Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Faktor-faktor Penentuan Harga Gambir (Studi Kasus: Pasar Gambir Nagari Lubuak Alai Kec. Kapur IX Lima Puluh Kota) Wedy Nasrul Indra Masrin
Jurnal Menara Ekonomi : Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi Vol 1, No 1 (2015): Vol. I No.2 April 2015
Publisher : Jurnal Menara Ekonomi : Pelatihan dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/me.v1i1.138

Abstract

Peran dan fungsi pasar adalah sebagai tempat terjadinya transaksi, pasar juga bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan informasi, menekan biaya transaksi dan meningkatkan kepercayaan. Sejalan dengan ide dasarnya, fungsi penting pasar adalah sebagai penetapan harga dan proses pertukaran atau transaksi. Fungsi tersebut juga ada pada pasar gambir, sehingga penting dilihat beberapa faktor pentu harga pada pasar gambir.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat. Untuk teknis mengumpulkan data dilakukan dengan metode pengumpulan data kualitatif, yaitu: pengamatan langsung atau observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk meyakini kebenaran yang tinggi dalam penelitian kualitatif dilakukan analisis kualitatif dengan teknik triangulasi.Terdapat beberapa faktor penentuan harga gambir diantaranya: a) Harga ditingkat eksportir atau pedagang besar. b). Mutu atau kualitas gambir. c) Bentuk olahan/produksi gambir. d) Kadar air atau berat gambir, dan e) Bantuan dan pinjaman pengumpul.Keyword: Harga, Gambir
Islamic Education: As a Character Building Effort Muhammad Amin; Mahyudin Ritonga; Wedy Nasrul
Al-Misbah (Jurnal Islamic Studies) Vol. 9 No. 1: April 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/al-misbah.v9i1.2225

Abstract

This research aims to find out the patterns of students’ character building and factors that support and inhibit as faced by Islamic Education teachers in State Primary School 16 V Koto Timur District Padang Pariaman Regency. According to the objective, this research utilizes qualitative method with a descriptive approach. The data sources are a school principal, Islamic Education teachers, and Classroom teachers. The researchers use observation, interview, and documentation as the data collection techniques. The data analysis technique uses data reduction, classification, and presentation and conclusion drawing. It is known that Islamic Education is the students’ character-building effort. The character building pattern is done by integrating PAI (Islamic Education) and using uswah and hikmah method into character Education. In building students’ character, there are supporting and inhibiting factors that include school internal and external factors.
Analisis Kelayakan Usaha Tani Gambir Di Nagari Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota Wedy Nasrul; Yuliesi Purnawati; Muhamad Reza; Leli Suwita; Amri Santo
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4100

Abstract

Usahatani gambir di Nagari Lubuk Alai sudah lama dibudidayakan. Tingginya permintaan pasar membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk berbudidaya gambir. Budidaya gambir merupakan suatu usaha yang membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Namun adanya perubahan harga input dan output yang terjadi sewaktu-waktu berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani gambir di Nagari Lubuk Alai akibat adanya perubahan harga input dan output yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah sampel 57 petani.  Analisis data menggunakan analisis perbandingan penerimaan dangan biaya Analisis Revenue Cost Ratio (R/C) dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian menujukan usaha tani gambir layak dilakaukan di Nagari Lubuak Alai. R/C ratio dan BEP volume produksi dan BEP harga. R/C 1 Ha (3,06), 2 Ha (2,37), 3 Ha (2,45), 4 Ha (2,78). Sedangkan BEP harga luas lahan 1 Ha Rp. 11.804, 2 Ha = Rp. 15.543, 3 Ha = Rp. 15.220 luas lahan 4 Ha= Rp. 13.192.Kata kunci: R/C, BEP
Analisis Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Rizqha Sepriyanti Burano; Reta Oktali; Wedy Nasrul; Wahyunita Sitinjak
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4098

