Khusnul Safrina
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.218 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1278

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan.Kata Kunci:     Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.218 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1238

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele denganpembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu dataN-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan.Kata kunci: Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1334

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:    Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1335

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:    Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Khusnul Safrina; M. Ikhsan; Anizar Ahmad
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB)

Abstract

Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:     Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL MATEMATIS DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SISWA MADRASAH ALIYAH Azriyatun Rizqa; Nuralam Syamsuddin; Khusnul Safrina
Jurnal Numeracy Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/numeracy.v11i1.2622

Abstract

Kemampuan spasial matematis merupakan satu di antara hal penting dalam pembelajaran matematika. Dengan kemampuan ini akan memudahkan siswa dalam proses belajar mengajar pada materi Geometri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan spasial matematis siswa pada sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Aceh Besar ditinjau dari perbedaan gender dalam menyelesaikan masalah jarak antar unsur bangun ruang kubus pada dimensi tiga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah 2 orang siswa bergender laki-laki dan 2 orang siswa bergender perempuan berdasarkan kemampuan spasial matematis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes tulis kemampuan spasial dan melakukan wawancara kepada siswa. Teknik analisis data dengan mereduksi data penelitian, menyajikan data penelitian , dan membuat kesimpulan. Teknik pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa bergender laki-laki dan siswa bergender perempuan, keduanya dapat melalui tahapan indikator spasial matematis dengan sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial matematis siswa bergender laki-laki maupun perempuan keduanya baik namun ada perbedaan diantara keduanya dalam menyelesaikan permasalahan dimensi tiga, siswa bergender perempuan lebih teliti dan lebih lengkap ketika menjawab persoalan serta membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan siswa bergender laki-laki yang menyelesaikan soal secara praktis, singkat dan cepat.AbstractMathematical spatial ability is one of the important things in learning mathematics. This ability will make it easier for students in the learning process on Geometry material. This research aims to describe the mathematical spatial abilities of Madrasah Aliyah Negeri 4 Aceh Besar students in terms of gender differences in solving distance problems between cube elements in the third dimension. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. The research subjects were 2 male students and 2 female students based on mathematical spatial abilities. Data collection techniques were carried out by writing spatial ability tests and conducting interviews. Data analysis techniques by reducing data, presenting data, and making conclusions. The data validity checking technique uses source triangulation. The results of the research show that male and female students can both go through the stages of mathematical spatial indicators well. It can be concluded that the mathematical spatial abilities of male and female students are both good, but there are differences between the two in solving three-dimensional problems, female students are more thorough and more complete and take longer than male students who solve problems practically, briefly and fast.
Pengembangan E-Modul Literasi Numerasi Aljabar Siswa Sekolah Menengah Pertama Nuralam Syamsuddin; Siti Salamah Manik; Khusnul Safrina
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Al Qalasadi Vol 8 No 1 (2024): JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA AL QALASADI
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/qalasadi.v8i1.8230

Abstract

Numeracy literacy skills are crucial for students, yet data from PISA and TIMSS indicate that Indonesian students' proficiency in this area remains low. Numeracy literacy teaching materials are lacking, with most teachers still using conventional methods. Therefore, innovation is needed in developing teaching materials. This research aims to develop an electronic numeracy literacy module on linear function material for Grade VIII SMP that meets validity and practicality standards. The ADDIE method (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate) is used for development, with Grade VIII students from SMPN 2 Banda Aceh as the research subjects. Data collection instruments include interviews, validation sheets, student response questionnaires, and teacher feedback. Data are then analyzed descriptively, in percentages, and qualitatively. The research results indicate that the developed product has passed the material validation stage with a result of 91.74%, indicating high material validity. Media validation also succeeded with a percentage of 90.48%, showing very high validity levels. The practicality test conducted with teachers yielded a result of 88.33%, indicating the practicality of the e-module in teaching. Meanwhile, the practicality test with students resulted in a score of 84.56%, indicating that this e-module is also practical for students. Overall, the e-module developed in this research has proven to be valid and practical for use in school learning.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING (GDL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SMPN I BANDAR BARU Maya, Yuni; Ibrahim, Lukman; Safrina, Khusnul
Al-Khawarizmi Vol 2, No 2 (2018): Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jppm.v2i2.4507

