Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pemanfaatan Microbial Fuel Cell untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan dan Menghasilkan Mikroenergi Syamsuri, Rizky Riscahya Pratama; Pribadi, Tri Dewi K; Rosada, Keukeu Kaniawati
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 19, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v19i1.25655

Abstract

Microbial Fuel Cell (MFC) memiliki kemampuan untuk meremediasi pencemar sekaligus mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan bakteri sedimen mangrove di daerah Karangsong Kabupaten Indramayu dalam mereduksi Total Petroleum Hydrocarbon (TPH), ammonia, fosfat, dan kemampuannya dalam menghasilkan by-product microenergy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif yang terdiri dari 6 tahapan yaitu pengambilan sampel, pembuatan rangkaian MFC, pengukuran arus listrik dengan multitester, isolasi bakteri pada anoda MFC, dan karakterisasi bakteri pada anoda MFC. Hasil dari penelitian ini menunjukan besar penurunan kadar TPH, ammonia, fosfat  masing-masing sebesar 47%, 98%, dan 87%, sedangkan current density sebesar 131,86 mA/m2, dan power density sebesar 43,45 W/m2. Bakteri yang berhasil diisolasi dari sedimen mangrove Karangsong sebanyak 8 isolat yang terdiri dari 5 isolat berbentuk basil gram negatif, dan 3 isolat berbentuk diplobasil gram negatif. Penelitian perlu dilanjutkan sampai tahap identifikasi bakteri dan optimasi mikroenergi yang dihasilkan.
Asosiasi Makroalga dengan Gastropoda pada Zona Intertidal Pantai Pananjung Pangandaran Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi; Ramdan Nurdiana; Keukeu Kaniawati Rosada
Jurnal Biodjati Vol 2, No 2 (2017): November
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v2i2.1573

Abstract

Interaksi yang terjadi antar organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang kompleks, karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan maupun ketiadaan suatu populasi dalam komunitas tertentu dapat memberikan gambaran tentang kondisi komunitas tersebut. Untuk mengetahui pola interaksi pada komunitas padang lamun di zona intertidal Pantai Pananjung Pangandaran, dilakukan penelitian tentang asosiasi antara populasi makroalga dan gastropoda. Pengukuran indeks ekologis diperoleh melalui observasi kuantitatif populasi makroalga dan gastropoda pada transek garis sepanjang 200 m sejajar garis pantai dengan plot kuadrat, di dua lokasi studi yang memiliki karakteristik biofisik yang berbeda, yaitu Pantai Pasir Putih dan Pantai Batu Nunggul. Hasil menunjukan bahwa di lokasi studi Pantai Pasir Putih terdapat 12 spesies makroalga dan 7 spesies gastropoda. Di lokasi studi Pantai Batu Nunggul terdapat 11 spesies makroalga dan 8 spesies gastropoda. Tutupan Makroalga tertinggi terdapat di kawasan Pantai Batu Nunggul dengan jenis Gracilaria coronopifolia sebesar 57,5%. Kepadatan Gastropoda tertinggi terdapat di lokasi studi Pantai Batu Nunggul, yaitu Cypraea annulus. Asosiasi antara makroalga dengan gastropoda di kedua lokasi studi menunjukkan asosiasi positif namun tidak terjadi ketergantungan antara kedua populasi tersebut.
Distribution of Periphyton in the Upstream Section of Citarum River, West Java, Indonesia Isma Noviana; Tri Dewi Kusuma Ningrum Pribadi; Keukeu Kaniawati Rosada
Jurnal Biodjati Vol 5, No 1 (2020): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v5i1.7717

