Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PEKERJA DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN TINGKAT RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PT X Kadek Agus Budhiadnya; Meily Kurniawidjaja
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 2 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i2.5022

Abstract

Penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit jantung yang paling umum, membunuh 360.900 orang pada 2019. Penelitian menunjukkan sekitar 80 persen dari semua penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, bersama dengan mengadopsi perilaku gaya hidup sehat seperti tidak merokok. Di PT X, PJK masih merupakan penyebab utama kematian pekerja, data 7 tahun terakhir kasus jantung 95 dan 10 kematian. Karena itu, penting untuk melihat bagaimana hubungan karakteristik dan perilaku terhadap PJK. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi cross sectional perusahaan PT X di Kalimantan Timur pada data medis. Penelitian ini menggunakan JCS sebagai alat untuk mengambil data penelitian, Jumlah sampel yang diambil adala sejumlah 250. Hasil analisis, didapatkan faktor risiko dominan yang dapat dimodifikasi yaitu variabel kebiasaan merokok karena memiliki nilai Odds Ratio tertinggi yaitu sebesar 7,930 (95% CI: 4,130 – 15,250). Faktor risiko dominan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu variabel umur karena memiliki nilai Odds Ratio sebesar 6,126 (95% CI: 3,352 – 11,195). Faktor kebiasaan merokok menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam penelitian. Perusahaan sebaiknya menyusun program kesehatan kerja yang mengatur mengenai kebiasaan merokok seperti program berhenti merokok, penegasan area-area dilarang merokok, dan promosi Kesehatan bahaya rokok di PT X
Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Perkantoran: A Systematic Review St. Rahmawaty; L. Meily Kurniawidjaja
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v6i2.581

Abstract

Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi para pekerja perkantoran, membuat seseorang merasa terganggu dan tidak nyaman sehingga bisa mengganggu produktivitas pekerjaannya. Menurut WHO, secara global gangguan muskuloskeletal dialami sekitar 1,71 miliar orang di seluruh dunia, dengan nyeri punggung bawah sebagai kontributor utama kecacatan di 160 negara dan membutuhkan layanan rehabilitasi di 134 dari 204 negara yang dianalisis. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor risiko nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran. Penelitian ini merupakan systematic review menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analyses) dengan dua database yaitu PubMed dan Science Direct. Rentang waktu yang digunakan adalah 2017 – 2022. Kata kunci yang digunakan “Low Back Pain” OR “Office Workers” menghasilkan 7 artikel yang dapat dianalisis dan membahas faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran. Empat jurnal termasuk dalam Q1 dan tiga jurnal lainnya termasuk Q2. Faktor risiko nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran berdasarkan hasil systematic review ini yaitu faktor individu (usia, jenis kelamin, Pendidikan), faktor gaya hidup (merokok, aktivitas fisik), faktor pekerjaan (posisi duduk, durasi duduk, frekuensi istirahat, kursi kerja) dan faktor psikologis (stress dan depresi). Kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran perlu dikendalikan agar meningkatkan produktivitas kerja, seperti melakukan stretching setiap 2 jam sekali di tengah pekerjaan, mengoreksi postur janggal pekerja, memodifikasi peralatan kantor khususnya kursi ergonomis dan sesuai dengan ukuran pekerja.
Religious Coping Strategies For Nurses’ Work Related Stress: A Scoping Review Ika Nopa; L Meily Kurniawidjaja; Dadan Erwandi
Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health Vol 5, No 2 (2023): CONTAGION
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/contagion.v5i2.15197

Abstract

Stress was recognized internationally as a work hazard for nurses, but effective coping can prevent work stress. Religious coping is the type of emotional coping that is widely used by nurses. A compilation of studies related to the role of religious coping in nurses’ work-related stress is still limited. The purpose of this scoping review is to determine the use of religious coping technique in nurses and its impact on stress. Methods: This scoping review was carried out following the PRISMA Statement recommendations checklist, Items for Systematic Reviews, and Meta-Analyses—Extension for Scoping Reviews (PRISMA-SCR). Databases for literature searching were SCOPUS, Springer Link, and Science Direct. The search strategy was (nurse or nursing) and (religious or spiritual) and coping and (job stress or work stress or occupational stress). Only original research articles, published within the last 10 years, in English or Indonesian, free full-text availability, and focusing on nurses’ religious coping synthesized by the authors. Result: A total of 14 articles have been included in the review. 10 out of 11 articles stated that nurses used religious coping. 2 of 2 articles that analyzed the relationship between religiosity and distress stated there was a significant relationship. 2 of 3 articles that analyzed the relationship between religious coping and distress stated there was no significant relationship, and 1 article stated they were significantly related. Conclusion: Religious coping is an emotional coping method commonly used by nurses to reduce stress. Religiosity is a resource for preventing work stress in nurses. There are variations in the results of the relationship between religious coping and stress in nurses. Variations in results can be caused by the type of stressor, level of religiosity, and indicators of religiosity. Future research needs to analyze how the types of stressors and religiosity affect religious coping.  Keyword: Nurse, Religious Coping, Work Stress
HUBUNGAN FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT PUSKESMAS DI KABUPATEN SAMBAS TAHUN TAHUN 2023 Dian Dian; Meily Kurniawidjaja
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.16086

