Claim Missing Document
Check
Articles

KINERJA BUNDARAN BERSINYAL DIGULIS KOTA PONTIANAK ., Said; Mayuni, Siti; Sulandari, Eti
Jurnal Transportasi Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.313 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i1.2151.%p

Abstract

Abstract Fully signalized roundabout must meet design criteria which are very different compared to the recommended design for unsignalized roundabout. When traffic flow increases, there is greater probability that traffic queue to occure, that will decrease the operation level of the roundabout and reduce the intersection capacity. In the case of the Digulis Signalized Roundabout, in Pontianak City, the high traffic volume causes problems, at the roundabout and particularly at the signalized intersection. At the roundabout, in C-D weaving direction, the degree of saturation reaches 0,933, while at signalized intersection, at leg A, major traffic direction, Ahmad Yani street, the degree saturation reaches 0,841, which causes long queues, with the length of 148 meters for leg A and 128 meters for leg B. The delay occured is 13.73 pcu.sec 10,64 pcu.sec, at directions A and B, respectively. Keywords: signalized roundabout, degree of saturation, delay, queue  Abstrak Bundaran dengan pengaturan sinyal penuh harus memenuhi desain yang akan sangat berbeda dibandingkan dengan desain yang direkomendasikan untuk bundaran tanpa sinyal. Ketika arus lalulintas meningkat, semakin besar kemungkinan terjadinya antrean kendaraan yang akan menurunkan tingkat operasi bundaran dan akan menurunkan kapasitas persimpangan. Pada kasus Bundaran Bersinyal Digulis, tingginya volume lalulintas menyebabkan terjadinya permasalahan, baik pada bundaran dan pada simpang bersinyalnya. Pada bundaran, pada arah weaving C-D, derajat kejenuhan mencapai 0,933, sedangkan pada simpang bersinyal, pada lengan A, lengan mayor, Jalan Ahmad Yani, derajat kejenuhan mencapai 0,841, yang mengakibatkan antrean sepanjang 148 meter untuk lengan A dan 128 meter untuk lengan B. Tundaan yang terjadi sebesar 13,73 smp.detik pada arah A dan 10,64 smp.detik pada arah B. Kata-kata kunci: bundaran bersinyal, derajat kejenuhan, tundaan, antrean
ANALISIS PENGARUH VOLUME KENDARAAN BERAT TERHADAP KINERJA RUAS JALAN YA’ M. SABRAN Yamin, Muhamad; AS, Syafaruddin; Sulandari, Eti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ini kemacetan sering kali timbul di kota-kota besar di negara kita karena banyaknya jumlah kendaraan yang lewat sehingga mempengaruhi dari kapasitas jalan yang direncanakan sebelumnya. Kota Pontianak merupakan kota  industri, pertanian, dan perdagangan.yang cukup besar. Sehingga menimbulkan daya tarik bagi orang untuk melakukan aktifitas/kegiatan ke daerah tersebut. Salah satunya di Jalan Ya? M. Sabran , yang semakin lama kinerja ruas jalan dari jalan tersebut akan semakin tidak stabil. Dan karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kinerja ruas jalan tersebut. Pada kondisi Existing Jalan Ya? M. Sabran lebar efektif jalur lalu lintas 7,84 m terdiri dari 2 lajur 2 arah dan tidak menggunakan median. Dari hasil Penelitian pada Jalan Ya? M. Sabran tersebut mengalami kenaikan dari segi kapasitas jalan yang semula 3144 smp/jam menjadi 6224 smp/jam, tingkat pelayanan jalan yang semula termasuk dalam kategori pelayanan C
STUDI TENTANG KELAYAKAN AGREGAT BATU GUNUNG BUKIT MARSELA DI KABUPATEN KETAPANG SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI Syaifullah, Asep; Sulandari, Eti; Erwan, Komala
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.033 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.26141

