Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EFEKTIVITAS BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM (RAS) DI SUJAFISH FARM, KECAMATAN CIKOLE, KOTA SUKABUMI Firdausi, Amalia Putri; Indriastuti, Cecilia Eny; Kusumanti, Ima; Ramadhani, Dian Eka; Tunisa, Risma Arafah; Maulana, Achmad Zidan Akmal; Sasmita, Galih Amar Taufiqurrahman; Rizky, M. Fizry Alnur; Wiyoto, Wiyoto; Adycha, Pricila Aurora; Ihsan, Muhammad Fajar Maulana
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 11 No 1 (2024): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v11i1.51105

Abstract

Catfish was cultivating by The Sujafish Farm, Cikole District, Sukabumi City, in early 2023. Urban cultivation land is increasingly narrow, feed costs are increasingly expensive, and limited water availability hinders freshwater fish cultivation development in Sukabumi City. One solution to get around this is developing Recirculating Aquaculture System (RAS) technology. RAS is a cultivation technology where water can be reused after being filtered mechanically and biologically. The maintenance container uses six round ponds with a diameter of 2 m and is filled with water to e height of 0,8 m. The volume of water in each tub is 2.152 L of water. The seeds measured 8 – 10 cm with a density of 318 individuals/m2. The observation parameters were temperature, Ph, DO, ammonia, nitrite, nitrate, and fish growth. The RAS application has been proven to maintain water quality, temperature, Ph, DO, and ammonia. RAS systems growth and survival value are higher than circulation, so that RAS technology can be an alternative environmental friendly cultivation technology solution in urban areas.
Dietary supplementation of betain to improve the growth and feed utilization in hybrid grouper (Epinephelus lanceolatus♂ × Epinephelus fuscoguttatus♀) juvenile La Muhamad, Idul; Setiawati, Mia; Wiyoto, Wiyoto; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 1 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.20.1.24-33

Abstract

Betaine plays some important roles in feed utilization and fish metabolism. The aim of this study was to evaluate the effect of dietary betaine supplementation on the growth performance and feed utilizationin hybrid grouper (Epinephelus lanceolatus♂ × Epinephelus fuscoguttatus♀). A completely randomized experimental design with four dietary levels of betaine, i.e.0.0%, 0.5%, 1.0%, and 2.0% in quadruplicate was done.Hybrid grouper juvenile obtained from Brackishwater Aquaculture Development Center, Situbondo, with an initial body length and body weight of 5.89 ± 0.05 cm and 2.86 ± 0.09 g, respectively was used as the tested animal. The fish was maintained in 60 cm x 40 cm x 40 cm aquaria with 75 L working capacity with individual recirculating system with a fish density of 15 fish/aquarium for 50 days. Experimental diet was provided to apparent satiation twice a day. The results of this study demonstrated that dietary betaine at a level of 0.5% resulted in higher feed utilization efficiency, protein and methionine retentions, and growth performance and lower ammonia excretion than those of the control (P<0.05). Higher antioxidative status was indicated by the lower malondialdehyde (MDA) in the liver of fish fed with betaine supplemented diets at levels of 1 - 2%. In conclusion, betaine supplementation of 0.5% could increase feed utilization efficiency and growth performance of hybdrid grouper. Keywods: Betaine, Hybrid Grouper, Growth Performance, Feed, Antioxidative Status ABSTRAK Betain memegang beberapa peranan penting dalam pemanfaatan pakan dan metabolisme pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi betain pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan pemanfaatan pakan pada juvenil ikan kerapu hybrid cantang (Epinephelus lanceolatus♂ × Epinephelus fuscoguttatus♀). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan pakan dengan tingkat suplementasi betain yang berbeda, yaitu 0.0%, 0.5%, 1.0%, dan 2.0% dengan empat ulangan. Juvenil ikan kerapu cantang yang berasal dari Balai Pengembangan Budidaya Laut Situbondo dengan panjang dan bobot awal masing-masing 5.89 ± 0.05 cm and 2.86 ± 0.09 g digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian ini. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm dengan kapasitas 75L yang dilengkapi dengan sistem resirkulasi individu dengan kepadatan 15 ekor per akuarium selama 50 hari. Pakan uji diberikan hingga sekenyangnya dua kali sehari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi betain sebanyak 0.5% menghasilkan pemanfaatan pakan, retensi protein, retensi metionina, kinerja pertumbuhan dan ekskresi ammonia yang lebih baik daripada kontrol (P<0.05). Status antioksidasi yang lebih juga yang ditunjukkan dengan lebih rendahnya konsentrasi malondialdehid (MDA) pada hati ikan yang diberi pakan dengan suplementasi 1-2% betain. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi betain sebanyak 0.5% dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan kinerja pertumbuhan ikan kerapu cantang.
Analysis of water and sediment quality in Pacific white leg shrimp Litopenaeus vannamei culture with different sediment redox potential Wiyoto, Wiyoto; Hendriana, Andri; Siskandar, Ridwan; Mashita, Nurul; Mahendra, Tangkas; Cahyo, Arif Dwi; Arzi, Jibal Rizki Akbar; Aulia, Salsabila Setya; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.21.1.59-67

