Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

DESCRIBING STUDENT’S MATHEMATICAL COMPETENCE: DO COGNITIVE STYLES MAKE ANY DIFFERENCE? Fitriyani, Harina; Setyawan, Fariz; Istiandaru, Afit; Hendroanto, Aan; Istihapsari, Vita
Journal on Mathematics Education Online First
Publisher : Department of Doctoral Program on Mathematics Education, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jme.12.2.5399.%p

Abstract

Mathematical competence refers to the skills of students in reasoning, connection, communication, representation, and problem-solving. Various researchers have massively discussed on how to foster mathematical competence. However, it is just a few of them comprehensively explain from the cognitive styles perspective. This research aims to measure the junior high school students’ mathematical competence based on their cognitive style.This research used a descriptive qualitative approach. There were 35 students took part in the mapping of cognitive styles using the Matching Familiar Figure Test and were then selected representative from the reflective and the impulsive cognitive style to have a further assessment of the mathematical competence using the mathematical competence test. The data analysis usedthe model of Milles and Huberman. The results showed that there was a difference mathematical competence between the subject having impulsive cognitive style and the one having reflective cognitive style. The percentage of mathematical competence of reflective subject was 69% while the impulsive subject was 56.89%. From all aspects of mathematical competence, the reflective subject tends better ability; for instance, the reflective subject has better ability than the impulsive subject on mathematical connection, mathematical reasoning, mathematical representation, and problem-solving.
PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASH GURU SMA/SMK MUHAMMADIYAH SEKABUPATEN GUNUNGKIDUL Istihapsari, Vita; Hendroanto, Aan
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.326 KB) | DOI: 10.12928/jp.v1i2.352

Abstract

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan adalahpenggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang baik akan membantu guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik pula serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang cukup populer saat ini yaitu media pembelajaranFlash. Media pembelajaran ini dinilai sangat baik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena penggunaannya yang effisien dan effektif. Oleh karena itu, pelatihan pengembangan media pembelajaran flash perlu dilakukan pada guru-guru matematika. Artikel ini membahas tentang pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengembangan media pembelajaran flash bagi guru SMA/SMK se Kabupaten Gunungkidul. Metode pengabdian yang digunakan yaitu pelatihan dan workshop. Adapun hasil dari pelatihan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa 1) pelatihan dan workshop berjalan dengan lancar dan baik, 2) respon perserta terhadap pelaksanaan pelatihan dan workshop termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 4,2, 3) terdapat kendala berupa keterbatasan waktu pembuatan media pembelajaran flash dan minat guru dalam pembuatan media yang kurang, serta 4) jarak yang terlalu jauh membuat peserta sulit dalam berkoordinasi dengan anggota kelompoknya.
WORKSHOP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP MUHAMMADIYAH SE-KABUPATEN BANTUL Widayati, Widayati; Istihapsari, Vita
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.504 KB) | DOI: 10.12928/jp.v3i2.565

Abstract

Sejumlah guru SMP Muhammadiyah Bantul memiliki kesulitan dalam membuat karya ilmiah. Di sisi lain, karya ilmiah guru merupakan salah satu item dalam penilaian akreditasi sekolah di SMP Muhammadiyah Bantul, selain juga dapat dijadikan bahan kenaikan golongan para guru. Sehingga, dibutuhkan suatu pelatihan yang dapat membantu para guru dalam penyusunan karya ilmiah. Pelatihan dan workshop ini diikuti oleh 20 guru SMP Muhammadiyah Bantul. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi pembimbingan penyusunan pembuatan karya ilmiah kepada guru-guru SMP Muhammadiyah di Bantul. Kegiatan diawali dengan guru melakukan penelitian dalam pembelajaran. Selanjutnya dari hasil penelitian tersebut, guru menyusun karya ilmiah yang dapat dipublikasikan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah dengan mengadakan pendampingan kepada guru-guru matematika SMP Muhammadiyah di Bantul dalam pelatihan dan workshop pembuatan penelitian dan menyusun Karya Ilmiah. Hasil angket yang diberikan kepada guru, sebelum dan sesudah mengikuti workshop, diperoleh nilai rata-rata sebelum mengikuti workshop yaitu 33,28 pada kategori cukup, dan nilai rata-rata sesudah mengikuti workshop yaitu 37,09 pada kategori baik. Hasil dari kegiatan ini adalah guru-guru SMP Muhammadiyah di Bantul dapat membuat karya ilmiah yang berkualitas sehingga dapat dijadikan bahan kenaikan golongan maupun penilaian pada akreditasi sekolah.
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DAN HIGH ORDER THINKING SKILLS Istihapsari, Vita; Hendroanto, Aan
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v4i3.1254

