Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Upaya promosi Langgam jawa dan terapi komplementer Indonesia di Thailand untuk mengurangi kecemasan dan nyeri menstruasi (Dysminorea) pada Remaja Rahayu, Esty Puji; Rizki, Lailatul Khusnul; Safitri, Yati Isnaini; Abidah, Siska Nurul
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 8, No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v8i2.460

Abstract

Prevalensi kejadian dismenore di Asia adalah 74,5%, sedangkan di Malaysia mencapai 69,4% dan Thailand 84,2%. Sementara itu, di Indonesia kejadian dismenore sebesar 64,25% dari remaja putri yang mengalami menstruasi terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Prevalensi dismenore pada remaja di Jakarta Pusat sebanyak 87,5% dimana sebanyak 20% mengalami nyeri ringan, 64,76% nyeri sedang, dan 14.76% nyeri berat. Permasalahan nyeri menstruasi masih  cenderung  kurang  mendapatkan perhatian  yang  serius  di  kalangan  remaja  dan  wanita  usia  subur.  Hal  ini  karena masih  ada  persepsi  yang  menganggap  bahwa  masalah  seperti  reproduksi  masih tabu  untuk  didiskusikan  dan  harus  diselesaikan  secara  individu. Metode yang digunakan dalam pengabdian masayarakat ini adalah dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang akupresure untuk mengurangi nyeri menstruasi (dysminorhea). Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan dari hanya 25% sasaran yang tahu cara mengurangi dysminorea menjadi 85% sasaran tahu tentang cara mengurangi dysminorea. Selain itu setelah dilakukan pelatihan akupresur sebanyak 95% sasaran terampil melakukan akupresure pada titik LI4,SP6 dan SP8, titik-titik tersebut dapat digunakan untuk meringankan keparahan gejala sistemik yang menyertai dismenore.  Tim juga mengenalkan jamu kunyit asam dan langgam Jawa Yen Ing Tawang untuk mengurangi dysminorea, setelah mendengarkan langgam Jawa sasarn merasa nyaman dan lebih tenang. Langgam Jawa mempunyai tempo 60 byte per menit dan dapat membantu menjaga homeostatis tubuh melalui jalur sumbu HPA yang dapat merangsang hormon endorfin dan enkephalin yang merupakan opiat endogen atau analgetik alami dari dalam tubuh. Kandungan kurkumin dan antosianin pada kunyit asam mampu menghambat reaksi siklooksigenase (COX) sehingga dapat menghambat dan mengurangi peradangan yang kemudian akan mengurangi dan menghambat kontraksi rahim yang menyebabkan nyeri haid.
Strategi Pendidikan Kesehatan untuk Wanita Usia Subur dalam Meningkatkan Pengetahuan MKJP: Kolaborasi Kebidanan dan Edukasi di Perkotaan Safitri, Yati Isnaini; Abidah, Siska Nurul; Rahayu, Esty Puji; Rizki, Lailatul Khusnul; Lutfauziah, Asmaul
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v2i3.68

Abstract

Wanita usia subur (WUS) di wilayah perkotaan seringkali menghadapi keterbatasan pengetahuan mengenai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), meskipun akses terhadap fasilitas kesehatan relatif memadai. Di Kelurahan Wonokromo, Kota Surabaya, data menunjukkan bahwa pemahaman warga tentang pilihan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, dan sterilisasi masih tergolong rendah. Permasalahan ini diperburuk dengan adanya persepsi keliru mengenai efek samping MKJP. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan WUS tentang MKJP melalui strategi pendidikan kesehatan berbasis kolaborasi tenaga kebidanan dengan media edukasi audiovisual dan leaflet. Metode yang digunakan adalah edukasi terpadu melalui penyuluhan langsung, diskusi interaktif, penggunaan media audiovisual, serta distribusi leaflet informatif. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pemahaman peserta mengenai jenis, manfaat, dan prosedur MKJP, dengan rata-rata skor pre-test 52% meningkat menjadi 86% pada post-test. Simpulan dari kegiatan ini adalah strategi pendidikan kesehatan berbasis kolaborasi kebidanan dan edukasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan WUS tentang MKJP, sekaligus menjadi model yang dapat diadaptasi di wilayah perkotaan lain.
Pemberdayaan Remaja Melalui Edukasi Terapi Herbal Dalam Penanganan Gejala Premenstrual Syndrome Rizki, Lailatul Khusnul; Safitri, Yati Isnaini; Abidah, Siska Nurul; Rahayu, Esty Puji; Putri, Pratiwi Hariyani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2025): JPM SEPTEMBER 2025
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v11i2.2732

Abstract

Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan masalah kesehatan reproduksi yang umum dialami oleh remaja putri, ditandai dengan gejala fisik dan emosional seperti nyeri haid, kelelahan, mudah marah, serta gangguan konsentrasi. Di Kelurahan Kemasan, Krian, Sidoarjo, hasil observasi awal menunjukkan sebagian besar remaja putri mengalami gejala PMS namun belum mengetahui cara penanganan yang tepat dan aman. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja mengenai penanganan PMS melalui terapi herbal. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan interaktif tentang PMS dan terapi herbal, praktik langsung pembuatan ramuan jamu kunyit asam dan wedang jahe, serta evaluasi melalui pretest dan posttest. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan peserta, dari 12% sebelum pelatihan menjadi 85% setelah pelatihan. Seluruh peserta mampu mengikuti praktik pembuatan ramuan herbal dan menyatakan minat untuk menerapkannya secara mandiri. Kegiatan ini mendapat dukungan kader PKK dan perangkat kelurahan yang berencana mengintegrasikan program ke dalam agenda pembinaan remaja. Edukasi terapi herbal efektif meningkatkan pemahaman dan keterampilan remaja dalam menangani PMS secara alami. Disarankan kegiatan serupa dikembangkan dengan cakupan lebih luas serta pemantauan berkelanjutan untuk mengoptimalkan dampaknya.