Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS KEJADIAN MEDICATION ERROR PADA PASIEN ICU Hartati Hartati; Nike Herpianti Lolok; Achmad Fudholi; Satibi Satibi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 4, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.277

Abstract

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau dan RS Santa Anna Kendari sebagai rumah sakit rujukan di Sulawesi Tenggara terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, tetapi keterbatasan peralatan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia menjadi kendala tersendiri. Di antaranya adalah belum terbentuknya tim patient safety dan masih diterapkannya sistem rawat gabung pada ruang Intensive Care Unit (ICU) yang berpotensi menimbulkan kejadian medication error. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian medication error pada pasien ICU di RSUD Kota Baubau dan RS Santa Anna Kendari serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian medication error tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa telaah resep dan observasi terhadap proses penyiapan hingga pemberian obat pada pasien ICU yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok terarah bersama direktur rumah sakit, kepala instalasi farmasi, dan kepala ruang ICU. Analisis data dilakukan dengan mempresentasikan jumlah kejadian pada masing-masing kelompok indikator medication error. Hasil analisis menunjukan bahwa kejadian medication error terbesar pada pasien ICU RSUD Kota Baubau berupa administration error dengan 144 kejadian (46,91%), kemudian dispensing error dengan 119 kejadian (38,76%), dan kejadian terkecil adalah prescribing error dengan 44 kejadian (14,33%). Demikian pula pada pasien ICU di RS Santa Anna Kendari, angka kejadian medication error tertinggi berupa administration error, yaitu 81 kejadian (42,6%), diikuti prescribing error, yaitu 71 kejadian (37,4%), dan dispensing error, yaitu 38 kejadian (20%). Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kejadian medication error adalah persoalan sistem (minimnya kelengkapan fasilitas di rumah sakit), profesional (sumber daya manusia, meliputi dokter, tenaga farmasis, serta perawat), dan dokumentasi. Kata kunci: Medication Error, Pasien ICU, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DAN STRATEGI PERBAIKAN DENGAN METODE HANLON DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT TAHUN 2012 Wirdah Wati R.; Achmad Fudholi; Gunawan Pamudji Widodo
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 3, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.223

Abstract

Pengelolaan obat merupakan suatu siklus manajemen obat yang meliputi empat tahap yaitu seleksi, perencanaan dan pengadaan, distribusi dan penggunaan, Pengelolaan obat dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara dengan menggunakan indikator efisiensi dan dilakukan strategi perbaikan dengan metode Hanlon. Penelitian menggunakan rancangan diskriptif untuk data tahun 2012 yang bersifat retrospektif dan concurent.  Data dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif dari pengamatan dokumen serta wawancara dengan petugas IFRS terkait. Seluruh tahap pengelolaan obat di IFRSUD Karel  Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara diukur tingkat efisiensi mengunakan indikator DepKes dan WHO, kemudian dibandingkan dengan standar atau hasil penelitian lainnya dan selanjutnya diolah serta deskripsikan berdasarkan analisis prioritas rencana tindakan dengan Metode Hanlon. Hasil penelitian didapatkan sistem pengelolaan obat yang sesuai standar sebagai berikut: kesesuaian DOEN (77,56%), persentase modal/dana (100%), kecocokan kartu stock obat (100%), rata-rata waktu melayani resep, resep obat generik (96,52%), persentase label obat (100%).Tahapan yang belum sesuai standar yaitu: kesesuaian perencanaan obat dengan kenyataan (72,73%), persentase alokasi dana (6,51%), frekuensi pengadaan tiap item  obat 1 kali sedangkan menurut EOQ 2 kali, nilai ITOR (5,77 kali), tingkat ketersediaan obat (7,28 hari), persentase nilai obat kadaluwarsa/rusak (2,21%), persentase stock mati (5%), jumlah item obat tiap lembar resep (3,23), persentase resep yang tidak terlayani (13,84%).Prioritas penanganan masalah sebagai berikut: 1) membentuk Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan menyusun formularium, serta melakukan monitoring dan evaluasi  pengelolaan obat 2) mengusulkan kenaikan anggaran, 3) melakukan analisis ABC-VEN, 4) mengintegrasikan SOP tentang perbekalan farmasi, 5) menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pengelolaan obat. Kata kunci: pengelolaan obat, indikator efisiensi, Instalasi Farmasi RSUD Karel Sadsuitubun Kabupaten Maluku Tenggara, metodeHanlon
EVALUASI KINERJA UNIT BISNIS APOTEK PERUSAHAAN DAERAH FARMASI CIREMAI KOTA CIREBON DENGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN STRATEGY MAPS Wawang Anwarudin; Achmad Fudholi; Satibi Satibi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 3, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.224

