Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Cegah Depresi Remaja Melalui Edukasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Harga Diri Triyana Harlia Putri; Yuyun Tafwidhah; Fitri Fujiana; Dinda Maharani; Dialika Putri Miptaza
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12329

Abstract

ABSTRAK Pada siklus kehidupan, masa remaja merupakan periode kritikal dalam menentukan identitas diri, sehingga kerap kali terjadi perubahan fisik dan mental. Kecenderungan permasalahan mental seperti deperesi telah dikaitkan dengan rendahnya harga diri pada remaja. Namun, informasi mengenai harga diri belum didapatkan dengan baik oleh remaja khususnya pada anak SMP. Oleh sebab itu, diperlukannya upaya promotif untuk menambah pengetahuan terkait peningkatan harga diri pada remaja sehingga dapat menurunkan angka kejadian harga diri rendah pada remaja. Metode peningkatan pengetahuan dilakukan dengan Pendidikan kesehatan sebanyak 30 siswa/i SMP Negeri 5 Kota Pontianak. Adapun teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi yaitu ceramah, diskusi, dan demonstrasi selain itu juga memanfaatkan media audio visual dan buku saku. Bedasarkan Hasil pre-test didapatkan rata-rata pengetahuan siswa tentang harga diri adalah 5.89 ± 2.55 sedangkan post-test adalah 8.12 ± 1.97. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan dengan nilai 0,001 yang lebih kecil dari nilai p-value< 0,005, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian Pendidikan kesehatan mengenai harga diri dapat meningkatkan pengetahuan siswa. pihak sekolah dapat meningkatkan frekuensi bimbingan konseling dalam rangka mencegah terjadinya depresi, serta dalam Upaya meningkatkan harga diri remaja diperlukan penguatan melalui afirmasi positif yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran oleh guru SMP. Kata Kunci: Harga Diri, Pengetahuan, Remaja  ABSTRACT In the life cycle, adolescence is a critical period in determining one's identity, so physical and mental changes often occur. The tendency for mental problems such as depression has been linked to low self-esteem in adolescents. However, information about self-esteem has not been well received by teenagers, especially junior high school students. Therefore, promotional efforts are needed to increase knowledge regarding increasing self-esteem in adolescents so that it can reduce the incidence of low self-esteem in adolescents. The method of increasing knowledge was carried out with health education for 32 students of SMP Negeri 5 Pontianak City. The techniques used to deliver the material are lectures, discussions and presentations, apart from that, they also use audio-visual media and pocket books. Based on the pre-test results obtained, the average student knowledge about self-esteem was 5.89 ± 2.55 while the post-test was 8.12 ± 1.97. The results of the analysis show that there is a significant difference in knowledge levels with a value of 0.001 which is smaller than the p-value <0.005, so it can be concluded that providing health education regarding self-esteem can increase students' knowledge. Schools can increase the frequency of counseling in order to prevent depression, as well as in an effort to increase the self-esteem of teenagers who need strengthening through positive affirmations which can be applied during the learning process by junior high school teachers. Keywords: Adolescents, Self-Esteem, Knowledge
PENINGKATAN PENGETAHUAN SANTRI SEBAGAI UPAYA PEMBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Yuyun Tafwidhah; Triyana Harlia Putri
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 8 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i8.2849-2856

Abstract

Pondok pesantren memiliki permasalah kesehatan diantaranya memiliki beberapa kesamaan dibandingkan dengan kondisi yang di alami anak sekolah pada umumnya. Akar permasalahan kesehatan tersebut berawal dari kurangnya budaya dalam penerapan PHBS oleh santri. Padahal siswa yang berada pada tahap perkembangan remaja merupakan usia efektif dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai Upaya untuk meningkatkan pengetahuan santri dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan tujuan dari kegiatan ini. Metode peningkatan pengetahuan dilakukan dengan mendidik 33 santri dengan teknik ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Materi yang disampaikan berupa 8 indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dengan menggunakan media audio visual dan alat peraga. Evaluasi dilakukan dengan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pendidikan. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat adalah 34 sedangkan post-test adalah 77. Hasil analisis menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan dengan nilai 0,000 yang berarti lebih kecil dari p-value< 0,005, sehingga dapat disimpulkan pemberian edukasi PHBS teruji dapat menambah pengetahuan pada peserta didik. Adanya peningkatan informasi oleh santri yang berada di Pasantren, dapat menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai kebiasaan sehari-hari.
Pencegahan Depresi melalui Edukasi dalam Meningkatkan Harga Diri Lansia Triyana Harlia Putri; Faisal Kholid Fahdi; Yuyun Tafwidhah; Nadia Rahmawati; Titan Ligita; Ervina Lili Neri; Yoga Pramana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12517