Abstract

ABSTRAK Pengamatan parameter kualitas air, tanah, kesehatan dan pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam budidaya udang vaname. Keterkaitan antar parameter tersebut perlu untuk diketahui dan dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara berbagai parameter kualitas air, kualitas tanah, koefisien teknis budidaya dan parameter kesehatan udang dalam kegiatan budidaya udang dengan nilai sedimen redok potensial yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan perbedaan nilai sedimen redok potensial yaitu 69,33 ± 14,5 mV, 151,00 ± 8,89 mV, dan 210,00 ± 17,32 mV dengan empat ulangan. Udang sebanyak 25 ekor dengan bobot rata rata 1,37 ± 0,04 g dan padat tebar 144 ekor/m2 digunakan dalam penelitian selama 30 hari. Selama penelitian parameter yang diamati meliputi parameter kualitas air, kesehatan dan pertumbuhan. Parameter kualitas air tidak menunjukkan perbedaaan nyata antar perlakuan kecuali nilai pH dan oksigen terlarut. Pada nilai redok potensial yang rendah nilai pH air cenderung lebih tinggi sedangkan pada nilai redok potensial yang lebih tinggi nilai oksigen terlarut lebih tinggi. Parameter kualtias air yang menunjukkan keterkaitan berdasarkan analisis komponen utama (PCA) dan klaster adalah konduktivitas dan TDS sedangkan parameter kualitas tanah yang saling berkaitan adalah total P, total Fe, total Mn dan total S. Adapun parameter pertumbuhan dan kesehatan udang tidak memenuhi syarat untuk diuji lanjut dengan PCA. Kata kunci: kualitas air, PCA, redok potensial, sedimen, udang putih.
Dietary citral increase growth and health performance of shrimp Penaeus vannamei Hadi Pratama, Ricky; Ekasari, Julie; Suprayudi, Muhammad Agus; Achmad Fauzi, Ichsan; Wiyoto, Wiyoto
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 2 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.22.2.200-209

Abstract

Phytoadditives have been acknowledged to have some beneficial effects on metabolic processes and health of some aquaculture species. This study aimed to evaluate the effect of dietary citral on carbohydrate utilization, growth and health performance of vannamei shrimp P. vannamei. This study used a completely randomized design (CRD) with four dietary treatments with different citral doses (0, 50, 75, and 100 mg citral/kg feed) in triplicates. Shrimp were reared for 60 days using fiber containers (50×50×80cm) of 30 shrimp/container. The frequency of feeding is given four times a day. Dietary citral supplementation of 100 mg/kg resulted in higher shrimp growth and feed utilization efficiency than those of the control. The level of amylase enzyme, post-prandial blood glucose, muscle, and liver glycogen were higher in the treatments with dietary citral than those of the controls. The shrimp immune response was also higher in the shrimp fed with dietary citral diets as shown by the higher total hemocyte count, respiratory burst, and phenoloxidase activity compared to those of the control. At the same time, antioxidant capacity in the hepatopancreas as indicated by superoxide dismutase and malondialdehyde level were also improved in shrimp with citral treatment. It can be concluded that dietary citral could increase the utilization carbohydrate, growth performance and health of shrimp at a concentration 75 mg/kg. Keywords: citral, carbohydrate, growth, health, P. vannamei ABSTRAK Secara umum telah diketahui bahwa fitoaditif memiliki pengaruh yang menguntungkan pada proses metabolisme dan kesehatan beberapa spesies akuakultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan citral pada pakan terhadap pemanfaatan karbohidrat, kinerja pertumbuhan dan kesehatan udang vanname. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dosis citral yang berbeda (0, 50, 75, dan 100 mg citral/kg pakan) dengan tiga ulangan. Udang vanname dipelihara selama 60 hari menggunakan wadah bak fiber (50×50×80cm) sebanyak 30ekor/wadah. Frekuensi pemberian pakan diberikan sebanyak empat kali sehari. Penambahan citral 100 mg/kg menghasilkan pertumbuhan udang yang lebih tinggi dan efisiensi pemanfaatan pakan dibandingkan kontrol. Tingkat enzim amilase, glukosa hemolim post-prandial, glikogen otot, dan glikogen hati lebih tinggi pada perlakuan penambahan citral dibandingkan kontrol. Respon imun udang juga lebih tinggi pada udang yang diberi penambahan citral seperti yang ditunjukkan oleh jumlah total hemosit, respiratory burst, dan aktivitas fenoloksidase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pada saat yang sama, aktivitas antioksidan dalam hepatopankreas udang yang ditunjukkan oleh Superoksida dismutase dan Malondialdehida juga meningkat pada udang dengan perlakuan citral. Dapat disimpulkan bahwa penambahan citral dapat meningkatkan pemanfaatan karbohidrat, pertumbuhan dan kesehatan udang pada konsentrasi 75. Kata kunci: citral, karbohidrat, kesehatan, pertumbuhan, udang vaname
Effect of stocking density on growth performance of African catfish Clarias gariepinus and water spinach Ipomoea aquatica in aquaponics systems with the addition of AB mix nutrient Wiyoto, Wiyoto; Siskandar, Ridwan; Dewi, Ratih Kemala; Lesmanawati, Wida; Mulya, Muhammad Arif; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 1 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.22.1.47-54

