Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

UJI TOLERANSI SALINITAS TERHADAP SEPULUH GENOTIP F1 TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Arnanto, Driska; Basuki, Nur; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.55 KB) | DOI: 10.21776/52

Abstract

Tomat merupakan tanaman sayuran buah yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai gizi tinggi. Semakin menyempitnya areal pertanian yang subur di Indonesia, mendorong petani untuk mengembangkan dan mendaya-gunakan lahan salin untuk menanam tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan toleransi dari sepuluh genotip F1 tomat pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2012 di Desa Jatikerto, Kabupaten Malang, Universitas Brawijaya.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 40 perlakuan kombinasi dan 3 kali ulangan. Faktor 1 ialah 10 genotip F1 Tomat: BTM 867 (V1), BTM 2645 (V2), BTM 1076 (V3), BTM 2064 (V4), BTM 9323 (V5), BTM 9358 (V6), BTM 9291 (V7), BTM 9294 (V8), TM 0001 (V9), dan TM 0002 (V10). Faktor 2 ialah perlakuan salinitas garam NaCl yaitu 0 mg/pol (K0), 750 mg/pol (K1), 1500 mg/pol (K2), dan 2250 mg/pol. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan salinitas garam NaCl pada level yang berbeda dan interaksi antara pemberian garam NaCl dan 10 genotip F1 Tomat tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan 10 genotip F1 tomat. Namun pada level pertumbuhan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada tiap genotip F1 Tomat. Pada karakter BTM 1076, panen pertama dan kedua lebih tinggi dari BTM 9294 meskipun pada total panen BTM 9294 lebih tinggi dari BTM 1076. Kata kunci : Salinitas, NaCl, cekaman, genotip F1 tomat
IDENTIFIKASI FENOTIP TANAMAN KORO DI KOTA YOGYAKARTA Djoko Heru Pamungkas; Driska Arnanto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 21, No 1 (2019): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.315 KB)

Abstract

Tanaman Koro merupakan tanaman yang mengandung cukup protein sehingga bisa dijadikan makanan alternatif selain kedelai. Koro pedang dan benguk dapat digunakan sebagai sumber alternatif protein nabati. Penggunaan varietas unggul koro perlu dikembangkan petani atau lembaga lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi perbedaan morfologi kacang koro di Kota Yogyakarta dan sebagai bahan deskripsi pelepasan varietas baru koro. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi tanaman koro guna penambahan koleksi plasma nutfah. Penelitian menggunakan dua metode, pertama mengumpulkan sampel berbagai jenis koro dari berbagai desa sampel, kedua mewawancarai petani di setiap lokasi sampel. Hasil pengamatan dianalisis dengan metode deskriptif dan berdasarkan penyesuaian terhadap morfologi tanaman. Perbedaan jenis tanaman dianalisis menggunakan ANOVA lima persen. Ada lima dari 14 kecamatan yang tanahnya digunakan untuk lahan pertanian namun tidak ada koro pedang dan benguk. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain lapangan kerja utama bidang pertanian kurang menarik, keterbatasan lahan pertanian, serta kurangnya minat petani membudidayakan kacang koro.
The Effect of Soil Preparation Methods on Rain Water Infiltration as The Basis of Irrigation Application for Dry Land Rice Sri Widata; Driska Arnanto; Maria Theresia Darini; Yekti Maryani; Djoko Heru Pamungkas
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 12, No 1 (2023): March 2023
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v12i1.58-69

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of land preparation methods on the soil infiltration which can be used as a basis for designing irrigation for dryland rice cultivation. The study was arranged in a completely randomized design (CRD) with three land preparation treatments, namely T0 (no tillage), T1 (hoeing), and T2 (hoeing plus loosening). Each treatment was carried out with three replication plots. Artificial rain was given with an average intensity of 4.61 mm/h for 120 min. Observations were made on the infiltration thickness and rainwater volume. Results showed that land preparation methods resulted in very significant differences in the cumulative infiltration depth and infiltration rate, where the T2 treatment caused the highest infiltration. During 120 minutes of rain, 331.83 liters of water volume was poured out and resulted in an average infiltration thickness of 7.3 cm for T0 (no tillage), 18.09 cm for T1 (hoeing), and 21,3 cm for T2 (hoeing plus loosening). The results also showed that cumulative infiltration (y) increased with rain water volume (x) that followd a logarithmic curve with an R2 value of more 94-98% for the three land preparation methods with order T2 > T1 > T0.Keywords: Rain, Tillage, Infiltration, Dry land, Rice 
EFEKTIVITAS MACAM PESTISIDA NABATI DAN PUPUK ORGANIK PADAT UNTUK MENGENDALIKAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN PADA TANAMAN PADI Dian Eka Kusumawati; Istiqomah Istiqomah; Driska Arnanto
BUANA SAINS Vol 22, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v22i3.4443

