Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGGUNAAN LIMBAH MEDIUM TANAM JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DALAM PENYERAPAN WARNA LIMBAH CAIR BATIK Dewi, Ratna Stia; Dwiputranto, Uki
Prosiding Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Prosiding

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Medium tanam budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang telah termanfaatkan akan menimbulkan limbah baru. Permasalahan limbah yang tidak dapat dihindarkan karena setelah pemanenan, medium tanam jamur (baglog) selalu dibuang sebagai limbah karena tidak mampu ditumbuhi jamur tiram lagi. Pemanfaatan limbah medium yang selama ini telah dilakukan dianggap kurang efektif. Pemanfaatan lain yang sedang dikembangkan adalah sebagai agen dekolorisasi limbah cair batik. Limbah baglog masih mengandung miselium P. ostreatus dan selulosa yang berperan sebagai penyerap pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan limbah medium tanam P. ostreatus pada proses penyerapan warna limbah batik, serta kombinasi rasio berat limbah medium : volume limbah batik dan waktu inkubasi manakah yang mampu menyerap warna limbah batik secara optimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasilnya menunjukkan bahwa limbah medium tanam P. ostreatus mampu menyerap warna limbah cair batik serta kombinasi rasio berat limbah medium : volume limbah batik 1:2 dan waktu inkubasi 72 jam yang mampu menyerap warna limbah batik secara optimum.
Aspergillus sp. 3 pada Pengolahan Limbah Cair Batik Kutawaru Cilacap dan Pengaruhnya terhadap Zea mays dan Vigna radiata Dewi, Ratna Stia; Khotimah, Khusnul
Life Science Vol 8 No 2 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v8i2.37102

Abstract

The Kutawaru written batik industry in Cilacap, Central Java developed rapidly but has the potential in environmental pollution. The wastewater of Kutawaru batik is still treated conventionally and need alternative method to minimize the pollution utilize microorganism agents, such as Aspergillus sp. 3. The purpose of this study was to determine the ability of Aspergillus sp. 3 in reducing the color of batik waste of Kutawaru and to determine the effect of the treatment results of Aspergillus sp. 3 in corn and green beans. The study was conducted by experimental methods. The results showed that isolate of Aspergillus sp.3 was able to reduce the color of Kutawaru written batik wastewater by 76.303% with an average mycelium dry weight of 0.153 g. Aspergillus sp. 3 effect on the growth of corn and green beans. The percentages of germination in corn for batik waste, water and wastewater after fungal treatment were 22%, 100%, 89%, while in green beans were 0,100,100%, respectively. Leaf buds length (cm) corn in batik wastewater, water and wastewater after fungal treatment were 0.2; 4.28; and 1.58, while in green beans were 0 in batik waste, 9.47 in water and 1.29 in waste after fungal treatment. The amount of leaves after fungal treatment on corn was 2 which was the same as the amount in clean water, while on the wastewater did not grow. Aspergillus sp. 3 can reduce the color of batik waste Kutawaru and good effect on plant growth. Keywords: Aspergillus sp. 3; batik waste Kutawaru; Zea mays; Vigna radiata. Industri batik tulis Kutawaru di Cilacap-Jawa Tengah semakin berkembang, namun limbahnya berpotensi mencemari lingkungan. Air limbah batik sementara ini masih diolah secara konvensional. Diperlukan metode lain yang dapat digunakan dalam upaya meminimalisir dampak pencemaran menggunakan agen mikroorganisme, misalnya Aspergillus Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemampuan jamur Aspergillus sp. 3 dalam menurunkan warna limbah batik tulis Kutawaru dan menentukan pengaruh perlakuan Aspergillus sp. 3 terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan isolat Aspergillus sp.3 mampu menurunkan warna limbah batik tulis Kutawaru sebesar 76,303% dengan rata-rata berat kering miselium sebesar 0,12 g. Hasil perlakuan Aspergillus sp. 3 berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung dan kacang hijau. Persentase perkecambahan pada jagung untuk limbah batik, air bersih, dan limbah setelah perlakuan sebesar 22%, 100%, 89%, sedangkan pada kacang hijau berturut-turut sebesar 0, 100, 100%. Panjang tunas (cm) pada jagung di limbah batik, air bersih, dan limbah setelah perlakuan berturut-turut 0,2; 4,28; dan 1,58, sedangkan pada kacang hijau 0 pada limbah batik; 9,47 pada air bersih; dan 1,29 pada limbah setelah perlakuan. Jumlah daun jagung setelah perlakuan pada jagung= 2, sama seperti jumlah pada air bersih, sedangkan di limbah tidak tumbuh. Perlakuan Aspergillus sp. 3 dapat menurunkan warna limbah batik tulis Kutawaru dan berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman. Kata kunci: Aspergillus sp. 3; batik waste Kutawaru; Zea mays; Vigna radiata
OPTIMASI WAKTU INKUBASI DAN pH Ganoderma sp. DARI KEBUN RAYA BATURRADEN UNTUK DEKOLORISASI RBBR Gita, Maria Pricilia; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 1 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.1.1771