Abstract

ABSTRAK Lansia dapat mengalami gangguan psikologis, salah satunya adalah depresi. Kurangnya integrasi antara kesehatan mental dan layanan kesehatan dalam sistem kesehatan masyarakat dalam pencegahan permasalahan kesehatan mental. Oleh sebab itu, salah satu startegi yang bisa diterapkan adalah pendidikan kesehatan. Untuk meningkatkan pengetahuan lansia terkait meningkatkan harga diri guna mencegah depresi. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan dalam menyampaikan materi yaitu ceramah, diskusi, refleksi dan demonstrasi dengan menggunakan media video dan buku saku. Nilai pretest rerata pengetahuan lansia yaitu 4,11 dan rerata posttest yaitu 7,47. Hasil analisis menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Terdapat peningkatan pengetahuan pada lansia terhadap pencegahan depresi melalui kegiatan edukasi tersebut. Kata Kunci: Lansia, Depresi, Harga Diri  ABSTRACT Elderly people can experience psychological disorders, one of which is depression. Lack of integration between mental health and health services in the public health system in preventing mental health problems. Therefore, one strategy that can be implemented is health education. To increase the elderly’s knowledge regarding increasing self-esteem to prevent depression. Health education methods used in conveying materials are lectures, discussions, reflection and demonstrations by using video media and pocket books. The average pretest score for elderly knowledge is 4.11 and the average posttest score is 7.47. The analysis results show that the p-value is smaller than 0.05. There is an increase in knowledge among the elderly regarding preventing depression through these education activities. Keywords: Elderly, Depression, Self-Esteem
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI BAGI MASYARAKAT DESA PUNGGUR KECIL Titan Ligita; Yoga Pramana; Ervina Lili Neri; Triyana Harlia Putri; Nadia Rahmawati; Faisal Kholid Fahdi; Yuyun Tafwidhah; Firza Arfandy
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 4 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i4.1402-1406

Abstract

Kejadian hipertensi di Desa Punggur kecil tidak dapat diabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan melalui pengenalan tanda dan gejala hipertensi dengan tepat. Ketepatan pencegahan penyakit hipertensi dilakukan melalui kegiatan edukasi dan skrining yang tepat bagi masyarakat yang berisiko mengalami hipertensi. Kegiatan pengabdian Masyarakat ini melibatkan sejumlah lebih dari 40 masyarakat berusia lanjut. Selain itu, yang turut hadir dalam kegiatan ini adalah petugas Puskesmas dan para kader posyandu. Kegiatan pengabdian Masyarakat diawali dengan pre-tes dan dilanjutkan dengan pemutaran video edukasi mengenai pengendalian tekanan darah (hipertensi). Para peserta mengerjakan soal post test setelah mendapatkan edukasi. Terdapat peningkatan nilai rata-rata pada post test (baik) dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pre-test (cukup). Masyarakat usia lanjut ini juga mengikuti senam jari dan pemeriksaan tekanan darah. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah, sebagian besar peserta edukasi masuk dalam kategori Hipertensi Tingkat II. Tim pengabdian kepada Masyarakat ini pun memberikan alat pemeriksaan tekanan darah kepada kader untuk dapat dipergunakan dalam kegiatan pemeriksaan saat berlangsung Posyandu Lansia.
Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM): #GERMAS untuk Hidup Sehat Tafwidhah, Yuyun; Maulana, Muhammad Ali; Purwanti, Nera Umilia; Rahmawati, Nadia; Najini, Robby; Mahyarudin, Mahyarudin; Liana, Delima Fajar; Pramana, Yoga; Mita, Mita
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.14963

Abstract

Pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan salah satu pilar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang berguna untuk mendeteksi keberadaan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu melakukan skrining PTM meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat. Metode pelaksanaan skrining PTM yaitu pendaftaran dan wawancara faktor risiko PTM, pengukuran antropometri, pemeriksaan penunjang serta konseling dan edukasi. Skrining ini dilakukan pada 2 (dua) tempat dengan sasaran usia lebih dari 15 tahun. 155 peserta berhasil dijaring dengan hasil karakteristik sebagian besar adalah perempuan dan berada pada usia remaja akhir serta dewasa akhir. Analisis selanjutnya menunjukkan sebagian besar berada dalam kategori normal dan optimal untuk pemeriksaan tekanan darah dan sebagian besar berada dalam kategori normal untuk pemeriksaan gula darah. Temuan lain gambaran pemeriksaan kolesterol yang menghasilkan lebih dari separuh peserta dalam kategori buruk serta hampir separuhnya memiliki kadar asam urat tidak normal. Skrining PTM berguna mengetahui faktor risiko PTM lebih awal agar dapat diambil tindakan berikutnya sebagai langkah pencegahan. Upaya yang dapat diambil antara lain melakukan pola hidup sehat dan berkonsultasi lebih lanjut kepada tenaga kesehatan.
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua di Ruang Perawatan II Rawat Inap Anak di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak Rahayu, Uni Hardika; ., Ernawati; Tafwidhah, Yuyun
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education Vol 2, No 2 (2020): December
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tjnpe.v2i2.44245

