Claim Missing Document
Check
Articles

PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA Suliman Suliman; Sarwanto Sarwanto; Suparmi Suparmi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17260

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan analisis, dan interaksinya terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bayat Klaten yang terdiri dari 5 kelas. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu XA yang pembelajarannya dengan pendekatan saintifik menggunakan metode demonstrasi dan XC menggunakan metode eksperimen. Data prestasi belajar kognitif siswa, kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan analisis siswa diperoleh dari hasil tes. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, dengan desain factorial 2x2x2. Kesimpulan dari penelitian adalah: (1) ada pengaruh pendekatan saintifik menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar (pvalue = 0.001); (2) ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar (pvalue = 0.000); (3) ada pengaruh kemampuan analisis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar (pvalue = 0.047); (4) tidak ada interaksi antara pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa (pvalue = 0.865); (5) tidak ada interaksi antara pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika menggunkan metode eksperimen dan demonstrasi dengan kemampuan analisis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa (pvalue = 0.865); (6) tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah dengan kemampuan analisis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa (pvalue = 0.802); (7) tidak ada interaksi antara pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika menggunakan metode metode eksperimen dan demonstrasi, kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah, dan kemampuan analisis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa (pvalue = 0.856).
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA/MA KELAS X PADA MATERI DINAMIKA GERAK Fengky Adie Perdana; Sarwanto Sarwanto; Sukarmin Sukarmin
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 3 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i3.17844

Abstract

Pembelajaran Fisika yang di terapkan di SMA Warga Surakarta belum mengarahkan siswa pada pembelajaran berbasis keterampilan proses dan cenderung teacher centered. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menyusun modul elektronik pembelajaran Fisika berbasis keterampilan proses sains, serta menguji efektivitas modul terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa.  Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan Research and Development (R&D). Model penelitian dan pengembangan menggunakan model penelitian 4D Thiagarajan. Modul Fisika dikembangkan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains dengan langkah: mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, melakukan eksperimen, menganalisis data, menyimpulkan dan mengomunikasikan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, lembar validasi, lembar observasi dan soal pretest&post test. Analisis hasil angket, kelayakan modul dan hasil observasi dianalisis dengan diskriptif kualitatif berdasarkan skor kriteria. Analisis kemampuan berpikir kritis diuji dengan program SPSS dengan uji parametrik sampel berpasangan, sedangkan motivasi belajar dianalisis menggunakan uji non parametrik Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) modul elektronik telah dikembangkan dengan mengintegrasikan keterampilan proses sains untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. 2) Modul elektronik Fisika berbasis keterampilan proses sains memenuhi kriteria sangat baik, dilihat dari hasil validasi materi, media, validasi praktisi pendidikan dan teman sejawat, dengan nilai rata-rata 3,80 lebih besar dari nilai minimum kelayakan 3,78. 3) efektivitas modul berbasis keterampilan proses sains didapatkan nilai N-gain dari uji coba besar  0,67 pada kelas sampel dan 0,59 pada kelas kontrol yang dikategorikan ˝sedang˝. 4) Implementasi modul elektronik Fisika berbasis keterampilan proses sains ini dinilai efektif meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih rendah dari taraf signifikansi α =0,05, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kelas sampel dan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa menggunakan modul Fisika berbasis keterampilan proses sains lebih baik dari pembelajaran konvensional
PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA Mujazin Mujazin; Suparmi Suparmi; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9436

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing melaluimetode eksperimen dan demonstrasi diskusi, gaya belajar, kemampuan berpikir,dan interaksinya terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasinya adalah semua siswa kelas XI.IPA SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, terdiri dari 3kelas. Sampel diambil dengan teknik cluster random samplingterdiri 2 kelas. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif dan kemampuan berpikir menggunakan metode tes, sedangkangaya belajar dan penilaian prestasi belajar afektif menggunakan tes angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan: 1) Pembelajaran inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi diskusi  berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar kognitif namun tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif; 2) kemampuan berpikir siswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dalam ranah kognitif dan afektif siswa; 3) gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kognitif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perstasi afektif belajar siswa; 4) tidak ada interaksi yang signifikan antara metode eksperimen dan demonstrasi diskusi dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa; 5) tidak ada interaksi yang signifikan antara metode eksperimen dan demonstrasi diskusi dengan kemampuan berpikir terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa; 6) tidak ada interaksi yang signifikan antara gaya belajar dengan kemampuan berpikir terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa; 7) ada interaksi yang signifikan antara metode, kemampuan berpikir, dan gaya belajar terhadap prestasi kognitif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi afektif belajar siswa.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LITOSFER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Dewi Rosnanda; Sarwanto Sarwanto; Nonoh Siti Aminah
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 3 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i3.17866

