Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

Efek Perlakuan Kombinatif Plasma Medis dan Ekstrak Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka Fase Proliferasi Pada Mencit Diabetik Wahyuningtyas, Eka Sakti; Nasruddin, N; Rahayu, Heni Setyowati Esti; Lutfiyati, Heni; Sikumbang, Isabella Meliawati; Nurani, Laela Hayu; Kartikadewi, Arum; Salsabila, Nia; Putri, Gela Setya Ayu; Kurniasiwi, Putri; Dewi, Devi Kemala
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plasma medicine is a relatively new and multidisciplinary studyinvolving the study of plasma science, biomedicine, pharmacy, andother health sciences to utilizing plasma for medical therapy. Plasmais the fourth substance, after solids, liquids, and gases. Plasma canproduce biological molecules of Reactive Oxygen and NitrogenSpecies (RON) which, if controlled in the right dose, can bebeneficial for health. This animal study examines the effect ofcombinative treatment of medicine plasma and binahong leaf extracton proliferation phase wound healing in a diabetic test model. Thestudy used Balb mice 7-8 years old which were induced by STZ withacute wounds which were divided into 4 groups, namely the woundgroup of diabetic mice without treatment (C), the group of diabeticmice with the treatment of binahong leaf extract (B), the group ofcombined treatment wounds plasma jet (P) and the wound group ofdiabetic mice treated with a combination of plasma and, binahongleaf extract (PB). Binahong leaf extract concentration 1% in DMSOsolvent. The jet type medicine plasma treatment was carried outevery day from day 0 to day 6. Macroscopic observation of thewound was carried out every day from day 0 to day 7. On day 7 itappears that the size of the wound area for P is much smaller thanfor C, B, and PB. The size of area B and PB is relatively the same,but smaller than C. The results of this study indicate that thebinahong leaf extract tends to inhibit the performance of medicineplasma in accelerating the healing of the proliferation phase.
Selain Terapi Antiretroviral Secara Terkontrol, Pasien HIV Juga Memerlukan Dukungan Psikologis dan Lingkungan Santoso, Setiyo Budi; Lutfiyati, Heni; Afifi, Ulfahishofi Hanifah; Ratnafuri, Shellyta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menyajikan profil kualitas hidup pasien HIV yang telah menjalani terapi secara terkontrol. Secara spesifik, peneliti mengulas kebutuhan khusus subyek penelitian terhadap dukungan psikologis dan lingkungan. Penelitian berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah KRT Setjonegoro Wonosobo dengan melibatkan 68 subyek penelitian. Seluruh subyek penelitian merupakan pasien HIV yang sedang menjalani terapi antiretroviral (rawat jalan) secara terkontrol dengan durasi lebih dari 6 bulan, dan berusia lebih dari 15 tahun. Investigasi profil kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-HIV Bref versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menjalani terapi secara terkontrol memiliki nilai kualitas hidup yang lebih baik dari pasien HIV umum. Terapi antiretroviral telah membantu mereka memiliki kualitas fisik, tingkat kemandirian, sisi spiritual dan kemampuan sosial dalam menjalani hidup. Meski begitu, mereka memerlukan intervensi psikologis dan dukungan lingkungan agar memiliki kualitas diri yang merata. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pengelolaan pasien HIV, perlu memberikan intervensi profesional untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkonsentrasi, serta memastikan mereka senantiasa nyaman dengan kondisi fisiknya. Lebih dari itu, perlu gotong royong pula oleh relasi (keluarga, teman, komunitas) dan tenaga kesehatan dalam menjamin pasien HIV tidak mengalami kesulitan finansial, mampu menikmati waktu secara rileks, dan merasa aman sebagai bagian dari lingkungan sebagaimana masyarakat secara umum.