Abstract

Kelelahan merupakan proses alami pada manusia namun dalam kontek pekerjaan, kelelahan kerja harus dicegah dan dihindari. Kelelahan kerja memiliki dampak negatif dan berisiko menimbulkan gangguan baik gangguan fisik, kognitif dan emosional. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor pekerjaan terhadap kejadian kelelahan kerja pada perawat puskesmas di Kabupaten Sambas Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari maret 2023 sampai Mei 2023. Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di puskesmas kabupaten Sambas sejumlah 126 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling dengan quota sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan instrumen kuesioner yang disebarkan dalam bentuk google form. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan alpha 5% (0,05). Hasil uji statistik diperoleh tidak ada hubungan signifikan antara shift kerja p=0.595, beban kerja p=1.000 dan jam kerja p=0.368 dan kelelahan kerja. sementara itu terdapat hubungan signifikan antara stres kerja p=0.001 dan kelelahan kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel stres kerja berpengaruh terhadap kelelahan kerja dan variabel shift kerja,beban kerja dan jam kerja tidak berpengaruh terhadap kelelahan kerja pada perawat puskesmas di Kabupaten Sambas Tahun 2023. Diharapkan manajemen puskesmas dapat menyusun kebijakan dan stategi terkait manajemen kelelahan di tempat kerja.
FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PEKERJA : A Systemactic Review Jeanita Haldy; L.Meily Kurniawidjaja
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.23619

Abstract

Penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease) merupakan penyebab kematian utama secara global. Morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular di tempat kerja telah mengakibatkan hilangnya produktivitas dan kerugian lain bagi perusahaan dan pekerja. Hal ini dapat dicegah dengan focus utama terhadap factor gaya hidup dan gaya bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi factor risiko penyakit kardiovaskular pada pekerja sehingga dapat bermanfaat dalam upaya pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular pada pekerja. Penelitian ini merupakan systematic review menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analysis) untuk mengidentifikasi, memilih dan sintesis studi. Pencarian melalui pusat database yaitu Pubmed dan Sciencedirect. Periode publikasi yang digunakan adalah 2020-2023 dengan kata kunci “Cardiovascular disease” AND “Risk factor” AND “Worker”. Penelitian ini menghasilkan 9 jurnal termasuk dalam Q1 dan 3 jurnal termasuk dalam Q2. Faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pekerja yang dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin dan adanya riwayat keluarga), faktor risiko dengan kondisi medis tertentu yang dapat dimodifikasi (dislipidemia dengan tingginya total kolesterol dan LDL, hipertensi, diabeter melitus, obesitas dan kondisi lingkar pinggang), faktor risiko perilaku yang dapat dimodifikasi (diet yang tidak sehat, konsumsi alkohol yang berlebih, kurangnya aktivitas fisik dan status merokok) dan faktor lingkungan dan pekerjaan (stress psikososial, jenis pekerjaan shift, lingkungan kerja termasuk kebisingan, polusi udara, paparan bahan kimia dan karakteristik pekerjaan).
INTERVENSI FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DI TEMPAT KERJA: A SYSTEMATIC REVIEW Kosasih Kosasih; L. Meily Kurniawidjaja
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.24526

