Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Slide Malaria Berdasarkan Sediaan Darah dari Kepulauan Siberut Mentawai Periode Oktober 2011 – Januari 2012 Firdaus, Adeline Sacharissa; Irawati, Nuzulia; Amir, Arni
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.35

Abstract

AbstrakMalaria adalah penyakit penting yang saat ini telah menjadi masalah kesehatan dunia dan endemik di 105 negara salah satunya Indonesia. Indonesia memiliki banyak kepulauan yang tersebar salah satunya yaitu Kepulauan Mentawai. Kepulauan Mentawai merupakan daerah endemi malaria yang terdiri atas 4 pulau salah satunya yaitu Kepulauan Siberut Mentawai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Insiden kejadian malaria di Kepulauan Siberut Mentawai periode Oktober 2012 – Januari 2012. Desain penelitian yaitu deskriptif dan observational. Sediaan darah yang berasal dari Puskesmas Muara Siberut Kepulauan Siberut Mentawai dikirim ke Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk diperiksa. Penelitian dilakukan dengan cara pemeriksaan secara mikroskopik sediaan darah tebal dan tipis dari sampel darah tepi yang telah dipulas dengan pewarnaan Giemsa untuk mengetahui berapa insiden kejadian malaria, distribusi malaria menurut jenis kelamin, distribusi malaria menurut jenis plasmodium dan Parasite Count. Seluruh Sediaan darah berjumlah 106 sediaan darah dan 32 diantaranya positif malaria. Berdasarkan jenis kelamin ditemukan pada perempuan 17 sediaan darah dan laki-laki sebanyak 15 sediaan darah. jenis Plasmodium yang ditemukan adalah Plasmodium falciparum sebanyak 20 sediaan darah dan Plasmodium vivax sebanyak 12 sediaan darah. Menurut parasite count 14 sediaan darah diantaranya merupakan infeksi ringan dan 6 sediaan darah lainnya merupakan infeksi berat. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) kejadian positif malaria ditemukan sebanyak 30,2%, (2) Insiden kejadian malaria lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki, (3) Hanya ditemukan jenis Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax pada penelitian, (4) Derajat infeksi ringan kejadiannya lebih tinggi dibandingkan infeksi berat.Kata kunci: Malaria, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Parasit countAbstractMalaria is an important disease that has become a global health problem endemic in 105 countries and one of them is Indonesia. Indonesia has many islands scattered one of which is the Mentawai Islands. Mentawai Islands is a malaria endemic area consisting of 4 islands, one of which is Siberut Mentawai Islands. The purpose of this study was to determine the incidence of malaria in Siberut Mentawai Islands, the period is between October 2012 - January 2012. The research design is descriptif and observational. Blood clots from Puskesmas Muara Siberut in Mentawai Islands are sent to the Laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine Andalas University to be checked. Research done by microscopic examination of thick and thin blood preparations from peripheral blood samples that had been daubed with Giemsa staining to determine how the incidence, distribution of malaria by sex, distribution of malaria by species and Parasite Count. Whole blood preparations amounted to 106 blood and 32 of them are positive malaria. By sex found blood clots in women 17 and men as much as 15 blood clots. There are 2 plasmodium pieces that founded, 20 blood clots for Plasmodium falciparum and 12 blood clots for Plasmodium vivax. According parasite count, 14 blood clots are low infection and 6 other are severe infection. The conclusion of this study are (1) Positive malaria incidence is 30,2%, (2) The incidence of malaria is more in women than men, (3) There are only 2 species, Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax on research, (4) low infection has higher incidence rates than severe infection.Keywords:Malaria, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Parasit count
PERBEDAAN JUMLAH COLONILACTOBACILUS SP PADA FESES NEONATUS YANG MENDAPATKAN ASI DAN SUSU FORMULA Seto, Astari; Irawati, Nuzulia; Amir, Arni
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.155 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i1.102

