Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA PENGOLAHAN GAMBIR DI NAGARI LUBUK ALAI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Hatika, Mulia; Nasrul, Wedy; husnarti, husnarti
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 3, No 1 (2019): Vol 3 No 1 2019
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v3i1.4593

Abstract

Penelitian ini dilakukan ditiga jorong (Jorong Sei Dua Anau, J.Koto Tinggi dan J.Rumbai) di Nagari Lubuk Alai Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis nilai tambah pada pengolahan gambir di Nagari Lubuk Alai. Metode yang dilakukan yaitu dengan meotode deskriptif kuantitatif. Dalam teknik pengumpulan data dilakukan observasi langsung kerumah kempa tempat pengolahan gambir. Teknik analisa dalam penelitian ini dihitung menggunakan Ms.Excel. Analisis yang dilakukan ini bertujuan untuk menganalisa nilai tambah pada pengolahan gambir di Nagari Lubuk Alai. Hasil penelitian diperoleh bahwa proses dalam pengolahan gambir masih tergolong sangat sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan analisis nilai tambah yang dihitung menggunakan Metode Hayami,  nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan gambir di daerah penelitian masih tergolong rendah dengan rasio nilai tambah 50 % (49%). Masalah yang terdapat pada proses pengolahan gambir dan analisa nilai tambah yaitu proses pengolahan yang masih menggunakan alat yang sederhana sehingga tidak dapat memproduksi secara banyak, dan harga gambir yang selalu berubah bisa menjadi masalah dalam peningkatan nilai tambah terhadap pengolahan gambir. Permasalahan nilai tambah pada proses pengolahan gambir yang dihadapi petani ialah teknologi dan proses pascapanen/pengolahan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan komoditas gambir adalah, 1) kualitas gambir rendah dan besarnya kehilangan dalam pengolahan yang memerlukan perbaikan mutu, 2) rantai tata niaga yang panjang dan didominasi pihak luar, 3) posisi tawar petani yang rendah dimana belum adanya jaminan harga yang stabil pada tingkat yang menguntungkan petani, 4) kurangnya informasi pasar internasional mengenai harga rill gambir, 5) adanya kebiasaan mencampur gambir dengan bahan-bahan lain sehingga harga jualnya lebih rendah, dan 6) peran pemerintah daerah yang terbatas. Permasalahan nilai tambah utama gambir saat ini ialah rendahnya produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan, akibat dari cara budidaya dan proses pascapanen atau pengolahan yang belum optimal serta minimnya dukungan teknologi sehingga permasalahan ini sangat berkaitan dengan pendapatan petani dalam menghasilkan nilai tambah terhadap pengolahan gambir.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI GAMBIR DI NAGARI LUBUK ALAI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Santo, Amri; Nasrul, Wedy
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 6, No 1 (2022): VOLUME 6 NO 1 JUNI 2022
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v6i1.5657

Abstract

ABSTRAK Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian bangsa Indonesia. Sebagai agraris sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan sektor pertanian sebagai sumber penghidupan. Gambir adalah salah satu tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tengara terutama Indonesia dan Malaysia. Gambir di Indonesia pada umumnya digunakan untuk menyirih,campuran berbagai macam obat seperti kosmetik, obat kumur, obat sariawan, obat sakit kepala, diare dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha tani gambir di Nagari Lubuk Alai Kecamatan Kapur IX Kabupaten Limah Puluh Kota. Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu analisis usaha tani gambir di Nagari Lubuk Alai dilihat dari R/C ratio dan BEP volume produksi dan BEP harga,R/C. R/C 1 Ha (3,06) 2 Ha (2,37) 3 Ha (2,45) 4 Ha (2,48). Sedangkan BEP harga luas lahan 1 Ha Rp. 11,804, luas lahan 2 Ha Rp. 15,543, luas lahan 3 Ha Rp. 15,220, luas lahan 4 Ha Rp. 13,192. Dari R/C ratio dan BEP harga gambir pada Nagari Lubuk Alai layak. Kata Kunci : Pendapatan, Kelayakan Usaha Tani, BEP, RC/Ratio
SALURAN DAN PERMASALAHAN PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI NAGARI AMPALU KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Isbat, Nopi; Nasrul, Wedy
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 5, No 2 (2021): VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v5i2.5655

