Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

RELEVANSI PEMIKIRAN DAN KARYA ARSITEKTUR TADAO ANDO DALAM PERSPEKTIF FENOMENOLOGI Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman
Journal Of Building Architecture Vol. 1 No. 1 (2023): JOURNAL OF BUILDING ARCHITECTURE (APRIL)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v1i1.10

Abstract

Tadao Ando adalah salah satu arsitek berkelas internasional yang berasal dari Jepang. Hasil pemikiran Tadao Ando tergambar dalam karya-karya arsitekturnya yang berbentuk sederhana namun terlihat monumental dan menggunakan material beton ekspos dan telah dikenal di dunia. Konsep dan ide yang diterapkan dalam karya bangunannya tercermin dan berkaitan erat dengan pemahaman tokoh-tokoh arsitek yang bersifat fenomenologi seperti Edmund Husserl, Martin Heidegger, Merleau Ponty dan tokoh fenomenologi lainnya. Namun Tadao Ando tidak pernah mengungkapkan secara eksplisit bahwa konsep dan pemikiran yang digunakan Tadao Ando dalam merancang bangunan menggunakan pemahaman fenomenologi. Hasil karyanya berakar dari pemikiran, cara belajar dan memahami arsitektur dengan membawa asal muasal kebudayaan Eastern-Japanese yang kemudian ia terapkan dalam merancang bangunan. Cara berpikir dan teori dari Norberg-Schulz dan K. Frampton juga menjadi dasar pedoman yang diperhatikan oleh Tadao Ando dalam memahami ilmu arsitektur. Fokus dan Lingkup pada artikel ini adalah untuk mengkaji pemikiran dan karya arsitektur Tadao Ando dalam perspektif fenomenologi. Tahap pengumpulan data serta penyusunan artikel menggunakan kajian studi literatur. Data literatur yang telah dikumpulkan kemudian akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mengungkap bahwa pemikiran Tadao Ando dalam desain secara tidak langsung dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran fenomenologi arsitektur berdasarkan prinsip-prinsip fenomenologi yang dibandingkan dengan karya-karya Tadao Ando.
PENERAPAN FASAD SELUBUNG GANDA PADA BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman
Journal Of Building Architecture Vol. 1 No. 2 (2023): BUILDING ARCHITECTURE (OKTOBER)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain selubung bangunan memiliki peranan penting dalam menciptakan kenyamanan termal di dalam bangunan serta memberi kesan indah pada visual bangunan. Tidak hanya itu, desain selubung yang baik juga dapat memberikan dampak terhadap penggunaan energi di dalam bangunan. Penerapan fasad selubung ganda saat ini menjadi salah satu upaya untuk mencapai desain berkelanjutan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji efisiensi penggunaan fasad selubung ganda terhadap kenyamanan termal dan pengurangan energi bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau penerapan fasad selubung ganda pada bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terkait efektifitasnya dalam menurunkan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan, serta visualnya terhadap bangunan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, yakni mengumpulkan data kualitatif dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan atau lingkungan penelitian. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasangan fasad selubung ganda dapat menurunkan suhu dalam ruangan. Hal ini dikarenakan cahaya matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan karena terhalang oleh secondary skin bangunan. Hal ini berarti fasad selubung ganda dapat diterapkan pada bangunan-bangunan di daerah tropis untuk tujuan penghematan energi.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR SEMIOTIKA PADA BANGUNAN AUDITORIUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Hatta, Asta Juliarman; Fitriani, Dara; Paneo, Febiyani Nuralifa
Journal Of Building Architecture Vol. 1 No. 2 (2023): BUILDING ARCHITECTURE (OKTOBER)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v1i2.24

Abstract

Semiotika dalam arsitektur merupakan bahasa simbol yang memberi dan memahami informasi kepada pengamat lewat bentuk-bentuk dan pesan tertentu. Hal yang melatarbelakangi pentingnya kajian ini adalah proses pemaknaan sebuah bangunan yang ingin disampaikan, setidaknya akan mampu dihayati oleh masyarakat umum dan pengamat bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan tanda berdasarkan semiotika Pierce: ikon, indeks dan simbol pada bangunan Auditorium Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, yaitu dengan mengamati fenomena secara lebih rinci tentang keadaan bangunan Auditorium UNG yang dianggap sebagai tanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Auditorium UNG termasuk yang menerapkan konsep Arsitektur Semiotika dengan klasifikasi berdasarkan Ikon, Indeks, dan Simbol yang terdapat pada 7 aspek bangunan auditorium yaitu pada bentuk bangunan, ornamen dan elemen arsitektural, pintu masuk, tangga, warna, atap, dan interior. Penerapan tanda Ikon terdapat pada ornamen fasad bangunan dan roaster. Penerapan tanda indeks terdapat pada bentuk bangunan, atap, dan plafon pada interior bangunan. Penerapan tanda simbol terdapat pada pintu masuk, tangga, warna, dan panggung auditorium.
PERANCANGAN APARTEMEN FUNGSI CAMPURAN DENGAN TEMA REGIONALISME DI KOTA GORONTALO Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman
Journal Of Building Architecture Vol. 2 No. 1 (2024): JOURNAL OF BUILDING ARCHITECTURE (APRIL)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v2i1.39