Abstract

Kesehatan saluran pencernaan pada neonatus dapat mempengaruhi kesehatannya dimasa yang akan datang, secara fisiologis janin di dalam kandungan bersifat steril dari mikroorganisme namun setelah lahir bayi akan melakukan kontak dengan berbagai jenis paparan dalam lingkungan kehidupannya.). Saluran pencernaan pada bayi yang mendapatkan ASI didominasi oleh bifidobakteria dan lactobasilus sp, sedangkan pada saluran cerna bayi yang yang mendapatkan susu formula lebih didominasi oleh bakteri e.coli dan bacteriodes. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat perbedaan Jumlah ColoniLactobacilus Sp pada feses neonatus yang mendapatkan ASI dan susu formula. Desain penelitian ini yaitu cross sectional komparatif. Subjek penelitian ini adalah neonatus yang mendapatkan ASI dan Susu formula masing – masing terdiri dari 23 orang. Pemeriksaan bakteri lactobasilus mengunakan metode kultur. Data dianalisis menggunakan uji t dengan niai p < 0,05 dianggap bermakna secara statistik. Hasil penellitian ini didapatkan rerata jumlah coloni lactobacilus sp pada feses neonatus yang mendapat ASI adalah 3.478±.27516 CFU/ml lebih tinggi dibandingkan dengan neonatus yang mendapatkan susu formula yaitu 1.842+.83420 CFU/ml. Hasil uji T-Independent menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara neonatus yang mendapatkan ASI dan Susu formula dengan nilai p 0,000 (p value < 0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu pemberian ASI akan meningkatkan jumlah coloni lactobacilus sp pada feses neonatus. Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya Bidan untuk lebih aktif dalam memberikan promosi tentang pentingnya pemberian ASI secara ekslusif.
Gambaran Slide Malaria Berdasarkan Sediaan Darah dari Kepulauan Siberut Mentawai Periode Oktober 2011 – Januari 2012 Adeline Sacharissa Firdaus; Nuzulia Irawati; Arni Amir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.34

Abstract

AbstrakMalaria adalah penyakit penting yang saat ini telah menjadi masalah kesehatan dunia dan endemik di 105 negara salah satunya Indonesia. Indonesia memiliki banyak kepulauan yang tersebar salah satunya yaitu Kepulauan Mentawai. Kepulauan Mentawai merupakan daerah endemi malaria yang terdiri atas 4 pulau salah satunya yaitu Kepulauan Siberut Mentawai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Insiden kejadian malaria di Kepulauan Siberut Mentawai periode Oktober 2012 – Januari 2012. Desain penelitian yaitu deskriptif dan observational. Sediaan darah yang berasal dari Puskesmas Muara Siberut Kepulauan Siberut Mentawai dikirim ke Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk diperiksa. Penelitian dilakukan dengan cara pemeriksaan secara mikroskopik sediaan darah tebal dan tipis dari sampel darah tepi yang telah dipulas dengan pewarnaan Giemsa untuk mengetahui berapa insiden kejadian malaria, distribusi malaria menurut jenis kelamin, distribusi malaria menurut jenis plasmodium dan Parasite Count. Seluruh Sediaan darah berjumlah 106 sediaan darah dan 32 diantaranya positif malaria. Berdasarkan jenis kelamin ditemukan pada perempuan 17 sediaan darah dan laki-laki sebanyak 15 sediaan darah. jenis Plasmodium yang ditemukan adalah Plasmodium falciparum sebanyak 20 sediaan darah dan Plasmodium vivax sebanyak 12 sediaan darah. Menurut parasite count 14 sediaan darah diantaranya merupakan infeksi ringan dan 6 sediaan darah lainnya merupakan infeksi berat. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) kejadian positif malaria ditemukan sebanyak 30,2%, (2) Insiden kejadian malaria lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki, (3) Hanya ditemukan jenis Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax pada penelitian, (4) Derajat infeksi ringan kejadiannya lebih tinggi dibandingkan infeksi berat.Kata kunci: Malaria, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Parasit countAbstractMalaria is an important disease that has become a global health problem endemic in 105 countries and one of them is Indonesia. Indonesia has many islands scattered one of which is the Mentawai Islands. Mentawai Islands is a malaria endemic area consisting of 4 islands, one of which is Siberut Mentawai Islands. The purpose of this study was to determine the incidence of malaria in Siberut Mentawai Islands, the period is between October 2012 - January 2012. The research design is descriptif and observational. Blood clots from Puskesmas Muara Siberut in Mentawai Islands are sent to the Laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine Andalas University to be checked. Research done by microscopic examination of thick and thin blood preparations from peripheral blood samples that had been daubed with Giemsa staining to determine how the incidence, distribution of malaria by sex, distribution of malaria by species and Parasite Count. Whole blood preparations amounted to 106 blood and 32 of them are positive malaria. By sex found blood clots in women 17 and men as much as 15 blood clots. There are 2 plasmodium pieces that founded, 20 blood clots for Plasmodium falciparum and 12 blood clots for Plasmodium vivax. According parasite count, 14 blood clots are low infection and 6 other are severe infection. The conclusion of this study are (1) Positive malaria incidence is 30,2%, (2) The incidence of malaria is more in women than men, (3) There are only 2 species, Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax on research, (4) low infection has higher incidence rates than severe infection.Keywords:Malaria, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Parasit count
Hubungan Jenis Organ dan Jumlah Organ yang Mengalami Gangguan dengan Prognosis dan Outcome pada Pasien Malaria Falciparum Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Riche Anggresti; Nuzulia Irawati; Roza Kurniati Kurniati
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.227

