Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

TRACER STUDY FK UNAND 2008 : PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Yulistini Yulistini; Aisyah Elliyanti; Nora Harminarti; Taufik Ashal; Ilmiati Ilmiati
Majalah Kedokteran Andalas Vol 34, No 2 (2010): Published in August 2010
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.285 KB) | DOI: 10.22338/mka.v34.i2.p167-183.2010

Abstract

AbstrakTracer Study adalah penelitian yang menghimpun informasi tentang sebaran para alumni dan berbagai masukan yang dapat membantu pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand).Penelitian tracer study di FK Unand 2008 menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Respondennya adalah alumni FK Unand yang dipilih secara purposive random sampling, yaitu berdasarkan keikutsertaan kegia-tan ilmiah dan kegiatan lainnya di FK Unand tahun 2008.Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang puas dan tidak puas terhadap pelayanan akademik sebanyak 55,5% dan 45,5% dari 124 responden. 61,9% responden merasa puas terhadap pendidikan preklinik dan 50,4% merasa puas terhadap pendidikan klinik. Untuk penilaian kompetensi berdasarkan persepsi responden menunjukkan 66,7% merasa kompeten saat menyelesaikan pendidikan. Uji bivariant menunjukkan hubungan bermakna antara kepuasan terhadap pendidikan preklinik dan klinik, tahun masuk dan jenis kelamin terhadap kompetensi (p<0.05).Kesimpulan adalah sebagian besar responden merasa puas terhadap pelayanan akademik dan pendidikan preklinik. Persentase ketidakpuasan terhadap pen-didikan klinik hanya sedikit lebih tinggi dari pada yang puas. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap pendidikan preklinik, klinik, tahun masuk, dan gender terhadap persepsi responden terhadap kompetensi mereka.Kata kunci :tracer study, alumni, tahun masuk, pre klinik, klinik, kompetensiAbstractTracer Study is a research that gather information about the distribution of the alumni and the various inputs that may help the development of curriculum and learning process in the Faculty of medicine Andalas University (FK Unand) Tracer studies FK Unand 2008 using a quantitative approach with a descriptiveARTIKEL PENELITIAN168analytical method. Respondents are FK Unand’s graduates that selected by purposively random sampling, who followed FK Unand’s scientific activities and other during 2008.The results show the percentage of respondents who are satisfied and not satisfied with the academic services as much as 55.5% and 45.5% of 124 respondents. 61.9% of respondents were satisfied with preclinical education and 50.4% were satisfied with educational clinics. For the respondents' perceptions of their competence indicated the majority (66.7%) felt competent at completing education. Bivariant test showed a significant relationship between satisfaction in preclinical and clinical stage, years in and to their competency (p<0.05).The conclusion are most respondents were satisfied with the academic services and preclinical stage. The percentage of dissatisfaction with clinic stage just slightly higher than who satisfied. There is a significant association between satisfaction with preclinical and clinical stage, year in, and gender to respondent's perception of their competence.Key word : tracer study, alumni, year-in, pre-clinical, clinical, competence
KELAMBU CELUP PERMETRIN Nora Harminarti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 1: April 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.74 KB) | DOI: 10.22338/mka.v32.i1.p1-7.2008

Abstract

AbstrakPenyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasinya, seperti penanggulangan vektor, pengobatan penderita dan perbaikan lingkungan. Di samping itu penting bagi masyarakat untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan kelambu yang dikombinasi dengan insektisida seperti permetrin, yang dikenal dengan istilah kelambu celup permetrin. Permetrin merupakan insektisida golongan piretroid sintetik, bersifat fotostabil dan neuropoison terhadap serangga, tidak toksik bagi organisme lain hanya menimbulkan iritasi ringan pada kulit. Ia larut di dalam air, bersifat racun perut atau racun kontak dengan daya residu lebih kurang 6 bulan. Bentuk kelambu bisa empat persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam, dengan bahan poliester dan nilon memiliki daya bunuh terhadap nyamuk anophelini lebih tinggi dibandingkan dengan katun. Penggunaan kelambu celup ini cukup efektif di daerah malaria bertransmisi rendah dan sedang, sedangkan di daerah bertransmisi tinggi penggunaannya harus dikombinasi dengan pengobatan.Kata kunci : kelambu celup - permetrin - piretroid sintetikAbstractMalaria is still a public health problem in Indonesia. Many efforts have been done to overcome it, such as vector control, patient treatment and environment im-provement. It is important for people to protect themselves from mosquito bite. One of these efforts is the use of bed net impregnated with insecticide such as permethrin, which is known as perme-thrin-impregnated bed net. Permethrin is a synthetic pyre-throid insecticide, photostable and neuropoisonous to insect, but only induce slight irri-tation at the skin of other organism. It is water soluble, has stomach poison or contact poison effect with residual power around six months. Bed net might take a form of four square with variable size. The material may vary, but polyester and nylon have better killing power against anopheline mosquitoes than cotton. The use of this impregnated net in low and middle malaria transmission area is so effective, while in high transmis-sion area it must be combined with the proper treatment.Keywords: mosquito net impregnated - permethrin - synthetic pyrethroidTINJAUAN PUSTAKA
HUBUNGAN INFEKSI CACING USUS DAN ATOPI PADA ANAK SEKOLAH DASAR Nora Harminarti; Taniawati Supali; Heri Wibowo
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 1: April 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v32.i1.p56-69.2008