Abstract

It is important to take wise and appropriate actions in responding to the presence of plant-disturbing organisms in cultivated plants, especially rice plants. Farmers often use chemical pesticides to combat pests. They often use these pesticides excessively without regard for the pest to trying control, which may have unfavorable effects such as degrading the quality of the environment and endangering human and animal health. Organic farming practices have recently become more common in the agricultural industry. Organic agricultural goods that only use natural ingredients as fertilizers and insecticides are starting to replace agricultural products that used to use chemical fertilizers and pesticides. Using pesticides carelessly and inappropriately can harm your health, the environment, and the ecological balance. The aim of this research is to find out the types of botanical pesticides and solid organic fertilizers that are effective in controlling rice plant pests and as an effort to increase production. In this research used two variables were used in a factorial randomized block design. Neem leaves, soursop leaves, and papaya leaves are some examples of the many forms of botanical insecticides. Solid organic fertilizer is the second aspect (cow, goat, and chicken manure). The collected findings show that treatment with a mixture of chicken manure and vegetable insecticides from neem leaves showed the best effect in reducing the percentage of pest attacks on rice plants. In addition, it can improve plant development to increase the productivity of rice plants. 
NILAI TAMBAH OLAHAN PEDANG (C. ENSIFORMIS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI DESA KEDUNGSARI, KECAMATAN PENGASIH, KABUPATEN KULONPROGO Ari Astuti; Maria Theresia Darini; Ag.Eko Susanto; Driska Arnanto; Sri Wahyu Handayani; Wahyu Setya Ratri1
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koro pedang (Canavalia ensiformis Jack) merupakan salah satu dari suku polongan yang mempunyai prospek ekonomi untuk dikembangkan. Melalui program Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Kemendikbud Dikti, Fakultas Pertanian, Teknik dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa kegiatan pengolahan koro pedang dengan sasaran kelompok tani Rukun Maju dan Dadi Arum Sari desa Kedungsari, Pengasih, Kulonprogo. Kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama adalah sosialisasi mengenai kelebihan, pemanfaatan dan prospek ekonomi tanaman koro pedang. Tahap kedua adalah pelatihan pengolahan koro pedang menjadi tempe, kecap dan bahan isi (chip) kue ku, bakpia, onde-onde.Tujuan kegiatan dapat mengolah biji koro pedang menjadi berbagai olahan makanan yang dapat meningkatkan nilai tambah koro pedang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok tani tersebut. Untuk mendukung kegiatan pengolahan biji koro pedang diserahkan berbagai peralatan meliputi alat pengupas dan pengrajang koro, panci, siler, alat pemanggang bakpia, alat penggiling koro menjadi susu, dan wajan. Dari hasil pelatihan tersebut warga merasakan manfaat pelatihan dan tertantang untuk mencoba dan berkreasi, hanya saja warga masih memerlukan pendampingan terutama untuk pemasaran hasil. Berdasarkan perhitungan HPP dari masing-masing produk antara lain, bakpia Rp 2000/ biji atau Rp 20.000/pack, kue ku Rp 3000/biji, onde-onde Rp 3000/biji, dan tempe Rp 2500/plastik. Nilai kelayakan dari masing-masing produk adalah 1.7 untuk bakpia, 1.8 kue ku, 1.03 untuk onde-onde, dan 2.08 untuk tempe. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 10 (sepuluh) mahasiswa yang terdiri dari program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (boga).
KETAHANAN SALINITAS TERHADAP ASPEK AGRONOMI PADI (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64, INPARI 42, INPARI 33, NUTRI ZINK, CIHERANG Hengki Adi Irawan; Yekti Maryani; Darnawi Darnawi; Driska Arnanto
JURNAL ILMIAH AGROUST Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Agroust
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui pengaruh cekaman terhadap 5 varietas padi dan mengetahui perbedaan respon 5 varietas tanaman padi akibat cekaman salinitas. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Asmadewa Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan varietas yang digunakan adalah varietas IR 64, Inpari 42, Inpari 33, Nutri zink, Ciherang. Penelitian ini menggunakan konsentrasi NaCl dengan perlakuan yang digunakan K0 : perlakuan kontrol, K1 : 2400 ppm, K2 : 4700 ppm, K3 7000 ppm. Variabel pengamatan pada penelitian ini meliputi : Tinggi tanaman, Jumlah anakan, Usia tumbuh malai, Jumlah malai per tanaman, panjang malai, dan Produksi gabah kering panen. Perlakuan varietas tidak berpengaruh terhadap penampilan tanaman. Perlakuan salinitas 0 ppm memberikan penampilan terbaik dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Perlakuan varietas tidak berpengaruh terhadap hasil padi. Perlakuan salinitas sampai dengan pemberian konsentrasi NaCl 8 Ms/cm memberikan hasil sama dengan kontrol.
GENETIC VARIATION AND HERITABILITY OF ELEVEN TEA CLONES ON CHARACTERISTIC OF RESISTANCE AGAINST EMPOASCA SPP. Driska Arnanto
JURNAL ILMIAH AGROUST Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Agroust
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Genetic variation and heritability of resistance to Empoasca spp. was studied in ten clones PGL series and TRI 2025. The research conducted in tea research station in Pagilaran, Batang, Central Java and in the laboratory of Food Chemistry and Nutrition Faculty of Agricultural Technology, LPPT UGM and Genetic Laboratory Faculty of Agricultural, Gadjah Mada University. This research used randomly complete block design of ten clones PGL and TRI 2025 with four blocks as replications. The damage intensity and morphological anatomy data each clone PGL series and TRI 2025 were observed. Analysis of biochemical (tannins content and peroxidase enzyme acitivity) using the spectrophotometric method. Data were analyzed using ANOVA and heritability. The result shows that has high estimated heritability value in damage intensity, hair leaf density, enzym peroxide activity, tannin content, stomata density, and epidermis thickness (abaxial and adaxial). Cluster analysis based on morphological anatomy divide into four group and resistant clone against Empoasca spp. consisted of four category, based on principal component analysis.
GROWTH AND YIELD OF RICE (Oriza sativa L) DUE TO WATER EFFICIENCY AND FERTILIZER COMPOSITION Driska Arnanto; Sri Widata; Darnawi Darnawi; Novita Dwi Anggraeni
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 6 No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v6i2.3701