Abstract

AbstrakMalaria merupakan penyakit tropik infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Angka kematian malaria meningkat terutama pada malaria berat karena progresifitas penyakit sangat cepat menyebabkan kematian antara 18-72 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jenis organ dan jumlah organ yang mengalami gangguan dengan prognosis dan out come pada pasien malaria falciparum berat. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014 di bagian Rekam Medik RSUP Dr. M. Djamil Padang. Populasi penelitian ini adalah pasien malaria falciparum sebanyak sebanyak 37 orang dengan sampel sebanyak 13 orang dari populasi yang memenuhi kriteria sampel malaria falciparum berat. Analisis data menggunakan uji chi square dengan p<0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (92,3%) pasien malaria falciparum berat mengalami gangguan organ, dimana jenis organ yang mengalami gangguan paling banyak (68,75%) adalah hati dan masih terdapat pasien yang mengalami gangguan tiga organ sebanyak 8,3%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adanya gangguan organ dengan prognosis (p = 0,03), pasien malaria falciparum berat dengan gangguan organ otak, hati, limpa dan ginjal, dengan satu jenis organ atau lebih akan mengalami prognosis buruk. Tidak terdapat hubungan antara adanya gangguan organ dengan outcome (p = 1,00), pasien yang mengalami malaria falciparum berat dengan gangguan organ otak dan hati keluar dalam keadaan sembuh (outcome sembuh), dan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah organ dengan outcome (p = 0,02). Sedikitnya jumlah sampel, diharapkan ada penelitian selanjutnya dengan populasi dan jumlah sampel yang lebih banyak.Kata kunci: malaria falciparum berat, jenis organ, jumlah organ, prognosis, outcome.AbstractMalaria is tropic infection disease able to cause death. Mortality increases in severe malaria because progress of disease very quickly cause death in 18-72 hour. Target of this research is to know relation disfunction type organ and amount organ with prognosis and outcomes at severe malaria falciparum patient. This research was did use observational analytic with cross sectional design in January 2014 until March 2014 at the medical records RSUP M. Djamil Padang. Population in this research is malaria falcifarum patient there are 37 people with sampel is 13 one who represent population fulfilling criterion of sampel. Analysis by chi square with p<0.05. Result of research showed that most (92.3%) severe malaria falciparum patient experience disfunction of organ, where disfunction type organ at most (68.75%) is liver and still there are patient have three organ disfunction is 8.3%. Inferential that there are relation/ having a meaning of between existence of organ disfunction with prognosis (p = 0.03), severe malaria falciparum patient with disfunction brain, liver, kidney and spleen, with one organ type or more will experience of ugly prognosis. There are was no relation between existence of disfunction organ with outcome (p = 1.00), severe malaria falciparum patient with disfunction brain and liver, go out in a state of recovering (outcome recover), and there are having relation between amount of disfunction organ with outcome (p = 0.02). At least the amount of sampel, expected by there is research hereinafter with amount and population of sampel which is more and RSUP M. Djamil Padang shoud completing medical records.Keywords: severe malaria falciparum, type organ, amount of organ, prognosis, outcome
Pengaruh Pelvic Floor Muscle Training terhadap Pengembalian Fungsi Miksi dan Defekasi pada Ibu Postpartum Spontan Mustika Dewi; Ermawati Ermawati; Nuzulia Irawati
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.109