Abstract

Guru matematika di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, banyak yang mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran matematika berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dan High Order Thinking Skills (HOTS). Banyak kendala yang dirasakan oleh guru sehingga perlu adanya pendampingan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika berbasis PMR dan HOTS. Artikel ini mengulas tentang implementasi PMR dan HOTS pada kegiatan pembelajaran di kelas. Peserta pelatihan terdiri dari 54 guru dari 54 sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Bantul. Implementasi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok Timur, Barat, dan Selatan. Metode yang digunakan yaitu Lesson Study dalam kelompok beranggotakan 15-19 guru. Implementasi dilakukan sebanyak 3 kali di waktu yang berbeda dan sekolah yang berbeda pula. Hasil dari kegiatan ini yaitu para guru berhasil menyusun desain PMR dan HOTS yang diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas.
Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI-2 SMAN 2 Bantul dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) Berbantuan Google Sites Hernita, Larasati Vicky; Istihapsari, Vita; Widayati, Sri
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 2 (2024): Menjembatani Matematika dan Pendidikan Matematika menuju Pemanfaatan Berkelanju
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i2.3590

Abstract

Kurangnya pemahaman konsep matematika dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika yang lebih kompleks dan mempersiapkan mereka untuk tantangan di dunia nyata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) berbantuan google sites. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan subjek 36 Siswa kelas XI-2 SMA N 2 Bantul. Hasil tes pemahaman konsep matematika siswa XI-2 SMA N 2 Bantul dengan pendekatan CRT berbantuan google sites setelah dilaksanakan di siklus I memiliki nilai rata-rata 68,61 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 30. Dari 36 siswa hanya 13 siswa (36,11%) yang mencapai nilai KKM dan 23 siswa (63,88%) yang belum mencapai nilai KKM. Dari siklus I yang nilai rata-ratanya 68,61% meningkat menjadi 90,69%. Dari total 36 siswa, 33 siswa (91,67%) diantaranya berhasil mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM ada 3 siswa (8,3%). Secara keseluruhan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa kelas XI-2 SMA N 2 Bantul dengan Pendekatan CRT berbantuan Google sites berhasil mengalami peningkatan.
Penerapan Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Google Sites sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Peserta Didik Kelas XI Nur Fanny Pratiwi; Istihapsari, Vita; Widayati, Sri
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 2 (2024): Menjembatani Matematika dan Pendidikan Matematika menuju Pemanfaatan Berkelanju
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i2.3884

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Google Site. Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas dengan subjek peserta didik kelas XI-5 SMA N 2 Bantul tahun ajaran . Desain penelitian ini terdiri atas empat tahapan pada yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi, serta analisis data dilakukan melalui tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil tes awal pada prasiklus diperoleh presentase sebesar pada indikator kemampuan memahami masalah pada kategori baik, merencanakan masalah sebesar dengan kategori cukup, melaksanakan rencana sebesar dengan kategori baik, dan memeriksa kembali jawaban sebesar dengan kategori baik. Kemampuan memahami masalah mencapai keberhasilan, dan yang lainnya belum mencapai keberhasilan, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus I untuk diberikan tindakan. Pada siklus I kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan disemua indikator dimana kemampuan memahami masalah pada kategori sangat baik dengan presentase merencanakan masalah sebesar dengan kategori baik, melaksanakan rencana sebesar dengan kategori sangat baik, dan memeriksa kembali jawaban sebesar dengan kategori sangat baik, akan tetapi merencanakan penyelesaian belum mencapai keberhasilan, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II untuk diberikan tindakan. Pada siklus II terdapat peningkatan pada semua indikator kemampuan dimana kemampuan memahami masalah sebesar dengan kategori sangat baik, merencanakan penyelesaian sebesar dengan kategori sangat baik, melaksanakan rencana sebesar dengan kategori sangat baik, memeriksa kembali jawaban dengan kategori sangat baik, dan keempat indikator tersebut telah mencapai keberhasilan, sehingga pemberian tindakan berhenti pada siklus II. Dengan demikian penerapan problem based learning berbantuan Google Site dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Developing PBL-based Student Worksheet to Foster Mathematical Literacy in Probability Topic Rofidah, Faizatur; Istihapsari, Vita
International Journal on Emerging Mathematics Education IJEME, Vol. 8 No. 2, September 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/ijeme.v8i2.30702