Abstract

Masalah utama dalam  pembelajaran IPA adalah pelaksanaan pembelajaran belum maksimal, akibatnya daya serap peserta didik rendah. Tujuan penelitian ini untuk: 1) mengembangkan modul pembelajaran dengan karakteristik pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP pada materi litosfer, 2) mengetahui kelayakan modul pembelajaran berbasis masalah pada materi litosfer yang dikembangkan, 3) mengetahui  implementasi modul pembelajaran berbasis masalah  untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa hasil pengembangan di SMP Nawa Kartika Wonogiri. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan Research and Development (R&D). Model penelitian dan pengembangan menggunakan model penelitian 4D Thiagarajan dengan langkah: (1) tahap pendefinisian (define), (2) tahap perancangan (design), (3) tahap pengembangan (develop), (4) tahap penyebaran (dessiminate). Pengembangan modul ini dinilai berdasarkan kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan, modul kemudian diujicobakan pada 15 siswa. Setelah direvisi, modul diujicobakan pada kelas IX.B. Modul pembelajaran ini berbasis masalah, dimana tahapan-tahapannya berupa orientasi pada situasi masalah, merumuskan hipotesis, penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan \menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Analisis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis diskriptif, analisis kelayakan modul berdasarkan skor kriteria dan analisis keterampilan berfikir kritis dengan t-test. Hasil penelitian ini adalah (1) modul IPA berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa memiliki ciri yaitu langkah pembelajaran pada modul disesuaikan dengan langkah pembelajaran berbasis masalah, mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis pada setiap tahapnya dan memuat soal tes berpikir kritis (2) kualitas modul IPA berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi litosfer yang dikembangkan memiliki skor rata-rata persentase sebesar 90,16% dan berkategori sangat baik yang berarti modul layak untuk digunakan sebagai penunjang bahan ajar lainnya, (3) keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas IX.B setelah menggunakan modul IPA berbasis masalah mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari nilai N-gain  dari uji coba skala besar sebesar 0,69 dikategorikan “sedang” dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil gain score menunjukkan modul IPA berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TEMA SAMPAH UNTUK KELAS VII SMP/MTs Lestari Lestari; Sarwanto Sarwanto; Mohammad Masykuri
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 2 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i2.9612

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) pengembangan modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah; (2) kelayakan modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah; dan (3) keefektivitan modul modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah yang telah dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian & pengembangan atau research and development (R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model Four-D yaitu pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Keseluruhan tahapan tersebut telah dilakukan sehingga data yang diperoleh dianalisis lebih lanjut. Analisis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan modul berdasarkan skor kriteria, dan analisis tes pengetahuan dengan t-test, analisis keterampilan dan sikap dengan skor kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah berdasarkan kriteria modul yang merujuk pada standar yang ditetapkan oleh BNSP, pengembangan modul menggunakan model 4-D meliputi tahap define berupa analisis pustaka dan analisis lapangan, tahap design berupa penyusunan draft modul, tahap develop berupa validasi draft modul oleh para ahli, guru IPA, dan peer review, setelah valid dilakukan uji coba terbatas pada 12 orang siswa dan diimplementasikan pada uji lapangan, dan pada tahap akhir dilakukan tahap disseminate (penyebaran) pada guru IPA di kabupaten Pesawaran; (2) modul yang dikembangkan memiliki kualitas baik sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran IPA; (3) modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah telah digunakan dalam pembelajaran sangat efektif dengan persentase 38% hasil ini menunjukkan ternormalisasi sedang.
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA Rachma Indah Kurnia; Mohammad Masykuri; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9536

