Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BAWANG PUTIH ( Allium Sativum L) TERHADAP Staphylococcus aureus Ratih Purwanti; Edy Suprasetya; Ida Kurniawati
Jurnal Permata Indonesia Volume 8, Nomor 2, November 2018
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59737/jpi.v8i2.87

Abstract

Fenomena resistensi bakteri terhadap antibiotik saat ini menjadi masalahutama dalam dunia kefarmasian. Hal ini menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif dalampengobatan. Bawang putih (Allium sativum L) secara tradisional telah dikenal sejak lama sebagaiantibiotik dan banyak digunakan sebagai alternatif pengobatan alami dari beberapa penyakitkarena infeksi. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri yang terkandung dalam bawangputih adalah allisin, alkaloid, saponin dan tanin. Bakteri Staphylococcus aureus merupakanbakteri gram positif penyebab penyakit seperti bisul, jerawat, pneumonia, meningitis danarthtritis.Tujuan : Mengetahui efektivitas ekstrak bawang putih sebagai antibakteri terhadapbakteri Staphylococcus aureus. Metode Penelitian : Penelitian Eksperimental dengan desainPost Only Control. Bawang putih (Allium sativum L) diekstrak dengan metode maserasi denganpelarut etanol. Ekstrak etanol bawang putih dibuat dengan variasi konsentrasi 25%, 50%, 75%dan 100%. Akuadest digunakan sebagai kontrol. Kemudian diamati daya hambatnya terhadapbakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram. Hasil : Pada konsentrasi 25%, zonahambat bakteri yang dihasilkan sebesar 0,826 cm, konsentrasi 50% sebesar 0,836 cm,konsentrasi 75% sebesar 0,896 cm, dan konsentrasi 100% adalah 1,028 cm.Kesimpulan : Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih mempunyai aktivitas anti bakteriterhadap S. Aureus. Semakin besar konsentrasi ekstrak, aktivitasnya juga semakin besar.
Pendampingan Penanganan Stunting Pada Keluarga Balita Stunting Di Posyandu Cempaka 1, Desa Selulung, Kecamatan Kintamani Putu Gde Hari Wangsa; Ida Kurniawati; Gde Candra Yogiswara
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kintamani terletak di kabupaten Bangli, sebuah wilayah yang terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pemandangan Gunung Batur dan Danau Batur yang memukau. Desa Selulung, yang terletak di Kecamatan Kintamani, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dalam hal kasus stunting yang tinggi, memperlihatkan tantangan yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakatnya, oleh karena hal itu perlu dilakukan pendampingan penanganan stunting pada keluarga balita stunting di daerah ini. Kelima keluarga di Banjar Sanda berpartisipasi dalam PKM. Permasalahan utama adalah kurangnya gizi pada anak balita dan pengetahuan terbatas tentang makanan sehat. Solusi mencakup pemberian paket gizi dan pelatihan membuat makanan sehat. Tahapan kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan, bantuan paket gizi, dan evaluasi.. Kegiatan Penyuluhan Pola Asuh dan Makanan Sehat, pembuatan PMT Sehat Bergizi dari bahan pangan local dan pemberian paket bantuan gizi dilakukan hari Minggu tgl 22 Januari 2024. Ketiga kegiatan tersebut dilakukan di masing-masing rumah keluarga binaan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah: 1. Kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan PKM dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. 2. Penyuluhan yang dilakukan mengenai pola asuh dan makanan sehat, pembuatan PMT dan pembagian paket gizi diharapkan mampu meningkatkan asupan gizi sehingga mampu mencegah stunting yang terjadi. Kata Kunci : Stunting, Balita, Gizi
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR DAN PEMBERDAYAAN KELOMPOK REMAJA DI SMAN 1 KINTAMANI Gde Candra Yogiswara; Putu Gde Hari Wangsa; Ida Kurniawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan hal penting yang tidak diketahui oleh banyak orang. Hal tersebut dikarenakan minimnya informasi dan pelatihan yang berkaitan dengan tindakan BHD tersebut. Dalam kegiatan ini, mitra dari program kemitraan masyarakat (PKM) kami adalah kelompok remaja di SMAN 1 Kintamani. Dengan permasalahan prioritas yang ditetapkan adalah: 1) Kurangnya pengetahuan tentang kejadian gawat darurat pada kehidupan sehari-hari dan 2) Pengetahuan tentang tindakan pertolongan pada kejadian gawat darurat pada henti jantung dan henti napas. Solusi yang diusulkan adalah: 1) pemberian penyuluhan terkait kegawatdaruratan medis pada masyarakat awam, 2) pelatihan bantuan hidup dasar dalam upaya pertolongan pada kegawatdaruratan medis henti jantung dan henti napas pada masyarakat awam. Pada pelaksanaan kegiatan PKM ini, kami lakukan beberapa kegiatan