Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik code-switching dalam komunikasi digital remaja serta bagaimana fenomena tersebut merefleksikan dan membentuk identitas diri mereka. Dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik sosial dan metode kualitatif studi kasus, data diperoleh melalui observasi unggahan media sosial (WhatsApp, Instagram, TikTok) dan wawancara mendalam dengan sepuluh remaja berusia 15–18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode tidak hanya merupakan fenomena linguistik semata, melainkan juga sarana strategis dalam menegosiasikan persona sosial, menunjukkan afiliasi kelompok, serta mengekspresikan emosi dan nilai budaya. Remaja menggunakan alih kode untuk menunjukkan kedekatan, membangun kepercayaan, hingga menciptakan gaya bahasa yang khas di ruang digital. Temuan ini menegaskan bahwa code-switching berfungsi sebagai praktik identitas yang sadar konteks dan sarat makna simbolik. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang dinamika bahasa dan identitas remaja dalam era digital, serta membuka ruang refleksi tentang pentingnya literasi bahasa dan budaya dalam pendidikan.