Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KAPULAGA (Amomum compactum Soland ex. Maton) TERHADAP JAMUR Microsporum gypseum SECARA INVITRO Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 19, No 1 (2019): .
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.419 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v19i1.452

Abstract

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis memiliki kelembaban tinggi dengan relatif rata-rata 80% yang cocok bagi mikroorganisme seperti jamur. Jamur Microsporum gypseum (M.gypseum) merupakan jamur yang umum menginfeksi kulit dan rambut. Salah satu pencegahan penyakit ini dengan pemberian obat tradisional yaitu daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton). Daun Kapulaga merupakan tanaman obat yang banyak mengandung senyawa kimia (Saponin, flavonoid, dan tannin) yang berfungsi untuk merusak membran sel jamur dengan mendenaturasi protein yang menyebabkan gangguan pada jamur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Ammomum compactum) terhadap pertumbuhan jamur M.gypseum.  Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen terhadap  jamur  M. gypseum  dengan menggunakan metode difusi (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak etanol daun kapulaga yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 2%. Hasil daya hambat dianalisis menggunakan one way anova dengan taraf kepercayaan 95%, serta diuji lanjut menggunakan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex Maton ) memiliki efektifitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur M.gypseum.  Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa diameter zona hambat jamur  M. gypseum  untuk setiap konsentrasi ekstrak kapulaga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua konsentrasi ekstrak, terkecuali konsentrasi 30 % dan 40% memiliki kemampuan yang sama. Hal ini berarti sebagian besar konsentrasi ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan M. gypseum. Efek antifungi yang paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan kemampuan daya hambat sebesar 64 mm dengan kategori hambatan sangat kuat sedangkan konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan  terdapat pada konsentrasi ekstrak 10 % dengan kemampuan daya hambat sebesar 10 mm dengan kategori hambatan kuat. Kata kunci: Amomum compactum , Efektivitas (daya hambat), Microsporum gypseum
IDENTIFIKASI JAMUR ENDOFIT PADA DAUN CINCAU (Cyclea barbata Miers) dan UJI ANTAGONIS TERHADAP Salmonella typhi Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.707 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.267

Abstract

Banyak mikroba yang dapat menyebabkan penyakit, seperti Salmonella typhi yang merupakan salah satu bakteri penyebab demam tifoid. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa dalam daun cincau terdapat senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri. Tetapi penggunaan tanaman ecara terus-menerus tanpa adanya pelestarian dapat merusak ekosistem tanaman itu sendiri. Jamur endofit dapat dijadikan solusi dalam penemuan antimikroba baru karena dapat diproduksi secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi jamur endofit dari daun cincau (Cyclea barbata Miers) yang mempunyai potensi antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengisolasi jamur endofit dari daun cincau kemudian diidentifikasi dan di uji antagonis terhadap Salmonella typhi dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 3 isolat jamur endofit berhasil diisolasi dari daun cincau (Cyclea barbata Miers) yaitu 2 isolat dari genus Aspergillus sp. dan 1 isolat dari genus Absidia sp, yang memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap Salmonella typhi. Zona hambat yang di hasilkan dari setiap isolat jamur endofit adalah sebesar 22 mm, 21 mm dan 20 mm, dengan zona hambat tertinggi dihasilkan dari isolat jamur endofit genus Aspergillus sp.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA JAMUR PENYEBAB KETOMBE SECARA INVITRO Khusnul, Khusnul; Wardani, Rosalinda; Hidana, Rudy
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v20i2.620

Abstract

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR DERMATOPHYTA PADA SELA-SELA JARI KAKI PETUGAS KEBERSIHAN DI TASIKMALAYA Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.573 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v18i1.304

Abstract

Indonesia yang beriklim tropis mempunyai daya dukung yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, baik yang menguntungkan dan merugikan. Salah satu mikroorganisme yang merugikan adalah jamur. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang lembab serta dapat tumbuh dimana saja, termasuk jamur patogen yang tumbuh di manusia. Jamur patogen dapat tumbuh dibagian tubuh tertentu pada manusia dan akan menimbulkan penyakit, seperti halnya Tinea pedis yang termasuk kedalam penyakit Dermatophyta. Salah satu faktor terinfeksi dari jamur tersebut adalah pola hidup bersih serta aktifitas yang berhubungan dengan limbah rumah tangga. Tujuan dari penelitian  ini untuk mengetahui keberadaan jamur Dermatophyta yang menginfeksi sela-sela jari kaki petugas kebersihan yang bertugas di kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 20. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemeriksaan langsung jamur secara makroskopis dan mikroskopis, serta data sekunder diperoleh dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 20 orang petugas kebersihan didapatkan 8 orang (40%) terkena infeksi jamur Dermatophyta terdiri dari jamur Trichophyton rubrum sebanyak 15%, Trichophyton mentagrophytes sebanyak 15%, Microsporum gypseum sebanyak 5%, dan Epidermophyton floccosum sebanyak 5%,  selain itu juga ditemukan pertumbuhan jamur lain  yaitu pada 12 orang (60%) terdiri dari Aspergillus sp sebanyak 35%, Penicillium sp sebanyak 5%, Rhizopus sp sebanyak 15%, dan Fusarium sp sebanyak 5%.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KARUK (Piper sarmentosum Roxb) DAN RIMPANG LENGKUAS PUTIH (Alpinia galangal L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR PENYEBAB KETOMBE SECARA IN VITRO Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 18, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.694 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v18i2.409