Abstract

This study aims to determine the effect of the volume of water application and the composition of goat manure and urea on the growth and yield of sunggal rice varieties. This research was conducted in Kepuhan Hamlet, Argorejo Village, Sedayu District, Bantul Regency, DIY from September to December 2021. The experimental design in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications. There are two factors consisting of the volume of water supply, namely: N1 (300 ml), N2 (600 ml), N3 (900) and the composition factor of goat manure: urea, namely: P1 {80% (31.4 g):20 % (7.85 g)}, P2 {50% (19.625 g):50% (19.625 g)} and P3 {20% (7.85 g):80%(31.4 g)}. There were two variables observed, namely growth variables including plant height, number of tillers, fresh weight of stover, and dry weight of stover and yield variables including number of panicles, panicle length, percentage of grain content, weight per 1000 grains, weight of grain per clump and weight of grain. contents per clump. Observational analysis used variance at a level of 5%, followed by Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a level of = 5%. The results showed that the volume of water treatment and the composition of goat manure showed no interaction with all growth variables, but there was a significant difference in the fresh weight of the stover. Meanwhile, for the treatment variable, the volume of N1 water as much as 300 ml and the composition of goat manure and urea P2 50%:50% showed an interaction with the yield variable, namely weight of grain per clump and weight of filled grain per clump.
Keberhasilan Persilangan Edamame dengan Tiga Varietas Kedelai (Glycine max) Serta Resiprokalnya Arnanto, Driska; Maryani, Yekti; Kusumawati, Dian Eka
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 2 (2023): December (In Press)
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i2.1279