Abstract

ABSTRAK Saluran pemasaran produk pertanian sangat penting untuk diperhatikan karena saluran pemasaran merupakan jalur yang dipakai oleh produsen (petani) untuk memindahkan produk pertanian berupa hasil panen dari suatu tempat ke tempat lainnya atau ke tangan konsumen akhir. Salah satu produk pertanian yang harus diperhatikan salurannya adalah cabai merah, di nagari Ampalu dalam pemasaran cabai merah terdapat beberapa saluran pemasaran dan permasalahan dalam pemasarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui saluran pemasaran cabai merah di nagari Ampalu dan mengetahui permasalahan – permasalahan yang terdapat dalam pemasaran cabai merah di nagari Ampalu. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan jenis penelitia yang dipakai yaitu deskriptif, sedangkan untuk sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2021 – Juni 2021 dengan jumlah informan sebanyak 30 informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara dan dokumentasi. Fokus data dalam penelitian ini berdasarkan tujuan pertama yaitu mengetahui saluran pemasaran cabai merah di nagari Ampalu yaitu terdiri dari saluran I, saluran II dan saluran III. Dan fokus data yang kedua yaitu mengenai permasalahan – permasalaha pemasaran cabai merah di nagari Ampalu yang terdiri dari beberapa masalah diantarany kesinambungan produksi, rendahnya kualitas produk dan kurang memadainya pasar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu (1) terdapat tiga saluran pemasaran cabai merah di nagari Ampalu yaitu saluran I (petani – konsumen), saluran II (petani – pengecer – konsumen) dan saluran III ( petani – pengepul – pengecer – konsumen). (2) terdapat lima permasalahan dalam pemasaran cabai merah di nagari Ampalu yaitu harga cabai merah yang berfluktuasi, kurang memadainya pasar, panjangnya saluran pemasaran, rendahnya kemampuan tawar – menawar dan rendahnya kualitas produk. Kata Kunci : Metode Deskriptif Kualitatif, Saluran Pemasaran, Permasalahan Dalam Pemasaran Produk Pertanian.
ANALISIS MARGIN PEMASARAN UBI KAYU (Manihot ultisima) DI KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT Marsadewo, Satria; Nasrul, Wedy
Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian Vol 5, No 2 (2021): VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
Publisher : Jurnal Pertanian UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/pertanian umsb.v5i2.5656