Abstract

AbstrakPersalinan membawa dampak terhadap fungsi miksi dan defekasi pada ibu postpartum. Stimulasi dini yang dapat dilakukan guna memulihkan fungsi miksi dan defekasi, antara lain dengan Pelvic Floor Muscle Training (PFMT) atau latihan yang dilakukan khusus untuk otot dasar panggul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PFMT terhadap pengembalian fungsi miksi dan defekasi pada ibu postpartum spontan (tanpa bantuan alat penolong persalinan). Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan post test only control group design. PFMT dilakukan setelah 2 jam persalinan sebanyak 3 sesi selama 3 hari postpartum. Selanjutnya mewawancarai kelompok yang melakukan PFMT maupun kelompok yang tidak melakukan PFMT untuk mengetahui miksi dan defekasi pertama kali dimasa postpartum. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji chi-square dan nilai p < 0.05 dianggap bermakna secara statistik. Hasil penelitian didapatkan persentase miksi spontan lebih tinggi pada ibu yang melakukan PFMT dari pada ibu yang tidak melakukan PFMT (83.3% : 58.3%), Secara statistik perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0.05), maka dapat dinyatakan tidak terdapat pengaruh PFMT terhadap miksi pada ibu postpatum spontan. Persentase defekasi normal lebih tinggi pada ibu yang melakukan PFMT dari pada ibu yang tidak melakukan PFMT (87.5% : 16.7%). Secara statistik perbedaan tersebut signifikan (p < 0.05), maka dapat dinyatakan ada pengaruh PFMT terhadap defekasi pada ibu postpartum spontan. Dari hasil penelitian disimpulkan tidak terdapat pengaruh PFMT terhadap miksi pada ibu postpartum spontan dan terdapat pengaruh PFMT terhadap defekasi pada ibu postpartum.Kata Kunci: PFMT, miksi, defekasi, postpartum spontanAbstractLabour have an impact on the function of micturition and defecation in postpartum. Early stimulation that can be done to restore the function of micturition and defecation, among others, with Pelvic Floor Muscle Training (PFMT). The purpose of this study was to determine the effect of PFMT on restoring the function of micturition and defecation in spontaneous postpartum. This study was a quasi-experimental study with a post test only control group design. PFMT in women post partum in the intervention group after 2 hours of labor, further interviewing intervention and control groups to determine micturition and defecation first days of postpartum. Data were analyzed using chi-square test and p value <0.05 was considered statistically significant. The percentage of spontaneous micturition was higher in mothers who did PFMT than mothers who did not PFMT (83.3% : 58.3%), the difference was not significant (p > 0.05). The percentage of normal defecation was higher in mothers who did PFMT than mothers who did not PFMT (87.5%: 16.7%), the difference was statistically significant (p < 0.05). The results showed that of PFMT did affect micturition, although there is a tendency to spontaneous micturition in the intervention group than the control group, but not statistically significant. PFMT affect defecation in spontaneous postpartum.Keyword: PFMT, micturition, defecation, spontaneous postpartum
Perbedaan Kadar Interferon Gamma dan Interleukin-10 pada Orang Dewasa Terinfeksi Ascaris Lumbricoides dengan Tidak Terinfeksi yang Diinduksi Vaksin Bacille Calmette-Guerin Weni Mulyani; Nuzulia Irawati; Netti Suharti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.449