Abstract

Periphyton indeed plays an undeniably vital role as primary producers in the food web within aquatic ecosystems such as rivers. The existence of periphyton will affect the populations of the aquatic organisms at higher trophic level, thus it is interesting to be explored, especially in big rivers like Citarum. This study aimed to explore the distribution of periphyton, including its types and abundance at several stations in the upstream part of Citarum River based on the land use in the riverbanks, in the dry season of 2018. Samples were taken at nine stations, namely Gunung Wayang Springs, Outlet Cisanti at the valley of Mount Wayang, and the connecting tributaries as follows: Cihejo, Cibuni, Cirasea, Cikaro, Cisangkuy, Cikapundung, and Ciwidey. Samples of periphyton were taken from the substrate of stone, wood, plastic, and macrophytes at three sampling points of each station. Periphyton samples were then scraped off from the surface of the substrate, where the deposit would then be filtered using plankton net No.20, preserved with Lugol 1% and subsequently identified. The results showed there were 83 species from 58 genera of both phytoperiphyton and zooperiphyton, classified as periphyton found on the sites. The total abundance of phytoperiphyton ranged between 2.3 x 104 ind/m2 and 1.3 x 108 ind/m2 where the total abundance of zooperiphyton covered from 4.7 x 102 ind/m2 to 3.7 x 105 ind/m2. The highest and the lowest numbers of total abundance of periphyton were shown at stations of Gunung Wayang Spring and Cirasea tributary, respectively. 
Struktur Komunitas Fitoplankton pada Berbagai Kedalaman di Pantai Timur Pananjung Pangandaran Keukeu Kaniawati Rosada; Sunardi .; Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi; Selviani Asmara Putri
Jurnal Biodjati Vol 2, No 1 (2017): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v2i1.1290

Abstract

Struktur komunitas fitoplankton pada suatu ekosistem perairan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Studi mengenai struktur komunitas fitoplankton di Pantai Timur Pananjung Pangandaran pada berbagai kedalaman yang dihubungan dengan faktor fisikokimia lingkungan telah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Sampel fitoplankton dan air diambil selama tiga hari berturut-turut pada empat kedalaman yang berbeda dengan interval kedalaman masing-masing tiga meter. Faktor fisikokimia yang dianalisis ialah temperatur, pH, transparansi, salinitas, konduktivitas, DO, BOD, CO2 dan HCO3-. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pantai Timur Pananjung Pangandaran ditemukan 15 jenis fitoplankton dari lima kelas yaitu Coleophyceae, Dinophyceae, Oligotrichea, Coscinodiscophyceae, dan Bacillariophyceae. Jenis fitoplankton yang mendominasi bagian permukaan ialah Navicula sp. dari kelas Dinophyceae sedangkan pada kedalaman 3, 6, dan 9 meter didominasi oleh jenis fitoplankton yang sama yaitu Coscinodiscus sp. dari kelas Coscinodiscophyceae. Secara umum, kelimpahan jenis fitoplankton tertinggi ialah pada kedalaman tiga meter yang didukung oleh kondisi lingkungan yang optimal disertai penetrasi cahaya matahari yang cukup. Berdasarkan analisis PCA, kedalaman tersebut dikarakterisasi terutama oleh Coscinodiscus sp. dan DO. Selanjutnya, berdasarkan indeks diversitas Shannon-Wiener Pantai Timur Pananjung Pangandaran termasuk ke dalam perairan tercemar ringan.       
KEWIRAUSAHAAN DAN PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI - KWT DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG Teguh Husodo; Keukeu Kaniawati Rosada; Mia Miranti; Nining Ratningsih; Suryana Suryana
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2020): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v3i3.30856

Abstract

Usaha Mikro dan Kecil Menengah merupakan usaha masyarakat untuk memberdayakan dirinya dengan tujuan menciptakan peluang usaha mandiri yang mengandalkan kemampuan dan kreativitas dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Namun demikian, upaya yang dilakukan membutuhkan dukungan berbagai aspek kewirausahaan agar menambah wawasan mengenai proses pembuatan dan manfaat dari produk-produk yang digunakan dan dihasilkan. Sebanyak tujuh dari tiga puluh usaha mikro dan kecil menengah Desa Cinunuk yang terbagi kedalam enam katagori telah dianalisis menggunakan sembilan indikator dari metode business model canvas. Selain itu, menetapkan satu usaha mikro dan kecil menengah yang dikembangkan sebagai usaha yang potensial tidak hanya dari aspek ekonomi namun juga pemberdayaan masyarakat. Pemanfaatan lahan sempit milik warga, kemudahaan dalam produksi dengan konsep urban farming dianggap mampu menjadi ikon usaha dari Desa Cinunuk. Potensi kelompok wanita tani Desa Cinunuk akan mampu menjadi usaha mikro dan kecil menengah yang maju melalui dukungan peningkatan kewirausahaan seperti kelengkapan perizinan, uji farmakologi dan sertifikasi.
PENGGUNAAN BAMBU AIR (Equisetum hyemale) DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR LINDI (LEACHATE) TPA SARIMUKTI BANDUNG Dewi Mulyani; Keukeu Kaniawati Rosada; Sunardi Sunardi
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 12, No 1 (2014): BIOTIKA JUNI 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v12i1.10070