Abstract

ABSTRAK              Ubi kayu merupakan tanaman dapat diolah dalam bentuk mentah maupun dalam  bentuk dikeringkan atau dijadikan gaplek. Di Kota Payakumbuh terutama pada daerah payakumbuh barat yang  merupakan penghasil terbanyak ubi kayu.Terbukti pada tahun 2020 Payakumbuh Barat dengan produksi 2.266 ton/Ha.  Sehubungan dengan hal itu perlu dikaji margin pemasaran ubi kayu yang ada dikecamatan payakumbuh barat. Penelitian ini bertujuan untuk  Untuk mengetahui pola pemasaran dan margin pemasaran, farmer share ubi kayu di Kecamatan Payakumbuh Barat. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu temuan dari tujuan 1 yaitu, Terdapat 2 saluran pemasaran di daerah penelitian  yaitu: Petani ke Konsumen dan  Petani ke Pedagang pengecer ke Konsumen. Pola saluran pemasaran ubi kayu yang terdapat di Kecamatan Payakumbuh Barat terdapat 2 pola yaitu  yang pertama Petani ke Konsumen ada 15 petani yang memakai saluran ini, petani langsung menjual ke konsumen dengan cara konsumen mendatangi petani namun terkadang petani mengantarkan ke konsumen. Pola saluran pemasaran kedua yaitu Petani ke Pedagang pengecer ke Konsumen. petani mengantarkanya ke pedagang pengecer lalu setibanya ubi tersebut, pedagang pengecer melakukan sortiran ubi kayu yang nantinya dijual ke konsumen. Margin pemasaran yang didapatkan di daerah peneiliti yaitu, di pola saluran pemasaran I margin pemasaran atau selisih harga yang diterima adalah Rp 0 hal ini terjadi karena petani dan konsumen sebelumnya memiliki persetujuan, ubi kayu di saluran ini tidak dilakukan  pemisahan  kualitas atau sortiran, dan pembelian dilakukan  secara langsung dari petani. Farmer Share di saluran pemasaran I ini yaitu sebesar 100% dikatakan efisien. Kemudian saluran pemasaran II margin pemasarannya sebesar Rp 2.000 kemudian farmer share nya sebesar 60 % dikatakan efisien.  Kata Kunci: pola pemasaran, margin pemasaran, farmer share 
Implementasi Sistem Resi Gudang (Srg) Komoditas Gambir Di Kabupaten Lima Puluh Kota Imran, Imran; Nasrul, Wedy; Amir, Yusnaweti
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Vol 18 No. 01 OKTOBER 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i1.5776

Abstract

Gambir merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Lima Puluh Kota, namun dalam perkembangannya, terdapat beberapa permasalahan. Persoalan utama yang dihadapi petani gambir adalah ketergantungan dengan Tengkulak atau lebih familiar disebut dengan toke. Adanya dominasi pedagang Kabupaten yang merupakan kaki tangan dari para eksportir gambir, penentuan harga di pasar gambir lebih didominasi oleh kaki-tangan pedagang besar (eksportir), dan petani dinilai tidak mampu memenuhi kualitas yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dari sistem resi gudang komoditas Gambir dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari implementasi tersebut di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitaif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan tekhnik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dari sistem resi gudang pada komoditas Gambir di Kabupaten Lima Puluhk Kota belum berjalan secara optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya implementasi sistem resi gudang tersebut yakni dari aspek komunikasi, yang mana masih banyak petani yang tidak mendapatkan informasi secara jelas terkait sistem resi gudang. Dari aspek birokrasi dan disposisi, belum terjalin sinergitas antar pemangku kepentingan dalam menjalankan program tersebut. Dari aspek sumber daya, dapat dilihat bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pengelola gudang sistem resi gudang masih kurang dan perlu ditingkatkan. Kemudian dari aspek struktur birokrasi, sudah ada standar operasional prosedur pengelolaan gudang sistem resi gudang tetapi belum bisa diterapkan secara maksimal.Kata Kunci: implementasi, sistem resi gudang,  gambir 
The Role of Local Institutions on Strengthening Gambir Agricultural Market Nasrul, Wedy
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2017): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.011 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i1.16272

