Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTATIONS OF CORPORATE FARMING AND DEVELOPMENT OF BEAN CULTIVATION AT MAX YASA COOPERATIVE DISTRICT PURBALINGGA CENTRAL JAVA Herlyna Novasari Siahaan
Journal of Agri Socio Economics and Business Vol. 5 No. 01 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jaseb.05.1.41-54 2023

Abstract

Horticulture is one of the potential agricultural sub-sectors. Max Yasa Cooperative is a primary cooperative that produces local chickpeas and Kenyans that export chickpeas to Singapore by establishing a farmer corporation system. This study aims to determine the application of corporate farming carried out by the Max Yasa Cooperative and to determine the strategy for developing a bean cultivation business using the Business Model Canvas (BMC) at the Max Yasa Purbalingga cooperative. The data in this study are primary data and secondary data. Data analysis techniques are carried out descriptively using the Business Model Canvas. The results showed that the application of corporate farming carried out by the Max Yasa Cooperative in terms of economy, society, and environment. Business Model Canvas as a model for developing cultivation business in max yasa purbalingga cooperative are (1) key partnership, namely export companies, and traders collecting local markets (2) key activities, namely providing agricultural production facilities, bean cultivation, post-harvest chickpea activities, and marketing of chickpeas (3) Key resources, namely partner farmer land, buildings for post-harvest activities, pickup cars as a means of transportation. (4) Customer segments, namely traders, collectors, and companies (5) Value proposition, namely the number of chickpea quotations (6) Channels consist of direct cooperation and contractual cooperation (7) Customer relationship, namely maintaining communication and maintaining product quality (8) revenue stream, namely sales of local chickpea products and Kenyan chickpeas (9) cost structure consists of production costs and labor wage costs.
Efektivitas Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Era Teknologi : Dampaknya pada Produktivitas Padi Sawah di Kelurahan Rimbo Kedui, Seluma, Bengkulu Rahmi Nofitasari; Herlyna Novasari Siahaan; Indah Adelina Siregar
Paradigma Agribisnis Vol 7 No 2 (2025): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v7i2.9846

Abstract

Penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok lebih dari 90%. Terbukti pada tingkat nasional, kelompok padi memberikan sumbangan energi tertinggi sebesar 67,2% dari konsumsi energi rumah tangga. Luas panen padi di Bengkulu pada tahun 2018 sebesar 49.655 ha, sedangkan produksinya sebesar 254.218 ton GKG. Jika melihat perkembangan selama 5 tahun, luas panen padi di Bengkulu pada tahun 2023 mencapai 57.877 ha, sedangkan produksinya sebesar 281.610 ton GKG. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan luas panen sebesar 8.222 Ha atau sekitar 14,20% selama 5 tahun, produksi juga meningkat sebesar 27.392 ton GKG atau sekitar 9,72%. Petani merupakan andalan dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga peningkatan produktivitas guna memenuhi kebutuhan pangan. Salah satunya adalah pemberdayaan petani padi melalui penyuluhan pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja petani terhadap peningkatan pengetahuan petani guna mendukung peningkatan produksi padi. ​​Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 orang. Variabel dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja penyuluh dari 4 aspek yaitu analisis data, perencanaan program, pelaksanaan program, perilaku inovatif, dan kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pada indikator analisis data dan perilaku inovatif termasuk dalam kategori sangat baik. Kinerja penyuluh pertanian pada indikator perencanaan dan pelaksanaan program termasuk dalam kategori baik, sedangkan kinerja penyuluh pertanian pada indikator kerjasama termasuk dalam kategori kurang baik.