Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ACCELERATION ON THE GROWTH OF RUBBER PLANTING MATERIALS BY USING FOLIAR APPLICATION OF HUMIC ACID Cahyo, Andi Nur; Ardika, Risal; Saputra, Jamin; Wijaya, Thomas
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 36, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The best rubber planting materials are needed to build the best rubber plantation. Humic acids could be used to improve the growth of rubber planting materials. Humic acid plays a role as a hormone-like substance. This research was aimed to determine the optimal concentration of foliar application of humic acid in order to enhance the growth of rubber tree planting materials. This research was arranged in a completely randomized block design with five treatments and four replicates. The treatments were the concentrations of humic acids, i. e. 0; 250; 500; 750; and 1,000 ppm. Observations were made on rubber tree diameter, plant height, shoot and root biomass, and nutrient content of leaves and the stem. The results showed that foliar application of 1,000 ppm of humic acids could enhance the growth of rubber tree planting materials. Foliar application of 500 – 1,000 ppm of humic acids could increase K content of the stem. The effects of foliar application of humic acids were more apparent in the root part than in the shoot part.Keywords : Hevea brasiliensis, humic acid, growth, hormone, nutrient uptake, and planting materials
KONSUMSI AIR DAN PRODUKSI KARET PADA BERBAGAI SISTEM PENGATURAN JARAK TANAM DALAM KAITANNYA DENGAN KANDUNGAN AIR TANAH Cahyo, Andi Nur; Ardika, Risal; Wijaya, Thomas
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.243

Abstract

Kekurangan air pada saat musim kemarau menyebabkan tanaman karet menggugurkan daunnya sebagai upaya adaptasi untuk mengurangi kebutuhan air. Tujuan penelitian adalah diperoleh sistem pengaturan jarak tanam yang paling efisien dalam hubungannya dengan ekstraksi air tanah, sehingga pada saat musim kemarau kompetisi air tanah dapat dikurangi. Perlakuan dalam penelitian ini ialah monokultur dengan jarak tanam normal (A), monokultur dengan jarak tanam ganda (B), dan tumpangsari (jarak tanam ganda + klon RRIC 100) (C). Perlakuan tersebut disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap parameter kadar air tanah, produksi karet, waktu terjadinya gugur daun, luas daun spesifik, dan indeks luas daun. Pengamatan terhadap kadar air tanah menunjukkan bahwa tidak terdapat beda nyata antara kadar air tanah pada semua perlakuan karena curah hujan total yang tinggi, namun pada musim kemarau terjadi perbedaan pola ekstraksi air yaitu perlakuan C mengkonsumsi air lebih cepat karena ILD yang tinggi. Produksi karet kering perlakuan C nyata lebih rendah daripada perlakuan yang lain, sedangkan perlakuan A adalah yang tertinggi. Rendahnya produksi karet kering perlakuan C disebabkan karena luas daun per pohon perlakuan C hanya sekitar 50% dari luas daun perlakuan yang lainnya. Rendahnya luas daun per pohon untuk perlakuan C ini diduga disebabkan karena terlalu tingginya kerapatan tanam perlakuan C yang mencapai lebih dari dua kali kerapatan tanam perlakuan A dan B.  Diterima : 24 Agustus 2011; Disetujui : 29 November 2011How to Cite : Cahyo, A.N., Ardika, R., & Wijaya, T. (2011). Konsumsi air dan produksi karet pada berbagai sistem pengaturan jarak tanam dalam kaitannya dengan kandungan air tanah. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 110-117. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/243
DINAMIKA GUGUR DAUN DAN PRODUKSI BERBAGAI KLON KARET KAITANNYA DENGAN KANDUNGAN AIR TANAH Ardika, Risal; Cahyo, Andi Nur; Wijaya, Thomas
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.242

