Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

A ANALISIS PENGGUNAAN ELECTRONIC HAND DYNAMOMETER UNTUK MENGUKUR KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN USIA 35-50 TAHUN Devi Dwi Rianti, Emillia; Yulianto S, David; Sobina, Boing; Solbiyah; Aisyah, Yeti
Journal Of Midwifery And Nursing Studies Vol. 7 No. 1 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57170/jmns.v7i1.162

Abstract

Kekuatan otot adalah penggunaan otot sebagai indikator dalam diagnosis medis, seperti terjadinya penurunan kekuatan otot yang terjadi pada salah satu sisi tubuh sehingga dapat menjadi tanda terjadinya stroke pada seseorang. Tujuan penelitian menganalisis penggunaan alat electronic hand dynamometer untuk mengukur kekuatan genggaman tangan pada responden berusia 35 – 50 tahun. Metode dalam penelitian menggunakan deskriptif analitik dan dengan program SPSS versi 20, sampel sebanyak 30, teknik penelitian total sampling dengan karakteristik subyek penelitian , yaitu usia, kekuatan genggaman tangan, jenis kelamin. Penelitian menggunakan alat, electronic hand dynamometer, meja, dan kursi, pelaksanaan penelitian dengan melakukan genggaman tangan pada alat electronic hand dynamometer dengan posisi duduk, tangan diletakkan diatas meja dengan posisi 900. Hasil berdasarkan jenis kelamin wanita yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan sebanyak 12 orang (40%) berjenis kelamin pria, untuk usia antara 46-50 tahun sebanyak 15 orang (50%), 12 orang (40%) berusia 35-40 tahun, dan 3 orang (10%) usia 41-45 tahun. Kesimpulan, adanya pengaruh antara usia dan jenis kelamin dengan kekuatan genggaman tangan, maka jenis kelamin pria berusia produktif pada 35-50 tahun memiliki kekuatan genggaman rata-rata responden mempunyai kekuatan genggam sebesar 47,89 ± 14,63 Kg.
The Overview of the Effectiveness of Infrared on the Healing Rate of Incision and Burn Wounds in Male White Rats Fuad Ama; Rini Purbowati; Emillia Devi Dwi Rianti
Electronic Journal of Education, Social Economics and Technology Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : SAINTIS Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33122/ejeset.v5i2.235

Abstract

Infrared rays have low energy and their use does not cause toxic effects on the environment, so that infrared rays can balance and activate cells in the body, thin the blood, break down water molecules, and inhibit bacteria or fungi. Inhibition of bacterial or fungal growth in skin wounds that are often experienced and cause damage to epithelial tissue. The purpose of the study provides an overview of the effectiveness of infrared on the healing rate of incision wounds and burns in Wistar rats. The method with an experiment with a completely randomized design method, the sample used was 48 male white rats with 24 with incision wounds and 24 with burns. The results of the incision wound on the 12th day showed that there was a reduction in the length of the wound at P1 (0.1 cm), P2 (0.1 cm) and P3 (0.2 cm) so that with a wound length of 0.1 means healing has occurred. Burns on the 12th day there was a decrease in the diameter of the burn wound both at P1 = P2 = P3 = 0.3 cm. Conclusion The use of infrared therapy in the healing process of incision wounds and burns on days 9-12. Infrared wavelength 940 nm as near infrared produces heat, so the healing process is less than 14 days.
Tingkat Pemahaman Remaja Terhadap Pentingnya Vitamin D Sebagai Suplemen Imunitas Kesehatan Rongga Mulut dan Tulang Parmasari, Wahyuni Dyah; Rianti, Emillia Devi Dwi; Sahadewa, Sukma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Gigi FOKGII (JPMKG FOKGII) Vol. 2 No. 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Forum Komunikasi Kedokteran Gigi Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vitamin D adalah mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh, bersifat larut dalam lemak. Vitamin D memiliki peran esensial dalam proses mineralisasi tulang dan meningkatkan imunitas tubuh. Defisiensi vitamin D pada remaja remaja dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk pertumbuhan yang terganggu, tulang yang rapuh, dan peningkatan risiko penyakit kronis. Tujuan rangkaian pengabdian masyarakat ini tidak lain sebagai langkah preventif dan menambahkan ilmu pengetahuan tentan defisiensi vitamin D. Metode yang digunakan melibatkan 70 siswa terdiri dari 35 laki-laki dan 35 perempuan, usia 12-15 tahun diambil secara acak dari 212 peserta kelas 7 SMPN 56 Surabaya. Responden mengisi kuesioner     pre-post dan post-test mengenai pemahaman vitamin D sebagai suplemen imunitas kesehatan rongga mulut dan tulang. Didapatkan peningkatan pemahaman dimana sebelum dan sesudah diadakannya edukasi, kategori pemahaman baik dari 47,14% menjadi 80%, kategori pemahaman sedang mengalami penurunan yaitu dari 30% menjadi 15,71%, dan kategori pemahaman yang buruk juga mengalami penurunan 22,86% menjadi tinggal 4,29%. Hal ini menunjukkan edukasi dinilai berhasil dan efektif. Remaja memahami pentingnya vitamin D sebagai suplemen daya tahan tubuh atau imunitas k     esehatan rongga mulut dan tulang.