Abstract

PENURUNAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK & COLIFORM DALAM LINDI TPA SARIMUKTI OLEH Paramecium caudatum PADA pH DAN OKSIGEN TERLARUT YANG BERBEDA Bani Fauziah; Sunardi Sunardi; Keukeu Kaniawati Rosada
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 12, No 2 (2014): BIOTIKA DESEMBER 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v12i2.10081

Abstract

Antibacterial and Anti-Biofilm Activities of Culture Filtrates from Schizophyllum commune, Coniothyrium sp., and Fusarium sp. Hastuty, Aerma; Mairani, Rahma; Rosada, Keukeu Kaniawati
Makara Journal of Science Vol. 24, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bacterial infections are usually caused by biofilms that are resistant to extreme conditions. Studies have shown that fungal extracts have the potential to inhibit biofilm formation. The aim of this study was to examine the activity of several fungal culture filtrates in inhibiting bacterial growth and biofilm formation. The fungi were identified by molecular method, and the effects of different concentrations (45%, 75%, and 90%), medium pH (6, 7, and 9), temperatures (30 and 37 °C), and incubation times (24, 48, and 72 h) of the filtrates on their anti-biofilm formation properties were investigated. Anti-biofilm assay was performed using the diffusion test and microtiter assay. The parameters examined included the diameter of the inhibition zone of each well and the optical density of the filtrate solution. Molecular identification based on ITS rDNA regions showed that the fungal isolates in this study were Schizophyllum commune (strain JSB2), Coniothyrium sp. (strain JB1-3), and Fusarium sp. (strain JBB2). Antibacterial assay showed that, among the culture filtrates obtained from all fungi, that from Fusarium sp. strain JBB2 exhibits the highest inhibitory activity. Biofilm inhibition assay further revealed optimum fungal culture filtrate activities at pH 7.
PERBANDINGAN ANATOMI INSANG IKAN BERDASARKAN HABITAT YANG BERBEDA Malini, Desak Made; Octaviani, Regita; Rosada, Keukeu Kaniawati
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 21, No 1 (2023): BIOTIKA JUNI 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v21i1.46178

Abstract

Ikan telah mengembangkan beragam adaptasi anatomi insang agar dapat berfungsi secara efisien dalam habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan anatomi insang ikan yang meliputi morfologi dan morfometrik organ insang dari tiga jenis ikan yang hidup di habitat yang berbeda. Sampel ikan yang digunakan adalah Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Lele (Clarias batrachus) dan Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) masing-masing sebanyak lima ekor dengan bobot badan 100 sampai 300 g dan panjang tubuh 20 sampai 40 cm yang diperoleh dari pasar tradisional. Bagian insang yang diamati adalah membran branchiostegal, arcus branchialis, filamen branchialis, dan branchiospinalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ikan Kembung memiliki berat relatif insang lebih besar dibandingkan Ikan Nila dan Ikan Lele yaitu masing-masing 4,85 + 0,38%; 3,43 + 0,23%; dan 2,46 + 0,31%. Terdapat perbedaan morfologi insang dari ketiga spesies ikan yang diamati yaitu pada warna insang, bentuk membran branchiostegal, arcus branchialis, dan branchiospinalis. Pada morfometrik terdapat perbedaan berat relatif insang, rasio panjang arcus branchialis, rasio panjang filamen branchialis, jumlah filamen branchialis, kerapatan filamen branchialis, dan kerapatan branchiospinalis. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan anatomi insang antara Ikan Nila (O. niloticus), Ikan Lele (C. batrachus) dan Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) yang hidup pada habitat yang berbeda.   
Bioremediation using microbial fuel cell for polluted marine sediment Pribadi, Tri Dewi Kusumaningrum; Rosada, Keukeu Kaniawati; Ihsan, Yudi Nurul; Rossiana, Nia
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v11i2.38765

Abstract

.