Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Literasi Kebangsaan dalam Menangkal Fanatisme Kesukuan pada Organisasi Daerah Mahasiswa Bone Barat (IPMIBAR) Mario, Mario; Suhaeb, Firdaus; Tamrin, Sopian; Usman, Musrayani; Said, M Ridwan
Humanis Vol 20, No 1 (2021): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v20i1.21631

Abstract

Mencermati perkembangan sosial dalam konteks kebangsaan begitu banyak problem yang belum selesai. Sala-satunya adalah persoalan fanatisme kedaerahan. meskipun keterbukaan informasi dan teknologi mempermudah dalam proses kontak sosial. Namun ternayata tidak serta merta membangun relasi sosial yang iknlusif.Mahasiswa sebagai referesentasi kalangan muda intelek harusnya menjadi contoh perilaku di tengah masyarakat. Namun konflik di kalangan mahasiswa menjadi sangat disayangkan karena telah mencederai simbol masyarakat berpendidikan terutama mahasiswa yang aktif pada organisasi kedaerahan. Keberadaan organisasi daerah idealnya mewadahi putra – putri daerah dalam satu kelompok sekaligus menjadi ruang sosial untuk bersilaturahmi. Namun pada perkembangannya begitu banyak kasus perkelahian (konflik) ternyata melibatkan organisasi daerah. Berangkat dari fenomena tersebut sehingga mendorong tim PKM melakukan literasi kebangsaan pada sala-satu organisasi daerah.Mitra yang akan berkolaborasi dalam kegiatan ini adalah organisasi daerah mahasiswa bone barat yang bernama IPMIBAR. Melihat fanatisme sebagai problem akut yang seringkali melanda organisasi kedaerahan maka dilakukan upaya langkah edukatif melalui kegiatan literasi kebangsaan. Materi yang diturunkan yakni Pertama; Masyarakat multicultural, Kedua ; Peran Pemuda membangun masyarakat inklusif, Ketiga; Mahasiswa dan konflik sosial, Keempat ; Elaborasi kearifan dengan Pancasila, serta Kelima ; Literasi Kebangsaan.Melalui materi itu diharapka pelajar dan mahasiswa yang ada di IPMIBAR bisa memahami peran dalam konteks kehidupan berbangsan dannegara. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan bisa mengikis fanatisme kesukuan yang melanda mahasiswa khususnya yang aktif di IPMIBAR. Sehingga setelah kegiatan ini terjadi perubahan cara pandang juga cara membangun relasi ditengah kehidupan kota yang plural.Abstract Observing social developments in the context of nationality, there are so many unfinished problems. The only one is the issue of regional fanaticism. although the disclosure of information and technology facilitates the process of social contact. However, it turns out that it does not necessarily build inclusive social relations. Students as a reference for young intellectuals should be an example of behavior in society. However, conflicts among students are very unfortunate because they have injured the symbols of the educated community, especially students who are active in regional organizations. The existence of regional organizations ideally accommodates regional sons and daughters in one group as well as being a social space to stay in touch. But in its development so many cases of fights (conflicts) turned out to involve regional organizations. Departing from this phenomenon, it encouraged the PKM team to carry out national literacy in one regional organization. The partner who will collaborate in this activity is the regional organization of West Bone students called IPMIBAR. Seeing fanaticism as an acute problem that often plagues regional organizations, educational steps are taken through national literacy activities. The materials that were passed down were First; Multicultural society, Second; The Role of Youth in building an inclusive society, Third; Students and social conflicts, Fourth ; Elaboration of wisdom with Pancasila, and Fifth; National Literacy. Through this material, it is hoped that students and students at IPMIBAR can understand the role in the context of the life of the nation and state. In addition, this activity is also expected to erode the tribal fanaticism that plagues students, especially those who are active in IPMIBAR. So that after this activity there was a change in perspective as well as how to build relationships in the midst of plural city life. 
MAKNA KESEJAHTERAAN PENDUDUK LANJUT USIA (Tinjauan Sosiologi Kependudukan dan Kesejahteraan) Hasbi Hasbi; Musrayani Usman
Hasanuddin Journal of Sociology VOLUME, 2 ISSUE 1, 2020
Publisher : Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjs.v2i1.10556

