Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Phylogenetic Analysis of Thymidin Kinase Gene Koi HerpesVirus (KHV) in Some Freshwater Fish Aquaculture Centers in East Java Budi Rianto Wahidi
Jurnal Sain Veteriner Vol 32, No 1 (2014): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28526.374 KB) | DOI: 10.22146/jsv.5430

Abstract

Koi Herpesvirus ( KHV ) is a virus that infects goldfish and koi that resulted in mass death and cause economic and social losses. The use of Polymerase Chain Reaction (PCR) technique to detect KHV was done  in nila and gurame. Proof that KHV could infect nila and gurame KHV following genetic variation in each definitive host and spreading area have not been done. Based on these problems, this research was conducted to study the genetic variability and genetic relationships between KHV isolates in some freshwater fish as the definitive host koi, komet , koki, nila and gurame that exist in the area of East Java. The results showed that clinically the gills were pale and hemorrage the end of the tail fin. Electrophoresis results showed that all samples from  KHV infected  koi, koki, komet, nila and gurame  were all  positive but the sequencing results for tilapia and carp could not be further identified using the BLAST program. Genetically,  koi fish, koki and komet isolates were identical to GenBank isolates code KHV-GZ11 and Indo_0K02SS.
Analisis Kadar Histamin pada Produk Olahan Ikan Pindang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Menggunakan ELISA Budi Rianto Wahidi; Adi Suseno; Dewi Alima Nostalia Suseno; Dewi Nurmalita Suseno; Nisa Hakimah
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 13 No 2 (2022): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.523 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v13i2.1791

Abstract

Histamin merupakan salah satu indikator keamanan mutu pangan untuk produk olahan ikan. Histamin dimungkinkan terkandung pada ikan pindang karena beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar histamin pada ikan pindang yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dan kenaikan kadar histamin pada ikan pindang. Sampel ikan pindang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Sidoarjo dan diuji menggunakan metode ELISA. Hasil uji terhadap beberapa parameter menujukkan bahwa nilai pH berkisar antara 6,05 – 6,95; kadar air 13,11 – 27,79%; kadar garam 6,71 – 12,31%; dan kadar histamin 4,143 – 11,450 ppm. Kadar histamin tertinggi diperoleh dari sampel ikan pindang dengan kadar air yang tinggi dan kadar garam yang rendah.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI Clarias gariepinus YANG TERINFEKSI Edwardsiella tarda DI KEDIRI - JAWA TIMUR Budi Rianto Wahidi; Novia Christi Prihartini
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia VOL 10, NO 2 (2022): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v10i2.18863

Abstract

Clarias gariepinus is one of the freshwater fish that is easy to culture, but is also susceptible to Edwardsiella tarda infection. Although this is convenient to treated, the consequences of this bacterial infection are quite detrimental. The method used in this study is a biochemical test followed by histopathological examination to observe tissue changes that occur in the Clarias gariepinus organ. The results showed that 5 out of 17 samples were infected with Edwardsiella tarda with pathological features showing edema, congestion, lymphocyte infiltration, macrophage proliferation, and necrosis in all organs.
Perhitungan Kadar Air, Rendemen dan Uji Organoleptik pada Ikan Asin : The Calculation of Moisture Content, Yield and Organoleptic Tests on Salted Fish Nurfitriyani, Annisa; Triyastuti, Meilya Suzan; Shitophyta, Lukhi Mulia; Wahidi, Budi Rianto; Mukhaimin, Iman
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 12 No.1 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.1.2024.53300