Abstract

West Kalimantan Province has an abundant material potential of aggregate materials, having hills, mountains and rivers that have aggregate content especially in Ketapang regency can be developed its benefits, it used as an Aggregate Base material which has a very important role in pavement. One type of road enlargement material is Aggregate Base Class A, and Class B (LPA & LPB) which have specification requirements to be fulfilled prior to spread or tamp the field, before spreading in the field the material must be tested in Laboratory to fulfill the requirements of  Aggregate Foundation layer Class A, and Class B Aggregate.The determination of the maximum dry volume weight value (γd max) and the optimum water content (w opt) was done by compaction test in Laboratory based on SNI 1743:2008 and further to get CBR value was tested CBR Laboratorium based on SNI 1744:2012. Based on the research result, CBR Class A Aggregate Base of 91 %, maximum dry density of 2.048 kg/cm3 and optimum water content 4.20 %, Class B Class Aggregate CBR value of 84.2 %, maximum dry density 2.07 kg/cm3, moisture content optimum 6.30. It can be concluded Marsela mountain rock material can be used as pondation layer. Key words : Gradation, California Bearing Ratio (CBR) Class A, and Class B.
ESTIMASI NILAI MODULUS REAKSI TANAH DASAR (NILAI ‘k’) PADA MATERIAL PASIR DI KOTA PONTIANAK Alfianda, -; Widodo, Slamet; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 2 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1932.98 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i2.33591

Abstract

Penggunaan pasir pada tanah dasar, secara teknis lebih menguntungkan karena memiliki daya dukung cukup tinggi. Penelitian dilakukan di Laboratorium. Metode menggunakan pasir kasar dan pasir halus tanpa mengganggu kondisi pasir aslinya. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan tanah, dengan menggunakan alat uji CBR dan uji pelat beban. Kadar air yang digunakan sebesar 15%.. Pengujian CBR untuk mendapatkan nilai ‘k’ dengan variasi pasir kasar dan pasir halus, dengan kepadatan 25%, 50%, 75%, dan 100% serta variasi energi (tumbukan). Hasil pengujian sampel pasir kasar dengan kepadatan (Dr) 25% didapat nilai CBR = 3,335 % dan nilai ‘k’ = 10,771 kN/m3, (Dr) 50% didapat nilai CBR = 4,361% dan nilai ‘k’ = 16,754 kN/m3, (Dr) 75% didapat nilai CBR = 7,183% dan nilai ‘k’ = 27,126 kN/m3, (Dr) 100% didapat nilai CBR = 15,392% dan nilai ‘k’ = 47,869 kN/m3, dan hasil pengujian sampel pasir halus dengan kepadatan (Dr) 25% didapat nilai CBR = 4,105% dan nilai ‘k’ = 15,158 kN/m3, (Dr) 50% didapat nilai CBR = 5,195% dan didapat nilai ‘k’ = 22,339 kN/m3, (Dr) 75% didapat nilai CBR = 5,964% dan didapat nilai ‘k’ = 25,929 kN/m3 ,(Dr) 100% didapat nilai CBR = 6,157% dan didapat nilai ‘k’ = 27,294 kN/m3, Hasil penelitian diperoleh nilai CBR dan nilai ‘k’ yang selalu bergerak searah,.dan dibuat grafik hubungan nilai CBR dan nilai ‘k’ yang disajikan dalam NAASRA. Hasil ini selanjutnya untuk menentukan hubungan antara nilai CBR dan nilai ‘k’, yang akan dipergunakan pada lapisan dasar atau subgrade jalan.Kata Kunci : Pasir Kota Pontianak, Kepadatan Kering Maksimum (γdry), Kadar Air Optimum (Woptimum), CBR, Nilai ‘k’ (k value)
PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR TERHADAP KEKESATAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR Aprizaldy, Fitra; Sulandari, Eti; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.475 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22888

Abstract

Road is an important infrastructure to support transportation activities. Roads are the most commonly used transportation facilities by most people. Traffic problems that impact on the weakening of some sectors, especially the economy, so the road also affects the safety, comfort, and safety of driving. Good road planning affects the level of road performance, where the plan has the highest pavement of flexible pavement or asphalt, where the asphalt has skid resistance value. The purpose of the researcher is to find the influence of temperature against the aggression on ther road which affect the safety, comfort, and safety of the rider.In this study, the data obtained by conducting a survey on the road using a tool called BPT (Bristish Pendulum Tester) is a pendulum with a rubber under it that touches to the surface of the pavement. The appointed time is in the morning, afternoon, and evening. The road used is a road that has the same pavement that is Jl. Ahmad Yani and Jl. Tanjungpura. From the results of the survey will be calculated and analyzed so that will get the effect of temperature against the road aggression.The road aggression value is indicated by BPN (British Pendulum Number) which is the value indicated by the gauge on the BPT device when the rubber touches the frictionless surface of the pavement. Based on previous research BPN values are influenced by temperature, if the temperature is low which makes the surface of pavement also low, makes BPN value tend to be higher, and vice versa. Keywords : Road Aggression Test , Skid Resistance
STUDI PEMANFAATAN AGREGAT SUNGAI DAN DEBU BATU SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HRS-WC Alfian, Ifan; Sulandari, Eti; Mayuni, Siti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.699 KB)