Abstract

Kedelai merupakan komoditas pertanian penghasil biji yang memiliki kandungan protein nabati tinggi sehingga layak untuk dikonsumsi setiap hari. Pemuliaan tanaman merupakan salah satu metode untuk meningkatkan produktivitas nasional kedelai salh satunya dengan persilangan intraspesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan persilangan Edamame dengan tiga varietas unggul serta resiprokalnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 hingga Februari 2023 di Greenhouse  Asrama Dewa Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Keberhasilan persilangan ini menggunakan metode persilangan set dialel lengkap. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada level nyata 5% untuk parameter umur  berbunga, jumlah biji per polong, dan keberhasilan persilangan dan diuji dengan jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) pada level 5%. Hasil penelitian menunjukkan persilangan edamame dengan tiga varietas kedelai Wilis, Anjasmoro, dan Grobogan, tingkat keberhasilan persilangan yang paling tinggi pada varietas Wilis×Edamame (29,9%), sedangkan yang paling rendah adalah Grobogan×Edamame (26,7%). Parameter jumlah biji per polong menunjukkan paling banyak pada persilangan Edamame dengan Wilis (7,3 biji). Sedangkan pada persilangan resiprokalnya keberhasilan persilangan tertinggi dan jumlah biji per polong  ditunjukkan oleh persilangan Wilis dengan Edamame (52,3% dan 15 biji per polong). Berdasarkan hasil penelitian tersebut tingkat keberhasilan paling tinggi ditunjukkan oleh Edamame sebagai jantan dengan Wilis sebagai betina (52,3%).
Pengaruh Pola Tanam Tumpangsari Jagung (Zea mays) dengan 3 Varietas Padi (Oryza sativa) terhadap Hasil di Lahan Kering Gunungkidul Sunaryo, Yacobus; Zamroni, Zamroni; Kristamtini, Kristamtini; Laelita, Dwi Respati; Arnanto, Driska
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v6i1.1570

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola tanam monokultur dan tumpangsari terhadap hasil jagung dan tiga varietas padi di lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di Trenggono Kidul, Gunungkidul, pada bulan Maret-Agustus 2020 dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial 3 ulangan. Perlakuan meliputi monokultur Nasa 29, monokultur Inpari 42, monokultur Inpari 43, monokultur Inpago 10, tumpang sari Nasa 29 dan Inpari 42, tumpang sari Nasa 29 dan Inpari 43, dan tumpang sari Nasa 29 dan Inpago 10. Variabel tanaman jagung meliputi: tinggi tanaman, bobot brangkasan basah, bobot brangkasan kering, bobot jagung dengan kelobot, panjang tongkol jagung, bobot jagung pipilan, bobot tongkol tanpa biji dan bobot 100 biji. Variabel pengamatan tanaman padi meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, panjang malai, jumlah gabah isi per malai, bobot 100 butir gabah, dan bobot gabah per rumpun. Analysis of Variance (ANOVA) pada α= 5% digunakan dalam analisis data dan untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan menggunakan uji DMRT pada α= 5%. Hasil penelitian menunjukan jagung Nasa 29 secara tumpang sari dengan ketiga varietas padi (Inpari 42, Inpari 43 dan Inpago 10) tidak berbeda nyata dengan hasil jagung Nasa 29 secara monokultur. Hasil monokultur padi (Inpari 42, Inpari 43, dan Inpago 10) dibanding dengan hasil padi secara tumpang sari dengan jagung Nasa 29 menunjukkan beda nyata, dimana hasil monokultur lebih unggul daripada tumpang sari. Paket tumpang sari yang dapat memberikan hasil jagung maupun padi yang terbaik diperoleh pada tumpang sari jagung Nasa 29-Inpari 43 dengan nisbah kesetaraan lahan (NKL) 1,24 artinya penerapan pola tanam tumpang sari masih tergolong menguntungkan karena memiliki nisbah kesetaraan lahan (NKL) lebih besar dari satu.