Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA SIMPANG PINO KECAMATAN ULU MANNA TAHUN 2018 Gustina, Mely; Rahmawati, Ullya; ., Mualim; Zolendo, Nano Setiawan
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.084 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.758

Abstract

Para petani sering menggunakan pestisida bukan atas dasar keperluan pengendalian hama secaraindikatif,mereka melakukan penyemprotan tanaman tanpamemperhatikan ada tidaknya serangan hama,penggunaan semacam ini telah banyak menimbulkan masalah adanya kandungan residu pestisida pada produk pertanian dan pencemaran lingkungan,khususnya pencemaran udara yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan pada para petani.Indonesia sebagai salah satu negara di dunia,sangat berkepentingan terhadap masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan penggunaan APD dengan kejadian gangguan kesehatan pada petani penggunaan pestisida di Desa Simpang Pino Kecamatan Ulu Manna Tahun 2018. Jenis penelitian adalah Deskriptif dengan metode penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu untuk menilai Hubungan pengetahuan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian gangguan kesehatan pada petani pengguna Pestisida. Hasil penelitian 50 sampel pada petani pengguna pestisida di Desa Simpang Pino Kecamatan Ulu Manna Tahun bahwa lebih dari sebagian responden 31 (62%) yang memiliki pengetahuan kurang, lebih dari sebagian responden 34 (68%) yang menggunakan APD lengkap, dan lebih dari sebagian responden 29 (58%) mengalamigangguan kesehatan sedang.
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH MAJA SEBAGAI AKTIVATOR DALAM PEMBUATAN KOMPOS Rahmawati, Ullya; Gustina, Mely; Ali, Haidina; Ismi, Ramadaniati Khoirul
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.995 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.760

Abstract

Penumpukan sampah organik serta proses pengolahan kompos secara konvensional yang membutuhkan waktu lama dan tidak efektif, sehingga perlu dicari alternatif pemecah masalah dengan cara menemukan suatu bahan yang berfungsi sebagai aktivator dalam pengomposan sehingga dapat mempercepat waktu pengomposan. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui efektifitas MOL buah maja sebagai aktivator dalam pembuatan kompos. Jenis penelitian True Eksperimen dengan menggunakan rancangan posttest only with control group design, dengan penambahan mikroorganisme lokal (MOL) buah maja 20 ml, 25 ml, dan 30 ml. Analisis data dengan menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan Uji Bonferroni. Ada perbedaan lama waktu terbentuknya kompos dengan penambahan larutan MOL buah maja dengan dosis 20 ml, 25 ml, dan 30 ml. Diharapkan bagi masyarakat dapat mengelola sampah organik dengan memanfaatkan Mikroorganisme Lokal (MOL) buah maja sebagai aktivator untuk mempercepat proses pengomposan.
ANALISIS KANDUNGAN ZAT PENGAWET PADA JAJANAN BAKSO DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN RATU AGUNG KOTA BENGKULU Ali, Haidina; Gustina, Mely
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.775 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.788

Abstract

Latar Belakang: Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk bahkan mie basah yang berada di pasaran.Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kandungan zat pengawet boraks dan formalin pada jajanan bakso di sekolah dasar wilayah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif , dengan pemeriksaan kandungan terdapat 64 sampel pada jajanan bakso yang dijual pada pedagang sekolah dasar wilayah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu dengan metode uji kandungan dengan menggunakan Test Kit Boraks Chemkit dan Formaldehyde Test Kit. Hasil: Hasil penelitian boraks didapat 1 sampel positif (+) mengandung boraks pada bakso dan 1 sampel positif (+) mengandung formalin pada bakso. Pedagang bakso di sekolah dasar wilayah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu 30 sampel negatif tidak menggunakan zat pengawet pada boraks dan formalin. Saran: Saran kepada masyarakat diharapkan dapat berhati-hati dalam memilih jajanan dalam hal ini terutama bakso. Pilihlah bakso yang tidak terlalu kenyal dan miliki warna putih yang tidak tersebar lalat.
ANALISIS RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA MUARA AMAN KECAMATAN PASEMAH AIR KERUH KABUPATEN EMPAT LAWANG Gustina, Mely; Ali, Haidina
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.628 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v8i1.1016