Abstract

The results of student mathematics learning in Indonesia are still relatively low, both at national and international levels. This is because in the learning process the teacher still uses theapproach teacher-centered. So that students are not optimal in developing their knowledge. Therefore, one learning model that can observe this needs to be pursued in a form of learning that is able to increase student activity and learning outcomes is one of thelearning models Guided Discovery Learning. The objectives of this study are (1) To compare the learning outcomes of students taught withmodels Guided Discovery Learning with student learning outcomes taught with conventional learning, (2) To find out the improvement in student learning outcomes taught withlearning models Guided Discovery Learning and ( 3) To find out the response of students after taking part in learning with thelearning model Guided Discovery Learning for students at Bandar Baru Middle School. The research method used was a type of Quasi Experiment with the type of control group pre-test post-test design. The population in this study were all eighth grade students of Bandar Baru Junior High School andsamples were taken, Random namely class VIII3 as the experimental class and VIII6 as the control class. Data collection uses learning outcomes tests, and student response questionnaires. Analysis of student learning outcomes data used t-test and N-gain while analysis of student response data was carried out through analysis of average score criteria. From the results of data processing it can be concluded that the learning outcomes learned usinglearning models Guided Discovery Learning are better than student learning outcomes taught with conventional learning,learning models Guided Discovery Learning can improve student learning outcomes and student responses to learning models Guided Discovery Learning very positive.
Analysis of Intuitive and Analytics Thinking Processes in Middle School Students in Solving National Mathematics Exam Safrina, Khusnul
Al-Khawarizmi Vol 5, No 1 (2021): Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jppm.v5i1.9567

Abstract

So far, the teacher's thought process in solving a math problem has rarely been paid attention to by the teacher. The thinking process of students in solving math problems includes intuitive and analytical thinking processes. The aim of this research is to explore the intuitive and analytical thinking process of junior high school students in solving UN questions. The research method used is qualitative research that is exploratory in nature by selecting subjects who have high abilities in mathematics. Data collection in the form of descriptions of students' intuitive and analytical thinking processes was carried out through interviews. The results obtained in this study are a description of the process that students go through in mental when students solve math problems in the form of questions National Examination. The results of the study can be concluded that students in solving mathematics problems in the National Examination prioritize the process of intuitive thinking, where students can spontaneously and directly pour out ideas for solving the problems given. In addition, in the further process, students also use analytical methods. Analytical thinking processes are carried out by students by detailing the answers based on the information in the questions.
Mathematics Learning Model for Children with Dyscalculia through Special Intervention Azhari, Budi; Johar, Rahmah; Ramadhani, Evi; Mailizar, Mailizar; Safrina, Khusnul
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v12i3.1528

Abstract

This research aimed to formulate a model of mathematical learning difficulties for children with dyscalculia to help children with dyscalculia overcome mathematics problems at school. This research is important to carry out considering that dyscalculia is a serious problem experienced by many students throughout the world. The SDTA model was built by analogizing the STIR model to non-communicable diseases. In this study, of 1247 students who conducted a series of tests (screening tests), there were 121 students, or 9.7% were initially identified as having dyscalculia. Furthermore, observations were carried out and confirmation was carried out with parents and teachers so that 119 students tested positive for dyscalculia. The research results showed that after intervention through treatment by the teacher, dyscalculia students experienced a very drastic decrease, especially in the material on recognizing and ordering numbers. Likewise, the results of model simulations on multiplication operation material illustrated the decline in students with dyscalculia. Specifically for division operations, the treatment process took relatively longer. Therefore, the simulation results in the SDTA model reflected students who are identified as having dyscalculia, along with planned intervention/ treatment, students could pass through the mathematics learning phase successfully.