasi pembuatan masker wajah rumput laut, kerupuk stik keju rumput laut, dan bakso sapi rumput laut hingga pelatihan penggunaan beberapa alat segel untuk mengemas masing-masing produk. Hasil dari kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga Desa Pungaya menjadi lebih mengetahui dan memahami produk-produk olahan rumput laut sehingga diharapkan dapat diadopsi dan dikembangkan menjadi produk yang siap untuk dipasarkan yang nantinya dapat berdampak pada perekonomian keluarga. Capaian dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga Desa Punagaya dalam mengolah rumput laut menjadi sediaan kosmetik dan olahan pangan hingga pengemasannya dan dihasilkan tiga produk rumput laut yang terkemas yaitu masker wajah rumput laut, kerupuk stik keju rumput laut, dan bakso sapi rumput laut. Kata kunci: Rumput laut, masker wajah, kerupuk, bakso. ABSTRACT The geographical location of Punagaya Village, which borders the sea, makes most of the community work as seaweed farmers. Unfortunately, the seaweed produced is still limited to being sold in fresh or dried form. Housewives in Punagaya Village only help their husbands prepare seeds and sort seaweed. Meanwhile, housewives play an important role in supporting the household economy. The local community has never consumed or processed seaweed that they cultivate themselves because they do not know how to process it. Therefore, this community service aims to transfer knowledge and technology regarding the benefits and ways of utilizing seaweed (introducing seaweed diversity products) and making processed seaweed into packaging. The methods used in this service are socialization, interactive discussions, and demonstrations of making seaweed face masks, seaweed cheese stick crackers, and seaweed beef meatballs to training in the use of several sealing tools to package each product. The result of this activity is that the housewives of Pungaya Village become more aware and understand the processed seaweed products so that they are expected to be adopted and developed into products that are ready to be marketed which will have an impact on the family economy. The achievement of this activity was the increase in knowledge and skills of housewives in Punagaya Village in processing seaweed into cosmetic preparations and processed food to its packaging and the resulting three packaged seaweed products namely seaweed face masks, seaweed cheese stick crackers, and seaweed beef meatballs. Keywords: Seaweed, face mask, crackers, meatballs.
Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Spray Gel Ekstrak Etanol Daun Kacang Gude (Cajanus cajan) EKAWATI; Arfiani Arifin; rusman
Jurnal Novem Medika Farmasi Vol. 4 No. 1 (2025): Volume 4 issue 1 2025
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/junomefar.v4i1.1611

Abstract

Kacang gude merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung berbagai senyawa polifenol, diantaranya antosianin, dan flavonoid yang dimana senyawa flavonoid berperan sebagai antioksidan alami yang dapat menetralisir radikal bebas. Tujuan penelitian untuk memformulasi ekstrak etanol daun kacang gude (Cajanus cajan) dalam bentuk sediaan spray gel serta untuk mengetahui nilai IC50 dari sediaan spray gel ekstrak etanol daun kacang gude (Cajanus cajan). Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, selanjutnya dibuat formulasi sediaan spray gel dengan konsentrasi F1 (0,5%), F2 (1%), F3 (1,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kacang gude diperoleh nilai IC50 sebesar 22,928 µg/mL. Nilai IC50 pada sediaan spray gel F1 (0,5%) 45,755 µg/mL, F2 (1%) 41,051 µg/mL, F3 (1,5%) 36,201 µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan spray gel ekstrak daun kacang gude (Cajanus cajan) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Spray gel Ekstrak Etanol Daun Kacang Gude (Cajanus cajan) sebagai Pelembap Kulit Ridha Adhasari; Ekawati, Ekawati; Salsabila, Attina; Nur Ramadhani, andi Muhammmad; Arifin, Arfiani
Jurnal Novem Medika Farmasi Vol. 4 No. 1 (2025): Volume 4 issue 1 2025
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/junomefar.v4i1.1539

Abstract

Kacang gude (Cajanus cajan) merupakan salah satu spesies tanaman famili Leguminoceae yang kaya akan flavonoid yang memiliki manfaat sebagai antioksidan untuk membantu menstabilkan dan menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel-sel dan jaringan sehat. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi ekstrak etanol daun kacang gude (Cajanus cajan) dalam sediaan spray gel yang memenuhi syarat uji mutu fisik. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70% hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dibuat formulasi sediaan spray gel menggunakan variasi konsentrasi daun kacang gude F1 (1%), F2 (1,5%), F3 (2%). Dilakukan pengujian uji mutu fisik meliputi organoleptik, homogenitas, uji pH, viskositas, pola penyemprotan serta waktu kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kacang gude dapat diformulasi dalam bentuk sediaan spray gel dan memenuhi syarat uji mutu fisik.
Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Maceration dan Microwave Assisted Extraction (MAE) Terhadap Penetapan Kadar Flavonoid Total Buah Ara (Ficus racemosa L.) Andry, Muhammad; Ligo, Azzura; Anggi, Reza Destri; Pradita, Diding; Luthvia, Luthvia; Nasution, Muhammad Amin; Pertiwi, Nia Novranda; Arifin, Arfiani
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 2 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i2.859

Abstract

Figs (Ficus racemosa L.) are an essential source of bioactive components such as phenols, terpenoids, flavonoids, and alkaloids with antioxidant properties. Two extraction methods are used to extract flavonoids from figs: conventional and non-conventional. This study aimed to determine the effect of different extraction methods—maceration and Microwave Assisted Extraction (MAE)—on the total flavonoid content in figs (Ficus racemosa L.). The research was conducted using a laboratory experimental method. The procedures included collecting and preparing plant materials, producing simplicia, evaluating simplicia characteristics, conducting phytochemical screening, preparing extracts, and determining total flavonoid content. The results showed that the maximum wavelength of quercetin was 438 nm, with a regression equation of Y = 0.0669x + 0.0084. The average absorbance values of fig extract using the maceration method were 0.216 with methanol, while the MAE method was 0.280 with methanol. The average percentage of flavonoid content using the maceration method was 0.1245% with methanol, while with the MAE method, it was 0.1623% with methanol. The total flavonoid content of fig extract using the maceration method was 1.2451 mgQE/g extract with methanol, while with the MAE method, it was 1.6238 mgQE/g extract with methanol. The study concluded that the highest total flavonoid content was found in the methanol extract obtained through MAE. This extract had a value of 1.6238 mgQE/g extract.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK METANOL ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) VARIASI KONSENTRASI POLIVINIL ALKOHOL (FILM FORMING) Arifin, Arfiani
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v14i1.312

Abstract

Red algae is a type of seaweed that has many biological activities. One of the compounds that acts as an antioxidant from red algae is phenolic compounds. The aim of this research is to determine the optimal concentration of polyvinyl alcohol to produce a red algae (Eucheuma cottonii) methanol extract peel-off gel mask that meets the physical stability test requirements. The extraction method used is maceration using methanol solvent. The formulation was made using varying concentrations of PVA FI (8%), FII (9%) and FIII (10%). Based on the research results, it was found that the most optimal PVA concentration and fulfilled the physical stability test requirements before and after storage was obtained at FIII with a PVA concentration (10%).