Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Penghambatan Konsentrasi Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Cendawan Colletotrichum Capsici pada Buah Cabai Winda Duwi Lestari; Yusriadi Marsuni; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 2 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i2.413

Abstract

Antraknosa merupakan penyakit utama cabai yang disebabkan oleh cendawan C. capsici. Oleh karena itu digunakan pestisida nabati dari ekstrak biji jarak pagar untuk mengendalikannya.. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi biji jarak pagar dalam menghambat pertumbuhan cendawan C.capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai. Hasil penelitian menunjukkan pada uji in-vitro perlakuan konsentrasi 40% dapat menghambat pertumbuhan jamur sebesar 31,4% dan pada uji In-vivo yang diaplikasikan pada buah cabai konsentrasi 50% mampu menghambat masa inkubasi 5,4 hari, namun masing-masing konsentrasi tidak memberikan pengaruh pada kejadian penyakit antraknosa.
Evaluasi Ketahanan Varietas Tomat Lokal Dan Unggul Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp lycopersici) Milawati Milawati; Ismed Setya Budi; Mariana .
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i1.670

Abstract

Layu Fusarium merupakani penyakitn utamai tanamani tomato yangi. masih sulit untuki.dikendalikan. Alternatifpengendalian menggunakan varietas tahan merupakan solusi untuk mengurangi penggunaan pestisida yangberbahaya terhadap lingkungan. Penggunaan tanaman tahan perlu terus dievaluasi dan dikembangkan agarefektivitasnya bisa ditingkatkan untuk memperoleh pengendalian yang murah, mudah dan efektif. Penelitian inibertujuan mengevaluasi tingkat ketahanan dan mengetahui lamanya masa inkubasi pada varietas tomat lokal danunggul yang diujikan. Penelitian disusun menggunakanaRancanganoacak,lengkapo(RAL)odengani5iperlakuanadann4liulangan. Perlakuan. terdiri. dari. varietas Belinjan (lokal), Permata(tahan), Rempai, Vera f1 dan Tymoty f1. Setiap satu percobaan ada 10 tanaman sehingga diperoleh 200 unitpercobaan. Hasil penelitian menunjukkan semua varietas tomat uji memiliki perbedaan masa inkubasi. Masainkubasi tercepat terjadi pada varietas tomat Tymoty f1 yaitu pada hari ke 11,80, Rempai pada hari ke 15,30, Veraf1 terjadi pada hari ke 16,30, Belinjan terjadi pada hari ke 18.00 dan masa inkubasi yang paling lambat terjadi padavarietas Permata yaitu pada hari 18,70. Varietasn,yangi memilikin,tingkata,ketahanana yangl, agaka, tahanaterhadapa serangan F.oxysporum yaitu varietas unggul Permata dan varietas lokal Belinjan. Semua varietas tomatyang diuji baik varietas lokal maupun unggul memiliki berbedaan tingkat persentase tanaman layu. Persentaseterendah pada varietas Permata sebesar 27,5%, sedangkan yang tertinggi pada varietas Tymoty F1 sebesar 67,5%.
Uji Cara Aplikasi PGPR dalam Menekan Kejadian Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai Hiyung di Lahan Rawa Fahmi Rizali Cholis; Ismed Setya Budi; Mariana .
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 3 (2021): Edisi 4(3): Oktober 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i3.899

Abstract

Chili Hiyung is a local chili variety typical of South Kalimantan. At this time began to be exposed to a lot of anthracnose disease. Control using pesticides needs to be avoided by finding more convenient control methods. Area-friendly disease control includes using PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). The use of PGPR for chili plants in the swamp land of Hiyung village has not been studied, meanwhile its potential has been tested on several other plants. This research aims to identify the effect of PGPR in suppressing anthracnose disease in Chili Hiyung in the swamp land of Hiyung Village. The design used was a single aspect Completely Randomized Design (CRD) based on 4 (four) treatments, namely the leak, spray, or spray and leak methods. The results of the research show that the PGPR application does not affect the incidence of anthracnose disease in Hiyung chili plants in Hiyung village. But the PGPR application can increase plant size and fruit weight per branch.
Ketahanan Penyakit Bercak Coklat (Helminthosporium sp.) pada Padi Beras Merah, Padi Beras Hitam, Lokal Siam, dan Unggul Ciherang Norjamilah Norjamilah; Mariana .; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 3 (2021): Edisi 4(3): Oktober 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i3.900