Abstract

The purpose of this study is to find the effect of characteristics Marshall test that use of two different aggregate in asphalt mixture HRS-WC and comparing both types of smooth aggregate on the strength of asphalt mixture. For the composition of the mixture of four types of smooth aggregate used to use the same proportions that uses as much as 55% coarse aggregate, fine aggregate by 40% and the use of filler as much as 5%.It can be seen from the results of the testing we did for smooth aggregate stone dust has the highest stability values of all types of smooth aggregate used is equal to 1440 Kg. In the asphalt content of 6%, but with consideration of the overall results of the test obtained Marshall KAO value of 7.71% with the value of 1340.10 Kg stability, flow value of 4.96 mm, MQ value of 271.10 Kg / mm, VFB the value amounted to 94.30%, the value of VIM 4.85% and for the VMA value amounted to 18.10%.For the use of smooth aggregate that comes from sand, just being grained sand that meets the general specifications of public works by KAO obtained amounted to 7.43% with a value of 1220.00 Kg stability, flow value of 4.10 mm, a value of 297 MQ , 50 Kg / mm, VFB value of 73.60%, VIM value of 5.58%, and the VMA value of21.28%. Keywords: Smooth Aggregate, Mixture composition, Marshall Test
PENGARUH PENGGUNAAN SAMPAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON (LASTON) Pratama, Nugraha Yuda; Widodo, Slamet; Sulandari, Eti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.283 KB)

Abstract

Aspal merupakan salah satu material yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan akibat beban muatan kendaraan adalah dengan meningkatkan kualitas dan stabilitas perkerasan tersebut. Oleh sebab itu penggunaan bahan tambah (Additive) menjadi salah satu alternatif yang digunakan untuk mendapatkan kualitas lapis perkerasan yang baik. Sampah botol plastik (Polyethylene Terepthalate) merupakan salah satu jenis sampah yang sulit diuraikan senyawa organik tanah sehingga merupakan salah satu penyebab kerusakan unsur tanah, namun mungkin sampah botol plastik merupakan bahan fleksibel yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan tambah (Additive) pada campuran perkerasan jalan. Pemanfaatan ini dimaksudkan untuk mengurangi keberadaan sampah botol plastik tersebut sehingga tidak akan menyebabkan dampak yang negatif namun dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik aspal dan mengetahui karakteristik Marshall pada campuran laston (AC-WC) dengan bahan tambah sampah botol plastik (Polyethylene Terepthalate).Hasil pemeriksaan aspal dengan penambahan kadar plastik sebesar 0,1%, 0,3%, 0,5%, dan 0,7% secara umum dapat memperbaiki sifat-sifat fisik aspal, kecuali pada kadar plastik 0,5% dan 0,7% yang nilai daktilitasnya tidak memenuhi syarat sesuai  spesifikasi umum Bina Marga 2010. Hasil pengujian campuran laston (AC-WC) dengan aspal normal dari 5% sampai 7% diperoleh nilai KAO sebesar 6,1%. Setelah didapat nilai KAO, selanjutnya dilakukan penambahan plastik dalam campuran dengan kadar 0,1%, 0,3%, 0,5%, dan 0,7%  dari berat aspal. Berdasarkan hasil Marshall Test pada campuran Laston (AC-WC) didapat nilai stabilitas, flow, MQ, VIM, dan VFB. Nilai stabilitas kadar plastik 0% = (1002,97 kg), 0,1% = (1019,08 kg), 0,3% = (1040,90 kg), 0,5% = (1088,84 kg), dan 0,7% = (1163,22 kg). Nilai flow kadar plastik 0% = (3,13 mm), 0,1% = (3,17 mm), 0,3% = (3,23 mm), 0,5% = (3,37 mm), dan 0,7% = (3,53 mm). Nilai MQ kadar plastik 0% = (320,1 kg/mm), 0,1% = (321,88 kg/mm), 0,3% = (322,63 kg/mm), 0,5% = (325,42 kg/mm), dan 0,7% = (332,13 kg/mm). Nilai VIM kadar plastik 0% = (4,04%), 0,1% = (3,94%), 0,3% = (3,79%), 0,5% = (3,58%), dan 0,7% = (3,45%). Nilai VFB kadar plastik 0% = (80,37%), 0,1% = (80,95%), 0,3% = (81,77%), 0,5% = (82,97%), dan 0,7% = (83,68%). Dari semua parameter Marshall, kadar plastik 0,1% sampai 0,5% telah memenuhi syarat, hanya kadar plastik 0,7% yang tidak memenuhi syarat karena nilai VIM yang lebih kecil dari spesifikasi. Kadar maksimum untuk pengunaan plastik dalam campuran laston (AC-WC) pada KAO 6,1% adalah sebesar 0,63%.Berdasarkan hasil sifat-sifat fisik aspal dan karakteristik Marshall, dapat disimpulkan bahwa kadar penambahan plastik yang dapat digunakan adalah 0,1% - 0,3% dari berat aspal. Penambahan plastik dengan kadar 0,3% merupakan kadar terbaik yang dapat digunakan dalam campuran beraspal, karena telah memenuhi syarat dari semua pemeriksaan dan memiliki nilai stabilitas tertinggi pada campuran laston (AC-WC). Kata Kunci : Aspal, Sampah Botol Plastik, Laston (AC-WC
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR AKIBAT MENINGKATNYA BEBAN LALU LINTAS PADA JALAN SINGKAWANG-SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN Prasetia, Eka; YM, Sutarto; Sulandari, Eti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.049 KB)

