Laku tobe merupakan makanan tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang disajikan pada acara adat tertentu, dan umumnya dibuat dari tepung gaplek. Penelitian ini mengembangkan laku tobe modifikasi dengan 3 bahan utama, sebagai faktor independen, yaitu tepung gaplek, tepung ubi jalar kuning, dan tepung labu kuning dengan 4 respon utama, meliputi penerimaan aroma, rasa, tekstur dan warna menggunakan metode hedonik dengan skala preferensi 1-5. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah D-optimal Mixture Design dengan kisaran untuk tepung gaplek (40-50 gram), tepung ubi jalar kuning (30-40 gram), dan tepung labu kuning (20-30 gram). Semua p-value dari tiap respon dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada software Design Expert 13 untuk menentukan ada tidaknya efek faktor independen terhadap respon. Selain itu, laku tobe modifikasi terbaik tiap respon dipilih berdasarkan skor penerimaan tertinggi dan dibandingkan dengan laku tobe tradisional menggunakan uji-t berpasangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua jenis tepung yang digunakan tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap penerimaan sensoris laku tobe modifikasi. Penerimaan sensoris aroma,  rasa, tekstur, dan warna dari laku tobe modifikasi sebesar 3,16-3,66, 3,16-3,78, 3,06-3,48, dan 3,18-3,74 secara berurutan. Perlakuan terbaik dari laku tobe modifikasi pada setiap respon ditemukan pada run formulasi yang berbeda. Lebih lanjut, hasil komparasi laku tobe modifikasi terbaik dari tiap respon berbeda nyata (p < 0,05) dengan laku tobe tradisonal pada parameter penerimaan sensoris aroma, tekstur, dan warna, serta tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan parameter penerimaan sensoris rasa.