Abstract

Jamur pelapuk putih diketahui memiliki kemampuan untuk mendekolorisasi pewarna, salah satunya jamur Ganoderma sp. dari Kebun Raya Baturraden. Jamur tersebut mampu mendekolorisasi Remazol Brillliant Blue R (RBBR) yang bersifat toksik, mutagenik, karsinogenik, dan stabil terhadap perlakuan fisika maupun kimia. Proses dekolorisasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti waktu inkubasi dan pH. Setiap jamur pelapuk putih memiliki waktu inkubasi dan pH optimum yang berbeda dalam mendekolorisasi pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat Ganoderma sp. dari Kebun Raya Baturraden dengan waktu inkubasi dan pH berbeda dalam mendekolorisasi pewarna RBBR, serta mengetahui variasi waktu inkubasi dan pH yang menunjukkan hasil terbaik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Perlakuan variasi pada penelitian ini terdiri dari waktu inkubasi yaitu 24, 48, 72, 96, dan 120 jam, serta pH 3, 4, 5, 6, dan 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ganoderma sp. dari Kebun Raya Baturraden mampu mendekolorisasi RBBR pada waktu inkubasi dan pH berbeda dengan persentase dekolorisasi 4,10% - 83,04%. Persentase dekolorisasi tertinggi ditunjukkan pada waktu inkubasi 96 jam dan pH 6, yaitu 83,04%. Hal tersebut membuktikan bahwa Ganoderma sp. dari Kebun Raya Baturraden memiliki waktu inkubasi optimum 96 jam, serta pH optimum 6 untuk mendekolorisasi RBBR.
Aktivitas Enzimatik Isolat Jamur Auricularia sp., Trametes sp., dan Pholiota sp. pada Pewarna Remazol Brilliant Blue R dengan Variasi pH Hadi, Agung Wiriat Putra Pratama; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 1 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.1.1772

Abstract

Limbah dari industri tekstil berupa zat warna sintetik seperti Remazol Brilliant Blue R (RBBR) dapat menimbulkan pencemaran lingkungan akibat sifat zat warna RBBR yang toksik dan sulit terurai. Isolat Auricularia sp.,Trametes sp., dan Pholiota sp. memiliki enzim yang mampu mendekolorisasi komponen pewarna RBBR. Aktivitas enzim lignolitik seperti lakase yang dimiliki jamur mampu mengoksidasi pewarna tekstil. Aktivitas enzim lakase dipengaruhi oleh jenis jamur yang digunakan, pH, suhu, dan waktu inkubasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzim lakase dari isolat jamur Auricularia sp., Trametes sp., dan Pholiota sp. dalam pewarna RBBR pada nilai pH berbeda, serta mengetahui isolat pada pH optimum yang memiliki aktivitas enzim lakase dalam pewarna RBBR. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel bebas yang diamati adalah jenis isolat dan kondisi pH (4, 8, dan 12), sedangkan variabel tergantungnya adalah kemampuan isolat dalam menghasilkan enzim. Parameter utama yang diamati adalah aktivitas enzim Lakase. Parameter pendukung terdiri atas nilai bobot kering miselium. Hasil menunjukan ketiga isolat memiliki aktivitas enzim lakase dalam RBBR dengan pH berbeda. Aktivitas tertinggi terdapat pada Trametes sp. dalam RBBR dengan pH 4 yaitu sebesar 101,9 U/mL. Aktivitas terendah terdapat pada Aricularia sp. dalam RBBR dengan pH 4 sebesar 48,6 U/mL.
Aspergillus sp. For Indigosol Blue and Remazol Brilliant Blue R Decolorization Ulfimaturahmah, Fitria Ayudi; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 3 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.3.1795

Abstract

Synthetic dyes are artificial dyes manufactured by Industry and commonly used for the textile industry. These dyes had potentially caused an environmental problem. Many types of dyes are recalcitrant and have toxic properties for living organisms. It can be removed by decolorization method, especially a biological decolorization by fungi. Fungi were chosen due to the ability to degrade toxic components. Aspergillus sp. is the fungi which commonly used for dye decolorization. It might be caused that Aspergillus sp. is one type of fungi lived in the textile waste and expected not to die in the dye decolorization treatment. The purpose of this research was to investigate the ability of the mycelia pellets of Aspergillus sp to decolorized Indigosol Blue dye and Remazol Brilliant Blue R (RBBR) dye. This research showed that mycelial pellets of Aspergillus sp. had high activity of decolorization of Indigosol Blue dye up to 85.37% and RBBR dye up to 80.21% and caused low pH value after 24 hour incubation time compared to the control solution.
Aktivitas Enzimatik Isolat Trametes spp. dari Kebun Raya Baturraden dalam Pewarna Batik dengan Variasi Konsentrasi Indigosol Blue Glukosa Adrir, Mutia Syarifah; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 2 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.2.1810