Abstract

Data Badan Pusat Statistik (BPS 2018) menunjukkan peningkatan populasi penduduk lanjut usia. Pada tahun 2000 penduduk lanjut usia berjumlah 14,45 juta jiwa (7,18 persen), meningkat pada tahun 2010 menjadi 18,04 juta jiwa (7,56 persen) dan pada tahun 2018 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 24,49 juta jiwa (9,27 persen). Jika peningkatan populasi penduduk lanjut usia tidak diantisipasi akan menjadi beban bagi negara, masyarakat, dan keluarga. Tujuan kajian ini untuk mengetahui pemeranan interaksi sosial dan dukungan sosial penduduk lanjut usia. Metode kajian adalah kajian pustaka dengan jenis analisis data sekunder. Data diperoleh dari beberapa artikel dan buku-buku yang relevan. Hasil kajian menemukan aspek interaksi sosial lanjut usia dengan keluarga dan lingkungan, menentukan dukungan sosial keluarga dan lingkungan terhadap mereka. Kesimpulan, dengan pemeranan interasi sosial penduduk lanjut usia dan pemeranan dukungan sosial oleh keluarga dan lingkungan terhadap penduduk lanjut usia, diharapkan para penduduk lanjut usia akan mencapai kondisi successful aging atau kesejahteraan subyektif.
KUALITAS DAN KETAHANAN HIDUP PEREMPUAN LANSIA Musrayani Usman; Hasbi Hasbi; Sakaria Sakaria; Hariashari Rahim; Atma Ras
Hasanuddin Journal of Sociology VOLUME 3, ISSUE 1, 2021
Publisher : Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjs.vi.14783

Abstract

Permasalahan umum yang dihadapi perempuan lansia adalah makin besar jumlah perempuan lansia di bawah garis kemiskinan, makin melemahnya kekerabatan dalam keluarga terkadang mereka kurang mendapatkan perhatian, dihargai dan dihormati, kurangnya pelayanan lansia dari tenaga professional, dan belum melembaga dan membudaya pembinaan kesejahteraan lansia khususnya perempuan lansia. maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup perempuan lansia dan bagaimana ketahanan perempuan lansia. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian dalam pandangan fenomelogis yang berusaha memahami arti dari peristiwa dan kaitannya terhadap orang dalam situasi tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, perubahan yang terjadi pada perempuan lansia meliputi perubahan fisik, perubahan psikososial dan perubahan lingkungan. Dari hasil penelitian sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang sedang, Dari permasalahan yang dihadapi perempuan lansia antara lain karena pengaruh fisik, pengaruh psikososial dan lingkungannya, yang paling mendominasi bagi para perempuan lansia adalah permasalah ekonomi pada keluarga yang mengharuskan mereka ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
The Role of Women in Family Resilience During the Covid-19 Pandemic Atma Ras; Ridwan Syam; Nuvida Raf; Musrayani Usman; St. Radiah
International Journal of Qualitative Research Vol. 1 No. 3 (2022): March
Publisher : CV. Literasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47540/ijqr.v1i3.441

Abstract

This study aims to describe and analyze the important role that women can play in the resilience of education and the family economy to deal with situations and conditions affected by Covid-19. The research was conducted using a qualitative approach, because this study used a qualitative approach, in collecting data, observations, interviews, and documentation studies were carried out. The data analysis process that the researcher uses consists of three stages, namely data reduction, data presentation, and concluding. The results of the study show that the important role that women can play in the resilience of family education in the face of the Covid-19 pandemic is assisting children in learning, supervising children's learning processes, facilitating children in learning, and advising and encouraging children when they are bored with learning. In addition to maintaining family education, women also play an important role in maintaining the family economy by earning additional income in the family economy and being good financial managers in the household.
Pemanfaatan Sistem Kelola Pembelajaran (Sikola) Sebagai Media Pembelajaran Daring (On Line) bagi Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Musrayani Usman; Mario Mario; Hasbi Hasbi; Rahmat Muhammad; Arsyad Genda
Humanis Vol 19, No 2 (2020): Agustus 2020-Januari 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v19i2.14998