Abstract

ABSTRACTAgricultural market gambir is often injurious farmers so important strengthening through the role of institutions local. Local institutions so far have power and proximity to the community, storing knowledge and skills and sensitive with needs of the society where exchange happened. This research uses the method the qualitative study. This research in Lubuak Alai Village, Kapur IX, Lima Puluh Kota District the Province of West Sumatra. Lubuak Alai Village is agricultural gambir centers. Local institutions involved in the market gambir is institutional farmers, gatherers, Kerapatan Adat Nagari (KAN) and village administration. The role and the existence of local institutions involved in the market gambir, is important to process the transaction as well as strengthen and sustain agricultural markets gambir in Lubuak Alai Village.Keywords: local institutions, market, GambirABSTRAKPasar pertanian gambir sering merugikan petani sehingga penting dilakukan penguatan melalui peran kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal yang berkembang di masyarakan selama ini mempunyai kemampuan, kedekatan, pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalah masyarakat dimana kelembagaan lokal tersebut berada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan sanakan di Desa/nagari Lubuak Alai Kec. Kapur IX Kab. Lima Puluh Kota. Lubuak Alai adalah nagari sentra pertanian gambir. Kelembagaan-kelembagaan lokal yang terlibat pada pasar gambir adalah kelembagaan petani, pengumpul, lembaga adat (KAN) dan pemerintahan nagari. Peran dan keberadaan kelembagaan-kelembagaan lokal yang terlibat pada pasar gambir penting untuk proses transaksi serta memperkuat dan menjaga keberlangsungan pasar pertanian gambir di Nagari Lubuak Alai.Kata kunci: kelembagaan lokal, pasar, Gambir
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi Katekin dan Tanin dari Gambir Wedy Nasrul; Rudi Kurniawan Arief; Afdhil Arel
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 8 No 3 (2024): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v8i3.7757

Abstract

Standard Operating Procedures (SOP) for production are documents that contain step-by-step instructions to guide workers on how to carry out repetitive production processes for a job to achieve production goals. Production SOP function to guide workers in the production process and maintain the quality of the products produced. The Sharia Producer Cooperative "Gambir Anam Koto Mandiri" which produces catechins and tannins does not yet have a production SOP. So it is important to prepare SOP for catechin production and gambier farming to help workers in the production process and maintain the quality of the products produced. The activity method is in the form of training and mentoring. The results of training activities show that cooperative administrators can prepare SOP for the production of catechins and tannins. The results of the assistance show that cooperative members can produce gambier catechin and tannin in accordance with the SOP. Activities produce catechin and tannin products which are produced to meet specified quality standards
Product and Institutional Development of Gambier Agricultural Markets in Rural Indonesia: A Case Study of Nagari Pangkalan, Sumatra Barat Province Nasrul, Wedy; Suwita, Leli; Ernanda, Revi; Ramadhan, Fajri
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 12 No. 3 (2024): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/12202453794

Abstract

Gambier is a speciality agricultural product in Sumatra Barat Province, Indonesia. Gambier farming has improved the community economy and rural development. The problem is that the gambier products produced are still raw materials, the quality is low, and the market for gambier is not perfect. So far, there have been no real solutions and policies from stakeholders to overcome these problems. This study aims to find solutions in product development and institutional improvement of the gambier market. This research uses a qualitative method. The case study is in Nagari Pangkalan, one of the centres of gambier farming in Sumatra Barat. The results showed that it is important to develop gambier products in the form of catechins and tannins in Nagari Pangkalan. The high price of catechins and tannins can increase farmers' income. It is necessary to build a gambier agribusiness centre by involving farmer groups, cooperatives and the government in Nagari Pangkalan. The Gambier Agribusiness Centre will reduce the dominance of gatherers and increase the role of cooperatives in the gambier market. The government designs regulations related to gambier exports by involving cooperatives. The export of gambier through cooperatives will shorten the marketing flow of gambier and benefit gambier farmers more. A gambier market that benefits farmers will indirectly help the economy and rural development.
Pemetaan Potensi Modal Sosial Dalam Kelompok Tani Di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Pratama, Gilank Kanugraha; nasrul, Wedy; Reza, Muhamad
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Vol 19 No. 01 APRIL 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i1.6526