Abstract

Kota Gorontalo di bagian utara Sulawesi mengalami pertumbuhan populasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perekonomian yang pesat, urbanisasi, dan peningkatan perdagangan meningkatkan permintaan perumahan berkualitas. Apartemen bergaya arsitektur regionalisme di Gorontalo menyediakan perumahan vertikal dengan fasilitas seperti pusat perbelanjaan, fasilitas olahraga, dan kafetaria. Desainnya memadukan arsitektur regionalisme dengan ornamen fasad bermotif karawo, menciptakan tampilan menarik dan tidak monoton. Apartemen ini menawarkan hunian nyaman dan aman melalui pendekatan zonasi, denah, sirkulasi, dan fasad. Lokasinya strategis di pusat kota, memudahkan akses ke berbagai tempat. Kata kunci: Kota Gorontalo, Apartemen, Arsitektur Regionalisme
RELASI JEJARING AKTOR MASYARAKAT SUKU BUGIS SOPPENG DALAM TRADISI MENDIRIKAN RUMAH (MAPPATETTONG BOLA) Hatta, Asta Juliarman; Ekomadyo, Agus S.
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4 No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Every process and stage in phase of constructing of Indonesia’s vernacular architecture is required the role and contribution of individual or several actors so that procession of house construction can be built due to purposes. According to traditions and beliefs of the Bugis community, there are several actors who have different roles and responsibilities during the process of establishing a Buginese-house. This research aims to explore the influence of the actors’ role who are involved in the process of constructing a traditional Bugis house. Correlation and impact of one actor's involvement with other actors will be reviewed based on the perspective of the Actor Network Theory (ANT) by using descriptive qualitative method.  The results revealed that there are 4 stages in the process of building Buginese-house namely the process of constructing a house frame (Mattibang Bola), the process of marking the center of the house (possi bola), the ritual of reading thanksgiving prayer (barzanji), and the process of establishing a house frame (Mappatettong Bola). Founded, Sanro Bola and Panre Bola, namely traditional leaders who have a mandate in the tradition of building houses, are actors who act as controlling actors and are very influential in maintaining the stability of a network in the process of building Buginese-house. Learning from the tradition of building a Buginese-house, the existence of traditional leaders is important, because it has a tradition-based on knowledge base, and this has become a mandate in regulating other actors in working.
Desain Ruang Publik Kawasan Tepian Danau di Desa Huluduotamo Kabupaten Bone Bolango Guna Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Wilayah Lydia S Tatura; Dara Fitriani; Asta Juliarman Hatta
Madaniya Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.1142

Abstract

Gorontalo merupakan salah satu kota besar di Pulau Sulawesi yang terkenal dengan kekayaan wisata alamnya. Berdasarkan peta pusat Bone Bolango, wilayah ini memiliki potensi alam yang besar, terutama Danau Perintis yang terletak di Bone Bolango. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) di Gorontalo unggul dalam sektor pertanian dan perikanan yang melimpah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan infrastruktur dan perancangan kawasan tepian air untuk mendukung aktivitas masyarakat serta meningkatkan perekonomian daerah. Metode pelaksanaannya dilakukan melalui studi pendahuluan, identifikasi potensi, melibatkan partisipasi masyarakat, dan penyusunan konsep desain. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah rekomendasi desain yang bisa dijadikan panduan bagi pemerintah daerah setempat dalam mengembangkan kawasan daerah danau Bone Bolango sesuai potensi wilayahnya.
Pemberdayaan UMKM Olahan Hasil Laut Sebagai Penguatan Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Tihu Kabupaten Bone Bolango Abdul, Nurnaningsih Nico; Hatta, Asta Juliarman; Fitriani, Dara; Mahanggi, Rizal
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 14, No 1 (2025): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v14i1.29260

Abstract

Desa Tihu, Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi hasil laut melimpah, namun olahan hasil lautnya masih terbatas dan belum dikembangkan secara optimal. Keterbatasan akses pasar, kurangnya diversifikasi produk, dan minimnya keterampilan pengolahan hasil laut menjadi kendala utama masyarakat. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan oleh UNG berusaha melahirkan program-program pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi daerah. Melalui metode pelaksanaan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat desa secara aktif pada setiap tahap kegiatannya, diberikan pelatihan dan pendampingan kepada Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) masyarakat desa Tihu agar dapat meningkatkan olahan hasil lautnya untuk dapat bersaing di pasar lokal maupun lintas wilayah. Kegiatan ini meliputi teknik pengolahan bahan, teknik pengemasan, hingga strategi pemasaran beberapa produk olahan seperti sambal ikan teri, acar ikan, dan cireng isi ikan cakalang. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan, tetapi juga mendorong kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi lokal sehingga tidak hanya memberikan dampak ekonomi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat.
The Meaning and Values of Pahangga as a Representation of The Identity and Image of Gorontalo City Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman; Abdul, Nurnaningsih Nico
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v22i2.8958