dengan bertahap yang dimulai dari kegiatan sosialisasi, kemudian memberikan penyuluhan dan melakukan pelatihan, dan terakhir adalah melakukan evaluasi atas apa yang sudah diberikan kepada peserta PKM. Di awal saat kegiatan dilaksanakan, kami memberikan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari diadakannya kegiatan PKM ini, kemudian kami memaparkan sasaran dan metode dari kegiatan kami serta peran dari pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan ini. Kegiatan ini diiikuti oleh 50 siswa yang tergabung dalam kelompok organisasi siswa (OSIS, PMR dan Pramuka) yang terdiri dari siswa kelas X hingga kelas XI, selanjutnya dilakukan penyuluhan kepada kelompok remaja di SMAN 1 Kintamani tersebut terkait kejadian kondisi kegawatdaruratan pada masyarakat awam, dan kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan bantuan hidup dasar pada kegawatdaruratan medis henti jantung dan henti napas. Setelah itu dilakukan hands on untk masing-masing peserta dan kemudian dilakukan evaluasi setelah pelatihan dan setelah program selesai. Proses evaluasi dilaksanakan dengan metode kuis menggunakan 5 pertanyaan terkait isi materi dan diujikan pada waktu sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan, kemudian evaluasi hands on dilaksanakan dengan mengadakan simulasi dan melakukan demo RJP pada manekin yang telah disiapkan. Basic life support (BLS) is an important thing that many people don't know about. This is due to the lack of information and training related to BLS's actions. In this activity, the partners of our community partnership program (Program Kesehatan Masyarakat) are youth groups at SMAN 1 Kintamani. The priority problems determined are: 1) Lack of knowledge about emergency events in everyday life and 2) Knowledge about aid measures for emergency events such as cardiac arrest and respiratory arrest. The proposed solutions are: 1) providing education regarding medical emergencies to the lay public, 2) training in basic life support as assistance in medical emergencies regarding cardiac arrest and respiratory arrest to the lay public. This PKM activity is carried out in stages starting from socialization activities, counseling and training, and evaluation. At the start of the activity, outreach was carried out to all parties involved to explain the aims and objectives of PKM, targets and methods of activities as well as the roles of all parties involved. This activity was attended by 50 students who were members of student organization groups (OSIS, PMR and Pramuka) consisting of students from class X to class will be continued with basic life support training in medical emergencies such as cardiac arrest and respiratory arrest. After that, a hands-on was carried out for each participant and then an evaluation was carried out after the training and after the program was completed. The evaluation process was carried out using a quiz method using 5 questions related to the content of the material and tested before and after the counseling activity, then a hands-on evaluation was carried out by holding simulations and carrying out Cardiopulmonary Resuscitation demonstrations on prepared mannequins.
Prevalensi Kejadian Anemia pada Siswi SMP Negeri 1 Kintamani Ni Putu Diah Witari; Sri Ratna Dewi; Fransiscus Fiano Anthony Kerans; Aanak Agung Ayu Asri Prima Dewi; Ida Kurniawati; Komang Trisna Sumadewi; Luh Gde Evayanti; Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 3 (2025): November : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v5i3.7411

Abstract

Anemia is a condition characterized by low levels of hemoglobin or red blood cell counts in the bloodstream, resulting in a decreased ability of the blood to transport oxygen throughout the body. The prevalence of anemia is relatively high, especially in developing countries. In Indonesia, there has been an increase in the prevalence of anemia among adolescents aged 15-24 years, reaching 13.6%. In Bali, the recorded prevalence of anemia is 21.9%, with Bangli Regency ranking second. Kintamani is one of the sub-districts located in Bangli Regency, and SMP Negeri 1 Kintamani is one of the middle schools in the area. This study aims to identify the prevalence of anemia among female students of SMP Negeri 1 Kintamani. The method used is a cross-sectional study involving 147 respondents. Hemoglobin levels were measured using the Easy Touch GCHb device. The results indicate that the prevalence of anemia among female students at SMP Negeri 1 Kintamani is 18.37%, with mild anemia at 12.24% and moderate anemia at 6.12%. The majority of respondents are 12 years old.