Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

The Risk Analysis on the Siam Banjar Orange Supply Chain Distribution Channel in Barito Kuala Regency Karimal Arum Shafriani; Hartoni Hartoni
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 7 No 1 (2021): Wetland Agricultural Issue
Publisher : Postgraduate Program - Lambung Mangkurat University (ULM Press Academic)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/twj.v7i1.103

Abstract

Siam orange is a horticultural commodity that is very suitable and suitable for soil conditions for cultivation in tidal swamps. Wrong one area for the development of the Siam Banjar orange in South Kalimantan is located in the Barito Regency Kuala. As one of the agricultural commodities, Siam Banjar orange has high enough risk, so it needs good management in terms of this is called risk management. This study aims to identify Siam Banjar orange distribution channels, identify and analyze risks that occur in the supply chain distribution channel of Siam Banjar oranges, as well measure the risk on each member of the supply chain and search for those members that have the greatest risk. The data analysis method used is descriptive analysis, methods Analytical Network Process (ANP) and Weighted Failure Mode and Effects Analysis (WFMEA) to analyze the risks that occur and find members supply chain that has the greatest risk in the supply chain distribution channel Siam Banjar oranges in Barito Kuala Regency. From this research, it is found that the distribution channel of Siam orange Banjar in Barito Kuala Regency generally consists of farmers and traders, collectors, wholesalers and retailers and applied through five structures. A more accurate risk analysis result with the WFMEA method, value WRPN obtained for price risk (151.424), transportation risk (52.875), risk supply (52.380), quality risk (51.858), production risk (50.165) and risk environment (5.888). The results of the priority assessment of the Siam orange supply chain actors Banjar with the ANP method, namely farmers (0.371), traders (0.128), wholesalers (0.360) and retailers (0.142). Thus, members of the supply chain farmers who have the greatest risk. Keywords: Risk Analysis, Supply Chain, Siam Banjar Orange, Analytical Network Prosess (ANP)
Peningkatan kapasitas wanita tani melalui pemanfaatan media online sebagai alat promosi produksi jeruk lahan pasang surut desa sawahan barito kuala Nurmelati Septiana; Hartoni Hartoni; Karimal Arum Shafriani
Jurnal Abdi Mas Adzkia Vol 3, No 2 (2023): Januari - Juli 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/adzkia.v3i2.14735

Abstract

. Siam Banjar Orange as a leading horticultural commodity on tidal land owned by Barito Kuala Regency, has the potential to be developed for marketing. One way of marketing that can be done easily by farmers is through marketing using online media. Utilizing the capacity of farm women and the outpouring of more time is a potential that can be utilized to increase the promotion of citrus products through online media. The implementation of this service activity uses the Community Based Participatory Action Research (CBPAR) method. The results of the service show that the peasant women in Sawahan Village already have a fairly good capacity with the provision of using online communication and conversation media that they have been utilizing. After this service, peasant women as participants in the service can optimize online media as a means of promoting citrus production. The response of service participants to service activities is quite high, starting from a variability of knowledge, skills and attitudes.
Penyuluhan terhadap petani mengenai peningkatan pendapatan melalui produksi tanaman semusim tumpang sari di lahan jeruk belum menghasilkan di desa sawahan Mira Yulianti; Hartoni Hartoni; Karimal Arum Shafriani
Jurnal Abdi Mas Adzkia Vol 3, No 2 (2023): Januari - Juli 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/adzkia.v3i2.14744

Abstract

Barito Kuala Regency is a tidal land area that has a superior horticultural commodity in the form of Siam Banjar oranges. But in the last year farmers have been flooded, resulting in a partially damaged citrus crop population, resulting in a decrease in income for farmers. In addition, in normal times the income of orange farmers is also uncertain, due to unstable fluctuations in orange prices. So it is necessary to carry out devotion that has an impact that can later increase the income of farmers. The method used in community service activities in Sawahan Village uses Participatory Action Research (PAR), with this method the role of community involvement is very large in identifying problems to solving problems and following up. The solution offered in this service, based on the problems identified is the extension of the intercropping plant system of chili with citrus plants. The results of existing conditions show that chili plants as intercropping plants with the suggested oranges can provide additional income for citrus farmers. The profit from chili plants which is an increase in the income of citrus farmers is IDR 1,558,028,-/wholesale/planting period. The response of the service participants gave a positive assessment of the technology presented, based on the results of the evaluation by judging from the responses of the participants based on the nature of innovation. 
EFISIENSI TEKNIS PADI SAWAH VARIETAS LOKAL SIAM MAYANG PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Azis, Yusuf; Shafriani, Karimal Arum; Hartoni, Hartoni
Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE) Vol. 5 No. 1 (2024): Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jase.v5i1.22000