Abstract

Gorontalo, a city rich in history and culture, has many elements of traditional architecture that serve as symbols of the identity and cultural heritage of its people. One important element in Gorontalo's traditional architecture is the Pahangga. Although previous research has discussed Gorontalo’s traditional architecture, limited studies have explored how Pahangga can be adapted in contemporary architecture while preserving its symbolic meaning. This study aims to explore the meaning and value of Pahangga as a representation of the identity and image of Gorontalo City. Pahangga, which is an ornament of Gorontalo culture, has a deep history and meaning in local culture. The method used is a descriptive qualitative approach with a semiotic approach, which analyzes signs and symbols to explore the philosophical meaning and cultural values contained in the Pahangga elements. The results of the study show that Pahangga has been used as a decorative element in various public buildings, such as school gates, city parks, and boundary gates. Pahangga not only has a symbolic meaning related to social hierarchy and cultural values, but also plays a role in shaping the identity and visual image of the city. This study concludes that Pahangga has great potential to be strengthened as an element that forms the identity and image of Gorontalo City through wider application to urban elements such as pedestrian paths and landmarks. Thus, the contributions and practical implications are expected to be a guide for city planners such as architects, urban planners, and parties involved in adopting local cultural elements as part of efforts to create inclusive, iconic, and culturally meaningful public spaces amidst city modernization.
User Perception for Open Living Room at The House in Post-Pandemic Covid-19 Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman; Ernawati, Ernawati; Syafriyani, Syafriyani
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2897

Abstract

Ruang tamu terbuka merupakan konsep ruang tamu baru yang muncul akibat pandemi Covid-19. Teras yang awalnya hanya berfungsi sebagai area peralihan antara bagian luar dan dalam rumah, kini berubah fungsinya menjadi area yang digunakan untuk menerima tamu. Yaitu upaya masyarakat meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan membatasi akses tamu yang masuk ke dalam rumah. Meski pada tahun 2023 pandemi telah dinyatakan berakhir oleh WHO, namun tren ruang tamu terbuka terus berlanjut karena berbagai alasan. Setiap orang mempunyai pertimbangan dan kecenderungan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dalam menentukan posisi ruang tamu dalam sebuah hunian. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor persepsi pengguna terhadap posisi ruang tamu pada rumah tinggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory yang diperoleh melalui hasil kuesioner offline dan online yang disebarkan dengan menggunakan non-random sampling. Penelitian ini mengungkap persepsi seseorang dalam membentuk dan menciptakan ruang tamu terbuka. Temuan penelitian menunjukkan enam dimensi (variabel laten) yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap posisi ruang tamu: dimensi privasi, visual, kenyamanan, iklim, tradisi/budaya, dan ruang. Rumah hunian dengan posisi ruang tamu di dalam dan di luar (terbuka) cenderung dipilih karena dapat menghemat penggunaan listrik dan AC serta memiliki udara yang lebih segar.  
PERANCANGAN PUSAT SENI KALIGRAFI DI GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA Siti Khusnul Khotimah; Heryati; Hatta, Asta Juliarman
Jurnal Desain Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 2 No. 1 (2025): JDLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/JDLBI.v2i1.472

Abstract

Gorontalo dikenal sebagai “Serambi Madinah” karena kuatnya nilai keislaman, termasuk dalam seni kaligrafi. Potensi ini didukung oleh berbagai kegiatan seperti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), POSPENAS, dan pameran seni kaligrafi. Namun, julukan tersebut kurang dikenal luas karena kurangnya fasilitas apresiasi, minimnya pendidikan seni kaligrafi, serta mahalnya bahan baku. Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan wadah komprehensif yang mendukung perkembangan seni kaligrafi dan memperkuat citra Gorontalo sebagai “Serambi Madinah.” Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memahami kondisi aktual seni kaligrafi di Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi kepustakaan, dan studi banding. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan permasalahan secara komprehensif. Solusi yang ditawarkan adalah Pusat Seni Kaligrafi dengan pendekatan Arsitektur Metafora, yang menghubungkan desain dua dimensi kaligrafi dengan bentuk arsitektur tiga dimensi. Desain ini tidak hanya diaplikasikan pada fasad tetapi juga ruang-ruang interior, menciptakan pengalaman unik bagi pengunjung. Dengan pendekatan ini, Pusat Seni Kaligrafi diharapkan menjadi sarana apresiasi, edukasi, dan promosi seni kaligrafi, sehingga memperkuat identitas Gorontalo sebagai pusat seni Islam di Indonesia.