Abstract

Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu kerangka kerja yang komprehensif dan koheren yang menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu. Unit Bisnis Apotek PD. Farmasi Ciremai merupakan salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh Pemkot Cirebon yang bergerak di bidang farmasi komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja Unit Bisnis Apotek PD. Farmasi Ciremai dengan empat perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, dimana hasil pengukuran dapat digunakan sebagai dasar penyusunan peta strategi perusahaan.Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif non eksperimental menggunakan data kuantitatif yang diperoleh melalui laporan keuangan, observasi langsung, dan survei terhadap resep menggunakan analisis deskriptif evaluatif, dan data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan hasil wawancara mendalam dengan Apoteker dan Direktur PD Farmasi Ciremai. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner menggunakan analisis product moment pearson dan Alpha Cronbach dengan software SPSS 17.0.Berdasarkan hasil penelitian rata-rata kinerja dari Unit Bisnis Apotek PD. Farmasi Ciremai secara keseluruhan rata-rata indikator dalam kondisi baik; (1) Perspektif keuangan menunjukkan kinerja keuangan yang baik, karena berada diatas rata- rata industri (ROI 10,86%, GPM 16,05%, TATO 2,56x, dan ITOR 8,95x) kecuali nilai NPM (4,26%) masih di bawah rata-rata industri. (2) Perspektif pelanggan, secara keseluruhan tingkat pelayanan kepada pelanggan sudah baik, kondisi ini tercermin dari skor rata-rata kepuasan pelanggan yang tinggi (3,7). (3) Perspektif proses bisnis internal, mampu memberikan fasilitas pelayanan yang baik dengan tingkat ketersediaan obat yang tergolong tinggi (88,41%), tetapi pada pelayanan informasi obat dan waktu tunggu perlu ditingkatkan. (4) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, mampu meningkatkan motivasi dan semangat kerja serta disiplin kerja karyawan ditunjukkan dengan turunnya persentase ketidakhadiran (2,18%), peningkatan turn over rate (0,08%), peningkatan produktivitas (Rp. 1.091.172/karyawan), dan skor budaya organisasi (3,63) yang tinggi, skor motivasi kerja tinggi (3,66), team work dengan skor 3,52 (tinggi), serta leadership dengan skor 3,65 (tinggi), tetapi skor nilai kepuasan   karyawan 3,23 masuk dalam kategori sedang, sehingga manajemen perlu berupaya untuk lebih meningkatkan lagi kinerjanya dimasa mendatang. Pada penelitian ini pengukuran kinerja unit bisnis apotek adalah suatu tahap untuk melakukan pemetaan strategi unit bisnis apotek PD Farmasi Ciremai dengan rerangka balanced scorecard. Kata kunci: PD. Farmasi Ciremai, kinerja, balanced scorecard, peta strategi
ANALISIS KINERJA INSTALASI FARMASI RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Ika Ratna Hidayati; Satibi Satibi; Achmad Fudholi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 3, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.192

Abstract

Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang belum pernah melakukan suatu pengukuran kinerja sehingga belum diketahui sejauh mana keberhasilan pengelolaan tangible dan intangible assets dalam mencapai visi dan tujuan organisasi.Selain itu, pengukuran kinerja juga diperlukan dalam mendukung proses akreditasi rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan pendekatan balanced scorecard (BSC) melalui 4 perspektif yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan, dan keuangan. Penelitian merupakan penelitian non eksperimental dengan analisis secara deskriptif  analitik. Data diperoleh secara prospektif dan retrospektif. Data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan Kepala Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang pada tahun 2011 dan 2012. Data kuantitatif diperoleh melalui observasi langsung, survei terhadap resep, dan laporan keuangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada human capital belum mampu melakukan inovasi dalam mendukung  pekerjaannya, budaya organisasi sudah sangat baik di IFRS, dan teknologi informasi belum beroperasi dengan baik. Kinerja perspektif proses bisnis internal pada rata-rata dispensing time untuk resep racikan19,34 menit dan resep non racikan 6,7 menit, kadang–kadang masih ada kegiatan yang dapat memungkinkan terjadinya medication error, rata–rata tingkat ketersediaan obat 93,7%, Standard Operating Procedure (SOP) sudah dibuat sesuai dengan standar 5 dan 6 akreditasi rumah sakit. Kinerja perspektif pelanggan menunjukkan bahwa pasien belum puas dengan layanan terutama pada dimensi tangible (-0,680) dan emphati (-0,366). Tingkat keterjaringan pasien sebesar 95% dan tingkat pertumbuhan pelanggan -1% tiap bulannya. Kinerja perspektif keuangan menunjukkan Inventory Turnover Ratio (ITOR) 7,7 kali per tahun pada 2011 dan 6 kali per tahun pada 2012, selisih antara Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dengan realisasi sebesar 2,43% pada tahun 2011 dan 6,50% pada tahun 2012. Kata kunci: analisis kinerja, balanced scorecard, instalasi farmasi rumah sakit
ANALISIS PENGARUH ATRIBUT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK DAN PEMBELIAN TERHADAP LOYALITAS: STUDI PADA KONSUMEN PRODUK MARTHA TILAAR DI KABUPATEN BLORA Rizellia Rizellia; Sampurno Sampurno; Achmad Fudholi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 4, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.250