Abstract

Indigosol Blue merupakan salah satu zat warna sintetik Antraquinon yang digunakan sebagai pewarna biru pada industri pencelupan tekstil dan bersifat rekalsitran dan non-biodegradable, sehingga tidak mudah rusak oleh perlakuan kimia maupun fotolitik. Isolat Trametes sp. diyakini memiliki kemampuan mentransformasi komponen pewarna melalui mekanisme degradasi enzimatik. Trametes sp. mampu menghasilkan enzim ekstraseluler ligninolitik yang dapat mendegradasi komponen xenobiotik dalam limbah pewarna indigosol menjadi bentuk yang tidak toksik di lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan tiga isolat uji dalam menghasilkan enzim dalam pewarna Indigosol Blue pada konsentrasi glukosa berbeda serta mengetahui isolat dengan konsentrasi glukosa optimum yang memiliki aktivitas enzim terbaik dalam pewarna Indigosol Blue. Pengukuran aktivitas enzimatik dilakukan dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat-isolat uji dapat menghasilkan enzim dalam pewarna Indigosol Blue pada konsentrasi glukosa berbeda. Aktivitas enzim pada masing-masing perlakuan berbeda-beda dan menunjukkan hasil yang signifikan. Data uji lanjut memperlihatkan bahwa isolat Trametes sp. strain A memiliki aktivitas enzim terbaik dalam pewarna Indigosol Blue dengan konsentrasi glukosa 0,5%. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsentrasi glukosa di atas 0.5% dapat menghambat aktivitas lakase, sehingga aktivitas lakase dalam zat pewarna rendah. Kata kunci: enzim ligninolitik, fungi, glukosa, Indigosol Blue, Trametes sp.
Decolorization Of Indigosol Blue Dye Using Trametes versicolor F200 and Aspergillus sp Pertiwi, Sunu; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 2 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.2.1835

Abstract

The dyeing process of batik eventually produces much of wastewater. The difficult degradation and the dangers posed within the synthetic dyes are the main concerns in finding efficient wastewater treatment. Biological treatment has been known to be an effective technique of reducing or eliminating color intensity in wastewater. Fungi is one organism that can decompose many environmental pollutants. The aims of this research were to determine the ability of fungal isolates in decolorizing the synthetic dyes and analyzed which treatment has the highest decolorization percentage. Fungal isolates of Trametes versicolor F200 and Aspergillus sp. were used as a biological agent to decolorize of Indigosol Blue dye. The decolorization percentage was analyzed by spectrophotometer method. The result showed that T. versicolor F200 and Aspergillus sp. able to decolorize Indigosol Blue dye. The decolorization treatment of Indigosol Blue dyes using T. versicolor F200 showed the highest decolorization percentage reaching 97.21%.
Biodegradasi Bioplastik Berbasis Pati Menggunakan Isolat Fungi Indigenous Asal Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel, Kabupaten Banyumas Fa'is, Jimmy Al; Dewi, Ratna Stia; Sari, Ajeng Arum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 3 No 4 (2021): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2021.3.4.4605

Abstract

The use of plastic in Indonesia, especially as packaging, is very popular among the public, because it is practical and has many uses. Plastic consumption in 2020 even reached 67.8 million tons per day. Therefore, one way to overcome this problem is to use and produce biodegradable plastics or bioplastics. Biodegradation of bioplastics can be done with fungi. The potential place to find bioplastic degrading fungi is the Gunung Tugel Ex-Final Disposal Site (TPA). Considering the fact that bioplastics have a fairly good level of degradation, in this study a starchbased biodegradation test will be carried out using isolates of indigenous fungi originating from Ex-TPA Gunung Tugel using the method of calculating the weight loss of bioplastics (weight loss). This study aims to obtain starch-based bioplastic degrading fungi isolates from Ex-TPA Gunung Tugel, Banyumas Regency and determine the highest biodegradability ability of starchbased bioplastics by fungal isolates from Ex-TPA Gunung Tugel, Banyumas Regency. The results showed that isolates of indigenous fungi that had the potential to degrade starch-based bioplastics from Ex-TPA Gunung Tugel, Banyumas Regency were obtained from the genus Aspergillus (GT2 isolate) and Penicillium (GT1, GT3, GT4, GT5, and GT6) isolate. The highest biodegradability of starch-based bioplastics was found by fungi from the genus Aspergillus, namely, isolate GT2 with a weight loss of 21.84%. The biodegradation occurs due to the activity of endoamylase, exoamylase, and glucanase enzymes produced by fungi. The observation of the texture of the bioplastic resulted in a significant change in color, namely from the white bioplastic sheet to brownish. These observations also showed the attachment of fungal mycelium on the surface of the bioplastic accompanied by a hollow and uneven surface of the bioplastic. Key words: Biodegradation, Starch-based bioplastic, Indigenous Fungi, TPA.
Optimasi Pertumbuhan Miselium Jamur Trametes sp. pada Media Membran Dekolorisasi Dengan Komposisi Bahan Organik yang Berbeda Rahma, Salma Aulia; Dewi, Ratna Stia; Mumpuni, Aris
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 5 No 1 (2023): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2022.4.3.4648

