Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENGATURAN QUICK OF BLOOD (QB) TERHADAP RASIO REDUKSI UREUM PLASMA PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG: THE EFFECTIVENESS OF ADMINISTRATION OF QUICK OF BLOOD (QB) ON THE RATIO OF UREUM PLASMA REDUCTION IN CKD PATIENTS TAKING HEMODIALYSIS IN RST DR. SOEDJONO MAGELANG Endro Haksara; Ainnur Rahmanti
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 6 No. 1 (2021): Maret : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.422 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v6i1.70

Abstract

The main function of the kidneys under normal conditions is to regulate fluids and electrolytes and the acid-base composition of body fluids, remove metabolic wastes that are no longer needed by the body, regulate blood pressure and hormonal function. Chronic Kidney Disease (CKD) is the final stage of chronic kidney failure where GFR <15 ml/min/1.73m2 so that the body fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte balance, causing uremia, namely retention of urea and other nitrogenous wastes in the blood (Smeltzer et al. al, 2008; National Kidney Foundation in Kallenbach, et al, 2005). With the increasingly real decline in kidney function or worsening of symptoms of uremia, renal replacement therapy is required for survival, namely dialysis and organ transplantation. There are two methods of dialysis, one of which is Hemodialysis (Potter, 2005; Smelzer, 2008). Cases of chronic kidney failure in the world have increased by more than 50%, in the United States which is a very developed country every year there are about 20 million adults suffering from chronic kidney failure and undergoing hemodialysis in more than 100,000 patients, while in Indonesia, according to the Indonesian Kidney Diatrans Foundation, YDGI), in 2007 there were about 100,000 chronic kidney failure patients but only a few patients were able to undergo hemodialysis. Kidney replacement therapy in Indonesia was started in 1972 in Jakarta (Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital/FKUI), in Bandung in 1976 (Hasan Sadikin Hospital/FK UNPAD).
SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR (DD-PTM) DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN BULUSTALAN KECAMATAN SEMARANG SELATAN Ainnur Rahmanti; Mimin Indah L
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.636 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.8

Abstract

Background The Healthy Living Community Movement (GERMAS) is a program launched by the Ministry of Health to reduce the main risks of communicable and non-communicable diseases (PTM), especially through nutritional interventions for the first 1000 days of life, improving balanced nutrition consumption patterns for the whole family, increasing regular and measurable physical activity. , improve a healthy lifestyle, improve a healthy environment and reduce cigarette and alcohol consumption. Purpose is to improve the health status of the community through early detection of non-communicable diseases (DD-PTM), especially those with diabetes mellitus. Method begins with interviews with health cadres in the Bulustalan village area, followed by early detection programs and fitness exercises. Results:. Result The health checks carried out were anthropometric measurements in the form of height, weight, abdominal circumference, blood pressure measurements and temporary blood sugar measurements. Of the 50 residents who participated in the DD-PTM implementation, as many as 24% of the residents (12 people) just found out that they had pre-diabetes mellitus, 16% (8 people) already knew that they had hypertension and diabetes mellitus, as many as 6% (3 people) ) had an abdominal circumference of more than 100 cm, 54% (27 people) were in good health. Conclusion: Early detection of non-communicable diseases is very important to prevent further complications. Keywords:
PELATIHAN DOKTER KECIL DI MI NASHRUL FAJAR KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Ainnur Rahmanti; Margiyati Margiyati; Merid Lechan TC; M. Ilham Hidayatullah; Nadea Bunga Apriliae; Rizki Hari D; Shania Nada M
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.846 KB)