Abstract

Perusahaan harus dapat mengelola loyalitas konsumen karena menarik konsumen baru membutuhkan lebih banyak biaya dibandingkan mempertahankan konsumen lama. Atribut yang berhubungan dengan produk dan pembelian merupakan faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut yang berhubungan dengan produk dan pembelian terhadap loyalitas produk Martha Tilaar. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan desain survei. Data diperoleh menggunakan alat ukur kuesioner dan variabel dinilai menggunakan skala Likert. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 orang. Data dianalisis dengan regresi linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa atribut yang berhubungan dengan produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas (koefisien beta=0,174; thitung=2,705 > ttabel = 1,980; probabilitas 0,008<0,05). Atribut yang berhubungan dengan pembelian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas (koefisien beta=0,313; thitung=4,128 > ttabel =1,980; probabilitas 0,000<0,05). Atribut yang berhubungan dengan produk dan pembelian memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap loyalitas (probabilitas 0,000<0,05). Pengaruh atribut yang berhubungan dengan produk dan pembelian terhadap loyalitas sebesar 42,3% (nilai R2=0,423). Kata kunci: loyalitas, atribut, produk, pembelian
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN ATRIBUSI KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN BBPOM YOGYAKARTA Friska Drastiana; Sampurno Sampurno; Achmad Fudholi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 4, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.251

Abstract

Seorang karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha keras dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang diinginkannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan atribusi karyawan terhadap motivasi kerja karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta. Rancangan penelitian adalah non eksperimental dengan analitik Cross Sectional. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Subyek penelitian adalah karyawan tetap dan sudah bekerja minimal 2 tahun di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini sebanyak 76 orang.Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Sebelum analisis regresi, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa iklim organisasi dan atribusi karyawan secara bersama-sama secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dengan F hitung (40,174)>F tabel (3,122) dan p=0,000 dengan R2 sebesar 52,4%. Hasil analisis regresi linear, menunjukkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan t hitung (4,232)>t tabel (1,992) dan p=0,000 dengan R2 sebesar 44,4%. Atribusi karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan t hitung (3,189)>t tabel (1,992) dan p=0,002 dengan R2 sebesar 35,0%.Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa iklim organisasi dan atribusi karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan dengan masing-masing nilai signifikansi p=0,000 dan p=0,002 (p<0,05). Kata Kunci: iklim organisasi, atribusi karyawan, motivasi kerja
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Laras Tri Saputri; Achmad Fudholi; Sumarni Sumarni
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 4, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.258

Abstract

Dewasa ini setiap perusahaan dituntut untuk selalu sustainable dalam menghadapi dinamika lingkungan yang berubah. Salah satunya yaitu dengan mengelola sumber daya yang terdapat diperusahaan, terutama sumber daya manusia yang merupakan motor penggerak seluruh kegiatan perusahaan agar bekerja secara efektif dan efisien. Perusahaan perlu memotivasi dan menciptakan budaya organisasi yang baik agar karyawan mampu memiliki kinerja yang baik, terutama pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan kepada masyarakat. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang merupakan rumah sakit rujukan kabupaten Klaten yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang mana karyawan dan pihak rumah sakit harus memiliki motivasi dan budaya organisasi yang baik guna memberikan kinerja yang baik bagi rumah sakit maupun masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan budaya organisasi terhadap kinerja di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik dengan survey. Data diperoleh dengan alat ukur kuesioner dengan skala Likert. Pengambilan sampel dengan non-probability, metode purposive sampling dengankriteria inklusi karyawan tetap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, berusia 20-60 tahun, masa kerja minimal 1 tahun, dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 237 karyawan. Data dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan nilaip < 0,05. Secara parsial ada pengaruh signifikan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan nilai p < 0,05. Secara simultan motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang ditunjukan dengan nilai p < 0,05. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y=33,442 + 4,329X1 + 3,886X2. Kata kunci: motivasi kerja, budaya organisasi, kinerja karyawan.
Evaluasi Penggunaan Obat Berdasarkan Indikator Kinerja Pelayanan Kefarmasian Pada Puskesmas Wilayah Kota Kupang Achmad Fudholi; Tri Murti Andayani; Satibi Satibi; Natalia Gilarsih
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.54770