Abstract

AbstrakPeningkatan kasus alergi di wilayah yang berhasil menurunkan infeksi keca-cingan dibandingkan dengan yang infeksi kecacingannya masih tinggi membuat hubungan respon imun terhadap infeksi cacing usus dan alergi sangat penting untuk dipelajari. Hal ini di dukung oleh laporan mengenai rendahnya prevalensi atopi pada penderita infeksi cacing usus akibat kemampuan cacing memodulasi respon IgE poliklonal yang dapat menekan atopi/alergi. Adanya laporan kontroversial dengan hasil yang sebaliknya menjadikan hubungan cacing dan alergi semakin menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus dengan manifestasi atopi pada anak Sekolah Dasar di desa Anaranda dan Nangapanda, kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara timur (NTT). Atopi dilihat dari tes uji kulit (skin prick test) yang positif terhadap aero-allergen (tungau debu rumah dan kecoa) dan food-allergen (kacang). ELISA digunakan untuk menentukan kadar IgE total. Di Anaranda lebih banyak ditemukan atopi (80,0%) dan infeksi cacing usus (75,6%) dibandingkan dengan Nangapanda yang prevalensi atopi 61,8% dan cacing usus 65,5%.Tidak ditemukan pengaruh infeksi cacing usus terhadap atopi (p=0,469). Kadar IgE total secara signifikan lebih tinggi pada yang atopi (p=0,031), sedangkan pada yang terinfeksi cacing usus tidak berbeda bermakna (p=0,607). Dari penelitian ini dapat disimpulkan infeksi cacing usus tidak mempengaruhi manifestasi atopi pada anak-anak Sekolah Dasar di daerah endemis cacing usus.Kata kunci: infeksi cacing usus, atopi, IgE total, anak Sekolah DasarAbstractThe reports of increasing allergy in areas of decreased helminth infestation compared with the endemic areas make the study of the correlation between helminth infestations and allergy very important. It is also supported by researchers showing that low atopy prevalence in helminth infested humans is caused by helminth ability in modulating IgE polyclonal response which could suppress atopy/allergy. On the contrary, some researchers also show different results and make this correlation interesting for further study. This study aimed to determine relationship between helminth infestation and atopy in school children in Anaranda and Nangapanda villages at Ende district, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Helminth infestation status was determined by microscopic examination, while skin prick test was performed to study the prevalence of atopy for aeroallergen (mite and cockroach) and food allergenARTIKEL PENELITIAN59(peanut). ELISA was used to determine the titer of total IgE. Atopy is more prevalent in Anaranda (80.0%) where helminth infestation was also higher (75.6%), while in Nangapanda atopy is 61.8% and helminth prevalence is 65.5%. We found no impact on intestinal helminth infection to atopy (p=0.469). Total IgE titer is significantly higher in atopic children (p=0.031) while not significantly different in intestinal helminth infested children (p=0.607). We conclude that intestinal helminth infestation does not affect atopy manifestation in elementary school children in endemic area.Keywords: Intestinal helminth infection, atopy, Total IgE, elementary school children
IDENTIFIKASI BLASTOCYSTIS HOMINIS SECARA MIKROSKOPIS DAN PCR PADA SAMPEL FESES DI LABORATORIUM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG Eka Nofita; Nora Harminarti; Selfi Renita Rusjdi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.067 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i1.p26-31.2014