Abstract

Terjadinya penyebaran covid 19 secara global berdampak pada semua aspek kehidupan tanpa terkecuali pada aspek pendidikan. Dengan keadaan seperti ini maka dibutuhkan strategi pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran merupakan hal yang utama dalam sebuah institusi pendidikan, sehingga proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik pula. Keadaan ini tentu saja perlu diperbaiki dengan meningkatkan sarana pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran secara daring. Oleh sebab itu melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran. Pengabdian ini bertujuan menerapkan pembelajaran daring (on line) dengan membangun sebuah portal e-learning untuk membantu proses pembekjaran. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk pelatihan mulai dari pengenalan terhadap aplikasi system kelola pembelajaran, kemudian bagaimana menggunakan aplikasi tersebut dengan penggunakan aplikasi sistem kelola pembelajaran dengan berbagai fitur-fitur untuk memudahkan bagi dosen dan mahasiswa untuk menyampaikan dan menerima materi. Target kegiatan ini adalah Dosen dan mahasiswa sosiologi Unhas dan luaran kegiatan penggunaan pembelajaran daring untuk meningkatan proses pembelajaran
Socio-Cultural Intervention As Disaster Mitigation In Indonesia Musrayani Usman; Mario Mario; Sopian Tamrin; Riri Amandaria
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 3 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i3.8179

Abstract

The Republic of Indonesia needs a mitigation system due to considering how vulnerable the archipelago to disasters. Compiled from The National Disaster Management Authority (BNPB) data in 2021, Indonesia will have to deal with 1,441 natural disasters in the period from January to June. This situation gets worse because until now Covid-19 is still high in various corners of the country. Various efforts in the context of handling the disasters have encountered obstacles that could slow down the recovery of the community. Indonesia's disaster management is still absent in playing its role. Therefore, it is necessary to optimize various aspects, including social and cultural capital as an important force. Natural disaster mitigation needs to be done by basing the wealth of cultural heritage, traditions and local wisdom. In addition to saving budget, mitigation models that use social power like this are more responsive so that prevention and recovery can be carried out earlier. This study aims to analyze and identify socio- cultural intervention as a disaster mitigation. This study uses a qualitative method with an explanatory descriptive approach. The data collection was done by using observation, interview, and documentation techniques. The result of this study indicates that disaster management in Indonesia is still spontaneous and does not optimize mitigation interventions in social and cultural aspects such as social networks and local wisdom values.  The socio-cultural intervention system is very realistic because local wisdom exists in every community in the archipelago. This is good for the community to respond to disaster problems.
Research Bugis-Makassar vs Padang Pariaman (Between Panai Money and Bajapuik Customs) Musrayani Usman
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 4 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i4.955

Abstract

The amount of the dowry and process causes of conflict in Bugis and Padang Pariaman traditional marriages and what values can be exchanged. This type of research is qualitative using a field research approach and historical and analysed using N-Vivo R1, ten informants involved. informants are representatives to answer the formulation of the problem. Based on the results of research, especially in the Bugis-Makassar community, disagreements will cause negative things such as marriages can be cancelled, debts, elopement, pregnancy out of wedlock and suicide, while in the Padang Pariaman community where the tradition of the woman giving some money to the man-men, and the men will do a manjalang event to change the dowry and the amount is more. The conclusion of the research in this process is that the potential for conflict that occur will be greater, due to differences in social status and the need for meaning of economic values.
Potensi Benteng Alla Utara Menuju Desa Agrowisata, Kabupaten Enrekang Musrayani Usman; Mario; Asbar; Muhammad Ilyas Thamrin Tahir
Open Community Service Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.804 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v1i2.18

Abstract

Penelitian ini berfokus di Benteng Alla Utara salah satu desa di Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Benteng Alla menjadi pusat pertahanan pada masa penjajahan Belanda tahun 1905. Benteng ini memiliki pintu utama, dengan luas sekitar 80 Ha dan berbentuk segitiga secara alami. Dimana Enrekang adalah area purba dengan tanah Lixisol Podzolik. Pengabdian masyarakat ini bermaksud untuk menguatkan kembali, Benteng Alla menuju desa wisata. Pengabdian ini menggunakan pendekatan Participatory Rural Approach, dimana metode ini menggali potensi yang ada dan kesiapan tentang pengetahuan masyarakat setempat, dan merancang potensi yang ada. Keterlibatan masyarakat secara aktif memberikan peluang untuk mengetahui, memecahkan dan mengevaluasi. Kegiatan pengabdian ini agar masyarakat dapat mempertahankan desa agrowisata Benteng Alla dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan. Perubahan yang terjadi yaitu berkembangnya daerah wisata yang baru sebagai hasil kebijakan dari pemerintah setempat dan potensi turunnya jumlah pengunjung. Sedangkan hal lain adalah bagaimana menggugah kesadaran masyarakat untuk tetap termotivasi dan bertekad untuk mempertahankan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.