Abstract

Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup sehat, pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rendahnya kepemilikan jamban di Desa Muara Aman Kecamatan Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan antar variabel penelitian. Hasil penelitian dari 174 responden 159 (91,4%) kepala keluarga berpenghasilan ≤ Rp.1.923.000. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan (83,3%) kepala keluarga memiliki tingkat pendidikan SD-SLTP.Tingkat pengetahuan responden 43 (24,7%) berpengetahuan kurang, 116 (66,7%) kepala keluarga berpengetahuan cukup, dan 15 (8,6%) berpengetahuan baik. Kebiasaan responden 174 (100%) BAB di sungai, 30 (17,2%) BAB di kebun, 25 (14,4%) BAB di sawah, dan 76 (43,7%) meminjam jamban tetangga. Sikap responden 135 (77,6%) memiliki sikap baik. Peran Petugas Kesehatan kepada responden 87 (55,7%) peran petugas kesehatan sudah mendukung dan 77 (44,3%) peran petugas kesehatan tidak mendukung. Diharapkan kepada masyarakat Desa Muara Aman khususnya yang tidak memiliki jamban untuk dapat menerapkan jamban sehat.
EFEKTIVITAS ANTI NYAMUK ALAMI ELEKTRIK MAT SERAI WANGI (CYMBOPOGON NARDUS) DALAM MEMATIKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI RAHMAWATI, ULLYA; GUSTINA, MELY; MIRZA, RAMA
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v8i2.1207

Abstract

Demam Berdarah Dengue masih menjadi permasalahan dunia dari tahun ke tahun, begitu juga di Provinsi Bengkulu. Pencegahan penyakit DBD dilakukan dengan memutus mata rantai penularan melalui pengendalian vektor. Salah satunya dengan insektisida nabati yaitu insektisida dengan bahan alami seperti daun, akar, batang, bunga atau buah dari beberapa tumbuhan di alam. Jenis insektisida yang praktis, bebas asap, tidak berbau menyengat dan dapat membasmi nyamuk adalah mat vaporizer. Salah satu bahan insektisida nabati adalah serai wangi (Cymbopogon nardus) karena mengandung saponin, tanin, kuinon dan silica yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan sedangkan sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan dihindari serangga termasuk nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mat serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai anti nyamuk alami elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti. Desain penelitian true eksperimen dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini nyamuk Aedes aegypti sebanyak 240 ekor dibagi ke dalam empat kelompokuji masing-masing berisi 20 ekor nyamuk dengan perlakuan (0 mg, 500 mg, 750 mg dan1000 mg) serta ulangan sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan Uji Kruskall Wallis dan Uji Mann Whitney. Pengumpulan data primer secara langsung yang diperoleh dari jumlah kematian nyamuk dan observasi selama penelitian. Pengumpulan data sekunder secara tidak langsung yang diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, dan Profil Kesehatan. Hasil penelitian menujukkan persentase rata-rata kematian nyamuk pada dosis 500 mg sebesar 0%, dosis 750 mg sebesar 5%, dan dosis 1000 mg sebesar 15%. Hasil uji kurkal wallis H. diperoleh p-value = 0,013 (p = <0,05) sehingga dinyatakan ada perbedaan signifikan pada jumlah nyamuk yang mati pada berbagai dosis Dan hasil uji Mann Withney U. diperoleh efektivitas pada anti nyamuk alami elektrik mat serai wangi (Cymbopogon nardus) pada dosis 1000 mg. Kesimpulan diketahuinya efektivitas mat serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai anti nyamuk alami elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti pada dosis 1000 mg.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN CENGKEH (SYZIGIUM AROMATICUM) DALAM MEMATIKAN LALAT RUMAH (MUSCA DOMESTICA) GUSTINA, MELY; ALI, HAIDINA; KURNIAWAN, YUNUS
Journal of Nursing and Public Health Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lalat rumah adalah salah satu jenis serangga pengganggu dan sekaligus sebagai penular penyakit terhadap kesehatan manusia yang dapat menyebarkan penyakit kholera, thypus, disentri dan penyakit perut lainnya. Upaya pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan insektisida nabati. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun cengkeh (Syzigium aromaticum) dalam mematikan lalat rumah (Musca domestica). Desain penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian Post-Test with Control Design. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan diteruskan dengan uji Benferroni. Hasil Penelitian menggunakan ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 20%, 25% dan 30% mampu membunuh lalat rumah rata-rata sebanyak 2,67 ekor (12%), 3,67 ekor (14,66%), 7,67 ekor (30,66%). Hasil Uji One Way Anova menunjukkan nilai p = 0,000 < 0,05. Aritnya ada perbedaan jumlah kematian lalat rumah dengan pemberian berbagai variasi konsentrasi ekstrak daun cengkeh dalam mematikan lalat rumah. Jumlah persentase kematian lalat pada konsentrasi 20% sebesar (12%), 25% sebesar (14,66%), dan 30% sebesar (30, 66%). Perlakuan yang paling efektif dalam mematikan lalat rumah (Musca domestica). Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas tentang manfaat ekstrak daun cengkeh yang dapat digunakan sebagai insektisida alami dengan harapan dapat mengendalikan lalat rumah secara mandiri.
EFEKTIVITAS KOMBINASI KULIT PISANGDAN BONGGOL PISANG DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) GUSTINA, MELY; SARI, APLINA KARTIKA; UTAMI, YOLANDA FRISILIA
Journal of Nursing and Public Health Vol 9 No 2 (2021)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di indonesia timbunan sampah pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton Tingkat timbunan sampah di Kota Bengkulu pada tahun 2018 yaitu 774,86 m3/hari dengan jumlah penduduk 309.943 jiwa, dan pada tahun 2019 timbunan sampah di kota Bengkulu mencapai 1.004,80 m3/hari dengan jumlah penduduk 417.918 jiwa (Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Bengkulu, 2019). Tujuannya untuk Untuk mengetahui efektivitas kombinasi kulit pisang dan bonggol pisang dalam pembuatan pupuk organik (POC)terhadap pertumbuhan tanaman selada (lactuca sativa). Metode Penelitian: Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen). Diuji dengan metode uji one way anova dan dilanjutkan dengan uji bonferroni. Hasil Penelitian: Konsentrasi POC kombinasi kulit pisang dan bonggol pisang 70 ml menghasilkan tinggi 23,7 cm dan jumlah daun sebanyak yaitu 11 helaian,: konsentrasi POC kombinasi kulit pisang dan bonggol pisang 80 ml menghasilkan tinggi 28.7 cm dan jumlah daun sebanyak yaitu 14 helaian, dan konsentrasi POC kombinasi kulit pisang dan bonggol pisang 90 ml menghasilkan tinggi 34.6 cm dan jumlah daun sebanyak yaitu 16 helaian. Saran: Dapat melakukan penelitian yang sama dengan variabel yang berbeda, Dapat melakukan penelitian yang sama dengan mengaplikasikan pada tanaman yang lain, Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan letak tanaman yang langsung terpapar cahaya matahari agar pertumbuhannya lebih baik dari peneliti sebelumnya.
Analisis Kualitas Briket Tempurung Kelapa Muda (Cocos nucifera L.) sebagai Bahan Bakar Alternatif Hayuningrat, Aji Nur Muhammad; Marwanto, Andriana; Gustina, Mely
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v15i2.297

