Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERBANDINGAN AKTIVITAS QUORUM QUENCHING BAWANG PUTIH SIUNG TUNGGAL DAN BAWANG HITAM SIUNG TUNGGAL TERHADAP Chromobacterium violaceum Sukma Ayu Anandhita; Delima Fajar Liana; Mardhia , Mardhia; Mahyarudin , Mahyarudin
Majalah Kesehatan Vol. 12 No. 3 (2025): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2025.012.03.2

Abstract

Quorum sensing adalah proses komunikasi sel-sel bakteri menggunakan sinyal ekstraseluler yang disebut autoinducer. Bakteri menggunakan quorum sensing untuk mengendalikan berbagai proses seluler yang berkaitan dengan infeksi, termasuk faktor virulensi, toleransi disinfektan, dan resistensi obat.Penghambatan quorum sensing dapat terjadi melalui quorum quenching sehingga penelitian terkait quorum quenching  perlu dieksplorasi lebih lanjut. Chromobacterium violaceum adalah bakteri yang kerap menjadi indikator pengujian quorum quenching karena memproduksi pigmen ungu dari proses quorum sensing. Bawang putih siung tunggal serta produk fermentasinya yaitu bawang hitam siung tunggal memiliki senyawa yang dapat berpotensi sebagai agens quorum quenching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas quorum quenching dari ekstrak bawang putih siung tunggal dan bawang hitam siung tunggal pada Chromobacterium violaceum. Penelitian ini adalah penelitian rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan pendekatan post test only control group design. Ekstraksi sampel menggunakan teknik maserasi dalam pelarut etanol 96%. Uji aktivitas quorum quenching sampel ekstrak bawang konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji aktivitas quorum quenching ekstrak bawang hitam siung tunggal konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% menghasilkan rata-rata diameter zona penghambatan warna sebesar 16,01 mm, 14,27 mm, 13,96 mm, dan 15,18mm. Sedangkan, ekstrak bawang putih siung tunggal tidak menghasilkan zona penghambatan warna pada semua konsentrasi. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Analisis statistik lanjutan dengan metode bonferoni menunjukkan bahwa ekstrak bawang hitam siung tunggal memiliki perbedaan yang signifikan terhadap ekstrak bawang putih siung tunggal dan kontrol negatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak bawang hitam siung tunggal memiliki potensi sebagai quorum quenching lebih baik dibandingkan dengan ekstrak bawang putih siung tunggal.
Gambaran Angka Bakteri Di Laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Atirah, Nur -; Mardhia, Mardhia; Liana, Delima Fajar
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 47 No. 3 (2024): MKA July 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v47.i3.p276-288.2024

Abstract

Tujuan: Mengetahui angka dan jenis bakteri udara, lantai, dan meja berdasarkan pewarnaan Gram di laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metode: Penelitian ini menggunakan metode settling plate, selama 15 menit dengan media agar darah untuk sampel bakteri udara. Sampel lantai dan meja diambil menggunakan swab lidi kapas steril dengan cairan buffer phospate, kemudian digores pada media agar darah. Semua media sampel diinkubasi pada suhu 36℃ selama 24 jam, kemudian dilakukan penghitungan koloni serta pewarnaan Gram untuk melihat variasi jenis bakterinya. Hasil: Angka bakteri udara tertinggi adalah 208,33 CFU/m3, dan yang paling rendah 52,08 CFU/m3.  Dari pewarnaan Gram, bentuk morfologi bakteri udara yaitu kokkus Gram positif dan negatif, serta basil Gram negatif. Sedangkan angka bakteri swab permukaan lantai dan meja yang paling tinggi adalah 200 CFU/m2, terendah adalah 18 CFU/m2. Morfologi bakteri permukaan lantai dan meja yang paling banyak yaitu diplobasil Gram negatif. Kesimpulan: Rata – rata angka bakteri udara laboratorium Mikroskopik adalah 52,08 CFU/m3, dan masih memenuhi standar nilai batas yang ditetapkan. Rata-rata angka bakteri swab permukaan adalah 64 CFU/m2 yang cukup tinggi, melebihi standar nilai batas permukaan dinding dan lantai ruang perawatan yang ditetapkan oleh Kepmenkes.
HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN HASIL PEMERIKSAAN S-GENE TARGET FAILURE (SGTF) DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Fathurrahman, Irfan; Novianry, Virhan; Liana, Delima Fajar
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19570