Abstract

Aquaponics is the cultivation of fish and plants in a series of systems, either in one container or in separate containers, by paying attention to the balance between fish, plants, and aquatic microorganisms. One of the obstacles in aquaponic activities is that vegetable growth is not optimal due to a lack of dissolved nutrients, so further research is needed to make better plant growth. This study aimed to evaluate catfish and water spinach growth performance in an aquaponic system by adding AB mix nutrients at different fish stocking densities. This study used a completely randomized design with three differences in stocking densities of catfish (150 fish/m3, 200 fish/m3, and 250 fish/m3) as test animals with four replications where AB mix was added to each treatment. The growth performance of catfish is better in control with a stocking density of 250 fish/m3 and without adding nutrients. The growth performance of catfish decreased with the addition of AB mix nutrients, while the growth of water spinach was better. The growth rate of catfish without adding AB mix nutrients was higher than in other treatments. In contrast, all treatments with the addition of AB mix increased the growth performance of water spinach, with the stocking density of catfish not affecting the growth of water spinach plants. Keywords: aquaponics, water spinach, catfish, growth ABSTRAK Akuaponik merupakan budidaya ikan dan tanaman dalam satu rangkaian sistem, baik dalam satu wadah maupun dalam wadah terpisah dengan memperhatikan keseimbangan antara ikan, tanaman dan mikroorganisme perairan. Salah satu kendala sistem akuaponik adalah pertumbuhan sayuran yang tidak optimal karena kurangnya nutrisi terlarut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi performa pertumbuhan lele dan kangkung dalam sistem akuaponik dengan penambahan nutrisi AB mix dan pada padat tebar ikan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perbedaan padat tebar ikan lele (150 ekor/m3, 200 ekor/m3, dan 250 ekor/m3) sebagai hewan uji sebanyak empat ulangan di mana nutrien AB mix ditambahkan disetiap perlakuan. Kinerja pertumbuhan ikan lele lebih baik pada perlakuan kontrol dengan padat tebar 250 ekor/m3 dan tanpa penambahan nutrisi AB mix. Performa pertumbuhan ikan lele menurun dengan adanya penambahan nutrisi AB mix, sedangkan pertumbuhan tanaman kangkung lebih baik. Laju pertumbuhan ikan lele dengan tanpa penambahan nutrisi AB mix lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan semua perlakuan dengan penambahan AB mix meningkatkan performa pertumbuhan tanaman kangkung dengan jumlah padat tebar ikan lele tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung. Kata kunci: akuaponik, kangkung, lele, pertumbuhan
Characteristics and quality of biofloc in vannamei shrimp culture with different carbon sources Faris Allam, Muhammad; Ekasari, Julie; Achmad Fauzi, Ichsan; Wiyoto, Wiyoto
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.23.1.92-100