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Pemanfaatan briket arang tempurung kelapa muda merupakan salah satu solusi dalam usaha eksplorasi sumber energi alternatif maupun pengurangan polusi lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan usaha peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat, masih banyaknya timbulan sampah kelapa muda dipantai Panjang Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi tempurung kelapa muda sebagai briket.Metode : Metode Penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental Designs. Pelaksanaan penelitian diawali dengan penyiapan bahan yang akan digunakan, setelah itu pembuatan arang/karbonisasi, dan percetakan briket. Proses pengujian yang dilakukan adalah daya bakar briket, Uji ketahanan banting briket dan uji nyala api.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket yang memiliki daya bakar paling lama adalah briket dengan perekat 300 gram selama 2 jam 3 menit dengan berat 100 gram. Tingkat kepanasan briket yang paling cepat dalam memanaskan air 1 liter sampai mendidih yaitu briket perekat 100 gram dengan berat 200 gram. Briket dengan perekat yang memiliki ketahanan banting yang bagus adalah yang menggunakan komposisi perekat 100 gram.Simpulan : Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tempurung kelapa muda mempunyai potensi sebagai bahan bakar alternative briket bioarang.Kata Kunci : Briket, Tempurung Kelapa Muda, Perekat Tapioka ABSTRACTBackground : Utilization of young coconut shell charcoal briquettes is one of the solutions in exploring alternative energy sources and reducing environmental pollution. For this reason, it is necessary to make efforts to increase public understanding and awareness, there are still many young coconut waste generated on Bengkulu's Panjang beach. The purpose of this study was to analyze the potential of young coconut shells as briquettes. Method : This research method is a Quasi Experimental Designs research. The implementation of the research begins with preparing the materials to be used, after that making charcoal/carbonization, and printing briquettes. The testing process carried out is the combustion power of the briquettes, the hardiness test of the briquettes and the flame test.Results :  The results showed that the briquettes that had the longest burning power were briquettes with 300 grams of adhesive for 2 hours 3 minutes with a weight of 100 grams. The briquette heat level that is the fastest in heating 1 liter of water to a boil is 100 gram adhesive briquettes with a weight of 200 grams. Briquettes with adhesive that have good hardiness are those using 100 grams of adhesive composition. Conclusion : From this study it can be concluded that young coconut shells have potential as an alternative fuel for bioarang briquettes.Keywords: Briquettes, Coconut Shell Charcoal, Tapioca Adhesive
EFEKTIVITAS SERBUK BIJI KELOR (Moringa Oleifera) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR SUMUR GALI PENDUDUK Gustina, Mely; Adeko, Riang; Mardiana, Winda
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 16, No 1 (2024)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dimana tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil pemeriksaan sampel kekeruhan untuk kadar kekeruhan yaitu 39,36 mg/L. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pemanfaatan serbuk biji kelor dalam proses pengembangan penurunan kekeruhan air sumur gali di Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.Metode : Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah semi eksperimen, dengan rancangan penelitian pretest posttest design (Sugiono, 2017). Data primer yang diperoleh peneliti melalui observasi dan pengukuran kadar kekeruhan dari sumur gali warga di RT 08 kelurahan padang serai, sebelum pemberian serbuk biji kelor (Moringa Oleifera) dan setelah pemberian serbuk biji kelor (Moringa Oleifera)Hasil : Hasil penelitian yaitu dapat dilihat bahwa pre-test pada kekeruhan adalah 39,36 mg/L. Nilai penurunan serbuk biji kelor pada dosis 20 mg rata-rata adalah 77%, dosis 25 mg rata-rata 66%, dan pada dosis 30 mg rata-rata adalah 53%.Simpulan : Diharapkan menggunakan dosis yang beratnya lebih rendah dari 20 mg untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif lagi.Kata kunci : Kekeruhan, Koagulan, Serbuk Biji Kelor. ABSTRACTBackground: Water is a natural resource that has a very important function for human life where there is not a single living creature on this earth that does not need water. The results of the turbidity sample examination for turbidity levels were 39.36 mg/L. The aim of this research is to determine the effectiveness of using Moringa seed powder in the development process of reducing the turbidity of dug well water in Padang Serai Village, Bengkulu City.Methods: The type of research that will be carried out is semi-experimental, with a pretest posttest design research design (Sugiono, 2017). Primary data obtained by researchers through observation and measurement of turbidity levels from residents' dug wells in RT 08 Padang Serai sub-district, before administering Moringa Oleifera seed powder and after administering Moringa Oleifera seed powder.Results: The results of the research can be seen that the pre-test turbidity was 39.36 mg/L. The reduction value of Moringa seed powder at a dose of 20 mg was an average of 77%, at a dose of 25 mg an average of 66%, and at a dose of 30 mg the average was 53%.Conclusion: It is hoped that a dose that is lower than 20 mg is used to get even more effective results.Keywords: Turbidity, Coagulant, Moringa Seed Powder.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEMILIK WARUNG RUMAH MAKAN DENGAN PENGGUNAAN STYROFOAM SEBAGAI KEMASAN MAKANAN GUSTINA, MELY; WIDADA, AGUS; FERDIANSYAH, FERDI
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v11i2.5230