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang memadainya bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik PBL pada mata pelajaran IPA Problem Solving di SMP Negeri 1 Kecamatan Jetis sehingga menyebabkan belum adanya peningkatan kemampuan problem solving siswa secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan Modul fisika berorientasi PBL dengan materi tekanan yang valid; (2) mengetahui keefektifan modul untuk menunjang proses pembelajaran PBL dan keefektifan modul untuk meningkatkan kemampuan problem solving siswa. Jenis penelitian adalah penelitian dan pengembangan (R & D) dengan menggunakan model pengembangan bahan ajar 4-D. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kecamatan Jetis tahun pelajaran 2013-2014 yang terdiri dari 6 kelas parallel yang diambil secara acak, terdiri dari 1 kelas kontrol yaitu kelas VIII B dan 1 kelas eksperimen yaitu kelas VIIIA. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan 1) Modul Fisika berorientasi Problem Based Learning dengan materi pokok Tekanan telah valid; 2) modul dinyatakan efektif dalam menunjang proses pembelajaran karena kelas yang menggunakan modul; ketuntasan belajar siswa tercapai, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memenuhi kriteria efektif, aktivitas siswa dalam kelas eksperimen memenuhi kriteria aktif, dan respon siswa terhadap pembelajaran di kelas adalah positif. Modul dinyatakan efektif untuk meningkatkan kemampuan problem solving. Hasil Uji statistik memperoleh signifikansi sebesar 0,003 yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan Problem Solving yang signifikan pada kelas yang menggunakan modul Fisika berorientasi PBL dibandingkan kelas yang tidak menggunakan modul.
AUTHENTIC ASSESSMENT BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP KELAS VII PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA Alif Alfian; Nonoh Siti Aminah; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9568

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: karakteristik, tingkat kevalidan dan reliabilitas instrumen, efektivitas penilaian, dan kepraktisan penilaian melalui authentic assessment berbasis scientific approach tema suhu dan perubahannya. Metode penelitian menggunakan Research And Development (R & D) mengacu pada model Four D dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel dengan tahapan define, design, develop, dan disseminate. Kegiatan penelitian diawali dengan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), bahan ajar, dan alat evaluasi yang divalidasi oleh Tim ahli. Pengujian keefektifan penerapan instrumen penilaian yang dikembangkan menggunakan analisis N-gain. Data validitas dan reliabilitas instrumen penilaian dianalisis dengan deskript if, data hasil belajar dianalisis dengan deskriptif, dan peningkatan hasil belajar dihitung dengan gain ternormalisasi. Hasil validasi ahli dan praktisi terhadap instrumen pada tiga aspek yaitu sintak, perangkat pembelajaran, dan perangkat evaluasi authentic assessment, rataan ketiga aspek tersebut  memperoleh nilai sebesar 94,25% dengan kategori sangat baik. Persentase hasil belajar ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan mencapai ketuntasan klasikal ≥ 80%. Rataan nilai sikap kelas eksperimen yaitu 3,22 mencapai kategori baik, rataan nilai keterampilan pada kelas eksperimen adalah 3,14 mencapai kategori baik, dan rataan nilai pengetahuan pada kelas eksperimen adalah 85,5 mencapai kategori baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen authentic assessment berbasis scientific approach valid dengan kategori sangat baik dan koefisien reliabilitas untuk setiap kompetensi penilaian mencapai kategori tinggi atau sangat reliabel. Implementasi perangkat authentic assessment berbasis scientific approach efektif untuk mencapai ketuntasan hasil belajar karena mencapai ketuntasan klasikal ≥ 80%, hasil uji keefektifan ditinjau dari analisis N-Gain ternormalisasi sebesar 0,73 mencapai kategori tinggi. Penerapan authentic assessment berbasis scientific approach praktis ditinjau dari rerata respons peserta didik dan guru mencapai kategori tinggi.
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU SMP/MTs KELAS VII DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING TEMA AIR LIMBAH INDUSTRI BATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Mulyanto Mulyanto; Mohammad Masykuri; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 2 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i2.17308

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan modul IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII dengan model discovery learning tema air limbah industri batik; 2) menganalisis kelayakan modul IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII dengan model discovery learning tema air limbah industri batik; 3) menganalisis efektifitas modul IPA Terpadu SMP/MTs kelas VII dengan model discovery learning tema air limbah industri batik dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini dilakukan mengikuti model R&D dari Thiagarajan (1974) yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu  pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) modul IPA terpadu SMP/MTs berbasis penemuan (discovery learning) tema air limbah industri batik yang dikembangkan dengan model Four D (4D). Kegiatan pembelajaran dalam modul sesuai dengan sintak discovery learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa; 2) modul IPA terpadu SMP/MTs berbasis penemuan (discovery learning) tema air limbah industri batik yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik ditinjau dari kelayakan fisik, isi/materi, bahasa, media, dan penyajian,  kesesuaian model penemuan dalam memberdayaan keterampilan proses sains siswa, kesesuaian basis discovery learning, kualitas metode penyajian, penggunaan ilustrasi, kelengkapan bahan penunjang, penyajian  pembelajaran, kegrafikan, dan tampilan umum  berdasarkan validator ahli dan praktisi pendidikan serta menurut siswa; 3) modul IPA terpadu SMP/MTs berbasis penemuan (discovery learning) tema air limbah industri batik yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan proses sains berdasarkan hasil N-gain score sebesar 0,32 termasuk kriteria sedang. Nilai rata-rata kelas modul lebih besar dari  rata-rata kelas tanpa modul, dan prosentase ketuntasan klasikal kelas modul lebih besar daripada kelas tanpa modul.
PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA Purwo Suyono; Suparmi Suparmi; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 2 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i2.9590

