Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

The Effect Of Traditional Saline Solution Concentration And Fermentation Duration On The Quality Of Tilapia Sauce Leody Yuwono Putra; Moch. Amin Alamsjah; Dwi Yuli Pujiastuti; Shofy Mubarak
Grouper Vol. 16 No. 1 (2025): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v16i1.306

Abstract

The fermentation process has been known for a long time, this process basically occurs in a food. At the beginning of its appearance, the fermentation process is used by many western countries to create a food that has many flavors. In tilapia, there are carbohydrates, protein, fat, as well as a number of vitamins B3, B12, potassium, phosphorus, and selenium. For many people, besides being high in nutrition, and having a savory and sweet taste, fish sauce is also very easy to make and the cost to make it is quite cheap and doesn't take a long time. The aim of this study was to determine the effect of traditional salt concentration and the effect of fermentation time on the quality of fish sauce. The research method used was an experiment with Completely Randomized Design (CRD) as the experimental design. The treatments used were the addition of saline solution concentration and fermentation duration, each treatment was repeated 3 times. The independent variables in this study were the concentration of traditional salt used and the time of fermentation. The controlled variables in this study were Streptococcus lactis bacteria, pineapple fruit, temperature, pH and tilapia. The dependent variable measured was the quality of tilapia fish sauce using proximate analysis and NaCl test in percent (%). In this investigation, the optimal treatment was a 7-day fermentation with a 5% saline solution concentration (W3K1), with a protein content of 17.38%, water content of 68.66%, ash content of 8.12%, fat content of 10.85%, and 0% carbohydrate content
ANALISIS PROKSIMAT DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT PEDADA (Sonneratia caseolaris) SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF Andriyono, Sapto; Hasanah, Uswa; Pujiastuti, Dwi Yuli; Hidayati, Nuning Vita
Journal of Aquatropica Asia Vol 10 No 1 (2025): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Program Studi Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/joaa.v10i1.6192

Abstract

Biskuit merupakan salah satu produk makanan ringan yang digemari oleh banyak kalangan Masyarakat yang saat ini banyak sekali inoasi ang dikembangkan. Salah satu biskuit yang dikembangkan dari sumber tepung alternatif adalah biscuit pedada yang dibuat dari tepung buah mangrove jenis Sonneratia caseolaris. Penelitian telah dilaksanakan dar Desember 2022 hingga Februari tahun 2024 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Kimia dan Analisis di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Parameter pengujian selain analisis proksimat pada produk juga dilakukan uji organoleptik. Berdasarkan hasil uji proksimat, biskuit dengan substitusi tepung pedada menunjukkan rata-rata penilaian kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, dan kadar air pada setiap perlakuan yaitu P0 kontrol (0%), 25% (P1), 50% (P2), 75% (P3). Sementara hasil pengujian organoleptik yang dilakukan memiliki penilaian kualitas warna (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara substitusi tepung pedada terhadap kualitas warna, aroma, rasa, dan tesktur pada biskuit. Substitusi tepung terigu dengan tepung buah pedada pada biskuit berpengaruh terhadap meningkatkan karbohidrat serta rendah protein dan lemak dan mengurangi kadar gluten. Pengujian organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan dengan hasil terbaik ialah pada P1, konsentrasi tepung pedada 25% memiliki warna, tekstur, dan aroma yang paling disukai panelis.
Pengaruh Penambahan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) terhadap Fisikokimia dan Organoleptik Siomay Ikan Kembung (Rastrelliger sp.): The Effect of Adding Red Spinach (Amaranthus tricolor L.) on the Physiochemistry and Organoleptics Content of Mackerel Fish (Rastrelliger sp.) Dumplings Nirmala, Dwitha; Fadillah, Amanda Rakhma; Pujiastuti, Dwi Yuli
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 2 (2025): JFMR on July
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.02.7