Abstract

Pendahuluan: Styrofoam mengandung Polystyrene merupakan butiran styrene pemerosesannya dilakukan menggunakan benzene dapat menimbulkan masalah kesehatan styrofoam sering digunakan untuk membungkus makanan atau kebutuhan lain jyga dapat menimbulkan masalah atau berdampak buruk agi lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pemilik warung rumah makan dengan penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan di Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2023. Metode: Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain cross sectional.. Hasil dan Pembahasan: Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan pada pemilik warung rumah makan di Kecamtan Ratu Agung Kota Bengkulu diperoleh (60.8%) menggunakan dan (39.2%) tidak menggunakan. Pengetahuan pemilik warung rumah makan diperoleh (51.0%) baik dan (49.0%) kurang berdasarkan uji Chi-Square diperoleh p value 0,034 < p value 0,05 ada hubungan antara pengetahuan pemilik warung rumah makan dengan penggunaan Styrofoam. Sikap pemilik warung rumah makan diperoleh (54.9%) favourable dan (54.9%) unfavourable berdasrkan uji Chi-Square, p value 0,782 > p value 0,05 tidak ada hubungan antara sikap pemilik warung rumah makan dengan penggunaan Styrofoam. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara sikap pemilik warung rumah makan dengan penggunaan Styrofoam. Pemilik warung rumah makan sebaiknya mendinginkan dahulu makanan kemudian dikemas ke dalam Styrofoam, serta mengganti kemasan yang aman upaya mengurangi bahaya yang ditimbulkan.