Anizar Ahmad
Unknown Affiliation

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

MODEL PENGEMBANGAN KECAKAPAN BERBAHASA ANAK YANG TERLAMBAT BERBICARA (SPEECH DELAY) Khoiriyah, . .; Ahmad, Anizar; Fitriani, Dewi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 1, No 1 (2016): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.356 KB)

Abstract

Abstrak:Bahasa anak secara bertahap berkembang sesuai rangsangan yang diberikan oleh orangtua dan guru, karena pada dasarnya yang mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan. Perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun ditunjukkan dapat berbicara, penguasaan bahasa dan penyampaian kata sudah lebih kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kasus speech delay, untuk mengetahui usaha-usaha guru dan orangtua dalam mengatasi anak yang terlambat berbicara serta merancang konsep model pengembangan kecakapan berbahasa anak yang terlambat berbicara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data terdiri atas: subjek (anak, guru dan orangtua) dan informan. Informan penelitian adalah terapis wicara anak yang ada di Kota Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengolahan data peneliti menggunakan tahap reduksi, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat anak terlambat berbicara usia 4-6 tahun pada Lembaga PAUD Khalifah Aceh 2 dan PAUD Cinta Ananda. Faktor-faktor yang memperngaruhi anak terlambat berbicara terdiri atas: kecerdasan, jenis disiplin orangtua, posisi urutan anak, anak kembar, status sosial ekonomi, ras, penggunaan bahasa kedua, gaya bicara/model yang ditiru, jenis kelamin, kesehatan, dan hubungan keluarga. Usaha-usaha guru dan orangtua dalam mengatasi anak terlambat berbicara ialah, melatih anak berbicara dengan benar, pelan dan berulang-ulang,saat berbicara selalu memperhatikan tata bahasa yang diucapkan, selalu melibatkan anak berbicara pada setiap keadaan dengan memperbaiki pengucapan anak yang masih keliru, dan konsultasi rutin untuk mengetahui perkembangan anak pada Dokter dan Psikolog anak. Simpulan dari penelitian ini, anak Speech Delay menunjukkan ciri-ciri sulit mengungkapkan ekspresi, ketidaktepatan kata yang diucapkan serta penguasaan kosakata yang tidak mendukung hal ini dilatarbelakangi oleh faktor kecerdasan, penggunaan bahasa kedua, gaya bicara/model yang ditiru, hubungan keluarga, dan kesehatan. Peran keluarga dan sekolah sangat penting dalam mengembangkan kecakapan berbicara anak yang terlambat berbicaradan konsep model yang peneliti tawarkan dalam penelitian ini berbentuk strategi/teknik dalam mengatasi anak terlambat berbicara.
Introducing Numbers to Early Childhood Children by Using Number Cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh Ahmad, Anizar; Yuhasriati, Yuhasriati; Nurchasanah, Sitti
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 6 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v6i2.20210

Abstract

Number cards is one of simple media that can be used to help introduce early childhood children to numbers and numeral symbols. Formulation of the problem of this research are, 1) How do we introduce numbers to children by using number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh? 2) How is the children’s responses to the learning method of numbers introduction by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh? The purposes of this research are: 1) to introduce numbers to children by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh; 2) to understand childrens’s responses to the learning method of numbers introduction by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh. The research is Classrom Action Research (PTK). The research subjects are 25 children of Group A in PAUD Negeri 2 Banda Aceh. The action is combined with stories, games, and contests. Data collection is done by observation and work method. Data analysis technique is using descriptive analysis. Conclusions of this research are; 1) Introducing numbers to early childhood children by using number cards can be done with stories, games, and contests. 2) Students’ responses to the learning method of numbers introduction by the use of picture cards that is done with stories, games, and contests are generally positive. 3) The results of work method about numbers introduction by the use of number cards that is done with stories, games, and contests are generally good at the developmental aspect, that children can compile, sort, and mention numeral symbol corresponding to amount of items in the picture that are shown.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.218 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1278

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan.Kata Kunci:     Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Miskonsepsi Konsep Prasyarat Aljabar Mahasiswa Pedidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurlita, Nurlita; Zubainur, Cut Morina; Ahmad, Anizar; Saiman, Saiman
Didaktik Matematika Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.68 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v3i2.5641

Abstract

The concept of algebra prerequisites that must be understood by primary school teachers (SD) including: (1) concept of numbers and numerical operations, (2) the ratio/proportion, and (3) the order of operations. The third prerequisite concept also needs to be understood as a candidate in primary students in elementary uru. Lack of understanding of the concept of preconditions can lead to misconceptions in students. The researchers aim to analyze the misconceptions of what happens to students in primary prerequisite to the concept of algebra. The study involved five students in primary UIN Ar-Raniry. Data obtained through diagnostic tests and interviews so analyzed descriptively qualitative. The results showed that students in primary experiencing misconceptions on the concept of algebra prerequisites are: the concept of fractions, prime numbers, integers, mixed operations, and operations on fractions. The implication of the study is the need for efforts to improve understanding of student teachers, especially students in primary through appropriate measures.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1334

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:    Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Safrina, Khusnul; Ikhsan, M; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1335

Abstract

Abstrak. Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 < 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:    Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA SMP NEGERI 5 LHOKSEUMAWE Darkasyi, Muhammad; Johar, Rahmah; Ahmad, Anizar
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.919 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v1i1.1284