Abstract

Wilayah kabupaten di Kalimantan Selatan yang memiliki kontribusi luasan panen padi paling banyak ialah Kabupaten Barito Kuala. Pada tahun 2023 luas panen padi di Kabupaten Barito Kuala sebesar 68.700 ha dengan produksi 240.519 ton. Lahan sawah yang ada di Kabupaten Barito Kuala merupakan lahan rawa pasang surut. Salah satu varietas padi sawah yang paling banyak diusahakan ialah varietas lokal dengan nama Siam Mayang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi teknis padi sawah varietas lokal Siam Mayang dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Barito Kuala dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 50 responden dengan menggunakan metode proportioned random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model VRS yang mengasumsikan bahwa tidak semua petani beroperasi secara optimal menunjukkan sebesar 24 persen petani telah beroperasi secara efisien. Petani yang menjadi peer adalah petani ke 1, 3, 5, 10, 12, 20, 28, 34, 38, 43, 46 dan 48. Petani yang memiliki frekuensi tertinggi menjadi peer terhadap petani yang lain adalah petani 5 dengan frekuensi sebanyak 25 kali, begitu juga petani 1 dengan frekuensi sebanyak 20 kali dan petani 34 dengan frekuensi sebanyak 18 kali. Input slack pada petani yang tidak efisien memilik nilai bervariasi dan tersebar pada seluruh variabel input, seperti nilai input slack rata-rata luas lahan sebesar 0,005 ha, jumlah benih 0,425 gram, pupuk organik padat sebesar 2,755 kg, pupuk anorganik padat sebesar 3,241 kg, kapur pertanian sebesar 2,845 kg, pupuk cair sebesar 0,011 liter, herbisida sebesar 0,035 liter, insektisida sebesar 0,007 liter, rodentisida sebesar 0,004 liter, tenaga kerja dalam keluarga sebesar 0,378 HOK serta tenaga kerja luar keluarga rata-rata input slacknya sebesar 0,243 HOK. Tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah varietas lokal Siam Mayang di lahan pasang surut Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala sebesar 0,911.
PERAN SEKTOR PERTANIAN PADA PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN: ANALISIS INPUT-OUTPUT The Role of The Agricultural Sector in The Economy of South Kalimantan:Input-Output Analysis Nisa, Ana Fauziyatun; Ridho, Abdil Fadhil; Shafriani, Karimal Arum
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 7, No 1 (2024): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v7i1.3838

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam lingkup regional, khususnya di Kalimantan Selatan, sektor pertanian berkontribusi pada PDRB Tahun 2023 sebesar 11,37 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam perekonomian di Kalimantan Selatan. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Kalimantan Selatan 2016, kemudian diolah dengan analisis Input-Output. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa sektor pertanian berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya pada perekonomian Kalimantan Selatan, terutama sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan semusim dan tahunan karena memiliki nilai indeks forward linkage yang tinggi. Selain itu, sektor pertanian juga berperan dalam peningkatan output, pendapatan, dan kesempatan kerja pada perekonomian Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan kebijakan dari pemerintah Kalimantan Selatan untuk memprioritaskan sektor pertanian dalam proses pembangunan ekonominya.
Analisis Risiko Produksi Tanaman Cabai Rawit di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru Ardiansyah Ardiansyah; Ahmad Yousuf Kurniawan; Karimal Arum Shafriani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8265