Abstract

Masalah pada rambut dan kulit kepala banyak dialami oleh setiap orang, salah satunya adalah ketombe. Apalagi negara Indonesia  berada di daerah tropis, sehingga membuat penduduknya mudah berkeringat serta mudah terinfeksi jamur.  Beberapa tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan herbal diantaranya adalah daun karuk (Piper sarmentosum Roxb) dan rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga L). Kemampuan sebagai obat herbal, berdasarkan atas kandungan kimia yang dimiliki dari tumbuhan tersebut. Menurut Winarto (2007), daun karuk memiliki kandungan kimia seperti saponin, polifenol, flavonoid dan minyak atsiri dan banyak dilakukan pengujian terhadap beberapa  bakteri, namun pengujian terhadap jamur masih jarang diteliti, sedangkan menurut Khusnul dkk (2017) rimpang lengkuas putih memiliki kandungan Saponin, Tanin, Flavonoid, Alkaloid yang mempunyai efek anti-jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui efektifitas ekstrak etanol daun karuk  dan rimpang lengkuas putih dalam menghambat pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale.  Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen terhadap jamur dengan menggunakan metode difusi (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak etanol daun karuk dan ekstrak rimpang lengkuas putih yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Hasil daya hambat dianalisis menggunakan one way anova dengan taraf kepercayaan 95%, serta diuji lanjut menggunakan uji dauncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun karuk (Piper sarmentosum) dan rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga) memiliki efektifitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale. Daya hambat yang paling baik dari ekstrak daun karuk yaitu pada konsentrasi 100% dengan diameter daya hambat 19,4 mm yang dikategorikan kuat,  sedangkan daya hambat dari ekstrak rimpang lengkuas yang paling baik yaitu pada  konsentrasi 100% dengan diameter daya hambat 28,3 mm dengan respon daya hambat sangat kuat, sama dengan respon daya hambat dari ketokonazol 2% sebagai kontrol positif. Kata kunci: Piper sarmentosum, Alpinia galanga L, Efektivitas (daya hambat), Pytirosporum ovale
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum SECARA in vitro Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.033 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i1.210

Abstract

Lengkuas (Alpinia galanga L) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai bumbu masak dan dapat juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur patogen. Salah satu jamur patogen tersebut, adalah Trichophyton rubrum penyebab penyakit kulit dan kuku. Tanaman lengkuas tersebut berpotensi memiliki aktifitas senyawa aktif dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L) dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yaitu metode Kirby-Bauer. Konsentrasi pengenceran ekstrak etanol rimpang lengkuas yang diteliti mulai dari konsentrasi 10% - 100%. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L) dapat menghambat jamur Trichophyton rubrum dari konsentrasi 30% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 3,00 mm, 40% sebesar 6,00 mm, 50% sebesar 12,00 mm, 60% sebesar 12,00 mm, 70% sebesar 14,00 mm, 80% sebesar 14,00 mm, 90% sebesar 16,00 mm dan 100% sebesar 18,00 mm. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L) mempunyai efektivitas daya hambat terhadap jamur Trichophyton rubrum.
PENGOPTIMUMAN PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM ASAL TASIKMALAYA PADA BEBERAPA MEDIUM ALTERNATIF DARI AIR REBUSAN UMBI-UMBIAN Khusnul, Khusnul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.38 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v19i2.514

