Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERANAN MEWARNAI MANDALA DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Indah Luthfiyah Kasim; Widyastuti Widyastuti; Ahmad Ridfah
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.87 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i2.27765

Abstract

Mahasiswa yang mengalami kecemasan mengerjakan skripsi merasa tidak mampu mengerjakan skripsi, khawatir tidak menguasai tema penelitian, perasaan tidak tenang ketika sulit menemukan literatur. Mahasiswa yang tidak mampu mengatasi kecemasan akan memilih untuk menunda hingga meninggalkan pengerjaan skripsi. Kecemasan mengerjakan skripsi mahasiswa tergolong tinggi, sehingga dibutuhkan suatu metode untuk menangani kecemasan. Salah satu metode penanganan kecemasan adalah dengan mewarnai mandala. Pola mandala yang terstruktur dapat memberi efek meditasi yang menenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan metode mewarnai mandala dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas Negeri Makassar yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimental dengan desain pretest-posttest one group with follow up. Mewarnai mandala dilaksanakan selama empat hari (masing-masing 45 menit). Partisipan berjumlah delapan orang yaitu mahasiswa yang memiliki skor pretest berkategori tinggi dan sangat tinggi. Instrumen yang digunakan adalah skala (rxy = 0,5549-0,909), koefisien alpha = 0,924) yang disusun oleh Lovibond & Lovibond (1995).  Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa pada saat pretest vs. posttest (MD = 50,37), pretest vs. follow up (MD = 24,745), posttest vs. Follow up (MD = 17,81). Uji Friedman menunjukkan skor p = 0,001, sehingga terdapat perbedaan skor kecemasan yang signifikan. Implikasi dari penelitian ini adalah pemberian metode mewarnai mandala yang dilakukan dapat menurunkan kecemasan mengerjakan skripsi yang dialami mahasiswa FPSI UNM.  
Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Dalam Menurunkan Kesepian Pada Warga Binaan Lapas Narkotika Kelas IIA, Kabupaten Gowa Ahmad Fauzan; Lukman Lukman; Ahmad Ridfah
JBKPI: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Vol 2, No 02 (2023): J-BKPI: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Publisher : JBKPI: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  The separation of each prisoner from his family, the loss of work and environmental conditions as well as new forms of activity make prisoners vulnerable to loneliness. The purpose of this study was to determine the provision of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) therapy in reducing loneliness in prisoners. This study uses a quantitative experimental method with a randomized control group pretest-posttest design. The subjects in this study were 14 prisoners who were divided into 2 groups, the treatment group (mean = 10.93) and the control group (mena = 4.07). The results showed p = 0.002 (p 0.05) for differences in the level of loneliness between groups, the significance value of p = 0.018 (p 0.05) for comparison of pretest (mean = 28.00) and posttest (mean = 20) values. .14) experimental group and p value = 0.18 (p0.05) for the comparison of pretest (mean = 27.87) and posttest (mean = 27.42) in the control group. Based on the results, it was found that there were differences in the effect of giving SEFT in reducing loneliness. Other variables that can affect loneliness are suggested to be controlled more tightly or can be studied in depth in further research, such as personality, psychological conditions and prison environment.
Efektivitas Anger Management Training untuk Menurunkan Perilaku Agresi Verbal pada Remaja Pengguna Game Online Mobile Legends di kota Makassar Wiwin Saputra; Asniar Khumas; Ahmad Ridfah
Indonesian Journal of Islamic Counseling Vol 4 No 2 (2022): Exploring Interpersonal Dynamics and Social Development
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/ijic.v4i2.3511

Abstract

Verbal aggression arises as a result of uncontrolled emotional anger that is faced. The impact of uncontrolled angry emotions will encourage the individual's desire to do negative things. This research aims to determine the effectiveness of anger management training to reduce the tendency of verbal aggression among teenagers who use the online game Mobile Legends in Makassar City. This research uses a Pretest Post-test Control Group Design research design. The participants in this research were 20 male teenagers who had a tendency towards verbal aggression who were divided into two groups, namely 10 participants in the control group and 10 participants in the experimental group. The data analysis technique uses the Mann-Whitney and Wilcoxon signed rank test. The results of the research show that anger management training is effective on the tendency of verbal aggression in teenagers who use the online mobile legends game in Makassar City (W= 6,000, ρ=0.001) with an effect of -0.880 and is included in the large category. The pre-test results of the experimental group (M = 6,800, SD = 2,440) were greater than the post-test average of the experimental group (M = 3,500, SD = 1,080); and (W = 45,000, ρ=0.008), the control group's pre-test score (M = 6,000, SD = 1.054) was smaller than the control group's post-test mean (M = 6,100, SD = 1.792). Anger management training is used to reduce verbal aggression among adolescent online game players.
Menguak Peran Emotional Intelligence Terhadap Shyness Pada Mahasiswa Baru Yang Merantau Andi Sifha Asifa Sulaeman; Ahmad Ridfah; Novi Yanti Pratiwi
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 4: Juni 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i4.3711