Abstract

Usahatani cabai rawit memiliki risiko yang tinggi. Petani harus meminimalisir risiko yang terjadi dengan cara melakukan upaya penanganan dalam menghadapi risiko sehingga hasil produksi dalam budidaya cabai rawit dapat lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi petani pada budidaya tanaman cabai rawit dan menganalisis besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman cabai rawit di Kecamatan Liang Anggang. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode penarikan contoh menggunakan rancangan sampling jenuh atau sensus, sehingga menggunakan semua populasi sebanyak 45 petani responden. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang di bantu skala likert, expected return, variance, standard deviation dan coefficient varriation. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua sumber risiko yaitu sumber risiko eksternal dan internal. Sumber risiko eksternal yaitu : cuaca, hama, penyakit, bencana alam dan musim. Sedangkan sumber risiko internal yaitu : benih dan bibit, pupuk, pestisida, teknis budidaya dan teknologi. Sumber risiko yang sering dialami petani yaitu : cuaca hujan 38,67 %, penyakit antraks 54,67%, hama thrips 56,89%, dan bercak daun 58,67%. Semakin rendah presentasenya maka kemungkinan terjadinya serangan akan semakin tinggi. Nilai expected return yang diperoleh adalah sebesar 11,33. Artinya petani cabai rawit di Kecamatan Liang Anggang mengharapkan rata-rata produktivitas sebanyak 11,33 ton/ha di saat kondisi risiko produksi 6% untuk setiap kondisi dalam proses budidaya yang telah diakomodasi oleh petani. Hasil analisis risiko produksi yang diperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,06. Artinya pada setiap satu kilogram cabai rawit yang dihasilkan akan mengalami risiko sebesar 6% pada saat terjadi risiko produksi. Risiko produksi rawan terjadi pada musim hujan karena hama, jamur dan virus mudah berkembang.
Analisis Preferensi Konsumen pada Produk Minyak Goreng Kemasan di Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru Nahliza Nahliza; Muhammad Fauzi; Karimal Arum Shafriani
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13591

Abstract

Kemampuan untuk memilih di antara minyak goreng dalam kemasan yang tersedia adalah dasar dari preferensi konsumen, sebuah sikap terhadap konsumsi. Sebagai permulaan, kami berharap dapat mengetahui fitur-fitur apa saja dari kemasan minyak goreng yang paling penting bagi para pembeli di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru. Tujuan kedua adalah untuk menentukan peringkat atribut kemasan minyak goreng di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, berdasarkan tingkat kepentingannya bagi konsumen. Peneliti menggunakan analisis konjoin dengan skala Likert untuk mengetahui fitur apa saja yang disukai konsumen minyak goreng kemasan. Pengambilan sampel nonprobabilitas, lebih khusus lagi pendekatan pengambilan sampel tidak sengaja, digunakan untuk proses pengambilan sampel. Dua puluh partisipan dianggap mewakili seluruh populasi pengguna minyak goreng kemasan untuk keperluan strategi pengambilan sampel penelitian ini. Kemasan, biaya, dimensi, warna, dan transparansi adalah karakteristik yang tercakup dalam penelitian ini. Preferensi konsumen, menurut temuan, berpusat pada kombinasi stimulus yang optimal, dengan mempertimbangkan relevansi relatif dari kualitas dan kepraktisan nilai yang dihitung. Kualitas minyak goreng kemasan yang disukai konsumen, seperti yang ditentukan oleh hasil gabungan, meliputi kapasitas 2 liter, warna kuning keemasan, kemasan plastik (isi ulang), harga di bawah Rp20.000, dan kemampuan untuk melihat produk dengan jelas. Urutan kepentingannya adalah: pertama, warna (38,527%), kedua, ukuran (19,404%), ketiga, kejernihan (17,216%), keempat, harga (13,882%), dan kelima, kemasan (10,972%).
Analisis Usaha Rumahtangga Pengolahan Kerupuk Amplang di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan (Studi Kasus Pengolahan Amplang Semut) Errik Setiawan; Nuri Dewi Yanti; Karimal Arum Shafriani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10315