Abstract

AbstrakPenelitian ini untuk mengetahui keberadaan Blastocystis pada feses secara mikroskopisdan dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Sampel penelitian didapat dariRumah Sakit. Dr. M. Djamil Padang selama satu bulan pengumpulan. Semua sampel yangterkumpul diperiksa untuk mendeteksi Blastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsungdan PCR. Sampel tinja yang terkumpul 61 dan didapatkan 13 (21,3%) positif mengandungBlastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsung dan sebanyak 20 (32,8%) positifdengan pemeriksaan PCR. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan PCR dapat mendeteksiBlastocystis lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis langsung.AbstractThis study determined the presence of Blastocystis in faeces microscopically and by usingPolymerase Chain Reaction (PCR). Samples were collected from hospital Dr. M. DjamilPadang for a month. All samples were examined for detecting Blastocystis by direct microscopicexamination and PCR. The total number of fecal samples collected was 61. It is foundthat 13 (21.3%) of the samples were tested positive for Blastocystis by direct microscopicexamination and 20 (32.8%) were positive by PCR. This study demonstrated that PCR candetect Blastocystis more sensitive than the direct microscopic examination.
Hubungan Kadar Cancer Antigen 15-3 Serum dengan Metastasis Kanker Payudara Fakhriyyatur Rahmi M; Rikarni Rikarni; Nora Harminarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1364.467 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.110

Abstract

Background: CA 15-3 serum is one of the tumor marker that has been recommended by American Soviety of Clinical Oncology to show the response of the therapy, prognosis and metastasis of the breast cancer. CA 15-3 serum is a mucin that will be expressed by breast cancer cell. The over expression of CA 15-3 serum can be occurred if the cell progressivity is increase. Several studies have shown that CA 15-3 serum is increasing in metastasis breast cancer. Objective: This study aimed to determine the relationship between the CA 15-3 serum with metastasis breast cancer. Methods: This study used a cross sectional design in breast cancer patient at Dr. M Djamil Hospital. Sampling using consequtive sampling technique with a total sample of 46 people. Data was analyzed by using Mann-Whitney test. Results: Distant metastasis of Breast cancer was more common in age group of 40-60 years (65,21%) and 86,96% had shown a lymphatic metastasis. The mean of CA 15-3 serum was higher in the group with distant metastasis 385,0439 U/mL compared to group without distant metastasis. Distant metastasis was more common in single state metastasis (69,6%) with the mean 472,24 U/mL. Common targeting organ of the distant metastasis was lung (69,9%). The highest mean of CA 15-3 serum was in pleura 557,2 U/mL. Conclusion: There was a statistically significant relationship between the mean of CA 15-3 serum with metastasis breast cancer (p=0.000).
Uji Potensi Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn) yang Tumbuh di Padang sebagai Larvasida Nabati terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti Khalish, Vannisa Al; Harminarti, Nora; Katar, Yusticia
Andalas Journal of Health Vol. 9 No. 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1250

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue melalui vektor penular utama yaitu nyamuk betina Aedes aegypti. Salah satu upaya pemberantasan vektor penular tersebut adalah larvasida sintetik, namun dapat menyebabkan resistensi vektor dan pencemaran lingkungan. Ekstrak daun putri malu dapat dijadikan alternatif sebagai larvasida nabati. Tujuan: Menentukan pengaruh pemberian ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang tumbuh di Padang terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan satu kontrol dengan 4x pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Parasitologi Universitas Andalas. Sampel terdiri dari 720 ekor larva Aedes aegypti instar III/IV. Setiap kelompok uji berisi 20 ekor larva dalam 200 ml larutan (ekstrak + akuades) dengan serial konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12,5, dan 15 mg/ml. Jumlah kematian larva dicatat setelah 24 jam pemaparan ekstrak. Hasil: Ekstrak daun putri malu yang dengan konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/ml tidak efektif sebagai larvasida, sedangkan konsentrasi 10, 12,5 dan 15 mg/ml efektif sebagai larvasida dengan persentase kematian masing-masing adalah 12,5, 30, dan 60%. Nilai LC50 ekstrak daun putri malu adalah 14,568 mg/ml. Simpulan: Ekstrak daun putri malu yang tumbuh di Padang berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti.Kata kunci: Aedes aegypti, larvasida nabati, Mimosa pudica Linn
Gambaran Kualitas Hidup Santriwati yang Menderita Skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Febrina, Widia; Harminarti, Nora; Ali, Hirowati
Andalas Journal of Health Vol. 9 No. 4 (2020): Online December 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i4.1504