Abstract

Spesies jamur pelapuk putih seperti Trametes sp. telah diketahui mampu mendekolorisasi pewarna azo, heterosiklik dan senyawa reaktif atau polimerik melalui degradasi enzim lignolitik. Membran dekolorisasi merupakan media yang digunakan sebagai sarana untuk mengurangi limbah salah satunya limbah batik. Membran dekolorisasi dibuat dalam suatu bentuk tertentu dengan memfungsikannya sebagai media pertumbuhan miselium jamur yang digunakan sebagai alternatif dalam bioreaktor. Bahan utama pembuatan membran dekolorisasi adalah serbuk kayu. Bahan lain yang diperlukan adalah suplemen seperti kapur (CaCO3), gypsum (CaSO4), dan air. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan masing-masing dengan 5 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi media bahan organik mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur Trametes sp. Perbedaan komposisi pada masing-masing perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan. Data uji lanjut memperlihatkan bahwa komposisi P3 merupakan media membran yang optimum untuk pertumbuhan miselium jamur Trametes sp. dengan komposisi serbuk gergaji 65%, bekatul 15%, kapur 5%, gypsum 5%, dan penambahan jagung giling 10%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nutrisi yang terdapat didalam media dapat mempengaruhi pertumbuhan miselium. Penambahan komposisi mempunyai pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan miselium sepanjang komposisi berapa pada kalkulasi yang tepat.
Potensi Fungi Asal Air Sungai Mengaji dan Prukut Kabupaten Banyumas sebagai Biodegradasi Pestisida Ayunda, Batari Citra; Dewi, Ratna Stia; Sastranegara, Moh Husein
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 5 No 4 (2023): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2023.5.4.4732

Abstract

Pestisida merupakan zat kimia yang digunakan oleh bidang pertanian untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Namun, kehadiran pestisida memiliki dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan organisme yang hidup di sekitar tempat yang terpapar pestisida secara jangka panjang. Pada lahan pertanian, penggunaan pestisida menyebabkan residu pestisida terakumulasi di air sungai. Sehingga hanya organisme tertentu saja yang dapat bertahan hidup, salah satunya fungi. Penelitian menggunakan air sungai yang diambil sebagai sampel dan dilakukan isolasi untuk mendapatkan fungi yang berpotensi untuk mendegradasi pestisida. Uji potensi fungi dilakukan dengan penanaman fungi hasil isolasi dan pemurnian ke campuran media PDA (Potato Dextrose Agar) dan klorpirifos, pengukuran diamater koloni yang tumbuh pada media tersebut, dan identifikasi fungi sampai tahap genus yang memiliki potensi besar dalam mendegradasi pestisida. Lokasi pengambilan sampel berada di enam titik stasiun Sungai Mengaji dan Prukut Kabupaten Banyumas. Lokasi analisis sampel berada di Laboratorium Mikologi dan Fitopatologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah memperoleh isolat fungi dari sungai Mengaji dan Prukut Kabupaten Banyumas, mendeteksi kemampuan fungi dalam mendegradasi pestisida, dan mengetahui genus isolat terbaik dalam mendegradasi pestisida. Isolat fungi yang diperoleh dari keenam stasiun Sungai Mengaji dan Prukut Kabupaten Banyumas terdiri dari 25 isolat yaitu F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7, F8, F9, F10, F11, F12, F13, F14, F15, F16, F17, F18, F19, F20, F21, F22, F23, F24, dan F25. Isolat fungi asal Sungai Mengaji dan Prukut Kabupaten Banyumas yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi pestisida antara lain F12, F21, F24, dan F25. Genus isolat terbaik dalam mendegradasi pestisida setelah dilakukan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis adalah Trichoderma sp.