Abstract

Usatatani jamur tiram menjadi alternative mata pencaharian petani di Kelurahan Tigo Koto Dibaruah beberapa tahun belakangan ini. Usahatani ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani. Akan tetapi berapa besar peningkatan pendapatan petani dan apakah usahatani ini benar-benar dapat mengeluarkan petani dari lingkaran kemiskinan tentu memelurkan kajian. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui biaya budidaya usahatani jamur tiram dikelurahan Tigo Koto Dibaruah dan juga untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh oleh usahatani jamur tiram di Kelurahan Tigo Koto Dibaruah. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling ) dengan pertimbangan yaitu Kelurahan Tigo Koto Dibaruah merupakan daerah penghasil jamur terbeser di Payakumbuh. Teknik analisis data yang digunakan yaitu  menghitung biaya budidaya dan menghitung pendapatan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Petani jamur tiram yang ada di kelurakahan Tigo Koto Dibaruah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: petani yang membuat baglog lalu menjualnya, petani yang membuat baglog lalu membudidayakannya, dan petani yang membeli baglog lalu membudidayakannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pendapatan petani dipengaruhi jumlah baglog yang mereka miliki. Dari tiga kelompok yang ada petani akan memiliki pendapatan yang paling besar adalah petani yang membuat baglog lalu membudidayakannya sendiri. Rata – rata pendapatan petani pembuatan baglog lalu membudidayakannya yaitu sebesar Rp. 3.266.712/bulan. Sesuai dengan kriteria yang dikeluarkan BPS ini artinya pendapatan petani sudah tergolong tinggi.Kata kunci:Usahatani ,Biaya Budidaya, Pendapatan, 
Model Pengembangan Kelembagaan Pasar Gambir Melalui Penguatan Aspek-Aspek Modal Sosial Wedy Nasrul; Muhamad Reza; Imran Imran
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Vol 17 No. 02 JULI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i2.4584

Abstract

Modal sosial sebagai bagian dari kehidupan sosial seperti jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Aspek modal sosial tidak banyak dibahas dalam aktivitas ekonomi. Namun kenyataan aspek-aspek modal sosial terlihat dan berperan dalam aktifitas ekonomi. Peneltian bertujuan untuk melihat peran modal sosial serta dampak pada kelembagaan pasar pertanian gambir. Seterusnya dirancang model penguatan dan pengembangan kelembagaan pasar gambir melalui pengutanan aspek modal sosial. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan Aspek modal sosial yang terbangun (kepercayaan, jaringan, norma dan sangksi) berjalan baik dan memiliki dampak positif untuk keberlajutan usaha tani gambir. Namun juga memiliki dampak negatif dan sering merugikan petani. Aspek kepercayaan dalam mendapatkan pinjaman namun menimbulkan keterikatan (patron-klien) antara petani dan pengumpul. Aspek jaringan memudahkan dalam penjualan produk di tingkat lokal namun sulit untuk jaringan tingkat nasional dan internasional. Aspek norma dan sanksi tidak berjalan efektif dan sering dibiarkan terhadap mutu produk dimanfaatkan pengumpul untuk penekanan harga. Model penguatan dan pengembangan kelembagaan pasar gambir dilakukan melalui integrasi aspek-aspek modal sosial. Integrasi aspek-aspek modal sosial kepercayaan norma dan sanksi yang menghasilkan aksi kolektif. Bentuk-bentuk aksi kolektif seperti peningkatan mutu gambir, tempat dan waktu transaksi serta pembangungan lembaga penyangga. Model penguatan dan pengembangan kelembagaan pasar gambir diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan petani selama ini. Kata kunci: modal sosial, pasar gambir
PENGEMBANGAN USAHATANI GAMBIR MELALUI PRODUK TANIN Wedy Nasrul; Dedi Satria; Rudi Kurniawan Arief; Afdhil Arel; Leli Suwita; Revi Ernanda; Fajri Ramadhan
Jurnal Menara Ekonomi : Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi Vol 9, No 2 (2023): VOLUME IX NO. 2 Oktober 2023
Publisher : Jurnal Menara Ekonomi : Pelatihan dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/me.v9i2.4856