Abstract

Berangkat dari permasalahan belum optimalnya penerapan penggunaan obat secara rasional pada pelayanan kesehatan di Indonesia maka telah dikembangkan indikator khusus yang menjadi dasar penilaian kinerja pelayanan kefarmasian di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat di puskesmas wilayah Kota Kupang berdasarkan indikator hasil metode Delphi yang dikembangkan oleh Satibi dkk. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan data retrospektif tahun 2018 dan melalui observasi langsung. Pemilihan sampel puskesmas dilakukan dengan purposive sampling. Data hasil penelitian berupa data kuantitatif, dianalisis secara deskriptif dan 6 indikator diantaranya dibandingkan dengan standar Kemenkes RI dan WHO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat belum rasional sesuai standar WHO ataupun Kemenkes RI pada indikator item per resep, penggunaan obat generik dan pemberian oralit dan zink sedangkan indikator antibiotik pada diare non spesifik, antibiotik pada ISPA non pneumonia dan penggunaan injeksi pada myalgia telah memenuhi standar yang ada. Indikator biaya obat per kunjungan resep sebesar Rp.9.394 ± Rp.1.341 digunakan sebagai parameter dalam penetapan alokasi dana pengadaan obat tahun berikutnya dan indikator kejadian medication error tidak dapat dievaluasi karena tidak tersedianya dokumentasi tersebut. Kesimpulan menunjukkan puskesmas wilayah Kota Kupang masih mengalami masalah dalam jumlah item obat per resep, penggunaan obat generik, pemberian oralit dan zink dan pendokumentasian kejadian medication error. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kefarmasian yang dapat mendukung penggunaan obat rasional di puskesmas.
PENGARUH MEDIUM DISSOLUSI DAN PENGGUNAAN SINKER TERHADAP PROFIL DISOLUSI TABLET FLOATING ASPIRIN Agus Siswanto; Achmad Fudholi; Akhmad Kharis Nugroho; Sudibyo Martono
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 11 No. 02 Desember 2014
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v11i2.840