Abstract

Mahasiswa baru yang merantau cenderung dihadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah shyness. Shyness ditandai dengan munculnya rasa cemas yang berlebihan, dan evaluasi diri negatif, yang mengakibatkan seseorang sulit untuk mengemukakan pendapat hingga menarik diri dari lingkungan, serta dapat menganggu proses akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh emotional intelligence terhadap shyness pada mahasiswa baru yang merantau di kota Makassar. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ordinal. Responden dalam penelitian ini sebanyak 302 mahasiswa yang diperoleh menggunakan teknik eccidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara emotional intelligence (mean = 131,30 dan SD = 9,955) terhadap shyness (mean = 78,56 dan SD = 17,296) pada mahasiswa (r = -0,486, p = 0,00 < 0,05) menunjukkan semakin tinggi skor emotional intelligence, maka semakin rendah shyness pada mahasiswa baru yang merantau. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa baru yang merantau untuk meningkatkan emotional intelligence dan mengatasi shyness. Implikasi penelitian ini adalah pemahaman terkait perlunya mahasiswa baru yang merantau meningkatkan emotional intelligence dan mengatasi shyness, sehingga mereka dapat meraih potensi akademik dan sosial yang lebih baik.
Hubungan Antara Penyesuaian Diri dan Kesepian pada Mahasiswa Perantau di Kota Makassar Ainun Mardiah Amran; Kurniati Zainuddin; Ahmad Ridfah
EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol. 3 No. 2: Januari 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/ekoma.v3i2.2857

Abstract

Sebagai perantau, mahasiswa akan tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat asalnya yakni tinggal di asrama maupun kost. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa tentunya akan mengalami permasalahan di perantauan, salah satunya yakni kesepian. Oleh karena itu, mahasiswa perantau perlu mempelajari lingkungan barunya, seperti lingkungan sosial, budaya dan gaya hidup yang harus dihadapi di tempat barunya. Maka dari itu perlu untuk individu mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dan kesepian pada mahasiswa perantau di Kota Makassar. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 301. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan uji Spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri dan kesepian pada mahasiswa perantau di kota makassar (p = 0,000 < 0,05). Koefisien korelasi variabel penyesuaian diri dan kesepian sebesar -0,316 yang berarti ke arah negatif. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat penyesuaian diri dan kesepian berdasarkan jenis kelamin. Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai salah satu sumber referensi yang dapat memberikan kontribusi kepada orang lain mengenai penyesuaian diri dan kesepian.
Motivasi Belajar Siswa Boarding School: Peran Dukungan Sosial Melalui Mediator School Well Being Tri Dayanti Tamrin; Basti Tetteng; Ahmad Ridfah
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 8: Juli 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v3i8.4272

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui peran school well being dalam memediasi pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi belajar siswa sekolah berasrama di Kota Makassar. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa sekolah berasrama di Kota Makassar berjumlah 256 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur Motivasi Belajar untuk mengukur motivasi belajar, Child and Adolescent Social Support Scale untuk mengukur dukungan sosial, dan School Well Being Scale untuk mengukur school well being. Analisis data penelitian ini menggunakan uji SEM (Structural Equation Modeling) untuk mengukur hubungan antar variabel, menguji kecocokan model dan mengukur pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh langsung secara positif dan signifikan terhadap motivasi belajar sebesar 32%; dukungan sosial berpengaruh langsung secara positif dan signifikan terhadap school well being sebesar 73%; school well being berpengaruh langsung terhadap motivasi belajar secara negatif dan signifikan sebesar 70%; serta school well being mampu menjadi mediator pada pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi belajar pada siswa sekolah berasrama di Kota Makassar dengan besar pengaruh tidak langsung sebesar 22%.
Hubungan Coping Flexibility dengan Kualitas Tidur pada Dewasa Awal Anugrah Qonita; Ahmad Ridfah; Rahmat Permadi
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v4i1.6409