Abstract

Usahatani gambir menjadi mata pencarian pokok petani di wilayah sentra gambir. Produksi gambir saat ini fokus pada produk gambir biasa (lumpang). Produk yang dihasilkan saat ini memiliki mutu yang buruk dan harga yang rendah. Sehingga perlu pengembangan produk gambir untuk mendapatkan harga yang lebih baik dan tambahan penghasilan. Pengembangan usaha gambir penting agar petani tidak tergantung pada satu produk dan pasar. Penelitan ini menggunakan metode kulitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif untuk menjelaskan pengembangan usahatani gambir berbasis tanin. Metode kuantitatif untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha gambir. Hasil penelitian menunjukan produksi gambir dapat dikembangkan dengan alat-alat sederhana dengan biaya terjangkau. Tanin memiliki harga yang lebih mahal dibanding harga gambir biasa. Harga gambir biasa sekitar Rp. 80.000,-/kg sedangkan harga tanin mencapai Rp. 300.000,-/kg. Pengembangan agroindustri tanin layak untuk dikembangkan, dimana hasil analisis Revenue Cost Ratio (R/C) sebesar 1,6. Break Event Point (BEP) untuk katekin Rp. 118.787,-/Kg jadi sangat menguntungkan dilihat dari harga tanin saat ini.Kata Kunci : Gambir, Petani, Tanin
Pemasaran Online Produk Gambir Berbasis Website pada Kelompok Tani Ngalau Jaya Wedy Nasrul; Muliyono Muliyono; Gilank Kanugraha Pratama
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Vol 18 No. 02 APRIL 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i2.5315

Abstract

Gambir produk spesifik Indonesia dan unggulan propinsi Sumatera Barat, serta banyak diusahkan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Gambir merupakan getah kering dari proses perebusan dan pengempaan daun serta ranting tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). Produk petani masih bersifat bahan baku (getah kering) yang berharga murah (Rp. 50.000 s.d Rp. 60.000/KG). Kelompok tani gambir Ngalau Jaya di Kabupaten Lima Puluh Kota telah melakukan pengembangan produk dalam bentuk gambir murni, serta produk setengah jadi berupa katekin dan tanin. Katekin dan tanin memiliki harga lebih mahal, harga katekin mencapai Rp. 2.200.000,-/KG dan harga tanin mencapai Rp. 300.000,-/KG. Katekin bermanfaat sebagai bahan baku obat-obatan dan kosmetik, tanin bermanfaat sebagai pewarna alami tekstil dan makanan serta penyamak kulit. Permasalahannya, sebagai produk baru gambir murni, katekin dan tanin yang di produksi petani belum dikenal dan susah memasarkannya. Letak desa sentra jauh dari pusat kabupaten (±60KM) dan ibukota propinsi (±180KM) mempersulit promosi dan memasarkan produk. Selama ini petani memasarkan produk secara tradisional di pasar desa. Solusi permasalah tersebut, adalah memasarkan produk secara online berbasis website. Tujuan penelitian penerapan sistem penjualan produk gambir berbasis website pada kelompok tani Ngalau Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukan perancangan dan pembangunan website untuk pemasaran online produk pertanian kelompok tani Ngalau Jaya telah berjalan baik dan dapat di operasinalkan. Pemasaran online melalui website membantu petani untuk mengenalkan produk baru mereka kepada pembeli tanpa harus bertemu langsung. Lokasi kelompok tani yang jauh dari pusat kota merasa terbantu dengan adanya website. Melalui website kelompok tani juga dapat menjual produk barunya langsung ke pembeli.
Pelatihan Dan Pendamping Pembuatan Tanin Gambir Pada Kelompok Tani Gambir Ngalau Jaya Wedy Nasrul; Dedi Satria; Rudi Kurniawan Arief; Afdhil Arel; Leli Suwita; Revi Ernanda; Fajri Ramadhan
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 7 No 2 (2023): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v7i2.5577

Abstract

Usahatani gambir telah berlangsung sejak zaman sejal abad ke 18. Namun produk yang dihasilkan petani gambir masih dalam bentuk gambir biasa dengan harga murah. Padahal gambir meiliki zat kimia tanin dan katekin yang memiliki harga lebih mahal. Untuk itu, itu penting dilakukan peningkatan pengetahuan petani melalui pengembagan produk. Khusus tanin bermanfaat untuk dunia industri seperti industri penyamak kulit, pewarna dan perekat kayu. Tanin dapat diproduksi secara sederhana dan biaya murah, namun memiliki harga yang lebih mahal. Melihat kondisi tersebut Kelompok Tani Gambir Ngalau Jaya sangat ingin mendapatkan pengetahuan pembuatan tanin, untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka. Hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan menambah pengetahuan anggota Kelompok Tani Ngalau Jaya dalam memproduksi tanin. Produk tanin dapat dijadikan mata pencarian tambahan petani gambir dengan harga yang lebih lebih mahal dan lebih menguntungkan.
PERANAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKMA) TERHADAP PERMODALAN USAHA TANI DI LKMA PINCURAN BONJO KELURAHAN PADANG ALAI KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH yanti, trisna; Nasrul, Wedy
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v3i2.5586

