Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

MENGUAK KRITIK IDEOLOGI SOSIAL HABERMAS Fatmah AR Umar
Jurnal Inovasi VOL. 08, NO. 02, THN. 2011
Publisher : Jurnal Inovasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.712 KB)

Abstract

Kritik pada hakekatnya merupakan koreksi atau reaksi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang tetentu. Kritik dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal, baik langsung maupun tidak langsung. Kritik dilakukan karena adanya sesuatu kebijakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dianggap membelenggu, menyimpang, dan merugikan, baik secara fisik maupun nonfisik, baik secara abstrak maupun konkret. Fenomena ini dilihat oleh Habermas dari segi kepentingan instrumentalia, tindakan komunikatif, dan kepentingan emansipasi. Ketiga hal ini pada hakekatnya merupakan refleksi diri menuju ke keadaan yang lebih kondusif, kebebasan, dari tekanan kekuasaan simbolik yang dilakukan oleh penguasa (dalam tanda kutip). Dalam hal ini Habermas meninjaunya dari idiologi dalam ilmu sosial kritis dengan hermenutika. Hermenutika Habermas bertujuan meniadakan atau menghilangkan kesalahpahaman. Hermeneutika ada selama kesalahpahaman itu ada. Teori kritik berkepentingan untuk membebaskan sekaligus menyembuhkan masyarakat yang mendekam dalam kungkungan ideologi itu melalui kritik idiologi.
WACANA TUJAQI PADA PROSESI ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT SUWAWA PROVINSI GORONTALO Fatmah AR. Umar
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 39, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.195 KB)

Abstract

The  purpose  of  this  researcth  are  explain  scheme,  actor, setting, and theme of tujaqi discourse in procession of married culture in Suwawa society  Gorontalo  Province,  in  the  statge  of  motolobalango,   momanato,  and moponika. This Researceh is using qualitative approach. The result of this research are (1) scheme of tujaqi discourse in procession of marrid culture Suwawa sosioty Gorontalo Province is using stef forward (benning, middle, and end), (2) actor that involved in tujaqi discourse in procession of married culture Suwawa sosioty Gorontalo Provinece consist of many components from senior official until masses including children, (3) setting of tujaqi discourse is patterning setting and spontane ous setting, and (general theme of tujaqi discourse in procession of married culture Suwawa sosioty Gorontalo Province is struggle, making sacrifice and confession
THE EXISTENCE OF THE SUWAWA LANGUAGE IN THE ENORMITY OF MODERNIZATION AND MULTICULTURALISM (Eksistensi Bahasa Suwawa dalam Dahsyatnya Terjangan Modernisasi dan Multikulturalisme) Fatmah AR. Umar
SAWERIGADING Vol 27, No 2 (2021): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.921 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v27i2.935

Abstract

The Suwawa language (Bonda) is a tiyombu (ancestor) language. However, due to the development of science and technology, the existence of this language began to be recessive and marginalized. This paper aims to describe (1) the existence of the Suwawa people in the view of modernization and multiculturalism, (2) the type of modernization and multiculturalism adopted by the Suwawa people, (3) factors that cause changes in the existence of the use of the Suwawa language, (4) the impact of modernization and multiculturalism on the existence of the use of the Suwawa language, and (5) efforts to maintain the existence of the Suwawa language in the enormity of modernization and multiculturalism. The method employed is qualitative-descriptive with data collection instruments through observing/recording, participative conversation, and taking notes.  The results indicate several points. First, in the view of modernization and multiculturalism, the Suwawa people have been exposed to: (i) modernization, (ii) modernity, and (iii) multiculturalism with specific characteristics. Second, the type of multiculturalism and modernization adopted by the Suwawa people is (i) isolationist, (ii) accommodative, (iii) autonomous, (iv) critical/interactive, and (v) cosmopolitan. Third, factors that cause changes in the existence of the use of the Suwawa language are (i) language power, (2) language attractiveness, and (3) language pressure. Fourth, the impact of modernization and multiculturalism on the existence of the Suwawa language are (i) positive impact dan (ii) negative impact. Fifth, efforts to maintain the Suwawa language's existence in the enormity of modernization and multiculturalism are pursued through empowering (1) families, (2) educators, (3) community organizations, (4) professional organizations, (5) traditional stakeholders, (7) religious leaders, (8) mass media managers, and (9) the government.
Penggunaan Media Kahoot dalam Penilaian Pembelajaran Mengevaluasi Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Suwawa Nenta Mamonto; Fatmah A.R. Umar; Herson Kadir
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.564 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i1.10103