Abstract

The different carbohydrate complexities are thought to affect the bioavailability of carbon sources for heterotrophic bacteria in the biofloc formation process and produce different biofloc characteristics. Based on these, the purpose of this study was to evaluate the effect of using carbon sources with different levels of complexity on the characteristics and quality of biofloc in pacific white shrimp (Penaeus vannamei) rearing. The carbon sources used in this study were dextrose (DX), potato starch (ST), and α-cellulose (CL). The experimental tests were the TAN (total ammonia nitrogen) reduction test which was carried out for 16 hours and the shrimp rearing test which was carried out for 30 days. Parameters measured to determine the characteristics of biofloc in shrimp rearing test were bifloc volume, biofloc particle size, biofloc nutrient composition, and water quality. The DX treatment produced the lowest TAN in the TAN reduction test. The shrimp rearing test showed the biofloc had different nutrient quality between the treatments. Meanwhile, the water quality between the treatments had relatively close values, but the CL treatment was able to suppress TAN and NO2 lower than the DX and ST treatments during the rearing period. In addition, it is feared that the biofloc volume of the DX treatment which is higher than the ST and CL treatments is feared to be the main cause of stress in shrimp. The conclusion of this study is that complex carbohydrates, especially cellulose, have more potential in improving the performance of the biofloc system. Keywords: biofloc volume, carbohydrate complexity, nutrient composition, particle size ABSTRAK Kompleksitas karbohidrat diduga dapat memengaruhi bioavaibilitas sumber karbon bagi bakteri heterotrof dalam proses pembentukan bioflok, sehingga kompleksitas karbohidrat yang berbeda diduga dapat menghasilkan karakteristik bioflok yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan sumber karbon dengan tingkat kompleksitas yang berbeda terhadap karakteristik dan kualitas bioflok pada pemeliharaan udang vaname (Penaeus vannamei). Sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekstrosa (DX), tepung kentang (ST), dan α-selulosa (CL) dan rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (rancangan acak lengkap). Penelitian ini memiliki dua jenis pengujian yang dilakukan secara paralel, yaitu uji penurunan TAN (total ammonia nitrogen) yang dilakukan selama 16 jam dan uji pemeliharaan udang yang dilakukan selama 30 hari. Parameter yang diukur untuk mengetahui karakteristik bioflok pada pemeliharaan udang adalah volume biflok, ukuran partikel bioflok, komposisi nutrien bioflok, dan kualitas air pemeliharaan. Perlakuan DX menghasilkan TAN paling rendah pada uji penurunan TAN. Bioflok yang dihasilkan dari uji pemeliharaan udang menunjukkan kualitas nutrien bioflok yang berbeda-beda antar perlakuanya. Sementara itu kualitas air antar perlakuan memiliki nilai yang relatif berdekatan, tetapi perlakuan CL mampu menekan TAN dan NO2 lebih rendah dari perlakuan DX dan ST selama masa pemeliharran. Selain itu, volume bioflok akhir perlakuan perlakuan DX yang lebih tinggi dari perlakuan ST dan CL dikhawatirkan dapat menjadi penyebab utama stres pada udang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah karbohidrat kompleks khususnya selulosa lebih berpotensi dalam meningkatkan performa sistem bioflok. Kata kunci: kompleksitas karbohidrat, komposisi nutrisi, ukuran partikel, volume bioflok
Penerapan Sistem RAS untuk Peningkatan Kualitas Air Budidaya Ikan Patin di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Halong, Kalimantan Selatan Thoriq, Fatanul; Wiyoto, Wiyoto; Iskandar, Andri; Hermawan, Imza
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 11 No. 1 (2025): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.11.1.52-59

Abstract

The Nurul Muhibbin Halong Islamic Boarding School is a boarding school in South Kalimantan with an Asian catfish cultivation business unit managed by students. This unit has not been managed well, as can be seen from the students' lack of understanding in carrying out cultivation, which has an impact on the poor quality of the cultivation pond water. The aim of this activity was to improve water quality through a recirculating aquaculture system (RAS). Training and implementation of the RAS system. The results of this activity show that the implementation of the RAS system makes water quality more controlled with dissolved oxygen ranging from 0,75±0,32–5,13±0,80 mg/L, pH ranging from 4,78±0,24–7,14±0,72, temperature in the range of 27,9± 0,64–32,7±0,27°C, and ammonia 0,25 mg/L. The implementation of RAS can improve water quality to be much better and is in line with production performance, especially fish survival and growth.
POTENSI AKUAPONIK UNTUK KETAHANAN PANGAN DI DESA MULYAHARJA Indriastuti, Cecilia Eny; Ramadhani, Dian Eka; Mulya, Muhammad Arif; Kurniawinata, Mohamad Iqbal; Wiyoto, Wiyoto; Kusumanti, Ima; Hendriana, Andri; Iskandar, Andri; Wahyudi, Imam Tri; Permatasari , Sheny; Rangkuti, Gavrilan Hafiz; Anassyahtira, Aliffia; Rivasa, Varel Raihan; Priatna, Moh. Fahri Aulia; Fachrezi, Muhammad Hafidz; Maha, Indah Permata Sari Br; Firdausi, Amalia Putri
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2025): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v12i1.60358