Abstract

Curah hujan berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah. Pada waktu musim kemarau curah hujan menurun sehingga air menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman karet. Dengan adanya keterbatasan air pada waktu musim kemarau tersebut tanaman karet melakukan adaptasi untuk mengurangi transpirasi dengan cara menggugurkan daunnya. Beberapa jenis klon karet memiliki tipe yang berbeda-beda dalam menggugurkan daunnya karena adanya defisit air dalam tanah, yaitu klon karet yang serentak maupun yang bertahap dalam menggugurkan daunnya pada waktu musim kemarau. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian tentang dinamika gugur daun berbagai klon karet kaitannya dengan kandungan air tanah dan produksi pada daerah selatan khatulistiwa. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanaman karet klon BPM 24, GT 1, RRIC 100 dan PB 260 tahun tanam 2000. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengukur kadar air tanah Troxler Sentry 200 AP, oven, dan pipa pralon. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa. Penelitian dilaksanakan dengan cara menanam pipa pralon ke dalam tanah sepanjang 1,5 m di dalam barisan tanaman dan di dalam gawangan tanaman karet. Parameter yang diamati meliputi kadar air tanah, produksi, waktu terjadinya gugur daun, luas daun spesifik, dan indeks luas daun (ILD). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa klon PB 260 lebih dahulu menggugurkan daunnya dibandingkan dengan klon BPM 24, RRIC 100, dan GT 1. Produksi karet mulai menurun saat ILD mencapai angka sekitar 1 atau menurun sebesar 40%. Konsumsi air klon GT 1 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan klon BPM 24, RRIC 100 dan PB 260.    Diterima : 25 Januari 2011; Disetujui : 1 Juni 2011How to Cite : Ardika, R., Cahyo, A.N., & Wijaya, T. (2011). Dinamika gugur daun dan produksi berbagai klon karet kaitannya dengan kandungan air tanah. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 102-109. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/242
Cocopeat as Soil Substitute Media for Rubber (Hevea brasiliensis Müll. Arg.) Planting Material Cahyo, Andi Nur; Sahuri, Sahuri; Nugraha, Iman Satra; Ardika, Risal
Journal of Tropical Crop Science Vol 6 No 01 (2019): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.761 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.6.01.18-29

Abstract

To establish rubber plantations smallholders in South Sumatra, Indonesia, plant materials are planted in polybags fi lled with top soil media from the local area. Good quality media is very important to ensure optimal growth of the rubber planting materials. The availability of top soil has become increasingly limited. In order to fulfi ll the need of planting media, cocopeat, which is available in abundance in the area, can potentially be an alternative to top soil. Cocopeat can potentially be used alone, or in combination with other type of media. In this study, cocopeat was mixed with soil at several mixture ratios to determine the best formula of cocopeat based planting media for rubber planting material. The study was conducted from August 2016 to January 2017 in the Nursery of Sembawa Research Centre Experimental Field, Palembang, South Sumatra, Indonesia. A completely randomized design was employed with six combinations of cocopeat and soil, replicated three times. This study showed that the best mixture ratio is 80% cocopeat and 20% soil, whereas 100% soil or 100% cocopeat is not recommended. The use of cocopeat as planting media should be followed by balanced fertilization in order to provide nutrients that are not available in cocopeat.
Modification of Rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Spacing for Long-term Intercropping Sahuri, Sahuri; Cahyo, Andi Nur; Ardika, Risal; Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Nurmansyah, Nurmansyah
Journal of Tropical Crop Science Vol 6 No 01 (2019): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.445 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.6.01.50-59

Abstract

Low prices of rubber has been a serious problem to rubber growers in Indonesia. Rubber-based intercropping systems offers a practical solution to this issue and increasing overall productivity, for example by growing upland rice and maize between the rubber tree rows. This study was aimed to determine the suitable spacing in rubber planting to facilitate long-term rubber-based intercropping systems. A field experiment was established in a smallholder rubber plantation in the Tanah Laut Regency, South Kalimantan with area of 50 ha. Two planting patterns of rubber clone PB260 were tested: (1) single row planting pattern (SR) by 6 m x 3 m, and (2) double row planting pattern (DR) by 18 m x 2 m x 2.5 m. The experiment showed that the girth of the rubber trees with the SR system at the 1st tapping year was slightly larger than that in the DR system, even though statistically it was not signifi cant. The latex yield per tree of SR and DR systems were similar, however, latex yield per hectare of SR system was higher than the DR system due to a higher tree population in the SR system. The DR system was technically suitable for long term intercropping, because when the rubber tree reached 8 to 9-year-old, the light penetration was > 80% at distance of about 4 m from the rubber tree rows. Economically, DR system can increase the added values for rubber farmers because it allows long term intercropping. Rubber-based intercropping with DR system is suitable to be applied, especially by smallholders, with a marginal benefi t cost ratio of around 2.07. Keywords: Hevea, intercropping system, rubber planting pattern, spatial arrangement
PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN SIRKUIT KARDIO UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI PADA ANAK USIA 6-9 TAHUN Cahyo, Andi Nur
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 5 No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.866 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3338697