Abstract

Siomay merupakan produk olahan sejenis dimsum yang biasanya terbuat dari bahan baku daging ayam yang dihaluskan, kemudian dibungkus dengan kulit pangsit. Seiring kebutuhan tubuh akan zat gizi yang meningkat, maka dilakukan pengkayaan untuk menghasilkan produk pangan yang memiliki kandungan lebih seimbang. Selain itu, supaya menghasilkan produk pangan yang memiliki tekstur yang padat dan kompak. Pengkayaan tersebut dapat diperoleh dari ikan kembung berupa protein dan penambahan sayuran bayam merah yang kaya serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) terhadap fisikokimia dan organoleptik produk siomay ikan kembung (Rastrelliger sp.). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dengan 5 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini berupa siomay ikan kembung yang diberi penambahan bayam merah, yaitu P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%), dan P3 (15%). Hasil penelitian menunjukkan penambahan bayam merah berpengaruh terhadap fisikokimia dan organoleptik siomay ikan kembung. Nilai fisikokimia terbaik didapat pada penambahan bayam merah 5% dengan nilai rata-rata kadar protein 5,35%, kadar lemak 2,29%, kadar air 44,96%, kadar abu 1,31%. Siomay ikan kembung dengan penambahan bayam merah berpengaruh nyata terhadap hasil uji analisis tekstur dan oragnoleptik yang menunjukkan nilai signifikasi (P<0,05).   Siomay is a processed product similar to dimsum which is usually made from ground chicken meat, then wrapped in wonton skin. As the body's need for nutrients increases, enrichment is carried out to produce food products that have a more balanced content. Apart from that, to produce food products that have a dense and compact texture. This enrichment can be obtained from mackerel fish in the form of protein and the addition of red spinach which is rich in fiber. This research aims to determine the effect of adding red spinach (Amaranthus tricolor L.) on the physicochemistry and organoleptics of mackerel (Rastrelliger sp.) dumpling products. This research was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of four treatments with 5 replications. The treatment in this study was mackerel dumplings with the addition of red spinach, namely P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%), and P3 (15%). The results showed that the addition of red spinach had an effect on the physicochemical and organoleptic properties of mackerel fish dumplings. The best physicochemical values ​​were obtained by adding 5% red spinach with an average value of protein content of 5.35%, fat content of 2.29%, water content of 44.96%, ash content of 1.31%. Mackerel dumplings with the addition of red spinach had a significant effect on the results of texture and oragnoleptic analysis tests which showed significant values ​​(P<0.05).
BILANGAN PEROKSIDA KETENGIKAN MINYAK IKAN GABUS (Channa striata) SELAMA PENYIMPANAN DENGAN PENAMBAHAN LIKOPEN KASAR BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum) Novrida, Alya Shaka; Pujiastuti, Dwi Yuli; Saputra, Eka
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.115-123

Abstract

Ikan gabus (Channa striata) sering dimanfaatkan sarinya karena mengandung albumin untuk mempercepat proses penyembuhan luka Proses ekstraksi albumin dari ikan gabus menghasilkan minyak samping yang kaya asam lemak tak jenuh, seperti omega-3 dan omega-6. Minyak ikan gabus mengandung banyak ikatan rangkap yang mudah mengalami reaksi oksidasi. Salah satu cara untuk menghambat oksidasi minyak ikan adalah dengan menambahkan antioksidan. Antioksidan sintetis dinilai berbahaya bagi tubuh serta memiliki efek samping, sehingga penelitian ini memanfaatkan antioksidan alami dari likopen kasar buah tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan likopen kasar buah tomat dan variasi suhu penyimpanan terhadap bilangan peroksida minyak ikan gabus selama penyimpanan. Metode penelitian yang digunakan adalah uji eksperimental pada minyak ikan gabus yang terdiri dari empat perlakuan terdiri dari satu kontrol tanpa likopen dan tiga perlakuan dengan penambahan likopen kasar 60 g/200 ml pada suhu penyimpanan 28°C, 5°C, dan -9°C selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan optimal penyimpanan minyak ikan terdapat pada perlakuan penambahan likopen kasar dengan penyimpanan kulkas 5°C berdasarkan hasil uji bilangan peroksida terkecil 3,33 meq/kg pada hari ke-21 serta nilai organoleptik parameter bau dan kekeruhan terbaik.
Pengaruh Fortifikasi Tepung Tulang Ikan Bandeng (Chanos chanos) Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Daya Terima Roti Tawar Mahfiroh, Ririn; Sahidu, Adriana Monica; Pujiastuti, Dwi Yuli
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 4 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i4.1665

Abstract

Limbah tulang ikan bandeng ialah produk sampingan dari industri perikanan yang belum termanfaatkan secara maksimal. Produk tersebut terdapat kandungan kalsium dan protein tinggi sehingga potensial diolah sebagai bahan fortifikasi pangan. Roti tawar sebagai makanan yang populer di masyarakat diketahui rendah akan kandungan kalsium. Penelitian ini bertujuan guna mengkaji pengaruh penambahan tepung tulang ikan bandeng terhadap karakteristik fisikokimia dan tingkat kesukaan konsumen pada roti tawar. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima tingkat konsentrasi fortifikasi, yakni 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%, masing-masing dengan empat kali ulangan. Parameter ujinya meliputi kadar air, protein, abu, dan kalsium, serta atribut tekstur seperti hardness, cohesiveness, springiness, dan chewiness, disertai uji hedonik pada warna, rasa, tekstur, dan aroma. Hasil menunjukkan bahwa fortifikasi tepung tulang ikan bandeng berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap sebagian besar parameter, kecuali warna. Peningkatan konsentrasi fortifikasi menyebabkan naiknya kadar protein, abu, dan kalsium, namun menurunkan kadar air dan beberapa parameter tekstur. Perlakuan terbaik diperoleh pada fortifikasi 5% (P2) berdasarkan analisis Bayes, dengan skor tertinggi pada seluruh parameter. Fortifikasi tepung tulang ikan bandeng sebesar 5% terbukti mampu memperkaya kandungan gizi roti tawar tanpa mengurangi tingkat kesukaan konsumen, serta menjadi upaya pemanfaatan limbah perikanan yang fungsional dan bernilai ekonomi.