Abstract

Jalanmerupakanprasaranaperhubungandarat yang sangatpentinguntukmenunjangkegiatanpembangunandanmempercepatpengembanganwilayahdalamusahamencapaitingkatkemakmurandankesejahteraanrakyat. Olehkarenaitu, jalanharusmampumelayanisampaiumurrencana yang direncanakan.Kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Singkawang-Sagatani Kecamatan Singkawang Selatan Panjang 15.300 M’ membuat aktifitas lalu lintas menjadi terganggu sehingga tingkat pelayanan pengguna jalan tidak maksimal. Untuk menganalisa kerusakan jalan yang terjadi maka diperlukan survey di lapangan dan data-data pendukung dari instansi/dinas terkait. Metode/analisa perhitungan yang digunakan adalah analisa perhitungan perencanaanBinaMargadenganMetodeAnalisaKomponen di Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B yang mengacu pada AASHTO Guide design of pavements structures Tahun 1993. Berdasarkan hasil perhitungan didapat beban gandar standar untuk lajur rencana eksisting adalah 151365,3 beban gandar sedangkan dalam waktu 20 tahun akan meningkat menjadi 5005038,06 beban gandar, sehingga jika dianalisa dari jenis perkerasan eksisting maka diperlukan lapisan tambah. Jika ditinjau dari ITP jalan lama pada Sta 0+000-0+500 tidak memerlukan lapisan tambah karena nilai ITP eksisting yaitu 4,75 mendekati nilai ITP hasil perhitungan yaitu 5,1. Sedangkan untuk nilai ITP jalan lama pada Sta 0+500-15+300 didapat 3,3 dimana jalan tersebut sudah banyak terjadi kerusakan sehingga sudah tidak memungkinkan menampung beban arus lalu lintas saat ini dan yang akan datang, sedangkan nilai ITP hasil perhitungan yang didapat dari analisa terhadap perkiraan lalu lintas yang akan datang (W18), Reliability (R), Overall Standard Deviation (So), Modulus Resilien Efektif tanah dasar (MR) dan Design Serviceability Loss (∆PSI) maka didapat nilai ITP jalan baru pada Sta 0+500-15+300 adalah 6,3 yang akan dapat menampung beban lalu lintas kendaraan saat ini selama 20 (dua puluh) tahun dengan tebal lapisan permukaan 5 cm menggunakan bahan HRS dan lapis pondasi atas batu pecah dengan tebal 15 cm menggunakan batu pecah kelas A.Kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan dapat diakibatkan faktor beban lalu lintas yang semakin meningkat dan struktur tanah yang tidak stabil sehingga tidak dapat menahan beban lalu lintas yang semakin berkembang. Kata kunci :bebankendaraan, strukturtebalperkerasan, metodeanalisakomponen.
STUDI ANGKUTAN PEMUKIMAN DI KOTA PONTIANAK (STUDI KASUS : KELURAHAN TANJUNG HULU KECAMATAN PONTIANAK TIMUR) Septianto, Adika; Suyono, Rudi S.; Sulandari, Eti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.934 KB)

