Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DAYA HAMBAT DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi PENYEBAB DEMAM TIFOID Dini Puspodewi; Sri Darmawati; Endang Triwahyuni Maharani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Student Paper Presentation The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.188 KB)

Abstract

Tifoid fever is endemic disease who caused by Salmonella typhi bacteria and still to be seriously health problem in Indonesia. The treatment still use antibiotic who can cause resistant if uncontrol using. Tamarind (Tamarindus indica) is plant who can use as medicine. The leaves contain flavonoid, tannin, and saponin who can function as antibacteria. The purpose of this research to know inhibition of tamarind leaves to Salmonella typhi who caused tifoid fever in 25% consentration. This research using old tamrind leaves from Rembang. The leaves was drying and powdering, then soxhletation with eter, extraction with maceration and infused method using distiled water with 25% concentration, then freeze dying and make 1, 2, 3, 4, and 5 mg/25 μL concentration per disc in a row. antibacteri tested with Kirby bauer method. The result of this experiment showing all of variance concentrations at disc can inhibit Salmonella typhi BA07.4 in maceration method as well as in infused method in 25% concentration of tamarind leaves. 5 mg/25 μL concentration has large antibacterial essence showed with existence large zone of inhibition 11,5 mm in maceration method and 14 mm in infused method. infused method of 25% tamarind leaves is more antibacterial essence than maceration method.Keyword : Tamarind leaves, Salmonella typhi, Tifoid fever
Efektivitas Kombinasi Ekstrak Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Dan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Penurunan Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksan Yasinta Aritonang; Meka Faizal Farabi; Dini Puspodewi
Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v16i3.2322

Abstract

Pendahuluan: Bunga kecombrang dapat menurunkan glukosa darah dengan mekanisme menghambat enzim pencernaan karbohidrat pada usus halus. Jahe memiliki kandungan gingerol dan shogaol yang mampu menaikkan produksi insulin. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental, hewan uji diinduksi aloksan dosis 150 mg/kg BB secara intraperitoneal. Kombinasi ekstrak bunga kecombrang dan ekstrak jahe diberikan dalam besaran dosis 50 mg/kg BB, 75 mg/kg BB, dan 100 mg/kg BB. Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan kelompok dosis berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,05) dan tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Penurunan glukosa darah tertinggi terjadi pada kelompok dosis 100 mg/kg BB (59,52%). Simpulan: Kombinasi ekstrak bunga kecombrang dan ekstrak jahe mampu menurunkan glukosa darah pada mencit jantan yang diinduksi aloksan.
Subchronic Toxicity Test of Burdock Root (Arctium Lappa L.) Nanoemulsion Based on Histopathology on The Albino Rat Rattus noverticus (Wistar strain): Uji Toksisitas Subkronik Nanoemulsi Akar Burdock (Arctium Lappa L.) Berdasarkan Histopatologi pada Tikus Albino Rattus noverticus (strain Wistar) Faizal, Imam Agus; Puspodewi, Dini; Aji, Ajeng Puspo
Indonesian Journal of Innovation Multidisipliner Research Vol. 2 No. 2 (2024): June
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/ijim.v2i2.140

Abstract

Tanaman burdock (Arctium lappa L.) merupakan tanaman herbal yang berkhasiat sebagai penambah darah (hemoglobin dan hematokrit) pada penderita anemia defisiensi besi. Sebanyak 15 ekor tikus (Rattus norvegicus) strain Wistar, jantan dan betina dibagi menjadi 3 kelompok secara random sampling yaitu Kelompok 1 Kontrol negatif (KN) tidak diberi A. lappa L. nanoemulsion. Kelompok Dosis 1 (KD1) diberi A. lappa L. nanoemulsion dengan dosis 150 mg/kgBB/hari. Kelompok Dosis 2 (KD2) diberikan A. lappa L. nanoemulsion dengan dosis 450 mg/kgBB/hari (selama 14 hari dimulai hari ke 8). Indikator penelitian ini dilihat kadar pemeriksaan biokimia kadar darah. Organ hati dan ginjal dinilai menggunakan Hematoxylin-Eosin (HE). Hasil pemeriksaan biokimia darah relatif normal. Sedangkan pewarnaan HE pada kelompok KD1 dan KD2 terjadi perubahan pada sel organ ginjal dan hati, menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi akar burdock bersifat toksik, namun terdapat faktor pengganggu yaitu ditemukan cacing parasit Taenia taeniaeformis, sehingga interpretasi hasilnya terganggu.
Hepatotoxic Test Of Burdock Roots (Arctium Lappa L) On Histopathology Hepar Of Male White Rats (Rattus Norvegicus Wigati, Atika Nur; Faizal, Imam Agus; Puspodewi, Dini
Jurnal Riset Kesehatan Vol 13, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrk.v13i2.11903