Abstract

Kerupuk Amplang Semut Bakaraut merupakan salah satu usaha pengolahan kerupuk amplang yang cukup lama dan terus berkembang dan berproduksi sampai saat ini. Usaha tersebut terdapat di Desa Manurung. Dalam hal ini, seringkali produsen kerupuk amplang tidak memperhatikan bagaimana manajemen usaha yang baik agar dapat terus berkembang dan memperbanyak keuntungan industri kerupuk amplang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan usaha industri rumah tangga amplang serta kelayakan usaha pada industri rumah tangga pengolahan amplang Semut Bakaraut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Industri rumah tangga pengolahan kerupuk amplang semut bakaraut mengeluarkan biaya total sebesar Rp 469.116.465/tahun dan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 548.280.000/tahun sehinggam endapatkan keuntungan sebesar Rp 79.163.535/tahun. Industri rumah tangga pengolahan kerupuk amplang Semut Bakaraut mengalami keuntungan dengan tingkat rasio kelayakan usaha dengan nilai R/C >1 yaitu sebesar 1,17 yang artinya industri rumahtangga tersebut dapat dikatakan layak dan diusahakan.
Analisis Usahatani Pembibitan Kelapa Sawit (Studi Kasus Pada CV Hervi Transseed di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar) Widya Wulan Ramadhani; Sadik Ikhsan; Karimal Arum Shafriani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10320

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dikarenakan sebagai salah satu produsen minyak nabati. Permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahun untuk kelapa sawit telah menyebabkan peningkatan produksi dan luas areal perkebunan kelapa sawit. Seiring meningkatnya luas pertanaman kelapa sawit di Kalimantan Selatan, maka usaha pembibitan memiliki peluang cukup besar dalam memenuhi permintaan bibit kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya pembibitan kelapa sawit, besarnya biaya, penerimaan, keuntungan serta Break Even Point (BEP) pada usaha pembibitan kelapa sawit CV Hervi Transseed. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Padang Panjang dan menggunakan metode studi kasus. Pada hasil penelitian teknik budidaya pembibitan kelapa sawit yang didapatkan adalah tahapan persiapan areal pembibitan, tahapan pembibitan awal (Pre Nursery ) dan tahapan pembibitan utama (Main Nursery). Biaya total yang dikeluarkan CV Hervi Transseed selama tahun 2022 sebesar Rp982.488.352. Total Penerimaan (Total Revenue) yang diperoleh sebesar Rp1.260.000.000. Keuntungan yang dihasilkan CV Hervi Transseed sebesar Rp277.511.648. Break Even Point atas dasar unit diperoleh pada usaha CV Hervi Transseed adalah 20.457 unit. Break Even Point dalam satuan rupiah sebesar Rp716.210.494.
Analysing of financial literacy among self-owned oil palm farmers in the tidal land environment of Barito Kuala Regency, South Kalimantan Azis, Yusuf; Hartoni, Hartoni; Shafriani, Karimal Arum; Gogoi, Jeemoni
Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE) Vol. 5 No. 2 (2024): Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jase.v5i2.22952

Abstract

This study aims to assess the level of financial literacy and examine the influencing factors among independent oil palm smallholders operating in the tidal land areas of Barito Kuala Regency, South Kalimantan, Indonesia. Despite the region's significant agricultural potential, particularly in oil palm cultivation, local farmers often face financial vulnerability due to limited financial knowledge. Using a sample of 100 respondents selected through simple random sampling across Wanaraya, Tamban, and Barambai Districts, the study evaluates financial literacy based on the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) framework and applies binary logistic regression to identify key determinants. The Wald test analysis confirms that income, formal education, proximity to financial institutions, and individual risk preferences significantly influence financial literacy among the respondents. Specifically, higher income and more years of formal education are associated with increased likelihood of being financially literate. A shorter distance to financial institutions also positively affects literacy, suggesting that physical access to financial services supports better financial understanding. Additionally, individuals with higher risk preferences tend to have greater financial literacy, potentially due to increased engagement with financial decision-making. Conversely, age was found to have no significant effect, which confirms that financial literacy is not inherently tied to a person’s age or life stage. Instead, it is determined by exposure to financial knowledge, access to resources, and engagement with financial practices, factors that vary regardless of age. While the study is limited by its regional scope and sample size, it offers critical insights for policymakers and stakeholders in promoting targeted financial education programs for rural agricultural communities. The findings emphasize the need for accessible, context-specific financial literacy initiatives to enhance the economic resilience of smallholder farmers in underdeveloped regions.