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan model permainan untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada anak usia 6-9 tahun dan mengetahui efektivitas model permainan tersebut dalam meningkatkan kebugaran jasmani. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendesain produk model permainan, melakukan uji coba kelompok kecil, uji validasi dan uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada anak usia 6-9 tahun sebanyak 87 anak yang tersebar di SD N 02, SD N 03 dan SD N 04 Kuningan Semarang Utara, Kota Semarang. Variabel yang diteliti adalah kebugaran jasmani yang diukur dengan TKJI. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf signifikansi 5%. Pengembangan model permainan sirkuit kardio yang sesuai untuk materi permainan anak usia 6-9 tahun berupa kombinasi gerak lari dan lompat, jongkok yang dikemas dalam bentuk gerakan permainan gerakan permainan melewati lintasan dari pos I sampai pos VI dan kembali ke pos I. Pengembanga model permainan sirkuit kardioefektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada anak usia 6-9 tahun, terbukti dari hasil uji Wilcoxon dengan nilai Z = -8.368 dengan nilai sign = 0,000 < 0,05. Hasil respon anak menunjukkan bahwa sebagian besar sangat tertarik dan merasa senang dengan pengembangan model permainan sirkuit kardio yang diajarkan, sehingga anak dapat bergerak secara efektif dalam pelaksanaan permainan.
OPTIMIZATION OF ROOT TRAINER COCOPEAT PLANTING MEDIA THROUGH ZEOLITE AND HUMIC ACID APPLICATION ON RUBBER NURSERY Stevanus, Charlos Togi; Cahyo, Andi Nur
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.685

Abstract

Cocopeat as root trainer?s planting media has low nutrition content. This research aimed to determine the effect of various zeolit and humic acid dose on the growth and nutrition uptake of rubber planting material. This research was conducted in Sembawa Research Centre Nursery on April 2018 to January 2019 using IRR 112 rubber clone. This research was arranged in completely randomized design (CRD) with two factors and three replicates. The first factor was zeolit dose that consisted of four levels, namely 0; 7.5; 15; and 22.5 gram/plant. The second level was humic acid dose, that consisted of four levels, namely 0; 7.5; 15; and 22.5 ml/l water. Zeolite and humic acid significantly improved lateral root and leaves biomass respectively. Furthermore, zeolite also significantly improved lateral root?s N and P uptake as well as leaves? N. In addition humic acid improved leaves? P and K uptake as well as stem?s N uptake. The optimal application dose was 7.5 gram/plant for zeolite and 7.5 ml/l water for humic acid.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI PEMBIBITAN BATANG BAWAH KARET BERDASARKAN NERACA AIR DI SEMBAWA, SUMATERA SELATAN Cahyo, Andi Nur; Stevanus, Charlos Togi; Syafaah, Afdholiatus
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.689

Abstract

Kebutuhan bibit unggul karet yang mencapai 83-85 juta per tahun yang berasal dari progam Bun 500 Direktorat Jenderal Perkebunan menjadi peluang usaha bagi penyedia bahan tanam karet. Untuk itu penangkar bibit harus mengupayakan agar pertumbuhan bibit karet menjadi optimal. Kebutuhan air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan batang bawah sehingga kebutuhan irigasi di pembibitan karet perlu diperhitungkan dengan cermat. Kebutuhan irigasi suatu lahan dapat dihitung menggunakan neraca air lahan yang diperoleh dari data curah hujan dan evapotranspirasi potensial selama 35 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan irigasi bersih untuk batang batang bawah karet menggunakan neraca air sehingga defisit air dapat dihindari. Berdasarkan hasil analisis kurva pF untuk tanah lempung berliat di Sembawa dengan menggunakan nilai MAD 30%, diketahui bahwa kadar air tanah harus selalu di atas 291,4 mm agar tanaman karet tidak mengalami cekaman kekeringan. Berdasarkan perhitungan neraca air dengan menggunakan rerata iklim 35 tahun terakhir di daerah Sembawa, irigasi bersih perlu diberikan minimum sebesar 16,7 dan 24,4 mm/bulan untuk bulan Agustus dan September berturut-turut untuk menghindari cekaman kekeringan. Pada saat fenomena El-Nino terjadi (2015), irigasi bersih harus diberikan minimum 82,7; 108,0; 127,9; dan 5,7 mm/bulan untuk Bulan Agustus, September, Oktober, dan November berturut-turut. Untuk tahun 2020, hingga bulan Agustus irigasi diperkirakan tidak perlu diberikan.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI PEMBIBITAN BATANG BAWAH KARET BERDASARKAN NERACA AIR DI SEMBAWA, SUMATERA SELATAN Cahyo, Andi Nur; Stevanus, Charlos Togi; Syafaah, Afdholiatus
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 38, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v38i1.689