Abstract

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki tujuan untuk memandirikan seluruh komponen di sekolah untuk melakukan pencegahan dan penanganan dini pada maslah- masalah kesehatan yang mucul saat disekolah. Pada MI Nashrul Fajar Kelurahan Meteseh sudah terdapat lembaga UKS yang disediakan pihak sekolah, namun belum berjalan dan dikelola dengan baik. Hasil observasi didapatkan minimnya kegiatan di UKS maupun belum terdapatnya petugas kesehatan yang terlatih / dokter kecil di sekolah tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi maslah tersebut melalui musyawarah warga sekolah diputuskan untuk menggerakkan kembali kegiatan di UKS dan melatih dokter kecil. Dukungan dari semua pihak terkait dibutuhkan untuk keberlangsungan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan UKS. Program dokter kecil merupakan upaya pendekatan edukatif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat antara lain perilaku kebersihan perorangan, dimana anak didik dilibatkan dan diaktifkan sebagai pelaksananya. Tujuan dokter kecil meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS, agar siswa dapat menjadi penggerak perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, di rumah dan dilingkungannya dan siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.
BHAKTI SOSIAL PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN TRIMULYO KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG Ainnur Rahmanti; Anugrah Tegar L; Dita Ayu R; Damayanti A; Inka Nur S; Nadya Lailita P
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 1 (2021): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.468 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i1.36

Abstract

Indonesia merupakan negara yang secara geografis, demografis, sosioekonomis dan politis merupakan kawasan yang rawan bencana, dan juga perpotensi mengalami bencana alam, non alam dan sosial, seperti bencana: gempa bumi, banjir, letusan gunung api, kebakaran, tanah longsor, wabah penyakit, kegagalan teknologi, konflik sosial, terorisme. Kejadian bencana akan mengakibatkan timbulnya kedarurtan, korban massal serta permasalahan kesehatan pada masyarakat, selain itu kejadian bencana juga mengakibatkan, rusaknya fasilitas umum, fasilitas kesehatan, terganggunya saluran komunikasi dan lain-lain yang akan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Banjir besar melanda wilayah kota Semarang pada pekan pertama dan kedua Februari 2021. Banjir di ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu merendam setidaknya 43 titik pada 5-7 Februari lalu, demikian data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah. Selain banjir kiriman dan banjir lokal, banjir rob merendam sejumlah kawasan di Kota Semarang, seperti di Kelurahan Kaligawe (Kecamatan Gayamsari) dan wilayah di Kecamatan Genuk. Kondisi pandemic Covid-19 memperburuk dalam penanganan bencana yang terjadi.
UPAYA SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR (DD-PTM) DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN BULUSTALAN KECAMATAN SEMARANG SELATAN Ainnur Rahmanti; Novita Wulan; Atika Febri D; Indriana Safitri; Mimin Indah L; Sonia Ambar W; Tolcha Ami N
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.439 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i2.40

Abstract

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan program yang dicanangkan oleh kementrian kesehatan untuk menurunkan resiko utama penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM) terutama melalui intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan, memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang seluruh keluarga, meningkatkan aktiftas fisik teratur dan terukur, meningkatkan pola hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat serta mengurangi konsumsi rokok dan alkohol. Data wawancara didapatkan hasil bahwa sebagian besar masyarakat sebanyak 48 % jarang memeriksakan kesehatan sedini mungkin, warga akan pergi kepusat kesehatan terdekat jika sudah mulai muncul tanda dan gejala penyakitnya. Pelaksanaan DD- PTM dilaksanakan dalam sehari, warga dikumpulkan dalam aula Kelurahan Bulustalan, Kegiatan diawali dengan senam kebugaran secara serentak, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan yaitu pengukuran antopometri berupa tinggi badan, berat badan, lingkar perut, pengukuran tekanan darah dan pengukuran gula darah sewaktu. Dari 50 orang warga yang mengikuti pelaksanaan DD-PTM, sebanyak 24 % warga (12 orang ) baru mengetahui bahwa mengidap pra diabetes mellitus, , sebanyak 16 % ( 8 orang) sudah mengetahui bahwa menderita hipertensi dan diabetes mellitus, sebanyak 6 % ( 3 orang) memiliki lingkar perut lebih dari 100 cm, sebanyak 54% (27 orang) dalam kondisi sehat.Warga cukup antusias terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Data yang didapat dalam kegiatan DD- PTM ini diserahkan kepada pihak Puskesmas Pandanaran sebagai rekap data status kesehatan wilayah binaan. Data yang didapat akan ditindaklanjuti dengan memotivasi warga untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Pandanaran.
EDUKASI TENTANG SELF MANAGEMENT PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS dr. SOEDJONO MAGELANG Endro Haksara; Ainnur Rahmanti; Adi Irawan; Akas Tri Wicaksono; Dedy Purba Winarto; Gita Indah Lestari; Grenada Nabella Putri
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.891 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v2i2.42