Abstract

Budidaya jamur tiram membutuhkan upaya dalam meningkatkan produktifitasnya dalam bentuk bibit, salah satu bibit yang dapat dioptimasi pertumbuhannya yaitu dalam Media Agar, biasanya para petani budidaya jamur menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA) serta kini telah tersedia dalam bentuk instan yang relatif mahal, higroskopis, dan hanya dapat ditemukan di tempat-tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam lain yang memiliki kandungan karbohidrat setara dengan kentang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti sumber karbon media PDA seperti singkong, ubi, talas, dan uwi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa media air rebusan umbi-umbian pada pertumbuhan Jamur Tiram liar asal Tasikmalaya dan mengetahui jenis media air rebusan umbiumbian yang menghasilkan pertumbuhan miselium jamur tiram yang terbaik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengulangan masingmasing 5 kali sehingga diperoleh jumlah 25 unit percobaan dimana isolat jamur tiram liar diinokulasikan pada masing-masing media air rebusan umbi-umbian dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 7 hari. Parameter yang diamati yaitu ukuran pertambahan miselium jamur tiram dan ketebalan pertumbuhan jamur. Hasil analisis menunjukan media alternatif air rebusan umbi-umbian berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram dan media air rebusan talas merupakan media yang lebih baik dibandingkan media alternatif lainnya serta kualitas pertumbuhan miselium yang sebanding dengan pertumbuhan miselium pada media lainnya.
The Effect Of Different Types Of Ganoderma lucidum Isolates On The Growth Of Mycelium On The Growing Medium (BAGLOG) Khusnul Khusnul; Rangga Syarif Muchamad; Amelia Amanda Putri
JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA (JUATIKA) Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 No.2 July 2021
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/juatika.v3i2.1452

Abstract

The cultivation of Ganoderma lucidum (lingzhi) or G.lucidum mushrooms in Indonesia is still not widely developed. Factors that influence the success of lingzhi mushroom cultivation include the planting medium, environmental conditions, and the source of isolates. There has not been much research on lingzhi mushrooms to get superior lingzhi mushroom isolates. The aims of this study was to determine the effect of different sources of isolates on the growth of the mycelium of the Ganoderma lucidum on the growing medium (Baglog). This test was carried out using an experimental method with a completely randomized design (CRD) with the treatment of planting Ganoderma lucidum isolates from Tasikmalaya, Cianjur and Banyumas, on planting medium (baglog). Each treatment was replicated 30 times so that a total of 150 experimental units were obtained. The data obtained were analyzed by analysis of variance (one way ANOVA) and continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at an error rate of 5% and 1%. the conclusion of this study is that Ganoderma lucidum isolates from Tasikmalaya, Cianjur and Banyumas affect the diameter and growth rate of mycelium vegetatively.
Effect of Ethanol Extract from Clove Flower (Syzygium aromaticum) on the Growth of Trichophyton rubrum in vitro Khusnul Khusnul; Pepin Meilani Hildawati; Dewi Peti Virgianti
Biomedika Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/biomedika.v14i1.1168

Abstract

Indonesia is one of the countries with a tropical climate that has high temperature and humidity, a good atmosphere for fungal growth so that fungi can be found somewhere. Fungus Trichophyton rubrum is a fungal disease that attacks the nails, skin, hair. One of the preventions of this disease is by giving traditional medicines, namely clove flowers (Syzygium aromaticum) which contain chemical compounds saponins, tannins, flavonoids. Serves as an antioxidant that can prevent dermatosis. The purpose of this study was to determine the inhibition power of clove flowers (Syzygium aromaticum) on the growth of Trichophyton rubrum fungi. This research was carried out an experimental method with the Kirby Bauer method. Concentration dilution of clove ethanol extract (Syzygium aromaticum) from concentration 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. The results of this study showed that the clove ethanol extract (Syzygium aromaticum) inhibit the growth of Trychophyton rubrum fungus from the concentration of 10% inhibition zone 14 mm, 20% inhibition zone 26 mm, 30% inhibition zone 36 mm, 40% inhibition zone 41 mm, 50% 45 mm inhibition zone, 60% 46 mm inhibition zone, 70% 48 mm inhibition zone, 80% 49 mm inhibition zone, 90% 51.0 mm inhibition zone, 100% inhibition zone of 56 mm.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KAPULAGA (Amomum compactum Soland ex. Maton) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum Khusnul Khusnul
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.238

Abstract

Kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan juga dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Trichophyton rubrum merupakan salah satu jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit, diantaranya tinea pedis, tinea unguium, tinea korporis, dan lan-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Pengujian daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer. Hasil penelitian yang diperoleh, ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton) dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dari konsentrasi 10% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 30 mm, 20% sebesar 35 mm, 30% sebesar 38 mm, 40% sebesar 40 mm, 50% sebesar 45 mm, 60% sebesar 46 mm, 70% sebesar 47 mm, 80% sebesar 48 mm, 90% sebesar 62 mm, dan 100% sebesar 72 mm. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa diameter zona hambat jamur  Trichophyton rubrum  untuk hampir setiap konsentrasi ekstrak kapulaga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua konsentrasi ekstrak, Hal ini berarti sebagian besar konsentrasi ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan Trichophyton rubrum. Efek antifungi yang paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan kemampuan daya hambat sebesar 72 mm dengan kategori hambatan sangat kuat sedangkan konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan  terdapat pada konsentrasi ekstrak 10 % dengan kemampuan daya hambat sebesar 30 mm dengan kategori hambatan sama-sama sangat kuat