Abstract

Salted fish is a processed fishery product using salting and drying methods. Salted fish has a low moisture content because the salting process involves mass transfer by osmosis and drying involves heat transfer by solar radiation. This research aims to determine the moisture content, yield, and organoleptic tests on salted fish products using the dry salting method with varying salt concentrations of 10%, 20%, and 30%. The results of this study showed that the moisture content in each sample with a salt concentration of 10% (sample 1), 20% (sample 2), and 30% (sample 3) experienced a decrease in moisture content with the length of drying time for the fish. The lowest moisture content of salted fish in sample 3 with a salt concentration of 30%, was 6%. The longer the drying time for the fish and the higher the salt concentration in the fish, the lower the yield figures for each sample with concentrations of 10%, 20%, and 30%. In sample 1 the yield value obtained was 3% with a time of 414 hours, sample 2 was 3% with a time of 300 hours and in sample 3 the yield value was 3% with a time of 72 hours. For the organoleptic test results, the appearance aspect of sample 3 with a salt concentration of 30%, was highly favored by the panelists with an average value of (8.0); for the odor aspect of sample 1 with a salt concentration of 10%, the panelists liked it very much, obtaining a mean value of (8.3); For the taste and texture aspects, sample 3 got a mean score of 8.1 and 8.0 in the very like category. Meanwhile, for the fungal aspect in samples 1,2, and 3, the average value was 8.0, with the category of really liking the quality specifications, there was no fungus. The Salted fish products in this research are by the SNI standard no. SNI 8273:2016 concerning the maximum moisture content of salted fish of 40% and SNI no. 01-2346-2006 concerning the standard minimum organoleptic test value of least 7. Kata kunci:  salted fish, moisture content, yield   Ikan asin merupakan olahan hasil perikanan dengan menggunakan metode penggaraman dan pengeringan. Ikan asin mempunyai kadar air yang rendah karena proses penggaraman melibatkan perpindahan massa secara osmosis dan pengeringan melibatkan perpindahan panas dengan radiasi matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, rendemen dan uji organoleptik pada produk ikan asin menggunakan metode penggaraman kering dengan variasi konsentrasi garam 10%, 20%, dan 30%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada masing-masing sampel dengan konsentrasi garam 10% (sampel 1), 20% (sampel 2) dan 30% (sampel 3) mengalami penurunan kadar air seiring lamanya waktu pengeringan pada ikan. Kadar air terendah ikan asin pada sampel 3 dengan konsentasi garam 30% yaitu sebesar 6%. Semakin lama waktu pengeringan ikan dan tingginya konsentrasi garam pada ikan, maka angka rendemen pada masing-masing sampel dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% pun semakin rendah. Pada sampel 1 nilai rendemen yang didapatkan adalah 3% dengan lama waktu 414 jam, sampel 2 pun 3% dengan lama waktu 300 jam, dan pada sampel 3 memiliki nilai rendemen 3% dengan lama waktu 72 jam. Untuk hasil pengujian organoleptik, pada aspek kenampakan sampel 3 dengan konsentrasi garam sebesar 30% sangat disukai panelis dengan nilai rata-rata (8,0); untuk aspek bau sampel 1 dengan konsentrasi garam sebesar 10% sangat disukai panelis dengan memperoleh nilai rerata (8,3); untuk aspek rasa dan tekstur sampel 3 endapatkan nilai rerata 8,1 dan 8,0 dengan kategori sangat suka. Sedangkan untuk aspek jamur pada sampel 1,2 dan 3 memiliki nilai rerata 8,0 dengan kategori sangat suka dengan spesifikasi mutu tidak terdapat adanya jamur. Produk Ikan Asin pada penelitian ini telah sesuai dengan standar SNI no SNI 8273: 2016 tentang kadar air ikan asin maksimum 40% dan SNI no 01-2346-2006 tentang standar nilai minimum pengujian organoleptik minimal 7. Kata kunci:  ikan asin, kadar air, rendemen
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN APLIKASI PENGKAYAAN BIOENKAPSULASI NAUPLI ARTEMIA DENGAN KOMBINASI EKSTRAK KETAPANG JAHE KENCUR KUNYIT DI HATCHERY DESA PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Jayanti, Shara; Sugianti, Budi; Asmarani, Anja
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 7 No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v7i1.8744