Abstract

PGK merupakan suatu proses patofisiologi dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang reversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindroma klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik (Suwitra, 2009). Gejala sindroma uremia dini ialah gangguan fungsi gastrointestinal. Penderita merasa mual-mual, muntah-muntah dan tidak nafsu makan. Gejala-gejala tersebut diduga akibat timbunan metabolit, antara lain: metilguanidin, asam guanidinosuksinat, asam parahidroksi-fenilasetat, fenol, indol, asam-asam aromatik, dan senyawa-senyawa amin. Metabolit-metabolit tersebut berasal dari degradasi protein (Syaifuddin, 2006). Gejala gastrointestinal yang lain ialah kerusakan epitel dan perdarahan, mulut kering, lidah terasa pahit, perdarahan gusi, hematemesis, melena. Kerusakan epitel dan gangguan fungsi epitel, diduga karena iritasi oleh timbunan metabolit dan gangguan metabolisme sel-sel- epitel. Gangguaan juga terjadi pada epitel kulit, garukan karena gatal meninggalkan ekskoriasi ditungkai, lengan dan di badan. Rasa gatal diduga akibat timbunan atau endapan kalsium dan ureum di dermis. Gejala kardiovaskuler dapat menyertai PGK, hipertensi, jantung hipertensif, payah jantung kongesif, perikarditis uremik, hemoperikardium, tamponade jantung (Syaifuddin, 2006).
Penggunaan Earplugs dan Eye Masks untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien di ICU Ainnur Rahmanti; Dwi Mulianda
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol8.Iss1.1122

Abstract

Sleep is an important step in the recovery process of patients in the ICU. Poor sleep quality is one of the events that prolongs the patient's stay in the ICU. Sleep disturbances in critically ill patients occur from the initial phase of treatment to the late stages of recovery for more than two decades. The causes of disturbances in the quality and quantity of sleep in critically ill patients are the patient's own illness, the effects of drugs, psychological factors, the environment, namely noise, lighting, patient and provider interactions. health services and treatment procedures. This study aimed to identify the difference of sleep quality on patients in the ICU after using earplugs and eyemasks. This study was quasi experiment study with nonequivalent control group design. Respondents in this study amounted to 15 patients treated in the ICU obtained from 30 samples of patients. This study states that 10-17% of the noise in the intensive care unit is at a level that causes patients to wake up and wake up from their sleep, namely the noise reaches 70dB and is mostly caused by communication between staff and patients or with others as well as television. The noise experienced by the patient can come from the bedsite monitor alarm, the infusion/syringe pump alarm, pulse oximetry, the voice of the officer's telephone, television, room telephone and ventilator alarm. The provision of a combination earplug and eye mask intervention to improve the quality of sleep of patients in the intensive room of Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang proved to be very significant, with a p value of 0.000. Recommendations for further research are that more in-depth interventions can be carried out by paying attention to other factors, namely the patient's condition, giving nursing interventions at night to the use of medications that affect the quality of sleep of patients in the intensive care unit.
PERAN SATGAS COVID 19 DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYEBARAN COVID 19: THE ROLE OF THE COVID-19 TASK IN EFFORTS TO INCREASE KNOWLEDGE, PREVENT AND CONTROL THE SPREAD OF COVID 19 Ainnur Rahmanti; Intan Alawiyah; Eka Wahyu Amelia
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 6 No. 2 (2021): September : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.017 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v6i2.75