Abstract

Burdock (Arctium lappa L) is a homologous medical plant that is considered having with many advantages as a traditional medicine. Burdock root contains several substances such as inulin, essential oils, tannins, quercetin,iron, and arctigenin. This study was conducted to determine investigates effect of burdock root extract on the hepar histopathology of male white rats. This study used an experimental method with 20 rats and was divided into 4 groups. The positive control group was given gentamicin induction intramuscularly. The negative control group was given distilled water. The 150 mg/kgBW dose group and the 450 mg/kgBW dose group were given burdock root extract with treatment for 14 days and surgery was performed oin the 15th day to take hepatic organs to make histopathology preparations. The results of the this study were are interpreted by scoring and tabulated, the analysis was is done carried out descriptively with the results, in positive control group found mild damage, the negative group found no damage, in the extract dose group 150mg/kgBW found necrosis, bleeding and vacuolization, and in the extract dose group 450mg/kgBW found degeneration, necrosis, bleeding and vacuolization. The conclusion of this study is the hepatoprotective potential of burdock root extract (Arctium lappa L.) and its related effects on liver tissue in an experimental model. On the other hand, parasitic worms Taenia taeniaeformis were found in the liver which interfered with the interpretation of the results.
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler Metode Genexpert dengan Sampel Ludah dan Dahak pada Pasien Terduga Tuberkulosis di Puskesmas Wanareja I Cilacap Retno, Retno; Puspodewi, Dini; Pangesti, Ira
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 4 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i4.20551

Abstract

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). The methods currently used in the diagnosis of TB cannot meet the requirements due to their low sensitivity. Molecular Rapid Tests (TCM) can produce different results because they require the doctor's accuracy in examining the results. One of the fastest methods available for diagnosis is the GeneXpert MTB/RIF test. GeneXpert is able to detect Mycobacterium tuberculosis that is resistant to Rifampicin. The use of the GeneXpert method can use saliva or sputum samples. The purpose of this study was to determine the difference in the results of the molecular rapid test using the Genexpert method with saliva and sputum samples in suspected tuberculosis patients. The research method used comparative research. A sample of 44 saliva and sputum samples in suspected tuberculosis patients at the Wanareja I Health Center. Data analysis using the chi square test. The results showed that there was a difference in the results of the molecular rapid test using the Genexpert method with saliva and sputum samples in suspected tuberculosis patients (pv = 0.000).
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT DAN NEUTROFIL ABSOLUT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN DAN TANPA ULKUS DIABETIK DI RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP PERIODE JANUARI - JUNI 2022 Nugraheni, Fajarita Eky; Puspodewi, Dini; Mubarok, Akhmad
Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol. 5 No. 2 (2023): Volume 5, Nomor 2, November 2023
Publisher : Universitas Al-Irsyad Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah penyakit kronik yang terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Salah satu komplikasi kronis pada DM adalah ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien. Kejadian ulkus diabetik meningkatkan jumlah leukosit dan jumlah neutrofil pada pasien DM karena leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh sedangkan neutrofil absolut dapat mengindikasi adanya infeksi dan inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan jumlah leukosit dan jumlah neutrofil absolut pada pasien DM tipe 2 dengan dan tanpa ulkus diabetik di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Total sampel adalah 205 pasien yang terdiri dari 152 subyek DM tipe 2 tanpa ulkus diabetik dan 53 subyek DM dengan ulkus diabetik. Sampel merupakan pasien RSI Fatimah Cilacap yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Hasil rerata jumlah leukosit dan neutrofil absolut pada pasien DM tipe 2 tanpa ulkus adalah 8,91 μl.dan 6,49 μl. Rerata jumlah leukosit dan neutrofil absolut pada pasien DM tipe 2 dengan ulkus adalah 14,45 μl. dan 11,76 μl. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan jumlah leukosit dan neutrofil absolut pada pasien DM tipe 2 dengan dan tanpa ulkus diabetik.
Efektivitas Buah Kawista untuk Menghambat Bakteri Staphylococcus epidermidis Puspodewi, Dini; Nugroho, Yusuf Eko
Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol. 2 No. 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, November 2020
Publisher : Universitas Al-Irsyad Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36760/jp.v2i1.169

Abstract

Kawista merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. jenis bakteri yang sering menginfeksi manusia yaitu Staphtlococcus epidermidis yang termasuk CNS yang paling sering dipelajari. Untuk tujuan masa kini, definisi faktor virulensi sangat luas, terdiri dari gen dan protein yang memfasilitasi pembentukan infeksi pada tubuh manusia. Alkaloid, saponin, tanin, flavonoid merupakan salah satu zat yang berfungsi ssebagai antibakteri. Antibakteri adalah suatu zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan membunuh bakteri dengan cara mengganggu metabolisme bakteri. Buah kawista diperoleh dari kabupaten Rembang Jara Tengah.Buah diblender kemudian diperas sehingga menghasilkan konsentrasi 100%, dilakukan metode pengeringan dingin (freeze dryer) kemudian dibuat konsentrasi 400 mg/mL. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan freeze dryer buah kawista 100% dapat menghambat Staphylococcus epidermidis.
Profil Kreatinin Untuk Skrining Penyakit Ginjal Kronis (PGK) Pada Karyawan Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Puspodewi, Dini; Faizal, Imam Agus; Kusumawati, Dhiah Dwi
Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol. 3 No. 2 (2021): Volume 3, Nomor 2, November 2021
Publisher : Universitas Al-Irsyad Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36760/jp.v3i2.330