Abstract

Kualitas hidup terkait dengan kesehatan  meliputi aspek fisik, psikis dan sosial. Penilaian kualitas hidup tersebut terdiri dari: tidak ada pengaruh, pengaruh kecil, pengaruh sedang dan pengaruh besar terhadap kualitas hidup karena penyakit skabies. Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas hidup santriwati yang menderita skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman pada bulan Desember 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan kulit dan pengerokan kulit. Proses wawancara yang dipandu kuesioner modified Dermatology Life Quality Index yang sudah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.  Hasil: Mayoritas penyakit skabies berpengaruh kecil terhadap kualitas hidup responden (62,5%), diikuti dengan pengaruh sedang pada kualitas hidup (25,0%), selanjutnya tidak ada pengaruh pada kualitas hidup (4%) dan pengaruh besar pada kualitas hidup (0%). Komponen kualitas hidup yang paling terganggu adalah kegiatan sekolah/belajar (18,8%) dan yang paling tidak terpengaruh adalah hubungan pertemanan (78,1%). Simpulan: Mayoritas penyakit skabies memiliki pengaruh yang kecil terhadap kualitas hidup penderita skabies.Kata kunci: modified dermatology life quality index, kualitas hidup, skabies
Identifikasi Bakteri Escherichia coli dalam Air Minum Galon pada Kantin yang ada di Universitas Andalas Padang Gitawama, Muhammad Rayhan Braja; Suharti, Netti; Harminarti, Nora
Andalas Journal of Health Vol. 10 No. 1 (2021): Online March 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i1.1507

Abstract

The National Food and Drug Agency has controlled the refill drinking water in drinking water depots and also controlled food at school canteens ranging from elementary, junior high, to high school, but the National Food and Drug Agency never do food quality controlling in canteens at universities. Objectives: To identified the contamination by coliform and E. coli bacteria in drinking water at Andalas University canteen. Methods: This research was descriptive to identify coliform bacteria on  15 drinking water at the Andalas University faculty canteens.  Samples were taken directly using a sterile bottle, while data analysis using Most Probable Number  (MPN)  tables 5-1-1 and the presence of E. coli bacteria colonies from drinking water samples. Results: 9 of 15 water samples were contaminated by coliform bacteria with the highest MPN index of 240/100 ml that was found in 2 samples. From 9 samples containing coliform bacteria, all of them were found to contain E. coli bacteria. Conclusion: Most of the samples were contaminated by coliform and E. coli bacteria. Drinking water served using a kettle was more contaminated than drinking water served using gallons.Keywords: Coliform, Escherichia coli, MPN
KADAR IMUNOGLOBULINE TOTAL DAN RIWAYAT ALERGI PADA PENYAKIT KECACINGAN Selfi Renita Rusidi; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5 No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.148

Abstract

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan gangguan gizi, kecacingan juga menimbulkan perubahan keseimbangan respon imun Thelper 1/Thelper2 (Thl/Th2) ke arah Th2. Polarisasi Th2 ditandai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan penekanan terhadap reaksi alergi. Efek proteksi terhadap alergi ini terjadi melalui mekanisme saturasi sel mast, penghambatan oleh lgG4 dan respon modified Tn2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyakit kecacingan terhadap kadar IgE total dan riwayat alergi. Lokasi penelitian dilakukan di Batang Anai Padang Pariaman dengan menggunakan rancangan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah murid kelas 2 dan kelas 3 SDN 08 dan SDN 22. Status kecacingan didapatkan dari pemeriksaan feses metoda Kato-Katz. Kadar IgE total serum didapatkan dari pemeriksaan serum metode ELISA. Riwayat alergi didapat dari kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Chi-square. Hasil penelitian pada kelompok kecacingan didapatkan rata kadar IgE total adalah 1902 ± 2194 IU/ml dan pada kelompok tidak kecacingan 2036 ± 2320 IU/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IgE total antara kelompok kecacingan dengan kelompok kontrol (p> 0,05). Tidak terdapat perbedaan riwayat alergi pada kelompok kecacingan dengan kelompok control (p> 0,05). Hasil penelitian mendapatkan bahwa penyakit kecacingan tidak mempengaruhi kadar IgE total serum dan riwayat alergi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar IgE in vitro dan manifestasi alergi dengan menggunakan skin prict lest atau patch test.Kata kunci: kecacingan, imunoglobulin E total (IgE total), alergi