Latar belakang penelitian ini adalah arus modernitas yang memisahkan ilmu dari nilai ketuhanan telah menimbulkan krisis kemanusiaan berupa dehumanisasi, degradasi moral, dan kerusakan sosial. Penelitian ini bertujuan merekonstruksi hakikat ilmu dalam perspektif filsafat Islam serta mengkaji implikasinya dalam pendidikan Islam. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) melalui penelusuran, analisis, dan sintesis terhadap berbagai literatur ilmiah yang relevan untuk membangun kerangka konseptual baru berbasis nilai-nilai Islam. Hasil penelitian mencakup tiga dimensi utama. Dimensi ontologis menekankan takmil al-insan (penyempurnaan manusia) dan ḥaqiqat al-insan (jati diri manusia). Dimensi epistemologis menjelaskan sumber, mekanisme, dan legitimasi ilmu berdasarkan prinsip tauhid. Sedangkan dimensi aksiologis menegaskan bahwa ilmu tidak netral, tetapi untuk kemaslahatan. Implikasinya terhadap pendidikan Islam meliputi tiga aspek: penguatan naẓar al-aqli dan pendidikan holistik (ontologis), pengembangan teori (epistemologis), serta penerapan nilai spiritual, sosial, dan etis (aksiologis). Penelitian ini menawarkan sintesis baru antara pandangan filsafat Islam klasik dan paradigma pendidikan Islam kontemporer dalam merekonstruksi hakikat ilmu sebagai entitas tauḥidi. Kebaruan penelitian ini terletak pada formulasi tiga dimensi integral takmil al-insan dan ḥaqiqat al-insan (ontologis), epistemologi tauhidi, dan orientasi aksiologis pada kemaslahatan. Sintesis ini menghasilkan model pendidikan Islam holistik yang menyeimbangkan akal, akhlak, dan spiritualitas, serta relevan bagi pembaruan teori dan praktik pendidikan Islam modern.