Abstract

ABSTRAK Lembaga keuangan mikro agribisnis (LKMA) adalah lembaga usaha yang mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha agribisnis di pedesaan. Salah satu LKMA yang  memberikan layanan permodalan untuk pengembangan usaha tani adalah LKMA Pincuran Bonjo yang terletak di Kelurahan Padang Alai, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. LKMA Pincuran Bonjo mengatasi persoalan petani yang sebelumnya melakukan peminjaman kepada bank dengan prosedur yang cukup menyulitkan dan juga kepada rentenir dengan imbalan bunga yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan LKMA Pincuran Bonjo terhadap permodalan usaha tani berdasarkan persepsi petani, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi keberlanjutan LKMA tersebut dalam memberikan permodalan kepada petani.  Adapun metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif.  Dalam pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan studi kasus.  Teknik analisa data yang digunakan yaitu Skala likert dan rating scale serta analisis persentase. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di LKMA Pincuran Binjo, secara umum LKMA ini berperan kuat terhadap terhadap permodalan usaha tani berdasarkan persepsi petani yaitu memperoleh persentase skor 84%. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi keberlanjutan LKMA Pincuran Bonjo yaitu (1) tujuan LKMA memperoleh persentase 80%, (2) jenis kegiatan usaha memperoleh persentase 60%, (3) struktur organisasi memperoleh persentase 50%, (4) pembagian peran/fungsi persentasenya 40%, (5) sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) persentasenya 30%, (6) manajemen usaha persentasenya 20%, dan (7) faktor sistem koordinasi 10%. Kata Kunci :Permodalan usaha tani, peranan LKMA, faktor internal dan faktor   eksternal, LKMA Pincuran Bonjo. 
RANTAI PASOK JERUK SIAM (Citrus nobilis) DINAGARI TALANG ANAU KECAMATAN GUNUANG OMEH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Septian, M. Halim; Nasrul, Wedy
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 5, No 1 (2021): VOLUME 5 NO 1 JUNI 2021
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v5i1.5651

Abstract

ABSTRAK           Penelitian ini dilakukan di Nagari Talang Anau Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rantai pasok jeruk siam di Nagari Talang Anau. Metode dalam penelitian ialah menggunakan metode deskriptif. Dalam teknik pengumpulan data dilakukan wawancara langsung kekebun petani jeruk siam dan ketempat gudang toke jeruk siam. penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana aliran rantai pasok jeruk siam di Nagari Talang Anau. Berdasarkan hasil yang mengacu pada pelaksanaan penelitian ini di Nagari Talang Anau terdapat 3  pola rantai pasok dalam pemasaran jeruk siam yaitu, (1) Pola Rantai Pasok 1 yaitu aliran rantai pasoknya melibatkan Petani – Toke – Pedagang pengecer – Konsumen akhir, (2) Pola Rantai Pasok 2, aliran yang hanya melibatkan Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen akhir (3) Pola Rantai Pasok 3, pola yang melibatkan Petani – Konsumen akhir. Peran lembaga pada rantai pasok jeruk siam di Nagari Talang Anau Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki peran yang berbeda-beda, dimana setiap lembaga melakukan perannya dengan tujuan yang menguntungkan lembaga itu sendiri ataupun lembaga lainnya. Adapun peran yang membedakannya ialah (1) Petani hanya berperan sebagai mulai dari budidaya, panen hingga penjualan, (2) Toke berperan sebagai pembelian, sortasi dan grading, packing, pengangkutan dan melakukan penjualan, (3) Pedagang pengecer mempunyai peran melakukan pembelian, sortasi dan grading, pengangkutan dan penjualan, sedangkan konsumen akhir hanya berperan sebagai pembeli (Fadilla, 2009).  Kata Kunci : Rantai pasok, Peran Lembaga,  Jeruk siam, metode deskriptif.