Abstract

The impact of Covid 19 occurs in all aspects of life, even 80% of the impact occurs in the non-health sector. Therefore, the management of Covid 19 needs to involve all elements of society, including the campus community. The campus community is expected to actively take social action and be at the forefront of carrying out social change, including responding to disasters. Higher education is responsible for teaching awareness of various social problems to its campus community. Efforts made by the campus in carrying out prevention started from policy development, development of supporting instruments for the Covid 19 alert campus, mobilizing Covid 19 volunteers to the formation of the Covid task force team.
PENGARUH DOSIS HEMODIALISIS TERHADAP KEJADIAN ASCITES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RST dr. SOEDJONO MAGELANG: EFFECT OF HEMODIALYSIS DOSE ON ASCITES EVENT IN CHRONIC RENAL FAILURE PATIENTS TREATING HEMODIALYSIS IN RST dr. SOEDJONO MAGELANG Endro Haksara; Ainnur Rahmanti
JURNAL KEPERAWATAN SISTHANA Vol. 6 No. 2 (2021): September : Jurnal Keperawatan Sisthana
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.548 KB) | DOI: 10.55606/sisthana.v6i2.77

Abstract

Chronic renal failure is a progressive and continuous destruction of kidney structures. Chronic renal failure occurs in susceptible individuals, analgesic nephropathy, destruction of renal papillae associated with daily use of analgesic drugs for years. Whatever the cause, there is a progressive deterioration of kidney function which is characterized by a progressive decrease in the Glomelurus Filter Rate (GFR) (Corwin, 2009). Chronic kidney failure is a failure of kidney function to maintain metabolism and fluid and electrolyte balance due to progressive destruction of kidney structures with manifestations of accumulation of residual metabolites (uremic toxicants) in the blood (Muttaqin & Sari, 2011). as well as electrolytes and acid-base composition of body fluids, removing metabolic wastes that are no longer needed by the body, regulating blood pressure and hormonal function. Chronic Kidney Disease (CKD) is the final stage of chronic kidney failure where GFR <15 ml/min/1.73m2 so that the body fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte balance, causing uremia, namely retention of urea and other nitrogenous wastes in the blood (Smeltzer et al. al, 2008; National Kidney Foundation in Kallenbach, et al, 2005). With the increasingly real decline in kidney function or worsening of symptoms of uremia, renal replacement therapy is required for survival, namely dialysis and organ transplantation. There are two methods of dialysis, one of which is Hemodialysis (Potter, 2005; Smelzer, 2008).
PENERAPAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI KEPALA PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMKIT TK III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Ainnur Rahmanti; Syurrahmi; Krido Aromanis Setia Pamungkas
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 4 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v4i2.96

Abstract

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah ?140/90 mmHg. Gejala awal hipertensi adalah nyeri kepala, di tengkuk atau leher. Kompres hangat merupakan terapi komplementer yang digunakan untuk menurunkan nyeri kepala pada pasien hipertensi. Tujuan studi kasus untuk menggambarkan penerapan kompres hangat pada leher terhadap penurunan skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di RUMKIT TK III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama Semarang. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan sebanyak 2 orang dengan kriteria pasien hipertensi tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan diastolik ?90 mmHg, composmentis, skala nyeri 4 - 6, usia 40 - 60 tahun, tidak ada luka di leher, tidak komplikasi emergensy dan TIA. Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa subyek I mengalami penurunan skala nyeri kepala dari skala 6 (sedang) menjadi skala 3 (ringan) dan subyek II dari skala 5 (sedang) menjadi skala 2 (ringan). Penerapan kompres hangat pada leher efektif menurunkan skala nyeri kepala pasien hipertensi.