Abstract

AbstrakKecacingan merupakan penyakit yang masih banyak di negara berkembang. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan gizi, pertumbuhan dan penurunan produktifitas kerja. Infeksi cacing dapat menimbulkan penurunan respon terhadap antigen sebagai akibat modified Th2 response. Vaksin BCG merupakan antigen yang dikenal sebagai penginduksi respon sel Th1. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan kadar IFN-γ dan IL-10 antara orang dewasa terinfeksi Ascaris lumbricoides dan tidak terinfeksi yang diinduksi vaksi BCG. Penelitian dilakukan di Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru dengan menggunakan rancangan cross sectinal study. Populasi penelitian adalah orang dewasa kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru yang terinfeksi  dan tidak terinfeksi Ascaris lumbricoides. Status kecacingan didapatkan dari pemeriksaan feses dengan metode kato-katz. Kadar IFN-γ dan IL-10 didapatkan dengan pemeriksaan laboratorium dengan metode ELISA. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji t. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar IFN-γ adalah 16,55±14,13 pg/mg dan kadar IL-10 36,13±8,83 pg/ml. Pada orang dewasa yang tidak terinfeksi Ascaris lumbricoides didapatkan kadar rerata IFN-γ adalah 199,36±121,86 pg/ml dan kadar IL-10 10,57±9,20 pg/ml. Terdapat perbedaan bermakna kadar  IFN-γ dan IL-10 antara orang dewasa yang terinfeksi Ascaris lumbricoides dengan tidak terinfeksi (p<0,05). Kesimpulan ialah infeksi Ascaris lumbricoides dapat menekan produksi IFN-γ terhadap pemberian vaksin BCG.Kata Kunci: ascaris lumbricoides, vaksin BCG, interferon gamma (IFN-γ), interleukin 10 (IL-10) AbstractWorm infestation is a disease that often occur in the develop country. This disease can makes nutrient’s disturbance, growth’s and low work productivity. Worm infection can also make low respond on antigen because of modified Th2 response. BCG vaccine is antigen that can induce Th1 cell respond. The objective of this study was to determine the difference between IFN-γ and IL-10 on adult who infected Ascaris lumbricoides and uninfected who inducted by BCG vaccine. This cross sectinal study conducted in Muara Fajar District in Rumbai Pesisir Pekanbaru. The population were adults in Muara Fajar district Rumbai Pesisir Pekanbaru who infected and uninfected Ascaris lumbricoides. Worm infection was getting checked in fesses by kato-katz method. IFN-y and IL-10 were getting laboratory checked by ELISA method. The data was analyzed by t-test. The result of the adult who infected Ascaris lumbricoides showed the mean IFN-y is 16.55±14.13 pg/mg and IL-10 36.13±8.83 pg/ml. The result on adult who uninfected Ascaris lumbricoides showed the mean IFN-y is 199,36±121,86 pg/ml and IL-10 10.57±9.20 pg/ml. There was significant difference IFN-y and IL-10 between adult who infected Ascaris lumbricoides with uninfected (p<0,05). It can be concluded that infect Ascaris lumbricoides can pressure IFN-y production on given BCG vaccine.  Keywords: Ascaris lumbricoides, BCG vaccine, Interfereon gamma (IFN-γ), Interleukin 10 (IL-10)
Analisis Faktor Penyebab Kejadian Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2017 Endang Suriani; Nuzulia Irawati; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 4 (2019): Online December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i4.1121