Abstract

Varian Omicron merupakan VOC SARS-CoV-2 kelima yang diidentifikasi oleh WHO. Metode pemeriksaan SGTF digunakan sebagai indikator atau metode skrining untuk surveilans varian Omicron. COVID-19 memiliki faktor risiko dari segi usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan hasil pemeriksaan SGTF di Lab. Mikrobiologi RS Untan Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi analitik observasional dan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dengan total sampel 2.079 sampel yang diambil dari hasil pemeriksaan PCR dengan metode SGTF di Lab. Mikrobiologi RS Untan Pontianak pada periode 24 Februari – 31 Maret 2022. Hasil pemeriksaan SGTF probable mengindikasikan sampel positif SARS-CoV-2 varian Omicron. Secara keseluruhan, hasil pemeriksaan SGTF non probable sebesar 1.385 sampel (66,6%) dan probable sebesar 694 sampel (33,4%). Persentase hasil pemeriksaan SGTF probable: berdasarkan usia, tertinggi pada kelompok usia ≥60 tahun (43,8%; p=0,003); berdasarkan jenis kelamin, tertinggi pada jenis kelamin laki-laki (35%; p=0,256); berdasarkan usia pada jenis kelamin laki-laki, tertinggi pada kelompok usia ≥60 tahun (46,8%; p=0,027); berdasarkan usia pada jenis kelamin perempuan, tertinggi pada kelompok usia 0-5 tahun (42,5%; p= 0,113). Persentase hasil pemeriksaan SGTF non probable: berdasarkan usia, tertinggi pada kelompok usia 6-18 tahun (74,3%; p=0,003); berdasarkan jenis kelamin, tertinggi pada jenis kelamin perempuan (68%; p=0,256); berdasarkan usia pada jenis kelamin laki-laki, tertinggi pada kelompok usia 6-18 tahun (68,8%; p= 0,027); berdasarkan usia pada jenis kelamin perempuan, tertinggi pada kelompok usia 6-18 tahun (78,3%; p=0,013). Kelompok usia ≥60 tahun jenis kelamin laki-laki lebih rentan terinfeksi COVID-19 varian Omicron dibandingkan kelompok usia dan jenis kelamin lainnya (Pearson’s Chi Square Post Hoc Test, p= 0,0004).
The Relationship of Stress Level to the Incidence of Pityriasis Capitis (Dandruff) in Students at SMK Panca Karsa Sungai Pinyuh S, Amalia Putri; Sinaga, Jojor Putrini; Liana, Delima Fajar
Enrichment: Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 1 No. 1 (2023): Enrichment: Journal of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.141 KB) | DOI: 10.55324/enrichment.v1i1.2

Abstract

Stress is a condition of disturbing the balance of organisms that involves physiological or psychological tension caused by internal or external factors. Stress is one of the factors that can trigger the incidence of Pityriasis capitis. The level of stress is closely related to the high activity of sebaceous glands which results in changes in temperature and humidity on the scalp. To know the relationship between stress level with the incidence of Pityriasis capitis (dandruff) among female student of Vocational and Pre-Professional High School Panca Karsa Sungai Pinyuh. Observational analytic research with approach design research type cross-sectional. A total of 50 people was involved in this experiment. Independent variable was stress level, and dependent variable was Pityriasis capitis (dandruff) incidence among female students at Vocational and Pre-Professional high school Panca Karsa Sungai Pinyuh. From 50 people, it was found that Pityriasis capitis occurred respondents with normal stress level about 42,9%. The results of the Kolmogorov-Smirnov comparative test showed a significance value of p = 0.591 (p> 0.05) indicating that there was no significant relationship between stress level and Pityriasis capitis (dandruff). There is no relationship between the level of stress with the incidence of Pityriasis Capitis (dandruff) among female students at Vocational and Pre-Professional high school Panca Karsa Sungai Pinyuh.
Pelatihan Dokter Cilik Siswa Sekolah Dasar Desa Rasau Jaya Tiga, Kubu Raya Tejoyuwono, Agustina Arundina Triharja; Mardhia, Mardhia; Pratiwi, Sari Eka; Liana, Delima Fajar
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.14565

Abstract

ABSTRAK Pendidikan dan kesehatan saling berhubungan dan merupakan hal penting bagi anak. Banyak kondisi kesehatan yang dapat dikelola dengan lebih baik atau dicegah jika terdeteksi sejak dini. Lingkungan sekolah dan layanan kesehatan sekolah memberikan peluang untuk intervensi tepat waktu pada berbagai kondisi, termasuk kecemasan dan depresi, perilaku kelainan, kelebihan berat badan, dan kekurangan gizi. UKS merupakan program wajib Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menanamkan hingga melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui peran Dokter Cilik. Metode pelatihan Dokter Cilik yang digunakan adalah ceramah dan praktik. Pelatihan dilakukan pada siswa SD kelas IV dan V dari SD Negeri 2 dan SD Madrasah Ibtidaiyah dengan total peserta berjumlah 30 siswa. Hasil penilaian terhadap pelatihan adalah kemampuan siswa SD mengenai materi yang diajarkan dan kesiapan menjadi kader kesehatan cukup baik, perubahan kemampuan kognitif cukup baik, peningkatan kemampuan afektif baik, psikomotor sangat baik, penilaian praktik semua siswa memiliki kemampuan yang sangat baik. Pelatihan dokter cilik mampu merubah perilaku peserta didik. Kegiatan pelatihan dokter cilik ini sebaiknya dilakukan di tiap sekolah agar penerapan trias UKS di sekolah semakin optimal. Kata Kunci: Dokter Cilik, Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah  ABSTRACT Education and health are interconnected and important for children. Many health conditions can be better managed or prevented if detected early. The school environment and school health services provide opportunities for timely intervention for a variety of conditions, including anxiety and depression, behavioural disorders, overweight, and malnutrition. The school health unit is a mandatory programme of the Ministry of Education and Culture to instill and implement the principles of healthy living in everyday life, one of which is through the role of Little Doctors. The Little Doctor training methods used are lectures and practice. The training was carried out on elementary school students in grades IV and V from SD Negeri 2 and SD Madrasah Ibtidaiyah, with a total of 30 students. The results of the assessment of the training were that elementary students' abilities regarding the material taught and their readiness to become health cadres were quite good; changes in cognitive abilities were quite good; improvements in affective abilities were good; psychomotor skills were very good; and the practical assessment of all students had very good abilities. Little doctor training is able to change student behavior. The little doctor training should be held in every school, thus the implementation of the UKS triad in schools is optimal. Keywords: Little Doctor, Health, The School Health Unit