Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Food Addiction Prevalence and its Association with COVID-19 Related Stress among Clinical Rotation Medical Students in Jakarta Astiarani, Yunisa; Susanto, Helen; Stephanie, Michelle; Fitriah, Nur; Vetinly, Vetinly
Journal of Urban Health Research Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Urban Health Research
Publisher : School of Medicine and Health Sciences, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/juhr.v2i1.4814

Abstract

Introduction: This study investigated the relationship between food addiction and stress among clinical rotation medical students during the COVID-19 pandemic. While prior research has examined the impact of mental and physical well-being on medical students, the exploration of food addiction in this demographic has been limited. Methods: The survey study includes 355 clinical-level medical students. Stress levels are assessed using the Coronavirus Stress Measure (CSM) questionnaire, while food addiction is evaluated with the Yale Food Addiction Scale 2.0 questionnaire. Comparative analysis was performed to see the association between food addiction and the stress level related to COVID-19. Results: Both questionnaires indicate good validity and reliability measures. Medical students exhibited lower stress levels during the pandemic than the general population. Approximately 30.1% of students showed signs of food addiction, with most cases classified as mild. Food addiction was significantly higher among women, partially influenced by the dominant presence of female students. The study reveals a significant connection between food addiction and stress levels among medical students (p<0.001). Those with moderate and severe food addiction experience notably higher stress (p<0.05). Conclusion: This study highlights the prevalence of food addiction among medical students and its association with increased stress levels during the COVID-19 pandemic. It underscores the need for further research and support mechanisms to address food addiction and stress management among medical students, ultimately promoting their overall well-being and academic success.
Self-perceived health-related factors in Deaf Community in East Java, Indonesia Astiarani, Yunisa; Putri, Giovani Indah Giantoro; Fitriah, Nur
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol. 53 No. 1 (2023): VOLUME 53, NO. 1 JANUARY - JUNE 2023
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v53i1.555

Abstract

Background: Little is known about the perceived health of the Indonesian Deaf despite the rapid growth of the Deaf community and social organizations. Objective: The study aimed to investigate self-perceived health and related determinants among deaf adults in a Deaf community in East Java, Indonesia. Method: A survey study was conducted on 102 community members. Perceived health was assessed using a question: ‘In a scale of 1 to 10, how much will you give to rate your health?’. After stepwise suggestion and collinearity analysis, the association of demographic and health conditions was analyzed using logistic regression.Result: A High perceived health scale was reported from 77% of the members. Low perceived health was mainly stated by individuals from the 25–45 age, female, married, and working groups. Although most had no health complaints in the last month, 60% were hospitalized in the previous year. Lower educational levels, owned health insurance, frequently consuming vegetables, and fruits, and never being hospitalized were associated (p<0.05) with higher self-perceived health. Conclusion: Despite the high self-perceived health reported from most Deaf community members, the overall self-reported health conditions of Deaf community members are still a concern due to the high rate of hospitalization and lack of objective health assessment.
PENGARUH EDUKASI KEJANG DEMAM DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BUMI RAHAYU Fitriah, Nur; Kalsum, Umi; Rahman, Gajali
Aspiration of Health Journal Vol. 1 No. 1: Aspiration of Health Journal, Maret 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejang demam terjadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahuan yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh dan rectal melebihi 38°C.akibat kejang demmam menurunkan kecerdasan dan epilepsi, sehingga pengetahuan dan keterampilan menentukan pertolongan pertama dirumah kerika anak mengalami demam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan media video terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu. Metode penelitian ini menggunakan desain quasy experiment pre dan post without contro designl. Populasi penelitian ini berjumlah 40 anak balita dnegan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon test. Rerata skor pengetahuan 9,25 dan setelah intervensi menjadi 13,4. Hasil analisis uji statistik p-value 0,00 (α<0,05) adanya pengaruh yang bermakna edukasi dengan media video terhadap pengetahuan ibu. Rerata skor keterampilan sebelum intervensi sebesar 8,60 dan setelah intervensi 11,28. Uji statistik diperoleh p-value 0,000 (<0,05). Adanya pengaruh edukasi dengan media video terhadap keterampilan ibu dengan (p-value < α = 0.05). Metode diskusi kelompok dalam membuat perubahan perilaku dimulai dengan responden memahami informasi yang telah diberikan melalui edukasi tersebut sehingga ibu menjadi paham dan kompeten dalam menganani kejang demam di rumah. Ada pengaruh eduksi dengan media video terhadap pengetahuan dan keterampilan penanganan kejang demam pada ibu balita.
Apakah Pengendalian Internal Penting? Menilai Perannya Dalam Mengamankan Integritas Pendapatan Pasien BPJS Di RSIA Permata Hati Mataram Wati, Cinta; Lariska, Auliana; Prasetia, Ade; Fitriah, Nur
Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, September 2025
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/risma.v4i3.2174

Abstract

This study aims to analyze the importance of internal control in securing the integrity of BPJS patient income at Permata Hati Mataram Mother and Child Hospital. The method used is a qualitative approach with a descriptive study type, through data collection techniques in the form of interviews, participant observation, and documentation. The results showed that internal control in the hospital had included separation of work functions, tiered verification, and fairly good internal coordination. However, there are still obstacles in technical aspects such as errors in the E-Claim system and document mismatches that cause pending or failed claims. This condition has an impact on delayed revenue and an increase in uncollectible receivables. Thus, internal control proves to play an important role in maintaining the financial integrity of hospitals that depend on revenue from BPJS Kesehatan.
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI BERBASIS KELUARGA DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA Astiarani, Yunisa; Kurniawan, Felicia; Wiraharja, Regina Satya; Fitriah, Nur
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v1i1.3892

Abstract

Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI BERBASIS KELUARGA DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA Astiarani, Yunisa; Kurniawan, Felicia; Wiraharja, Regina Satya; Fitriah, Nur
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v1i1.3892

Abstract

Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.