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penggunaan media Kahoot dalam penilaian pembelajaran mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot, (2) mendeskripsikan hasil belajar siswa melalui penggunaan media Kahoot dalam pembelajaran mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot, (3) mendeskripsikan faktor penghambat penggunaan media Kahoot dalam penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil observasi penggunaan media Kahoot dalam penilaian pembelajaran mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot, nilai yang diperoleh siswa berdasarkan penggunaan aplikasi Kahoot, keterangan dari peneliti dan siswa tentang hambatan penggunaan media Kahoot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Kahoot dalam penilaian pembelajaran mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot berlangsung dengan baik, mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, membuat siswa merasa tertantang, mampu mendorong siswa untuk saling berkompetisi mendapatkan nilai sebaik mungkin, mampu meningkatkan antusiasme dan motivasi belajar para siswa, dan mampu mencegah siswa untuk kehilangan minat belajar. Hasil belajar siswa melalui penggunaan media Kahoot diperoleh nilai rata-rata sebesar 9648,60 point, perolehan nilai siswa berdasarkan peringkat (nilai tertinggi dan nilai terendah) dilihat dari awal sampai akhir pembelajaran yang menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik dan aktif dalam menggunakan media Kahoot. Faktor penghambat penggunaan media Kahoot dikategorikan cukup dipengaruhi dari segi fasilitas, aturan lingkungan sekolah, dari siswa, dan pada awal pengenalan media.
EKRANISASI NOVEL DILAN 1991 KARYA PIDI BAIQ KE DALAM FILM DILAN 1991 KARYA FAJAR BUSTOMI juni triantoko; Fatmah A R Umar; Herson Kadir
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.229 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i2.12713

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan (1) Proses penciutan yang terjadi pada film Dilan 1991 karya sutradara Fajar Bustomi yang merupakan hasil ekranisasi dari novel Dilan 1991 karya Pidi Baiq. (2) Proses penambahan yang terjadi pada film Dilan 1991 karya sutradara Fajar Bustomi yang merupakan hasil ekranisasi dari novel Dilan 1991 karya Pidi Baiq. (3) Proses perubahan variasi yang terjadi pada film Dilan 1991 karya sutradara Fajar Bustomi yang merupakan hasil ekranisasi dari novel Dilan 1991 karya Pidi Baiq. Teori yang digunakan adalah teori ekranisasi, dengan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca, teknik dokumentasi, dan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan (1) Proses ekranisasi penciutan terdapat pada aspek tokoh, yaitu ada 8 tokoh yang mengalami penciutan, dan pada aspek alur, yaitu terdapat 63 alur yang mengalami penciutan. (2) Proses ekranisasi penambahan hanya terdapat 2 alur cerita yang ditambahkan. (3) Proses ekranisasi perubahan variasi terdapat pada aspek tokoh, yaitu terdapat 5 karakter tokoh yang tampil di novel dan film, terdapat 17 tokoh yang diperkenalkan di novel tidak diperkenalkan di film. Untuk aspek alur, yaitu terdapat 18 alur yang mengalami perubahan variasi. Dan untuk aspek latar terdapat 5 latar yang mengalami perubahan variasi. Hal tersebut terlihat dalam film Dilan 1991 karya Fajar Bustomi yang lumayan banyak perbedaan dengan novel Dilan 1991 karya Pidi Baiq. Akan tetapi, walau mengalami banyak proses ekranisasi, film tetap menyampaikan isi dalam novel dengan baik. Kata-kata Kunci: Ekranisasi, Novel Dilan 1991, Film Dilan 1991.
CERMINAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUWAWA DALAM BINGKAI TRADISI DAN MODERNITAS Fatmah Umar
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 1 (2020): Jambura Journal of Linguistics and Literature
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.235 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i1.6918