Abstract

Penyakit jantung koroner memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat khususnya masyarakat pekerja. Baik secara global maupun di Indonesia masih menjadi penyebab kematian tertinggi dan menghabiskan anggaran yang sangat besar. Penyakit ini sebagian besar dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai literature terkait intervensi faktor risiko penyakit jantung koroner di tempat kerja. Sehingga program pencegahan serupa dapat dirasakan manfaatnya untuk pekerja, perusahaan dan masyarakat lainnya. Penelitian sistematis ini dilakukan dengan menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) untuk menilai, menelaah dan mensintesis penelitian. Pencarian melalui database PubMed dan Google Schoolar. Periode yang diambil adalah 2018-2023. Kata kunci yang digunakan adalah “Coronary Artery Disease”, “Wellness Program”, “Worksite Intervention”. 7 jurnal penelitian dipilih setelah melalui tahapan yang ditentukan dengan index scopus Q1  dan Q2. Ada beberapa intervensi faktor risiko penyakit jantung koroner yang dijumpai diantaranya adalah aktivitas fisik atau olahraga, pengaturan pola makan, penyuluhan kesehatan, program berhenti merokok dan manajemen stres. Intervensi tersebut untuk mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu obesitas, hipertensi, dislipidemia, diabetes, merokok, konsumsi alkohol, stres, kurang aktivitas fisik. Dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi dari sarana yang dimiliki, intervensi tersebut terbukti signifikan dalam mengendalikan faktor risiko penyakit jantung koroner. Manfaat dapat dirasakan baik oleh pekerja dan perusahaan.
Coping Strategies for Nurses’ Distress in Dealing with the COVID-19 Pandemic: A Scoping Review Ika Nopa; L Meily Kurniawidjaja; Dadan Erwandi
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 27 No 1 (2024): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v27i1.1097

Abstract

It is a well-known fact that the COVID-19 pandemic exacerbated the work stressors of nurses, which were already a problem previously, causing great distress. Hence, the need for effective coping strategies has been realized to prevent such distress, especially if a pandemic recurs. Determining how the types of coping strategies used by nurses impact their distress level in COVID-19 Pandemic. This review was conducted using the PRISMA Statement Recommendations Checklist and PRISMA—Extension for Scoping Reviews (PRISMA-SCR). The databases used were Willey Library, Science Direct, SCOPUS, and Springer Link for the literature search. Nurse and (“coping type” or “brief cope”) and COVID were the keywords used for search. The search was carried out using the following initial filters: “English and Indonesian,” language, and “free full text” availability. Only original research articles with a sample of nurses and a focus on coping with the COVID-19 pandemic were synthesized. The review contained 21 articles in total. In the Brief-COPE framework, an instrument designed to measure the types of coping strategies, there are several ways of classifying the types of coping strategies: based on outcome, engagement, stressor management goals, and source of support. The top coping strategies were acceptance, active coping, planning, religion, positive reframing, and seeking emotional support. Avoidance coping strategies significantly increase one’s depression and anxiety, while acceptance and positive reframing protect against anxiety and depression. This knowledge forms the basis of planning and designing a stress management program for dealing with extreme work stressors, such as pandemics. Future research should investigate how different types of stressors influence the use of coping strategies and distress in other situations. Keywords: coping type, COVID-19, distress, nurse   Abstrak Strategi Mengatasi Distress Perawat dalam Menghadapi Pandemi COVID-19: A Scoping Review. Pandemi COVID-19 memperburuk stresor kerja perawat yang sebelumnya telah menjadi masalah. Koping yang efektif diperlukan untuk mempersiapkan manajemen stres dan mencegah distress jika pandemi terulang. Tinjauan ini bertujuan untuk mengetahui jenis koping yang digunakan perawat dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan pengaruhnya terhadap distress. Tinjauan ini mengikuti panduan ceklis rekomendasi PRISMA, dan PRISMA—Extension for Scoping Reviews (PRISMA-ScR). Pencarian artikel dilakukan pada empat basis data yakni: SCOPUS, Science Direct, Springer Link, dan Willey Library. Nurse dan (“coping type” or “brief cope”) dan COVID adalah kata kunci yang digunakan untuk mencari literatur. Pencarian dibatasi pada artikel berbahasa Indonesia, Inggris, dan dapat diakses lengkap tidak berbayar. Artikel yang ditinjau terbatas pada artikel penelitian berfokus pada koping dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang disintesis oleh penulis dengan perawat sebagai sampel. Sebanyak 21 artikel masuk dalam analisis. Terdapat beberapa cara untuk mengkategorikan jenis koping dalam kerangka Brief-COPE atau instrumen untuk mengukur jenis-jenis koping, yaitu berdasarkan hasil, keterlibatan, tujuan manajemen stres, dan sumber dukungan. Koping teratas yang digunakan perawat adalah penerimaan, koping aktif, perencanaan, agama, pembingkaian ulang positif, dan mencari dukungan emosional. Strategi koping avoidance secara signifikan dapat meningkatkan depresi dan kecemasan sedangkan penerimaan dan positive reframing dapat membentengi diri dari kecemasan dan depresi. Pengetahuan ini menjadi dasar perencanaan program manajemen stres untuk menghadapi stresor kerja ekstrem seperti pandemi. Penelitian di masa depan harus menyelidiki bagaimana berbagai jenis stresor memengaruhi penggunaan strategi koping dan distress dalam situasi lain. Kata Kunci: COVID-19, distress, jenis koping, perawat
Coronary Heart Disease Risk and Associated Risk Factor Among Workers at PT.X in 2023 Jeanita Haldy; L. Meily Kurniawidjaja
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 6: JUNE 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i6.5318