Abstract

Helminthosporium sp. ialah pemicu penyakit bercak coklat pada padi. Cendawan ini memiliki inang yang luas serta gampang tersebar. Penyakit ini menyebabkan mengakibatkan kehilangan produksi mencapai 50- 91%. Pemakaian varietas tahan ialah pemecahan yang sesuai buat pengendalian penyakit ini. Riset ini bertujuan buat menguji tingkatan ketahanan padi beras merah, padi beras hitam, lokal siam serta unggul Ciherang terhadap penyakit bercak coklat, mengenali lamanya masa inkubasi serta laju infeksi cendawan Helminthosporium sp. sampai memunculkan indikasi gejala pada masing- masing padi yang diujikan. Tipe padi yang diuji merupakan padi beras merah, padi beras hitam, lokal siam serta unggul Ciherang dengan 6 ulangan, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Hasil riset menampilkan seluruh tipe padi uji memiliki tingkatan ketahanan yang sama ialah jenis rentan. Keseriusan penyakit pada padi beras hitam 41, 11%, padi beras merah 34, 07%, lokal siam 34, 07% serta unggul Ciherang 36, 56%. Masa inkubasi tercepat terjalin pada lokal siam, diiringi padi beras merah serta padi beras hitam ialah pada hari ke 2 inokulasi, serta masa inkubasi yang sangat lambat terjadi pada padi unggul Ciherang ialah pada hari 4 setelah inokulasi. Masing- masing varietas padi uji mempunyai tingkatan laju pertumbuhan penyakit yang berbeda-beda. Pada riset ini rata- rata laju pertumbuhan penyakit paling cepat ialah padi beras merah 0, 344 unit/ hari, padi beras hitam 0, 186 unit/ hari, lokal siam 0, 115 unit/ hari serta unggul Ciherang 0, 141 unit/ hari.
Uji Kemampuan Asap Cair dari Limbah Padat Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) untuk Mengendalikan Hama Perusak Daun Sawi (Brassica juncea) Priska Deyana Rima; Samharinto Soedijo; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 3 (2021): Edisi 4(3): Oktober 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i3.904

Abstract

Research has been carried out on the use of liquid smoke from palm oil solid waste in the form of empty bunches, shells, and fibers to determine the ability to use liquid smoke from palm oil solid waste as an insecticide in controlling pests that destroy leaves of mustard plants. This research was carried out in the Guntung Payung Payung North Loktabat vegetable plantation, North Banjarbaru. The research procedure used was a one-aspect Completely Randomized Design (CRD) experiment with 5 treatments. The treatment consisted of experiments with negative control, positive control (chemical pesticides spray volume 2ml/liter), liquid smoke of empty bunches, shells, and fibers each with a spray volume of 75ml/liter and 5 replications. The results of the research prove that the treatment of liquid smoke of palm oil solid waste does not affect the destruction of leaf destroying pests of mustard plants, but the highest damage to the control treatment and application of liquid smoke affects plant development.
Efektivitas Waktu Aplikasi PGPR Untuk Pengendalian Penyakit Layu Fusarium Pada Persemaian Padi Beras Merah Keramat Eka Maulida Riskiya; Ismed Setya Budi; Mariana Mariana
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 2 (2022): Edisi5(2): Juni 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i2.1252

Abstract

Padi beras merah (Oryza nivara) mulai intensif ditanam karena kebutuhan yang semakin meningkat. Layu Fusarium merupakan salah satu penyakit utama pada beberapa tanaman pangan. Gejala tanaman layu sudah sering ditemukan di pembibitan dan dilahan. Alternatif pengendalian yang aman dan ramah lingkungan menggunakan agensia hayati. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) mengandung agen pengendali hayati dan masih sedikit info tentang aplikasinya pada beras merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas waktu aplikasi PGPR yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium pada persemaian padi beras merah keramat. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari 8 perlakuan waktu aplikasi dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi PGPR dengan perendaman benih selama 24 jam sebelum tanam efektif dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium. Aplikasi PGPR pada benih tidak menurunkan daya kecambah (tetap 100%), dan tidak mempengaruhi tinggi tanaman.
Konsentrasi Larutan Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) Untuk Menekan Kejadian Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp) Pada Cabai Rawit Varietas Hiyung Di Desa Hiyung Norsalehah Norsalehah; Mariana Mariana; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 2 (2022): Edisi5(2): Juni 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i2.1253

Abstract

Jamur Colletotrichum sp yaitu patogen yang menyebabkan penyakit antraknosa. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit hiyung merupakan kendala utama bagi petani. Penanaman cabai terus dilakukan sepanjang musim, dan pestisida kimia dipakai secara terus menerus menimbulkan dampak negatif bagi konsumen, lingkungan dan patogennya. Solusinya yaitu pengendalian yang ramah lingkungan, salah satunya menggunakan kelakai (Stenochlaena palustris).Tanaman kelakai mudah di dapat sehingga punya prosfek bila terbukti efektif mampu menghambat terjadinya penyakit, untuk dikembangkan sebagai biopestisida yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan daun kelakai terhadap kejadian penyakit antraknosa. Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Hiyung, Kec Tapin Tengah Kab Tapin dari bulan Mei – Oktober 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga ada 16 satuan percobaan. Perlakuannya adalah kontrol = (air), perlakuan K50 gr/l, K100 gr/l dan K150 gr/l larutan daun kelakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan daun kelakai berpengaruh terhadap kejadian penyakit antraknosa. Konsentrasi K50 gr/l, K100 gr/l dan K150 gr/l mempunyai kemampuan yang sama dalam menekan kejadian penyakit antraknosa namun dengan kontrol berbeda.
Pengaruh Pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan Kompos Kotoran Kelinci terhadap Serangan Antraknosa (Colletothricum sp.) pada Tanaman Tomat Siti Munawaroh; Yusriadi Marsuni; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 2 (2022): Edisi5(2): Juni 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i2.1256