Abstract

Budidaya udang vannamei skala rumah tangga di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, seringkali menghadapi masalah kematian pada benih atau larva. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan pembudidaya dalam meningkatkan kelangsungan hidup larva udang melalui pemberian pakan fungsional berupa bioenkapsulasi naupli artemia yang diperkaya dengan ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit sebagai imunostimulan. Metode yang digunakan meliputi pelatihan dan pendampingan kepada pembudidaya tentang pembuatan imunostimulan dari ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit dan bioenkapsulasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bioenkapsulasi naupli artemia dengan ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas benih udang dan mengurangi tingkat kematian. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya udang vannamei skala rumah tangga.
EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Asmarany, Anja; Hakimah, Nisa; Jayanti, Shara; Setyatuti, Tri Ari; Suseno, Dewi Nurmalita; Sugianti, Budi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.138-144

Abstract

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) berpotensi besar, namun rentan terinfeksi bakteri dan memerlukan solusi alternatif pengganti antibiotik sintetis. Daun ketapang (Terminalia catappa) dan bawang putih (Allium sativum) bersifat antimikroba dan imunostimulan, namun efektivitas dan formulasi optimal masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kombinasi daun ketapang dan bawang putih untuk mencari alternatif pengendalian bakteri yang lebih aman, mengingat penggunaan obat berlebihan dapat memicu resistensi. Daun ketapang dan bawang putih dipilih sebagai imunostimulan herbal yang potensial menekan bakteri Aeromonas tanpa dampak negatif bagi lingkungan. Metode yang digunakan adalah eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu  Perlakuan Kontrol tanpa pemberian ekstrak daun ketapang dan bawang putih, Perlakuan A (komposisi 75 % daun ketapang dan 25% bawang putih), Perlakuan B (komposisi 50 % daun ketapang dan 50% bawang putih), dan Perlakuan C (komposisi 25 % daun ketapang dan 75% bawang putih). Pengujian mencakup uji fitokimia, zona hambat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl), analisis kualitas air dan pertumbuhan ikan dengan uji statistik. Hasil menunjukkan kombinasi 50% daun ketapang dan 50% bawang putih (Perlakuan B) merupakan yang terbaik dan berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh ikan dengan kadar alkaloid tertinggi sebesar 37,91% (b/b) dengan persentase Relative Percent Difference (RPD) 1,5%, IC50 Uji DPPH 3,79 mg/ml, menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan hasil zona hambat terbesar, pertumbuhan berat terbaik dengan ABW mencapai 17,60 ± 6,84 gram/ekor dan ADG 1,53 g/minggu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi daun ketapang dan bawang putih dapat menjadi imunostimulan alami yang ramah lingkungan dalam budidaya ikan nila.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa) DAN KENCUR (Kaempferia galanga) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOI (Cyprinus carpio) Hakimah, Nisa; Wahidi, Budi Rianto; Suseno, Dewi Nurmalita; Setyastuti, Tri Ari; Sugianti, Budi; Yudana, I Gusti Putu Gede Rumayasa
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 12 No. 2 (2024): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v12i2.8

Abstract

Pertumbuhan yang lama menjadi salah satu kendala dalam budidaya ikan koi. Pemberian ekstrak bahan herbal sebagai pemacu pertumbuhan melalui perendaman masih jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perendaman ekstrak kunyit dan kencur dengan waktu berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2023 selama 5 minggu (35 hari) di Laboratorium Patologi Ikan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu K (kontrol), B1 (perendaman 30 menit), B2 (perendaman 45 menit), dan B3 (perendaman 60 menit). Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut Tukey yang menunjukkan bahwa perendaman ikan koi ke dalam ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit (perlakuan B2) merupakan hasil terbaik dengan nilai kelangsungan hidup 86,67±0,57%, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 3,27±0,03 gram, pertumbuhan panjang mutlak 0,27±0,02 cm, efisiensi pakan 86,73±4,18%, dan konversi pakan sebesar 1,15±0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah perendaman ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit dapat memberikan peningkatan kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, dan efisiensi pakan serta menurunkan nilai konversi pakan. Ekstrak kunyit dan kencur yang diberikan pada ikan koi berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan sehingga dapat direkomendasikan sebagai pemacu pertumbuhan pada budidaya ikan air tawar.