Abstract

Latar Belakang: Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan perawat dalam upaya mempercepat proses penyembuhan pasien anak. Hambatan dalam komunikasi terapeutik yaitu kecemasan yang dirasakan orang tua pasien anak. Upaya untuk menurunkan kecemasan orang tua pasien anak dapat dilakukan melalui pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik perawat. Tujuan: Mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat terhadap tingkat kecemasan orang tua di Ruang Perawatan II Rawat Inap Anak RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional terhadap 82 responden orang tua pasien anak dengan teknik consecutive sampling. Metode analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Karakteristik responden berdasarkan usia sebagian besar berusia 26-35 tahun dalam kategori dewasa awal (53,7%), jenis kelamin yaitu perempuan (75,6%), dan tingkat pendidikan berpendidikan SMA (48,8%). Penerapan komunikasi terapeutik menunjukkan hasil kurang baik (62,2%), dan tingkat kecemasan orang tua pasien anak menunjukkan kecemasan ringan (46,3%) serta sedang (12,2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,004 (p 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat terhadap tingkat kecemasan orang tua di Ruang Perawatan II Rawat Inap Anak RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Kecemasan Orang Tua Pasien Anak Referensi: 35 (2005-2017) ABSTRACT Background: Therapeutic communication is communication by nurses in an effort to accelerate the healing process of pediatric patients. Obstacles in therapeutic communication are anxiety felt by parents of pediatric patients. Efforts to reduce the anxiety of parents of pediatric patients can be done through the implementation of nurse therapeutic communication techniques. Purpose: Knowingthe relationship of nurse therapeutic communication on anxiety level of parent in the Care Room II Inpatient of the Children of Hospital Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Methode: Quantitative research uses observational analytic design with a cross sectional design of 82 respondents parents of pediatric patients with consecutive sampling technique. Data analysis method uses chi-square test. Results: Characteristics of respondents based on the age of most respondents aged 26-35 years in the category of early adulthood (53.7%), sex, namely women (75.6%), and education level of high school education (48.8%). Application of therapeutic communication showed less results good (62.2%), and parents' anxiety level of children showed mild anxiety (46.3%) and moderate (12.2%). Statistical test results obtained p value = 0.004 (p 0.05). Conclusion: There is a relationship between the therapeutic communication of nurses on anxiety level of parent in the Care Room II Inpatient of the Children of Hospital Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Keywords: Therapeutic Communication, Parents Anxiety of Pediatric Patients Referensi : 35 (2005-2017).
Verbal Abuse Orangtua Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah: Literatur Review Hadijah, Hadijah; Tafwidhah, Yuyun; Fauzan, Suhaimi
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education Vol 2, No 2 (2020): December
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tjnpe.v2i2.46146

Abstract

Latar Belakang: Tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah merupakan awal dari kemampuan anak untuk berpikir dimana anak mempunyai kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kekerasan verbal terhadap anak akan menumbuhkan sakit hati hingga membuat anak berpikir seperti kerap diucapkan oleh orangtuanya dan sebagian besar pemberian nama jelek berhubungan kecerdasaan anak, seperti idiot, tolol, sok pintar, bodoh. Tujuan: Mengindentifikasi verbal abuse orang tua terhadap perkembangan kognitif anak usia sekolah. Metode: Metode yang digunakan adalah literatur review dengan melakukan pencarian melalui Google Scholar, Reasearch Gate, dan Kata kunci yang digunakan yaitu kekerasan verbal orangtua, perkembangan kognitif anak usia sekolah. Hasil : Hasil yang ditemukan dalam pengkajian literatur review ini didapatkan banyak anak yang mengalami verbal abuse dan kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa ada dampak berkepajangan dari kekerasan verbal yang telah dilakukan oleh mereka. Kesimpulan: Perilaku orangtua yang melakukan tindakan verbal abuse sangat berkaitan dengan perkembangan kognitf anak usia sekolah Kata Kunci : Verbal Abuse Orangtua, Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Referensi Kata Kunci :Verbal Abuse Orangtua, Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Background : The stage of cognitive development of school age children is the beginning of the child's ability to think where the child has the individual ability to connect, assess, and consider an event or event. Verbal violence against children will cause heartache to make children think as often said by their parents and most of the giving of bad names is related to children's intelligence, such as idiots, idiots, smartass, stupid. Objective : The purpose of this study was to identify verbal abuse of parents on the cognitive development of school-age children. u Method : This type of research uses the literature review method by searching through Google Scholar, Reasearch Gate. The keywords used are verbal abuse parents, cognitive development of school-age children Results : In the review literature review found that many children experienced verbal abuse and most parents did not realize that there was a long term impact of verbal violence that had been done by them. Conclusion :The behavior of parents who perform verbal abuse acts is closely related to the cognitive development of school age children Keywords :Verbal Abuse by Parents, Cognitive Development of SchoolAge Children
Menyemai Kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sejak Dini: Strategi Penguatan Pada Anak Usia Sekolah Tafwidhah, Yuyun; Pramana, Yoga; Pratama, Erja Natha Adit; Ismail, Madi
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v6i1.5036