Abstract

Abstrak. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan motivasi siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) disebabkan guru masih cenderung aktif, dengan pendekatan konvensional menyampaikan materi kepada para peserta didik, sehingga siswa dalam mengkomunikasikan matematis dan motivasi masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Quantum learning berbeda dari siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional di SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Untuk mengetahui apakah peningkatan motivasi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan quantum learning berbeda dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional di SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Pengumpulan data digunakan instrumen berupa tes kemampuan komunikasi matematis dan angket motivasi siswa. Untuk melihat adanya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol digunakan uji-t dengan taraf signifikan 0,05 setelah prasyarat pengujian terpenuhi. Hasil penelitian menunjukkan bawa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan pendekatan quantum learning lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Motivasi siswa di kelas yang memperoleh pembelajaran pendekatan quantum learning lebih baik dari pada motivasi siswa yang memperoleh pembelajarabn secara konvensional. Pendekatan pembelajaran quantum learning sangat potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, terutama pada saat pengenalan konsep dasar suatu materi.Kata kunci:     Pendekatan Pembelajaran Quantum Learning, Kemampuan Komunikasi Matematis, Motivasi Siswa
Introducing Numbers to Early Childhood Children by Using Number Cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh Ahmad, Anizar; Yuhasriati, Yuhasriati; Nurchasanah, Sitti
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 6 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v6i2.20210

Abstract

Number cards is one of simple media that can be used to help introduce early childhood children to numbers and numeral symbols. Formulation of the problem of this research are, 1) How do we introduce numbers to children by using number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh? 2) How is the children’s responses to the learning method of numbers introduction by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh? The purposes of this research are: 1) to introduce numbers to children by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh; 2) to understand childrens’s responses to the learning method of numbers introduction by the use of number cards in PAUD Negeri 2 Banda Aceh. The research is Classrom Action Research (PTK). The research subjects are 25 children of Group A in PAUD Negeri 2 Banda Aceh. The action is combined with stories, games, and contests. Data collection is done by observation and work method. Data analysis technique is using descriptive analysis. Conclusions of this research are; 1) Introducing numbers to early childhood children by using number cards can be done with stories, games, and contests. 2) Students’ responses to the learning method of numbers introduction by the use of picture cards that is done with stories, games, and contests are generally positive. 3) The results of work method about numbers introduction by the use of number cards that is done with stories, games, and contests are generally good at the developmental aspect, that children can compile, sort, and mention numeral symbol corresponding to amount of items in the picture that are shown.
Penerapan Model Eliciting Activities untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Self Confidence Siswa SMA Yuli Amalia; M. Duskri; Anizar Ahmad
Didaktik Matematika Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.53 KB)

Abstract

The ability of mathematical creative thinking and self-confidence are ones of the targets in mathematics learning. Therefore, learners need a relevant model to have them be active in searching information themselves, group working, building self-confidence, and improving creative thinking in perceiving and understanding the information to resolve a problem. One of the models is model-eliciting activities to improve students’ mathematical creative thinking and self-confidence to have students organize their own knowledge in learning. Applying this model, this research was to investigate (1) the differences of students’ mathematical creative thinking improvement through dividing into low, medium, and high subgroups, (2) the description of students’ self-confidence in mathematics learning, and (3) the correlation of creative thinking ability and self-confidence in mathematics learning. This experiment used one-group pretest-posttest design. The population was all first year students of SMA Negeri 5 Banda Aceh, and the sample was all students in Class X-IA3. The instruments applied in the research were mathematical creative thinking ability test and self-confidence questionnaire. The statistic testing applied in data analysis was the average difference test, whereas the questionnaire was counted based on the percentage. The result obtained showed that the improvement in students’ mathematical creative thinking exists in those who applied model-eliciting activities. While, the result from the questionnaire proves that the majority of the students (74.6%) establish positive view toward mathematics learning using model-eliciting activities. In contrast, there was no any correlation between creative thinking ability and self-confidence in mathematics learning.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele Khusnul Safrina; M. Ikhsan; Anizar Ahmad
Didaktik Matematika Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.712 KB)

Abstract

Geometri adalah cabang matematika yang diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat memahami sifat-sifat dan hubungan antar unsur geometri serta dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami geometri adalah strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, dalam pembelajaran geometri selama ini belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Pembelajaran berbasis teori van Hiele merupakan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan berpikir siswa, sehingga pembelajaran ini tepat jika diterapkan dalam pembelajaran geometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbasis teori van Hiele dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-postes control group design. Instrumen yang digunakan berupa tes pemecahan masalah dan VHGT. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Model Banda Aceh dan sampel yang dipilih adalah kelas VII-11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-10 sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis yaitu data N-Gain kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan perolehan nilai sig. 0,000 0,05 pada uji-t yang dilakukan. Selanjutnya, dari pengujian x2 diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat berpikir dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tingkat keeratan hubungan adalah cukup (0,421). Dengan demikian, dalam pembelajaran geometri disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis teori van Hiele agar kemampuan pemecahan masalah geometri siswa dapat ditingkatkan. Kata Kunci:     Pemecahan Masalah Geometri, Pembelajaran Kooperatif Berbasis van Hiele.