Abstract

AbstractKecacingan merupakan masalah kesehatan yang masih banyak di temukan di dunia. Prevalensi kecacingan di Indonesia berdasarkan angka nasional (28,12%). Sumatera barat (82,3%) dengan rincian prevalensi cacing ascaris lumbricodies 17,75%, cacing Trichuris trichiura 17,74% dan cacing Hookworm 6,46. Tujuan: Mengetahui faktor penyebab kejadian kecacingan pada anak SD diwilayah kerja Puskesmas X Padang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional dua variabel (independen dan dependen). Variabel independen: tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, kebiasaan anggota keluarga berdefikasi, kebersihan kuku anak, status ekonomi keluarga, keadaan lantai rumah dan kebersihan lingkungan dengan menggunakan kuesioner. Variabel dependen: Hasil pemeriksaan feses secara langsung menggunakan pewarnaan eosin 2 % secara mikroskopis. Hasil: penelitian ini menunjukan bahwa kejadian kecacingan pada anak SD sebesar 53,2 %, tingkat pendidikan ibu tinggi 54,0 %, pengetahuan ibu rendah 73,4 %, Kebiasaan anggota keluarga berdefikasi baik 96,8%, kebersihan kuku baik 64,5 %, status ekonomi menengah 75 %, keadaan lantai rumah baik 74,2 %, kebersihan lingkungan buruk 62,9 %. Simpulan: Kejadian kecacingan pada anak SD masih tinggi, implementasi kebijakan program kecacingan di puskesmas belum maksimal. 
Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis pada Siswa SD N 29 Purus Padang Hildya Kusmi; Nuzulia Irawati; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.353

Abstract

Abstrak Prevalensi infeksi kecacingan masih tinggi terutama pada anak usia sekolah dasar. Cacing yang sering menginfeksi yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Infeksi ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan, perilaku manusia dan manipulasi terhadap lingkungan. Tujuan penelitian adalah menentukan hubungan sanitasi lingkungan rumah yaitu kepemilikan jamban keluarga yang sehat, ketersediaan sumber air bersih, sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis. Ini adalah penelitian analitikdengan desain cross-sectional study. Jumlah populasi sebanyak 71 orang dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan tinja dan kuesioner. Metode analisis data menggunakan uji chisquare.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase infeksi kecacinganpada siswa SD Negeri 29 Purus Padang adalah 38%, terdiri dari; infeksi Ascaris lumbricoides (33%), Trichuris trichiura (9,1%) dan infeksi kedua spesies (3,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan angka kejadian askariasis dan trikuriasis (p > 0,05). Masih tingginya infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar perluperhatian yang lebih baik misalnya diadakannya program pemberantasan kecacingan baik oleh sekolah maupun petugas kesehatan setempat.Kata kunci: infeksi kecacingan, sanitasi lingkungan, askariasis, trikuriasis Abstract Prevalence of worms infestation is still high, especially found among children at the elementary school age. Type of worms that often infect are Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The infection is  related to envi ronment issues, human behavior and manipulation of the environment.  The objective of this study was to determine the relationship between environmental sanitation of home, consist of latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities and the type of floor home to ascariasis and trichuriasis incidences . This  was an analyticwith cross sectional study design. The population were  71  students of State Elementery School 29 Purus Padang, but the subjecs were  55 students. Research instruments were stool examination and questionnaire. Bi variate analysis was chi-square test. The results showed that the worm infection rate in student of Elementary School 29 Purus Padangwas 38 %, consist of Ascaris lumbricoides infection (33%), Trichuris trichiura infection (9.1%) and infection of both species (3.6%). The statistical test indicated no significant relationship between latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities, and the type of floor home to the incidence of ascariasis and trichuriasis (p > 0.05). The high worm infection in elementary school students need better attention, like worm eradication program by the school and local health authorities.Keywords: worm infestations, environmental sanitation, ascariasis, trichuriasis 
Insiden Malaria di Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto Bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 Mareza Dwithania; Nuzulia Irawati; Rosfita Rasyid
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.124