Abstract

The mathematical literacy ability of students in Indonesia is still relatively low, especially at the Vocational High School (SMK) level. One solution that can be implemented is the development of learning media in the form of Student Worksheets (LKPD) based on mathematical literacy using the Problem-Based Learning (PBL) model. This study aims to develop and test the validity and practicality of mathematical literacy-based LKPD on the topic of compound probability events. Using the Research and Development (R&D) method and the ADDIE development model, which consists of five stages—Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation—this research was conducted on 11th-grade students of the Automotive Engineering 4 class at SMK Negeri 3 Yogyakarta. The results show that the developed LKPD was rated as highly valid by subject matter experts (88.13%) and media experts (92.97%). Additionally, students' responses to the practicality of the LKPD reached 93.65%, which falls into the highly practical category. Thus, this LKPD can be used as an effective learning medium to improve the mathematical literacy of vocational high school students.
Mathematics literacy skills in pre-service teachers: What could they do? Istiandaru, Afit; Prasetyo, Puguh Wahyu; Istihapsari, Vita
Bulletin of Applied Mathematics and Mathematics Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.081 KB) | DOI: 10.12928/bamme.v1i1.3830

Abstract

Mathematics literacy is individual capacity to formulate, to employ, and to interpret mathematics in various contexts. Indonesian students aged 15 are required to perform these three skills and these abilities reflect the success of the curriculum. The results, however, are never considered satisfying since, many argue, the students are not accustomed to deal with the mathematics literacy problems. Teacher is then the one who takes the responsibility to make the students familiar with the literacy problems. This research aims to look closer at the mathematics literacy skills possessed by pre-service teachers. It is a qualitative research which involved 128 undergraduate student teachers as the subjects. A custom mathematics literacy test was developed with various contexts to measure the student teachers’ literacy skills according to the PISA framework. The results suggest that they performed well in the level 1 to 3 problems, but not in the level 4 to 6. Many errors made by the student teachers in the stage of formulating, employing, or interpreting. Finally, teachers need to be accustomed to this skill before they are ready enough to teach their students.
Describing students' mathematical power: Do cognitive styles make any difference? Fitriyani, Harina; Setyawan, Fariz; Hendroanto, Aan; Istihapsari, Vita
Bulletin of Applied Mathematics and Mathematics Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.45 KB) | DOI: 10.12928/bamme.v1i1.3856

Abstract

Mathematical competence refers to the skills of students in reasoning, connection, communication, representation, and problem-solving. Various researchers have massively discussed on how to foster mathematical competence. However, it is just a few of them comprehensively explain from the cognitive styles perspective. This research aims to measure the junior high school students’ mathematical competence based on their cognitive style.This research used a descriptive qualitative approach. There were 35 students took part in the mapping of cognitive styles using the Matching Familiar Figure Test and were then selected representative from the reflective and the impulsive cognitive style to have a further assessment of the mathematical competence using the mathematical competence test. The data analysis used the model of Milles and Huberman. The results showed that there was a difference mathematical competence between the subject having impulsive cognitive style and the one having reflective cognitive style. The percentage of mathematical competence of reflective subject was 69% while the impulsive subject was 56.89%. From all aspects of mathematical competence, the reflective subject tends better ability; for instance, the reflective subject has better ability than the impulsive subject on mathematical connection, mathematical reasoning, mathematical representation, and problem-solving.
Comparing school mathematics curriculum between Switzerland and Indonesia Istihapsari, Vita; Junaedi, Iwan; Mulyono, Mulyono
Bulletin of Applied Mathematics and Mathematics Education Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.432 KB) | DOI: 10.12928/bamme.v1i2.4475

Abstract

Comparing a curriculum with the other more developed countries is essential for benchmarking the quality of education in the country. Switzerland deserves to be the object of comparison with the world's second-ranked Human Development Index. This article aims to compare the current curriculum in Indonesia, namely the 2013 curriculum, with the current curriculum in Switzerland, especially on school mathematics. The focus of the comparison lies in (1) school mathematics curriculum and (2) school mathematics content. This research is a qualitative research type of library research. We conducted a literature study, paid attention to the relevance of the literature, and analyzed it using data presentation, data reduction, and concluding. The results showed that with the education system in Switzerland, which emphasizes vocational education, the school mathematics curriculum places more emphasis on problem-solving. The contents are numbers, algebra, geometry, probability and statistics, changes and relationships, and problem-solving. Meanwhile, in Indonesia, the school mathematics curriculum is designed for every level of education with problem-based learning, project-based learning, and discovery learning models. School mathematics content includes numbers, algebra, geometry, relations and functions, statistics, and probability.