Abstract

Introduction: Coronary heart disease is also a major cause of death and permanent disability among workers. In Indonesia, the estimated loss due to decreased productivity and treatment costs for CHD is 6.8% of GDP per year. The risk of CHD in industry is increased due to stress from long working hours, shift work affecting work, eating, and sleeping patterns. Objective: To evaluate the risk of CHD among workers at PT. X, an oil and gas company, and to describe the frequency distribution of CHD risk factors Method: The research design is descriptive analytics with a cross-sectional design. Sample data was collected from annual health examination data at PT. X in 2023. Framingham risk score (FRS) used to predict the incidence rate of CHD in the next 10 years. Result: The data of PT. X indicates that man employees comprise 76.2%, age <40 years old 44.9%, 8.8% of employees have hypertension, 2.6% diabetes, and 62.1% obese. The results of CHD prediction risk calculations using Framingham are 0.4% of workers at high risk, 15.9% at intermediate risk. Risk factor of CHD found gender (pvalue = 0,000 ; OR 18,6), age (pvalue = 0,000; OR 54,3), SBP (pvalue = 0,002; OR 3,2), TC (pvalue = 0,032; OR 2,1), HDL (pvalue = 0,017; OR 0,4), fasting blood sugar (pvalue = 0,000; OR 6,5), smoking habits (pvalue = 0,000; OR 4,8), and BMI (pvalue = 0,013; OR 4,2). Conclusion: The results of predicting the risk of coronary heart disease over the next 10 years using Framingham among PT.X workers indicate that 0.4% of workers have a high risk and 15.9% have a intermediate risk. Gender, age, systolic blood pressure, total cholesterol, HDL, fasting blood sugar, smoking habits, and body mass index (BMI) are significantly associated with the risk of coronary heart disease.
Distress Factor Analysis of Workers in a Construction Company in 2024 Safitri, Silvana; Kurniawidjaja, L. Meily
INJURITY: Journal of Interdisciplinary Studies Vol. 3 No. 12 (2024): INJURITY: Journal of Interdisciplinary Studies.
Publisher : Pusat Publikasi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58631/injurity.v3i12.1387

Abstract

This study aims to describe the level of distress and risk factors associated with distress in workers in a construction company, which was conducted in May - December 2024. A cross sectional design was carried out in this study. A total of 255 people who have completed the complete online questionnaire were included in the study. The primary data collection was the measurement of the psychosocial state of workers using a questionnaire distributed online. The measurement of worker stress levels also used DASS 21 and the variables of context of work and context of the work were taken using COPSOQ III, NIOSH questionnaires and previous studies that have gone through validity and reliability tests. A multivariate analysis was conducted to identify the risk factors that have a significant effect on dysstress, namely, marital status and career improvement, status and wages. The dominant risk factors for distress in the construction industry in 2024 are increased careers, status, and wages, with a 95% IK: 1,325 - 5,443, after controlling work schedules/hours, organizational culture and function, and marriage. The findings could serve as a foundation for developing targeted strategies to mitigate distress, enhance workplace conditions, and ultimately improve productivity and morale within construction companies. Furthermore, comparative studies across different construction companies or regions could identify best practices and strategies that successfully reduce distress levels among workers facing similar challenges.
Sustaining Digital Health Interventions for Long-Term Cardiovascular Disease Prevention in the Energy Industry Isnadi, Yul; Kurniawidjaja, L. Meily; Ramdhan, Doni Hikmat
Kesmas Vol. 20, No. 5
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cardiovascular disease (CVD) is a major health concern for energy industry workers due to occupational risks. Digital health interventions (DHIs) offer innovative strategies for CVD prevention in this high-risk group. This study aimed to explore the effectiveness and sustainability of DHI by incorporating behavior change theories, behavior change techniques, and principles of persuasive system design. A literature review was performed using PubMed, Scopus, Web of Science, and CINAHL databases to collect relevant information on interventions for CVD prevention among energy sector workers. The results indicated that while DHI could improve physical activity, dietary habits, and medication adherence in the short term, sustaining these changes remained challenging due to intervention fatigue, lack of ongoing support, and changing user engagement. To maintain long-term effectiveness, strategies including adaptive interventions, gamification, social support, and iterative refinement based on user feedback are essential. Furthermore, employing a user-centered design approach and integrating DHIs with existing health programs can further enhance sustained behavior change. In conclusion, DHI holds significant potential for CVD prevention in the energy industry. However, its long-term success requires structured approaches, personalized strategies, and ongoing evaluation tailored to this unique occupational setting.