Abstract

Perikanan budidaya di Desa Mulyaharja memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan melalui penerapan sistem akuaponik, yang mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem. Namun, tantangan seperti rendahnya pengetahuan masyarakat, keterbatasan dana, dan kurangnya dukungan infrastruktur menghambat optimalisasi sistem ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengembangan akuaponik sebagai alternatif solusi untuk ketahanan pangan di Desa Mulyaharja. Metode analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Beberapa strategi diusulkan, termasuk edukasi, pengembangan infrastruktur, penerapan teknologi pemantauan kualitas air, serta kerjasama dengan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa akuaponik dapat diterapkan secara berkelanjutan dengan dukungan pelatihan teknis, pengelolaan limbah, dan diversifikasi sumber pendapatan. Dengan strategi ini, Desa Mulyaharja memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, menekan penggunaan lahan dan air, serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat secara ekonomis dan ekologis.
Manipulation of the aquatic environment to optimize the natural spawning of sunu grouper (Plectropomus leopardus) in controlled tanks Mubarrak, M. Deni Feraro; Kusumanti, Ima; Wiyoto, Wiyoto; Muzaki, Ahmad
Depik Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.32394

Abstract

Aquaculture within culture techniques is needed to support the optimization of a number of juveniles which sunu grouper natural spawning techniques. To optimize the natural spawning of Sunu Grouper (Plectropomus leopardus) its is needed to know in details about the environment condition. Random design method by using several treatments consisted of one factor, temperature, and consisted of four treatments which are 26, 28, 30, and 32 which were repeated five times. Five steps were conducting start with the preparation, acclimatization of the eggs, stocking, and hatching of the eggs, and larval maintenance. Good quality feed is required to support gonad development and egg quality during brood stock-rearing. Environmental management of culture within culture techniques is needed to support the optimization of the number of juveniles. Temperature changes made by raising and lowering the temperature are a form of stimulation that trigger spawning to occur naturally.Keywords:aquacultureaquatic environmentsunu grouper
Prospek Pengembangan Bisnis pada Budidaya Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) di Perairan Lampung Purnomo, Mareta Damayanti; Kusumanti, Ima; Wiyoto, Wiyoto; Firdaus, M.; Supriatna, Edi
Akuatika Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i1.45270

Abstract

Ikan bawal bintang merupakan salah satu komoditas ikan laut yang sudah dapat dibudidayakan pada air laut maupun air payau. Pemeliharaan ikan bawal bintang dilakukan pada bak beton dan bak fiber. Pakan yang diberikan berupa pakan alami berupa Nannochloropsis sp., Brachionus pliatilis dan Artemia sp. untuk stadia larva dan pakan pelet untuk stadia benih hingga pembesaran. Pemijahan induk ikan bawal bintang dapat dilakukan seacara alami maupun semi alami. Pemijahan ikan bawal bintang berlangsung 8–12 jam setelah penyuntikan kedua dan akan menghasilkan fertilization rate sebesar 75,9%, hatching rate sebesar 75% dan survival rate sebesar 33,3% Telur ikan bawal bintang akan menetas setelah 18 jam setelah pemijahan. Larva kemudian dipelihara selama 2 bulan hingga berukuran 5 – 7 cm untuk siap dijual. Kegiatan pembesaran dilakukan pada keramba jaring apung. Pemberian pakan pada stadia pembesaran yakni pakan pelet dengan kandungan protein 37–48% Ikan yang ditebar berukuran 9–14 cm dipelihara selama 6 bulan. Ikan yang telah mencapai ukuran 500g/ekor dapat dipanen dan dilakukan pengiriman. Hasil perhitungan diperoleh bahwa aspek usaha kegiatan pembenihan bawal bintang membutuhkan biaya total sebesar Rp594.824.974 dengan luas lahan 500 m2, R/C Ratio 1,3 dan payback period selama 3,1 tahun. Sedangkan, untuk kegiatan pembesaran membutuhkan biaya total sebesar Rp1.448.445.079. R/C Ratio yang didapatkan yakni 1,3 dan payback period selama 2 tahun.