Abstract

AbstrakMalaria masih merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia karena angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Tingginya insiden malaria pada suatu daerah dapat dipengaruhi oleh parasit, hospes, dan vektor. Sawahlunto sebagai suatu daerah perbukitan memiliki risiko tinggi untuk penyebaran dan penularan penyakit malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden dan distribusi malaria menurut spesies parasit penyebab malaria, derajat infeksi berdasarkan hitung parasit, umur, dan jenis kelamin penderita. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien dengan gejala klinis malaria yang berobat ke Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi dari Oktober 2011 sampai Februari 2012. Data diperoleh dengan pemeriksaan secara mikroskopik sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis dari sampel darah tepi yang telah dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian dari 312 sampel terdapat 13 sediaan darah positif malaria. Parasit penyebab malaria yang ditemukan adalah Plasmodium vivax (76,92%), Plasmodium falciparum (15,38%) dan Plasmodium malariae (7,69%). Berdasarkan distribusi derajat infeksi (hitung parasit), semua sampel merupakan infeksi ringan (100%) dan frekuensi tertinggi ditemukan pada umur ≥15 tahun (61,54%) dan jenis kelamin laki-laki (53,85%). Insiden malaria di Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi dominan disebabkan Plasmodium vivax, semua kasus tergolong infeksi ringan, sedangkan distribusi penderita terbanyak pada umur ≥15 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Penelitian ini menunjukkan penurunan kasus dari tahun sebelumnya.Kata kunci: Plasmodium, Anopheles, malariaAbstractMalaria is still a global health problem, including in Indonesia due to its high morbidity and mortality. The high incidence of malaria in an area can be influenced by the parasites, hospes, and vectors. Sawahlunto as an area that is surrounded with many hills has a high risk for the spreading and transmission of malaria. The purpose of this study is to determine the incidence and distribution by species of malaria parasite that causes malaria, the degree of infection by the parasite count in positive malaria preparations, age, and sex of the patients. The research was done to the patients who came to the Sungai Durian and Talawi Public Health Center in October 2011 to February 2012. The data was obtained by microscopic examination of thick and thin blood preparations from peripheral blood samples that had been daubed with Giemsa staining. From 312 samples, there were 13 positive malaria blood preparations. This study found the parasites that caused malaria are P.vivax (76.92%), P.falciparum (15.38%) and P.malariae (7.69%). Based on the distribution of parasite count, age and sex of patients, all of the samples are a mild infections (100%) and the highest frequency was found at age the ≥ 15 years old (61.54%) and in male (53.85%). Most of incidence of malaria at Sungai Durian and Talawi Public Health Center in October 2011 to February 2012 were caused by P.vivax, all cases were classified as mild infection degrees, the highest frequency of malaria parasite was found at age ≥ 15 years old and according to the sex, most found in male. This study showed decrease cases from the previous year.Keywords: Plasmodium, Anopheles, malaria
Hubungan antara Higiene Perorangan dengan Infeksi Cacing Usus (Soil Transmitted Helminths) pada Siswa SDN 25 dan 28 Kelurahan Purus, Kota Padang, Sumatera Barat Tahun 2013 Rizka Yunidha Anwar; Nuzulia Irawati; Machdawaty Masri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.584