Abstract

Individu pada masa peralihan menuju masa dewasa awal cenderung memiliki banyak tekanan. Salah satu cara untuk menangani tekanan yang dialami, perlu melakukan coping yang fleksibel dan adaptif. Dengan melakukan coping yang fleksibel dan adaptif, hal ini juga dapat berdampak pada kualitas tidur yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan coping flexibility dengan kualitas tidur pada dewasa awal. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah dewasa awal yang berusia 18-25 tahun. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 240 responden yang berpartisipasi dengan mengisi melalui Google Form. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data dianalisis menggunakan Uji Spearman. Hasil analisis uji korelasi Spearman menemukan bahwa coping flexibility dengan kualitas tidur memiliki hubungan yang lemah secara signifikan, r = 0,019; p < 0,05; one-tailed (hipotesis diterima). Arah hubungan kedua variabel adalah positif, sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik coping flexibility, maka semakin baik kualitas tidur dewasa awal. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu dewasa awal untuk menerapkan kualitas tidur yang baik yang dapat berdampak pada kognitif, dimana hal ini juga dapat mengembangkan fleksibilitas coping.
Psikoedukasi Self Boundaries Sebagai Upaya Peningkatan Batasan Diri Pada Siswa SMA X Makassar Andi Fauziah Nurazisah; Regina Dwi Nursakna; Andi Ismahliana Milanisti; Ahmad Ridfah
Gudang Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025): Juli
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjpm.v3i2.1553

Abstract

Program ini bertujuan untuk mengukur perubahan pemahaman dan penerapan self boundaries pada remaja melalui program psikoedukasi. Self boundaries merujuk pada kemampuan individu untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan sosial mereka. Untuk melihat perubahan pemahaman siswa terhadap self boundaries dilakukan pre dan post test kepada 25 siswa. Dengan menggunakan instrumen pre-test dan post-test, program ini mengukur perubahan dalam tingkat pemahaman remaja mengenai batasan diri mereka. Hasil dari program psikoedukasi ini menunjukkan pemahaman yang lebih baik bagi remaja tentang pentingnya self boundaries dan dampaknya terhadap hubungan sosial mereka.
Keseimbangan Berbagi Informasi dan Memahami Batasan dalam Mencegah Terjadinya Oversharing Nurkhofifah Awini; Ahmad Ridfah
Jurnal Pustaka Cendekia Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Pustaka Cendekia Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, Mei - Agustus 2025
Publisher : PT PUSTAKA CENDEKIA GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70292/jpcp.v3i1.131

Abstract

Oversharing behavior, namely the tendency to share personal information excessively on social media, is becoming an increasingly widespread phenomenon and causing various psychological impacts, such as decreased self-confidence, violation of privacy, and emotional stress. The lack of individual awareness of the limits of sharing information indicates the need for educational interventions that can improve understanding and digital literacy. This study aims to convey psychoeducational messages about the dangers of oversharing through digital poster media. The poster was distributed online and has been viewed by 70 people, with 40 of them willing to fill out a questionnaire via Google Form to assess understanding of the contents of the poster. This activity was carried out for 14 days in March 2025. The response results showed 95% positive acceptance of the psychoeducational material and 80% increased awareness of respondents regarding the importance of managing personal information. These findings indicate that simple psychoeducational media can be a strategic alternative in fostering wiser information sharing behavior in the digital age.
Crab Mentality dalam Lingkungan Sosial: Mengenali, Memahami, dan Mengubahnya Firni Eka Desria; Ahmad Ridfah
Jurnal Pustaka Cendekia Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Pustaka Cendekia Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, Mei - Agustus 2025
Publisher : PT PUSTAKA CENDEKIA GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70292/jpcp.v3i1.132

Abstract

Crab mentality is a destructive social behavior pattern that arises due to envy of other people's achievements, where individuals tend to belittle people who are more successful than themselves. This phenomenon can affect social relationships and personal development. This activity aims to raise awareness about crab mentality through social media-based psychoeducation, especially Instagram, by distributing educational posters. The posters consisting of five parts were distributed for one week. After distribution, respondents who liked the posts were asked to fill out a survey form to evaluate the understanding and effectiveness of the posters. A total of 113 people responded to the posters, and 50 people filled out the survey. The survey results showed that 92% of respondents felt that the posters were interesting, understandable, and 60% of respondents felt related to their personal experiences. In addition, 60% of respondents felt better able to recognize crab mentality behavior in themselves and others. These findings indicate that social media-based psychoeducation, such as Instagram, can be a means of disseminating educational information and changing social mindsets, especially in overcoming negative behaviors such as crab mentality.