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) saat ini merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat insidennya yang meningkat. Di Indonesia, diperkirakan jumlahnya 100 penderita per satu juta penduduk dalam setahun. Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatinin terutama disintesis oleh hati, teRdapat hampir semuanya dalam otot rangka yang terikat secara reversible dengan fosfat dalam bentuk fosfokreatin atau keratinfosfa, yakni senyawa penyimpan energi. Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pemeriksaan kadar kreatinin dengan menggunakan metode fotometri. semua sampel yang diuji diperoleh hasil dibawah nilai normal yaitu 0.6 – 1.3 mg/dL. Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan keseimbangan cairan dan zat-zat lain dalam tubuh. Ginjal mengeluarkan sisa- sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
Hubungan Kadar Aspartate Aminotransferase (AST) dan Alanine Aminotransferase (ALT) Pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap Saputri, Ratna Dwi; Faizal, Imam Agus; Puspodewi, Dini
Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol. 5 No. 2 (2023): Volume 5, Nomor 2, November 2023
Publisher : Universitas Al-Irsyad Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36760/jp.v5i2.315

Abstract

Dengue merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue. Diagnosa penyakit ini sering sulit ditegakkan jika hanya melihat dari gejala. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk penegakkan diagnosis salah satunya adalah pemeriksaan AST dan ALT. Disfungsi hepar adalah salah satu akibat dari infeksi demam berdarah dengue yang sering muncul dalam bentuk hepatomegaly dan peningkatan ringan-sedang kadar enzim aminotransferase (AST & ALT). Enzim aminotransferase cenderung lebih tinggi seiring dengan beratnya penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar AST dan ALT pada penderita DBD. Metode penelitian ini menggunakan observasional dengan pendekatan cross- sectional. Jumlah subjek penelitian sebanyak 53 sampel dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Kadar tertinggi pada AST yaitu 1.423 μ/L dan kadar tertinggi ALT yaitu 523 μ/L. Data penelitian dianalisis dengan uji korelasi spearman. Hasil penelitian dari 53 sampel didapat 66% (35 sampel) mengalami kenaikan kadar AST dan 57% (30 sampel) mengalami kenaikan kadar ALT. Nilai rata – rata kadar AST yang diperoleh 142,62 μ/L dan kadar ALT 85,00 μ/L. Pada uji korelasi spearman menunjukkan adanya korelasi sangat kuat dengan kadar AST p=0,000 dan ALT p=0,000. Dari data tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan kadar AST dan ALT pada pasien DBD dengan kadar AST lebih tinggi dari kadar ALT pada pasien DBD
Subchronic Toxicity Test of Burdock Root (Arctium Lappa L.) Nanoemulsion Based on Histopathology on The Albino Rat Rattus noverticus (Wistar strain): Uji Toksisitas Subkronik Nanoemulsi Akar Burdock (Arctium Lappa L.) Berdasarkan Histopatologi pada Tikus Albino Rattus noverticus (strain Wistar) Faizal, Imam Agus; Puspodewi, Dini; Aji, Ajeng Puspo
Indonesian Journal of Innovation Multidisipliner Research Vol. 2 No. 2 (2024): June
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/ijim.v2i2.140

Abstract

Tanaman burdock (Arctium lappa L.) merupakan tanaman herbal yang berkhasiat sebagai penambah darah (hemoglobin dan hematokrit) pada penderita anemia defisiensi besi. Sebanyak 15 ekor tikus (Rattus norvegicus) strain Wistar, jantan dan betina dibagi menjadi 3 kelompok secara random sampling yaitu Kelompok 1 Kontrol negatif (KN) tidak diberi A. lappa L. nanoemulsion. Kelompok Dosis 1 (KD1) diberi A. lappa L. nanoemulsion dengan dosis 150 mg/kgBB/hari. Kelompok Dosis 2 (KD2) diberikan A. lappa L. nanoemulsion dengan dosis 450 mg/kgBB/hari (selama 14 hari dimulai hari ke 8). Indikator penelitian ini dilihat kadar pemeriksaan biokimia kadar darah. Organ hati dan ginjal dinilai menggunakan Hematoxylin-Eosin (HE). Hasil pemeriksaan biokimia darah relatif normal. Sedangkan pewarnaan HE pada kelompok KD1 dan KD2 terjadi perubahan pada sel organ ginjal dan hati, menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi akar burdock bersifat toksik, namun terdapat faktor pengganggu yaitu ditemukan cacing parasit Taenia taeniaeformis, sehingga interpretasi hasilnya terganggu.