Abstract

AbstrakInfeksi cacing usus (helminthiasis) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang prevalensinya lebih tinggi pada anak usia sekolah dasar (SD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, jumlah kasus infeksi cacing usus di Kota Padang tahun 2010 dilaporkan terbanyak kelima dari penyakit yang menyerang balita, yaitu sekitar 2.64%. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara higiene perorangan siswa yaitu kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, penggunaan alas kaki dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan metode cross sectional  pada 122 murid kelas 1 sampai kelas 6 SDN 25 dan 28 Purus Kota Padang pada bulan Desember 2013. Hubungan antara variabel dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka infeksi kecacingan di Purus 38.5%, yang terinfeksi A.lumbricoides 33.6%, T.trichiura 7.4% dan cacing tambang 0.8%. Didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan variabel kebiasaan mencuci tangan 0.235, kebersihan kuku 0.564, penggunaan alas kaki 0.133, dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus 0.753.  Kesimpulan studi ini ialah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, penggunaan alas kaki dan kebiasaan mandi dengan infeksi cacing usus pada murid SDN 25 dan 28 Purus, Kota Padang tahun 2013. Kata kunci: higiene perorangan, infeksi cacing usus, siswa sekolah dasar, perilaku siswa AbstractIntestinal worm infection (helminthiasis) is a public health problems in  Indonesia. Its prevalence is found higher on children. Based on data of Padang District Health Office, the prevalence of helminthiasis in Padang City at 2010 was reported the most 5th highest of disease that attacks toddler, it is about 2.64%. The objective of this study was to determine the relation between the student’s personal hygiene habits, such as washing hands, nail cleanliness, using footwear and bathing to the intestinal worm infection. This study used an observational analytic design method of cross -sectional study on 122 students in grade 1 to grade 6 in 25 and 28 primary school Purus, Padang in December 2013. Bivariat analysis was done using chi–square test with the confidence interval  95% at the significance level 5% (α=0.05). The result of this study showed that the rate of intestinal worm infection was 38.5%. The infection rate of each worm types were roundworms 33.6%, whipworms 7.4% and hookworms 0.8%. The statistical test indicated the probability for the relation between the variable of hand washing, nail cleanliness, using footwear and bathing with helminthiasis were 0.235 (p>0.05), 0.564(p>0.05), 0.133(p>0.05) and 0.753(p>0.05) respectively. It can be concluded that there’s no significant relation between personal hygiene and intestinal worm infection of the 25 and 28 primary school students in Purus, Padang. Keywords:  personal hygiene, intestinal worm infection, primary school students, student’s behaviour 
Co-Authors Abdiana Abdiana Adeline Sacharissa Firdaus Adrial Adrial Adrial Adrial, Adrial Afriwardi Afriwardi Afrizal Afrizal Ahlul Zikri Aladin Aladin Almurdi Almurdi Alvarino Alvarino Amir, Arni Anandila Maulina Arni Amir Aswiyanti Asri Darmadi Darmadi Darmayanti Siregar Dedi Afandi Delmi Sulastri Delmi Sulastri Desmawati Desmawati Djong Hon Tjong Dr. Efrida Efrida Efrida Eka Nofita Elli Firdamila Ellyza Nasrul Elmatris Elmatris Endang Suriani Ennesta Asri Ermawati Ermawati Evareni, Lisma Fadjar Goembira Faroliu, Goldha Fathiyyatul Khaira, Fathiyyatul Febby Arrahmi Fika Tri Anggraini Firdamila, Elli Firdawati Firdawati Firdawati Firdawati fitria ningsih Genia Alda Fitria Hafni Bachtiar Harminarti, dr Nora Hasmiwati Hildya Kusmi Hillbertina, Noza Hirowati Ali Husna Yetti Husnil Kadri Husnil Wardiyah Huvaid, Sevilla Ukhtil Ida Rahma Burhan Ida Rahmah Burhan Ikhsan, Fajrul Ilmiawati, Ilmiawati Ilmiawati, Ilmiawati Irma Yulianti Johanes C Mose Joserizal Serudji Lestari, Rahmi Lili Irawati Machdawaty Masri Mareza Dwithania Meka Melani Sari Melina Vania Elian Mohamad Reza Mohammad Tegar Indrayana Murniwati Murniwati Mustika Dewi Naufal, Daffa Ahmad Netti Suharti Nora Harminarti Noza Hilbertina, Noza Nur Afrainin Syah Nur Indrawaty Lipoeto Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nursyirwan Effendi, Nursyirwan Nusirwan Acang Putra, Veri Syah Putri, Salsa Utami Rahayu, Yanti Randi Septiah Hendri Rauza Sukma Rita Riche Anggresti Rika Susanti Rima Semiarty Rizanda Machmud Rizka Yunidha Anwar Rizki Dwi Lestari Rosfita Rasyid Roza Kurniati Kurniati Sandra Ilona Sari, Putri Gemala Selfi Renita Rusjdi Seto, Astari Siti Nurhajjah Sitti Monica Astrilia Ambon Sri Wahyuni Handayani Sri Wahyuni Handayani, Sri Wahyuni Sukri Rahman Surya Nelis Sutrisna, Betti Endang Syahputra, Roni Eka Syawal Andika Putra Tasman, Auwilla Marta Teguh Imana Nugraha TEVINA EDWIN Tivany Edwin Tofrizal Tuti Gusra Weni Mulyani Yanwirasti Yanwirasti Yessi Pertiwi Yuniar Lestari Yuniar Lestari Yusrawati Yusrawati