Abstract

Pengembangan kelompok tani menjadi proses tukar menukar informasi serta modal sosial yang diharapkan membawa perubahan prilaku dalam meningkatkan usaha dalam kelompok tani secara berkesinambungan. Modal sosial meliputi jaringan, norma dan rasa percaya untuk menciptakan koordinasi dan kerjasama untuk kepentingan bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi modal sosial dalam kelompok tani di kecamatan payakumbuh barat kota payakumbuh dan menjelaskan potensi modal sosial kelompok tani untuk pembangunan pertanian. Pendekatan penelitian dengan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif eksploratif. Pemilihan lokasi digunakan metode purposive, jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Fokus penelitian menggambarkan kondisi modal sosial dalam kelompok tani di kecamatan payakumbuh barat melalui 3 unsur modal sosial yaitu jaringan, norma dan rasa percaya, kemudian menjelaskan potensi modal sosial dalam kelompok tani untuk pembangunan pertanian ditunjukkan melalui tipologi modal sosial (Bonding, Bridging dan Linking Sosial capital). Kesimpulan penelitian yaitu kondisi modal sosial dalam kelompok tani di kecamatan payakumbuh barat yaitu jaringan, norma dan rasa percaya sudah berjalan dengan baik dan lancar. Modal sosial dalam kelompok tani berfungsi sebagai penambah informasi, perekat antar anggota melalaui interaksi yang terjadi di dalam kelompok, kemudian meningkatkan kemampuan anggota melalui program kegiatan kelompok. Potensi modal sosial yang yang bagus pada kelompok tani di kecamatan payakumbuh barat ditunjukkan melalui interaksi yang terjadi di dalam kelompok seperti jaringan sosial yang baik, rasa empati, toleransi, saling menghargai, partisipati, keharmonisan, solidaritas, taat aturan, tindakan kolektif, kesadaran anggota, rasa percaya dan kekeluargaan. Dengan adanya potensi modal sosial yang dimiliki petani, akan membantu petani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani serta menguatkan kerjasama dalam peningkatan produktifitas kerja untuk kemajuan pembangunan pertanian.Kata Kunci : Potensi, Kelompok Tani, Modal Sosial 
Analisis Pemasaran Pinang Iris Di Nagari Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Isbat, Nopi; Nasrul, Wedy; Putra, Teguh Haria Aditia
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 APRIL 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.6598

Abstract

Pinang iris adalah biji pinang muda yang sudah dikupas dan dilakukan pengirisan dengan bentuk seperti koin, yang kemudian dilakukan pengeringan dengan menggunakan cahaya matahari dengan tingkat kekeringan pinang iris saat dibolak balik menggunakan tangan sudah berbunyi dengan kadar air sebesar 5% sampai 9% yang menandakan pinang iris sudah kering. Pinang iris dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan pelengkap di acara adat, sebagai minuman yang disedu dan sebagai rempah-rempah yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat bagian timur indonesia seperti Kupang, Papua, dan juga sebagai rempah-rempah ekspor. Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1)Menganalisis dan mengetahui fungsi pemasaran dan lembaga pemasaran apa saja yang terlibat dalam pemasaran pinang iris, (2) menganalisis saluran pemasaran pinang iris, (3) menganalisis margin pemasaran pinang iris, (4) menganalis efesiensi pemasaran pinang iris. Metode pengambilan sampel produsen, dan lembaga pemasaran pinang iris menggunakan metode purposive sample. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa, : (1) terdapat tiga saluran pe masaran pinang di Kenagarian Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota  . Saluran I yaitu Produsen – Pedagang pengempul- pedagang besar dalam provinsi- pedagang besar luar provinsi, saluran Pemasaran II yaitu Produsen –Pedagang besar dalam provinsi – Pedagang besar luar provinsi, dan saluran pemasaran III yaitu Produsen  – Pedagang besar luar provinsi. (2) efisiensi pemasaran pinang iris di Kenagarian Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban, saluran 3 dimana merupakan saluran yang membawa produsen kepada pedagang besar luar provinsi lebih efisien secara farmer share’s yang di dapatkan maupun harga yang diterima produsen lebih tinggi dibanding saluran I dan II meskipun pemasaran cukup jauh dan biaya yang dikeluarkan juga sedikit lebih besar dibandingkan saluran I dan II.Kata kunci: Pinang Iris, Margin, Farmer’s Share, Efisiensi Pemasaran