Abstract

Berkurangnya armada transportasi umum di Kota Pontianak yang disebabkan karena masyarakat lebih suka untuk menggunakan kendaraan pribadi, hal ini mengakibatkan terjadi kemacetan pada beberapa wilayah, sama halnya pada wilayah Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur. Oleh sebab itu, dilakukan sebuah penelitian untuk menghidupkan kembali alat transportasi massal atau menghadirkan moda transportasi baru seperti angkutan permukiman, dengan metode stated preference, dengan sampel sebanyak 235 sampel. Menggunakan empat paramater  atribut, yaitu :  tarif, fasilitas dan kenyamanan, waktu tunggu (headway) dan waktu tempuh. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, pada option 1, option 3, option 4 dan option 6 menunjukan bahwa responden lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, pada option 2, option 5, dan option 7 menunjukan bahwa responden berimbang, namun pada option 8 menunujukan bahwa responden lebih memilih menggunakan angkutan permukiman, hal ini disebabkan karena semua atribut berlevel positif. Berdasaran pemodelan pemilihan moda transportasi didapatkan U(Ap-Kp) = 0.542-0.0003x∆X1+0.162x∆X2-0.040x∆X3-0.041x∆X4. Dan dari keempat atribut pemilihan moda transportasi dapat mempengaruhi pemilihan moda, atribut fasilitas dan kenyamanan menjadi atribut yang paling signifikan mempengaruhi utilitas pemilihan moda. Kata kunci : angkutan permukiman, logit binomial, moda transportasi
PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG JL. PURNAMA – JL. M.SOHOR -JL. LETJEN SUTOYO KOTA PONTIANAK Sanjaya, Amir; Sulandari, Eti; Basalim, Said
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 3, No 3 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1541.56 KB)

Abstract

Junction is the meeting of three or more roads or intersect on the urban road network system. In the high volume of traffic, especially at rush hour at the intersection of often conflicting traffic flows that can be dangerous for road users. This can be seen from the congestion that occurs in the main streets and intersections unresolved generally in Pontianak, particularly at the intersection of Jl. Purnama - Jl. M.Sohor - Jl. Lt. Sutoyo although the police have to work extra hard regulate traffic, but traffic jams still occur. Based on this, the purpose of the writing of this study was to analyze and evaluate the existing condition of the crossing and arranging intersections into traffic light settings. So we get the planning traffic light at the intersection. In writing this study researchers used survey methodology, namely to observe the conditions on the location of the intersection of Jl. Purnama - Jl. M.Sohor - Jl. Lt. Sutoyo and collection of secondary data, the flow of motor vehicle traffic. Then compile the data that has been collected is processed by using theoretical calculations Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI) 1997 quantitatively. Furthermore, the data that has been processed is the basis of researchers in preparing the plan of arrangement traffic lights that comply with the Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI) 1997. Based on the data collected, from both primary and secondary data So to evaluate the performance crossroads M.Sohor, Purnama road and street Lt. Sutoyo as follows: threshold of traffic flow at crossroads M.Sohor, Purnama road and street Lt. Sutoyo ie 1498 smp / hour, which exceeds the terms of the criteria of an intersection, ie> 750 vehicles / hour, so it needs to re-planning to organize the intersection with the traffic light settings. From planning the traffic light settings in 2016, then obtained a green signal, namely Jl. Purnama 40 sec, Jl. M.Sohor 10s, and Jl. Lt. Sutoyo 25 sec. Based on the projected growth in traffic in 2016 the degree of saturation (DS) is 0.868. Keywords: crossing, IHCM, traffic, traffic light