Abstract

ABSTRAK Disolusi merupakan faktor penting dalam pelepasan dan pengembangan sediaan obat. Selain sifat fisika kimia obat, formulasi, dan fabrikasi sediaan; kondisi uji disolusi juga mempengaruhi profil disolusi termasuk jenis medium dan model alat uji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh medium disolusi dan penggunaan sinker terhadap profil disolusi tablet floating aspirin. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung dengan bahan tambahan Methocel K4M CR, NaHCO3, Ethocel, Aerosil, dan dikalsium fosfat anhidrat. Tablet diuji disolusi menggunakan alat disolusi USP apparatus 2 dengan pengaduk dayung. Medium disolusi yang digunakan yaitu simulated gastric fluid (SGF) tanpa pepsin pH 1,2 dan HCl 0,1 N. Uji disolusi dengan SGF tanpa pepsin pH 1,2 dilakukan dengan dan tanpa sinker. Suhu percobaan 37 ± 0,5 °C dan kecepatan pengadukan 60 rpm. Cairan sampel diambil pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, 420, dan 480. Serapan sampel diukur dengan spektrofotometer UV pada λ 280 nm. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa perbedaan medium yaitu HCl 0,1 N dan SGF tidak mempengaruhi DE480, kinetika, dan mekanisme disolusi tablet floating aspirin. Penggunaan sinker pada medium SGF mempengaruhi DE480, kinetika, dan mekanisme disolusi. Kurva disolusi tablet floating aspirin pada medium HCl 0,1 N, SGF dengan dan tanpa sinker mengikuti kinetika orde I dan mekanisme disolusi menurut model Korsmeyer-Peppas, Weibull, Hopfenberg, dan Hixson-Crowell. Model Higuchi juga sesuai untuk profil disolusi tablet floating aspirin dalam medium SGF dengan sinker. Kata kunci: tablet floating aspirin, medium disolusi, sinker, profil disolusi ABSTRACK Dissolution is an important factor in the release and development of drug dosage form. In addition to physical and chemical properties of the drug, formulation, manufacturing process; the conditions of dissolution test also affect the profile of dissolution including the type of medium and test equipment models. The purpose of this study was to determine the influence of the dissolution medium and the use of sinker on dissolution profile of aspirin floating tablet. The tablets were made by direct compression method with Methocel K4M CR, NaHCO3, Ethocel, Aerosil, and dicalcium phosphate anhydrous as excipients. The in vitro dissolution study was determined using USP apparatus 2 (paddle method), 900 mL dissolution medium at 37 ± 0.2 °C and 60 rpm. The dissolution test using HCl 0.1 N and simulated gastric fluid (SGF) pH 1.2 as medium with and without a sinker. Aliquouts of 5 mL was taken out at intervals of 15, 30, 45, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, and 480 minutes. The samples were analyzed by UV-Vis spectrophotometer at 280 nm. The result indicated that the difference of medium (HCl 0.1 N and SGF pH 1.2) does not affect DE480, kinetics, and mechanism of dissolution. The use of sinker in SGF affects DE480, kinetics, and mechanism of dissolution. The profile of dissolution of aspirin floating tablets in 0.1 N HCl and SGF pH 1.2 (with and without sinker) follow first-order kinetics and mechanism of dissolution according to Korsmeyer-Peppas, Weibull, Hopfenberg, and Hixson-Crowell models. Higuchi model was also suitable for dissolution profile of aspirin floating tablet in the SGF pH 1.2 with sinker. Keywords: floating tablet of aspirin, medium of dissolution, sinker, profile of dissolution
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DEPARTEMEN PRODUKSI PT X YANG DIMEDIASI OLEH MOTIVASI KERJA (STUDI KASUS DI BAGIAN TABLET DEPARTEMEN PRODUKSI SALAH SATU INDUSTRI FARMASI DI JAWA TENGAH) Indra Putra Taufani; Achmad Fudholi; Sumarni Sumarni
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik Vol 13 No 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.932 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v13i2.1699

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan gaya kepemimpinan  terhadap produktivitas karyawan di Bagian Tablet  Departemen Produksi PT. X yang dimediasi oleh motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian  metode asosiatif dengan jenis penelitian survey yang akan mengungkapkan hubungan dua variabel, yaitu  Gaya Kepemimpinan sebagai variabel bebas dan produktivitas Bagian Tablet  Departemen Produksi PT X sebagai variabel terikat.  Data primer berasal dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan Bagian Tablet  Departemen Produksi PT X, dan hasil diskusi dengan karyawan bagian tersebut. Data sekunder berasal dari data produktivitas Bagian Tablet  yang dilihat dari penilaian karyawan 6 bulan Januari hingga bulan Juni 2012. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode korelasi dan regresi linear. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai r untuk variabel gaya kepemimpinan terhadap produktivitas adalah 0,027 dan nilai t adalah 0,179. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap produktivitas, namun tidak saling mempengaruhi. Nilai r untuk variabel gaya kepemimpinan terhadap motivasi adalah 0,393 dan nilai t adalah 2,869. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi. Nilai r untuk variabel motivasi terhadap produktivitas adalah 0,443 dan nilai t adalah 3,315. Ada hubungan antara motivasi terhadap produktivitas dan berpengaruh positif.     Kata kunci :  Gaya kepemimpinan, Motivasi kerja, Produktivitas karyawan, Departemen produksi. ABSTRACT This study aims to identify the relationship of leadership style on employee productivity in Tablet Section of Production Department PT. X mediated by work motivation. This study using the associative method  study design with the survey research type that would reveal the relationship between two variables, are leadership style as independent variables and employee productivity in  Tablet Section of Production Department PT X as the dependent variable. Primary data taken from questionnaires distributed to employees in Tablet Section of Production Department PT X, and the results of discussions with the employees of that section. Secondary data taken from productivity assesment from January to June 2012. The acquired data were analyzed using correlation and  linear regression. From this study showed that the value of r for the leadership style to the productivity was 0.027 and the value of t is 0.179. There is a relationship between leadership style on productivity, but do not affect each other. The value of r for the leadership style to motivation is 0.393 and the value of t is 2,869. There is a relationship between leadership style to motivation, and leadership style give positive effect on motivation. The value of r for motivation to productivity is 0.443 and the value of t is 3.315. There is a relationship between motivation to productivity and motivation give positive effect on productivity. Keywords :  Leadership style, Work motivation, Employee productivity, Production Departement.