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kebiasaan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitar. Kebiasaan sederhana dalam PHBS antara lain menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui cuci tangan pakai sabun (CTPS), membuang sampah pada tempatnya, serta mengonsumsi makanan bergizi dan sehat. PHBS bukanlah hal baru, berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mempromosikan PHBS. Kenyataannya PHBS belum dilaksanakan dengan baik termasuk pada anak usia sekolah. Keterbatasan sarana prasarana untuk melakukan PHBS menjadi faktor penghambat utama dalam menerapkan PHBS dengan benar. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penguatan PHBS khususnya pada anak usia sekolah. Sasaran anak usia sekolah dipilih karena pada masa ini anak dalam tahap belajar dan mudah menerima pengetahuan. Kegiatan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi kepada 29 anak usia sekolah. Materi yang disampaikan tentang pentingnya PHBS dengan demonstrasi cuci tangan pakai sabun. Tahap evaluasi dilakukan sebelum dan setelah sesi pembelajaran. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan mengalami peningkatan signifikan yang semula rata-rata 62,41 naik menjadi 80,34. Peningkatan ini diharapkan dapat mendorong kesadaran siswa untuk menerapkan PHBS sebagai kebiasaan sehari-hari
Overview of Emotional Intelligence (EI) of implementing nurses in providing nursing services in inpatient wards at hospitals Mita, Mita; Tafwidhah, Yuyun; Maulana, M Ali
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v13i2.1224

Abstract

Introduction: Emotional intelligence is an important skill that health professionals such as nurses must possess. Emotional intelligence leads to mental health, self-care, and job satisfaction. The purpose of this study was to determine the level of emotional intelligence of nurses in the hospital, which consists of components of self-awareness, emotional management, motivation, empathy, and skills. Research Methodology: The research method was a quantitative survey involving 111 associate nurses from 10 treatment rooms selected using a purposive sampling technique. The research instrument used a nurse characteristics questionnaire and an emotional intelligence questionnaire. Result: The results showed that the characteristics of the respondents were primarily female. Namely, 70 nurses (63.1%) and the level of education in the nursing profession was higher than the Diploma but not much different, namely 59 and 50 respondents, respectively. The average age of respondents is 31 years, and the average length of work is 6.54 years. The results of nurses' emotional intelligence are at a high level, namely as much as 70.3%; high emotional intelligence can support the ability of nurses to provide nursing services. Nurses must consider emotional intelligence development. Conclusion: This can have a good impact on the nursing services provided. Nurses will reach bio-psycho-social and spiritual well-being. Implementing EI in nursing practice within inpatient wards is essential for enhancing the quality of care provided to patients and the well-being of nursing staff. Investing in training programs that foster emotional intelligence could significantly improve healthcare outcomes, reduce burnout, and create a more supportive work environment
NERS CILIK: PEMBERDAYAAN SISWA SEBAGAI PELOPOR KESEHATAN DI SEKOLAH Tafwidhah, Yuyun; Mita, Mita; Agung Krisdianto, Muhammad; Luthfi, Muhammad; Wahyuningtyas, Tri; Maulidia, Aqilah; Dini Septiany, Anisha
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 3 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i3.964-971

Abstract

Program “Ners Cilik” merupakan upaya pemberdayaan siswa sebagai pelopor kesehatan di sekolah yang sejalan dengan tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pemberdayaan siswa ini membutuhkan pendekatan yang berkelanjutan agar dampak positifnya dapat bertahan lama. Siswa yang mengikuti program ini akan terus berganti setiap tahunnya seiring dengan kenaikan kelas. Oleh karenanya perlu kembali dihidupkan secara rutin agar siswa baru dapat mengikuti jejak pendahulunya dalam mendukung kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar sebagai Ners Cilik. Dengan melibatkan 30 siswa, kegiatan dilakukan dengan metode kombinasi ceramah, demonstrasi, pemutaran video, dan sesi tanya jawab. Materi yang diberikan yaitu pengenalan Ners Cilik, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk di dalamnya pencegahan terhadap penyakit menular dan tidak menular, serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan dengan hasil menunjukkan peningkatan rata-rata dari 64,76 menjadi 72,38. Dengan peningkatan ini diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam membantu meningkatkan kesehatan di sekolah dengan menyebarkan informasi dan melakukan aksi nyata untuk mewujudkan lingkungan sekolah sehat.