Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PEMBERDAYAAN REMAJA DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENCEGAHAN COVID-19 Olii, Nancy; Rasyid, Puspita Sukmawaty; Yulianingsih, Endah; Sujawati, Sri
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.536 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i1.3742

Abstract

Abstrak: Tingginya prevalensi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran reproduksi serta kanker payudara perlu dicermati dengan tindakan pencegahan melalui manajemen kesehatan menstruasi (MKM) dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penyakit  ini mulai mengarah pada usia yang lebih muda, maka usia remaja (13-20 tahun) juga perlu melakukan MKM dan SADARI secara rutin sebagai upaya pencegahan. Kesadaran individu melakukan MKM dan SADARI ditentukan oleh pengetahuan sehingga perlu dilakukan upaya promosi kesehatan melalui Leaflet, booklet dan video. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi, simulasi dan praktik kepada remaja agar memahami tentang MKM, SADARI, dan pencegahan COVID-19, dan mampu melakukan secara mandiri, sehingga remaja mampu memberikan edukasi kepada teman sebayanya. Tahapan kegiatan terdiri dari (1) Mendistribusikan leaflet, booklet dan video; (2) Memberikan edukasi, simulasi, dan praktik tentang MKM, SADARI, dan pencegahan COVID-19; (3) Membentuk kelompok remaja sebaya; (4) Peserta memberikan edukasi kepada teman sebaya. Hasil yang dicapai adalah adanya peningkatan pengetahuan remaja dengan rata-rata sebelum diberikan edukasi, simulasi dan praktik 52,22 dan meningkat menjadi 88,17 yang dievaluasi melalui kuisioner. Peserta juga mampu mempraktikkan secara mandiri cara melakukan SADARI yang dievaluasi melalui check list, serta mampu memberikan edukasi kepada teman sebayanya.  Abstact: The high prevalence of urinary tract infections and reproductive tract infections as well as breast cancer needs to be monitored with preventive measures through Menstrual Health Management (MHM) and BSE. This disease starts to lead to the younger age, so adolescents (13-20 years) also need to routinely carry out MHM and BSE as a preventive measure. Individual awareness of MHM and BSE is determined by knowledge that health promotion efforts need to be made through leaflets, booklets and videos. The aim of this activity was to provide education, simulation and practice to adolescents in order to understand about MHM, BSE, and the prevention of COVID-19, and to be able to do it independently, so that teenagers are able to provide education to their peers. The activity stages consisted of (1) Distributing leaflets, booklets and videos; (2) Providing education, simulations, and practices regarding MHM, BSE, and prevention of COVID-19; (3) forming peer youth groups; (4) Participants provide peer education. The results achieved were an increase in adolescent knowledge on average before being given education, simulation and practice of 52.22 and increased to 88.17 which was evaluated through a questionnaire. Participants were also able to independently practice how to do BSE which is evaluated through a check list, and are able to provide education to their peers.
PROGRAM PEER SUPPORT UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI KECAMATAN TILANGO Yulianingsih, Endah; Z, Sri Nurlaily; Tompunuh, Magdalena Martha; Mohamad, Selvi; Anasiru, Mohamad Anas; Luawo, Herman P.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 4 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i4.31967

Abstract

Abstrak: Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yang rendah merupakan salah satu penyebab utama tingginya prevalensi anemia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD melalui pendekatan peer support yang melibatkan remaja sebagai pendamping sebaya (peer educator). Dalam pelaksanaan program ini, penguatan soft skill menjadi fokus utama agar remaja putri tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga memiliki kemampuan interpersonal yang baik untuk membangun jejaring dukungan yang efektif. Melalui program peer support, remaja putri dilatih untuk meningkatkan kemampuan komunikasi efektif, Kemampuan public speaking selain itu program ini menumbuhkan sikap empati dan kepedulian sosial, sehingga remaja dapat menjadi pendukung emosional bagi teman-temannya yang mengalami hambatan dalam mengonsumsi tablet tambah darah. Penguatan soft skill ini diharapkan dapat membentuk karakter remaja yang komunikatif, suportif, dan bertanggung jawab dalam membangun budaya sehat di lingkungan mereka. Kegiatan dilaksanakan di Desa Tilote, Kecamatan Tilango dengan melibatkan 30 remaja putri sebagai peserta dan 6 di antaranya sebagai peer educator. Metode pelaksanaan mencakup penyuluhan, pelatihan, diskusi kelompok, serta pendampingan mingguan oleh teman sebaya. Evaluasi dilakukan melalui pre-posttest sebanyak 15 pertanyaan dan observasi perilaku konsumsi TTD. Hasil menunjukkan peningkatan kepatuhan dari 30% menjadi 76,7%, serta peningkatan rata-rata skor pengetahuan dari 58,3 menjadi 85,6. Selain itu, penguatan soft skills seperti komunikasi dan kerja sama kelompok juga mengalami peningkatan sebesar 60%. Program ini menunjukkan bahwa pendekatan peer support efektif dalam membentuk perilaku sehat pada remaja putri dan dapat direplikasi untuk isu kesehatan remaja lainnya.Abstract: Anemia in adolescent girls is still a significant public health problem in Indonesia, especially in rural areas. Low compliance with iron supplement consumption is one of the main causes of the high prevalence of anemia. This program aims to improve compliance with iron supplement consumption through a peer support approach involving adolescents as peer educators. In implementing this program, strengthening soft skills is the main focus so that adolescent girls not only gain knowledge, but also have good interpersonal skills to build effective support networks. Through the peer support program, adolescent girls are trained to improve their effective communication skills, public speaking skills, in addition, this program fosters empathy and social concern, so that adolescents can become emotional supporters for their friends who experience obstacles in consuming iron supplement tablets. Strengthening these soft skills is expected to shape the character of adolescents who are communicative, supportive, and responsible in building a healthy culture in their environment. The activity was carried out in Tilote Village, Tilango District, involving 30 adolescent girls as participants and 6 of them as peer educators. The implementation method includes counseling, training, group discussions, and weekly mentoring by peers. The evaluation was conducted through a pre-posttest of 30 numbers and observation of TTD consumption behavior. The results showed an increase in compliance from 30% to 76.7%, as well as an increase in the average knowledge score from 58.3 to 85.6. In addition, strengthening soft skills such as communication and group work also increased by 60%. This program shows that the peer support approach is effective in forming healthy behavior in adolescent girls and can be replicated for other adolescent health issues.
PENDAMPINGAN KADER PADA IBU MENYUSUI DALAM UPAYA PENINGKATAN ASI EKSKLUSIF PADA MASA PANDEMI COVID-19 Suherlin, Ika; Yulianingsih, Endah; Puili, Fira; Olii, Nancy; Podungge, Yusni
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25958