Abstract

Penyakit busuk buah tomat (Colletotrichum sp.) menyebabkan kerusakan dan mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil. Tanda-tanda busuk tersebut diawali dengan adanya lesi kecil, gelap, cekungan yang tampak basah, kemudian diameternya membesar dan menyatu sehingga menyebabkan titik lunak menghilang atau mengering pada bagian cekungan yang melebar dan cekung. Colletotrichum sp. dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, seperti cabai, terong, tomat, pepaya, pisang dan tanaman hortikultura lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PGPR dan kompos kotoran kelinci terhadap serangan antraknosa pada tanaman tomat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor, yaitu faktor dosis PGPR dan distribusi kompos kotoran kelinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi PGPR dan kompos kotoran kelinci pada pengamatan 46 hari setelah tanam dengan penambahan PGPR dosis 15 ml dengan kompos kotoran kelinci sebanyak 15 g dan PGPR dalam 30 ml dengan kompos kotoran kelinci sebanyak 30 g, 10,03% dan 11,52% masing-masing dapat menurunkan intensitas serangan antraknosa dibandingkan dengan kontrol yaitu 28,13%. Selanjutnya kompos kotoran kelinci berpengaruh terhadap jumlah buah tomat dengan perlakuan terbaik yaitu pemberian kompos kotoran kelinci sebanyak 22,5 g dan 15 g dengan hasil 3,52 tomat dan 90,10 g. tomat, masing-masing.
Efektivitas Asap Cair Tandan Kosong Kelapa Sawit dalam Menekan Pertumbuhan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Ahmad Reza Syahputra Matondang; Ismed Setya Budi; Salamiah Salamiah
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 3 (2022): Edisi 5(3): Oktober 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i3.1490

Abstract

Shallots (Allium ascalonicum L.) are agricultural commodities that are goodly demanded by the community. Fusarium wilt caused by the fungus Fusarium oxysporum is a dominant problem in the cultivation of this plant. The way to control this disease is to use liquid smoke from empty oil palm fruit bunches. Conduct research in February-September 2021 at the Laboratory of the Plant Protection Study Program and Experimental Land, Faculty of Agriculture, University of Lambung Mangkurat Banjarbaru. Two-stage experiments (in vitro and in vivo) were carried out in this study, using a completely randomized design with five treatments (without treatment and liquid smoke with concentrations of 1, 2, 3%, and 4%). Fusarium oxysporum was injected in all treatments. The results of in vitro studies showed that giving as soon as possible with a concentration of 3% allows for inhibiting the growth of the fungus Fusarium oxysporum. in vivo showed that the application of 2 times a week is better than all treatments
Efektivitas Bakteri Endofit Asal Lahan Basah untuk Menekan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae) pada Padi Beras Merah (Oryza nivara L.) Rismawati, Rismawati; Budi, Ismed Setya; ., Mariana
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 7 No 1 (2024): 7(1): Februari 2024
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v7i1.2401

Abstract

Brown rice is a type of rice that has many benefits for the health of the body. The main diseases that attack many rice plants and cause a decrease in production include bacterial leaf blight (HDB) caused by the bacterium Xanthomonas oryzae. One alternative to control HDB is to use antagonistic agents, namely endophytic bacteria. This study aims to examine the ability of endophytic bacterial isolates from wetlands and the effect of application time in suppressing the intensity of bacterial leaf blight and to determine its effect on the growth of brown rice plants. There were 2 isolates of endophytic bacteria tested in this study, namely isolates of root origin (AKL) and isolates of stem origin (BLR) isolated from karamunting plants. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments and 4 replications. The treatment used in this study was only the pathogen Xanthomonas Oryzae (control), soaking seeds with endophytic bacteria from roots, soaking seeds with endophytic bacteria from stems, soaking seeds + application when transplanting with endophytic bacteria from roots and seed soaking + application when transplanting Plant with stem-origin endophytic bacteria. Treatment of endophytic bacteria on brown rice seeds and application during transplanting was able to reduce the intensity of bacterial leaf blight (X. oryzae) with a disease intensity of 83% and an effectiveness of 15.6%. Treatment of endophytic bacteria on rice seeds did not inhibit seed germination and was able to increase the number of tillers, but had not been able to affect the increase in plant height.