Abstract

Kebutuhan bibit unggul karet yang mencapai 83-85 juta per tahun yang berasal dari progam Bun 500 Direktorat Jenderal Perkebunan menjadi peluang usaha bagi penyedia bahan tanam karet. Untuk itu penangkar bibit harus mengupayakan agar pertumbuhan bibit karet menjadi optimal. Kebutuhan air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan batang bawah sehingga kebutuhan irigasi di pembibitan karet perlu diperhitungkan dengan cermat. Kebutuhan irigasi suatu lahan dapat dihitung menggunakan neraca air lahan yang diperoleh dari data curah hujan dan evapotranspirasi potensial selama 35 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan irigasi bersih untuk batang batang bawah karet menggunakan neraca air sehingga defisit air dapat dihindari. Berdasarkan hasil analisis kurva pF untuk tanah lempung berliat di Sembawa dengan menggunakan nilai MAD 30%, diketahui bahwa kadar air tanah harus selalu di atas 291,4 mm agar tanaman karet tidak mengalami cekaman kekeringan. Berdasarkan perhitungan neraca air dengan menggunakan rerata iklim 35 tahun terakhir di daerah Sembawa, irigasi bersih perlu diberikan minimum sebesar 16,7 dan 24,4 mm/bulan untuk bulan Agustus dan September berturut-turut untuk menghindari cekaman kekeringan. Pada saat fenomena El-Nino terjadi (2015), irigasi bersih harus diberikan minimum 82,7; 108,0; 127,9; dan 5,7 mm/bulan untuk Bulan Agustus, September, Oktober, dan November berturut-turut. Untuk tahun 2020, hingga bulan Agustus irigasi diperkirakan tidak perlu diberikan.
PENTINGNYA APLIKASI MARKER-ASSISTED SELECTION DALAM SELEKSI KLON KARET TOLERAN KEKERINGAN Cahyo, Andi Nur
Warta Perkaretan Vol. 42 No. 2 (2023): Volume 42, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v42i2.939

Abstract

Seleksi klon karet toleran kekeringan sangat mendesak untuk dilakukan karena pada masa yang akan datang diperkirakan kejadian fenomena kekeringan sebagai dampak pemanasan global akan lebih sering terjadi. Untuk melaksanakan hal ini, terdapat satu masalah, yaitu kegiatan pemuliaan tanaman karet dengan metode yang konvensional membutuhkan waktu sekitar 35 hingga 40 tahun karena tanaman karet adalah tanaman tahunan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan metode Marker-Assisted Selection (MAS). MAS adalah metode seleksi tanaman yang memanfaatkan marka DNA yang bertautan dengan lokus target sebagai alat untuk menduga fenotipe tanaman yang diinginkan oleh pemulia tanaman. Untuk melaksanakan metode ini diperlukan penentuan QTL dan menganalisis gen-gen dalam QTL yang terasosiasi dengan parameter-parameter toleransi kekeringan pada tanaman karet, misalnya kandungan ROS (Reactive Oxygen Species), aktifitas enzim SOD (Superoksida Dismutase), POD (Peroksidase), CAT (Catalase), kandungan asam absisat (ABA), asam askorbat, tekanan turgor sel, kandungan prolin, laju transpirasi, bukaan stomata, electrolyte leakage, tekanan osmosis sel daun, kadar air daun relatif, dan DFI (Drought Factor Index). Apabila marker yang diperlukan dalam metode MAS sudah selesai diidentifikasi dan divalidasi, diharapkan metode MAS ini dapat diadopsi untuk memangkas durasi waktu pemuliaan tanaman karet konvensional yang memerlukan waktu antara 35-40 tahun menjadi kurang dari satu tahun. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas parameter fisiologis tanaman yang terasosiasi dengan sifat toleransi kekeringan serta pentingnya metode MAS dalam seleksi klon karet toleran kekeringan.