Abstract

Abstrak: Pendampingan kader mempunyai peran besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi, bayi dan ibu. Capaian ASI eksklusif desa Permata tahun 2020 dan 2021 sebanyak 0%. Masalah yang dialami kader kesehatan di wilayah desa Permata yaitu kurangnya pengetahuan dan cara untuk memantau pemberian dan meningkatkan produksi ASI Eksklusif. Tujuan pengabmas ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam mendampingi ibu menyusui pada masa pandemi covid-19 di desa Permata. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kader Kesehatan sebanyak 11 orang menggunakan buku pegangan dan checklist dan ibu menyusui sebanyak 10 orang. Dilanjutkan dengan pendampingan langsung sebanyakl 11 kader kesehatan dengan melakukan home visite ibu menyusui dan dimonitoring oleh tim pengabdian selama 2 bulan. Hasil kegiatan pendampingan ibu menyusui menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta dengan hasil pre-test 79,24% dan post-test 83,08% dan peningkatan keterampilan dengan hasil hasil pre-test 71% dan post-test 83,97,6%e, serta peningkatan capaian ASI eksklusif menjadi 20% dari 10 bayi yang lahir.Abstract: Cadre assistance has a big role in improving the health of babies, babies and mothers. The achievement of exclusive breastfeeding in Permata village in 2020 and 2021 was 0%. The problem experienced by health cadres in the Permata village area is the lack of knowledge and ways to provide and increase exclusive breast milk production. The aim of this community service is to increase the knowledge and skills of health cadres in accompanying breastfeeding mothers during the Covid-19 pandemic in Permata village. The activities carried out were providing training and mentoring to 11 Health cadres using handbooks and checklists and 10 breastfeeding mothers. Followed by direct assistance to 11 health cadres by conducting home visits to breastfeeding mothers and monitoring by the service team for 2 months. The results of the breastfeeding mother assistance activities showed an increase in participants' knowledge with pre-test results of 79.24% and post-test 83.08% and an increase in skills with pre-test results of 71% and post-test results of 83.97.6%e, as well as increasing the achievement of exclusive breastfeeding to 20% of 10 babies born.
OPTIMALISASI KADER POSYANDU MELALUI PIJAT BAYI DALAM PENCEGAHAN STUNTING Suherlin, Ika; Nurhidayah, Nurhidayah; Olii, Nancy; Yulianingsih, Endah; Abdul, Nurnaningsih Ali
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25462

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan suatu permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia sampai sekarang dan masih belum terselesaikan. Akibat jangka panjang dari stunting yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual dan kognitif. Stunting dipengaruhi oleh bermacam factor, sehingga dibutuhkan ketepatan pemberian zat gizi dan stimulasi. Pijat atau stimulus touch merupakan salah satu upaya pencegahan stunting. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dan ibu balita tentang pijat bayi. Metode yang digunakan ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi/simulasi. Sasaran kegiatan ini adalah kader dan ibu-ibu yang memiliki balita. Monitoring dan evaluasi berupa pre dan posttest dengan observasi langsung dan home visite setiap minggu selama 4 minggu kegiatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dengan hasil pre-test 65% dan post-test 85% dan evaluai melalui ceklist pijat bayi saat kader melakukan demonstrasi dan simulasi peserta dalam melakukan pijat bayi 96,6% serta terdapat 15 bayi dan balita yang mengalami peningkatan BB dan TB.Abstract: Stunting is a nutritional problem that occurs in Indonesia to this day and is still not resolved. The long-term consequences of stunting are disruption of physical, mental, intellectual and cognitive development. Stunting is influenced by various factors, so it is necessary to provide nutrition and stimulation. Massage or stimulus touch is one of the efforts to prevent stunting. The aim of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres and mothers of toddlers regarding baby massage. The methods used are lectures, questions and answers, and demonstrations/simulations. The target of this activity is 20 cadres and mothers who have toddlers, monitoring and evaluation in the form of pre and posttests by observation directly and home visits every week for 4 weeks of activity. The results of this activity showed an increase in participants' knowledge and abilities with pre-test results of 65% and post-test 85% and evaluation through a baby massage checklist when cadres carried out demonstrations and simulations of participants in carrying out baby massage 96.6% and there were 15 babies and toddlers who experienced an increase in BW and TB.