Abstract

Masalah yang terjadi pada pembelajaran Fisika adalah masih rendahnya partisipasi siswa dalam aktivitas belajar sehingga belum bisa mencapai prestasi belajar yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri menggunakan metode eksperimen dan proyek, ditinjau dari sikap ilmiah, kreativitas belajar, serta interaksinya terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI jurusan otomotif dan mesin SMK Negeri 2 Jiwan tahun pelajaran 2012-2013, terdiri atas 8 kelas. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, terdiri 2 kelas yaitu XIO3 dan XIM3. Data prestasi belajar kognitif dikumpulkan dengan instrumen tes; sikap ilmiah, kreativitas belajar, dan nilai afektif dengan angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Hasil penelitian menyatakan: 1) pembelajaran dengan   metode proyek mempunyai prestasi belajar kognitif lebih tinggi dari eksperimen tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai afektif, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi kognitif dan nilai afektif siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah, 3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi kognitif dan nilai afektif antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi     dan kreativitas rendah, 4) tidak ada interaksi yang signifikan antara metode eksperimen dan proyek dengan sikap ilmiah dan kreativitas terhadap prestasi belajar ranah afektif dan kognitif siswa, 5) tidak ada interaksi yang signifikan antara metode eksperimen dan proyek dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif tetapi ada interaksi pada nilai afektif, 6) tidak ada interaksi yang signifikan antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif, 7) tidak ada interaksi yang signifikan antara metode eksperimen, proyek, sikap ilmiah dan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif.
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS PROBLEM SOLVING MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA/MA Dwi Sari Ida Aflaha; Suparmi Suparmi; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i1.9548

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis problem solving yang layak untuk siswa SMA/MA pada materi elastisitas; (2) kelayakan modul pembelajaran fisika berbasis problem solving pada materi elastisitas; (3) efektivitas modul fisika berbasis problem solving pada materi elastisitas terhadap hasil belajar di SMAN 3 Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengacu pada model yang dikemukakan oleh Thiagarajan, yang dilaksanakan dari bulan Juli 2013 hingga Mei 2014. Kelayakan media divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, guru, dan teman sejawat. Subjek Uji coba penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 3 Jombang tahun akademik 2013/2014 sebanyak 42 siswa dengan rincian 10 siswa sebagai subjek uji coba terbatas dan 32 siswa sebagai subjek uji coba pemakaian. Modul disebarkan pada guru-guru fisika SMA. Data hasil penelitian berupa nilai validasi modul oleh ahli, guru dan teman sejawat, respon keterbacaan siswa, nilai tes prestasi, respon siswa, dan respon guru. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan: (1) langkah-langkah prosedur pengembangan yang dilakukan menggunakan model 4-D yang diawali tahap 1 define yaitu melakukan studi literatur yang meliputi analisis siswa, kurikulum dan materi,  tahap 2 design yaitu pemilihan format modul, tahap 3 develop yaitu desain awal modul, validasi produk, uji coba terbatas, perbaikan, uji coba luas. Pada uji coba terbatas siswa tidak hanya membaca modul, tetapi juga melakukan kegiatan pembelajaran dalam modul,  dan tahap 4 disseminate yaitu penyebaran modul pada guru fisika SMA. (2) penilaian modul fisika berbasis problem solving dinyatakan layak dengan kategori sangat baik yaitu dengan nilai hasil validasi ahli 458, nilai hasil validasi guru 468, nilai hasil validasi teman sejawat 461. Respon siswa pada uji coba kecil memperoleh 84% dengan kategori sangat baik. respon siswa setelah uji besar 86% kategori sangat baik dan respon guru SMA sebesar 94% kategori sangat baik. (3) Modul fisika berbasis problem solving efektif untuk meningkatkan hasil belajar ditinjau dari skor rata-rata pretest 65,75 dan posttest 71,50 dengan nilai gain 16 dan gain ternormalisasi sebesar 0,67 yang menunjukkan siswa mengalami peningkatan pada kategori sedang. Sehingga pembelajaran dengan modul berbasis problem solving mendapat respon positif dalam pembelajaran dan dapat memberikan motivasi belajar siswa serta sebagai tolak ukur bahwa siswa merasa senang dengan produk yang dikembangkan.