Abstract

Cerminan kehidupan sosial budaya masyarakat Suwawa tampak pada (1) adanya sistem pemerintahan yang bersifat (i) monarkikonstitusional, (ii) memadukan unsur feodalisme dan demokrasi, (iii) feodalisme yang mendasar pada hubungan kekerabatan dan perlindungan, (iv) lebih menekankan hubungan adat dan kerja sama untuk mencapai kepentingan bersama daripada bentuk konfederasi politik yang didominasi oleh salah satu kekuatan di antara mereka, (v) ikatan yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan dalam menghadapi suatu masalah, (vi) kewajiban raja bermusyawarah dengan para elit politik dan penguasa daerah, (vii) raja di Gorontalo bisa diturunkan oleh para bangsawan (Bantayo Poboide) tanpa menimbulkan konflik, dan (viii) para bangsawan yang tergabung dalam Bantayo Poboide ini adalah memegang peran di balik layar dalam menentukan kebijakan raja. Sistem pemerintahan dimaksud mempererat hubungan kekeluargaan yang dikenal dengan poganaqa (Suwawa) atau pohalaqa (Gorontalo). Poganaqa/Pohalaqa merupakan suatu masyarakat hukum di atas organisasi kerajaan, suatu hubungan persaudaraan atau perserikatan dari kerajaan-kerajaan menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Di dalam istilah poganaqa/pohalaqa tersebut dikenal istilah (1) Tomita Dewuwa Lima no poganaqa (Suwawa), (2) Dewuwa no poganaa, (3) Lima no poganaa, (4) Dewuwa lima ni poganaa, dan (5) U Dewuwa lima no poganaa. Di bidang budaya dan adat istadat, masyarakat Gorontalo memiliki budaya yang berhubungan dengan (1) keagamaan, (2) kesenian, (3) artefak, (4) bahasa, (5) sastra (prosa), dan (6) sastra (puisi). Seiring dengan arus globalisasi dan modernisasi, sistem pemerintahan, dan budaya serta adat istiadat dimaksud membuat masyarakat Suwawa diperhadapkan pada permasalahan yang sulit. Di sisi lain, masyarakat Suwawa memiliki beban moral kewajiban mempertahankan dan melestarikan keaslian tradisi dan adat istiadat sebagai jati diri dan identitas diri, sedangkan di sisi lain masyarakat Suwawa diperhadapkan dengan terjangan arus globalisasi modernisasi informasi. Jika sisi pertama yang diambil, maka masyarakat Suwawa masih dapat dikategorikan masyarakat zaman waras, sedangkan jika sisi kedua yang dipilih, maka masyarakat Suwawa dapat dikategorikan ke dalam zaman edan yang habitus. Jika sisi kedua yang dipilih, maka wasternisasi pasti akan menggorogoti masyarakat Suwawa.
Code Mixing in Youtube Video Content of Gen Halilintar in 2019 Zulfatriani Isra; Dakia N. Djou; Fatmah AR. Umar
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.844 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i2.12212

Abstract

This study was aimed to identify the forms and causative factors of Code Mixing in YouTube Video Content of Gen Halilintar in 2019, by employing qualitative descriptive approach. The data was obtained from Gen Halilintar as the speaker in their YouTube Video Content in 2019, which was collected by observation and data transcription technique by identifying the observation results, sorting the results based on Code Mixing forms, analyzing the data, presenting the data, and withdraw conclusions. The findings revealed 158 data of Code Mixing from 12 YouTube videos that includes 4 forms: words, phrases, clauses, and sentences. The causative factors consists of Code Mixing limitation of use, popular use of terms, speaker and his/her personality, speaker's partner, residence, modus of discussion, topic, goals and benefits, variants an and level of speech, third speaker's presence, the act of stimulating humor, and the act of mere bragging. This study concludes with words as the most used form of code mixing of all 4 forms, while the most indluencing factor is residence.
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 TELAGA MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR DRAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Sri Gitawati Umar; Fatmah AR Umar; Herman Didipu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.677 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i2.9234

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes kemampuan dan kuensioner (angket). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur drama, rata-rata 67 dengan kategori kurang, Hal ini dibuktikan dari kemampuan mengidentifikasi tema rata-rata 70 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi alur drama rata-rata 71 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi penokohan rata-rata 68 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi latar rata-rata 72 dikategorikan cukup, kemampuan mengidetifikasi dialog rata-rata 58 dikategorikan sangat kurang, kemampuan mengidentifikasi amanat rata-rata 60 dikategorikan sangat kurang. Secara keseluruhan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama rata-rata 67 dikategorikan kurang. (2) Faktor-faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dikategorikan cukup dipengaruhi oleh faktor peserta didik, faktor sekolah, faktor sarana dan prasarana. (3) Solusi terhadap faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik sekolah, karakteristik sarana dan prasarana. Jadi dapat disimpulkan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam kategori kurang.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS DALAM NOVEL LONTARA RINDU KARYA S. GEGGE MAPPANGEWA Firmansyah Yantu; moh. Karmin Baruadi; Fatmah AR Umar
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.526 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i2.9232

Abstract

Penelitian ini menggunakan kajian antropologi sastra interpretative Clifford Geertz. Teori yang mengemukakan cara untuk menemukan bentuk kearifan lokal melalui bentuk dan nilai kearifan lokal yang ada dalam lingkungan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang menggambarkan bentuk dan nilai kearifan lokal masyarakat Bugis. Sumber data penelitian ini adalah novel Lontara Rindu karya S. Gegge Mappangewa diterbitkan oleh Republika pada tahun 2012. Tebal halaman 343 halaman; 13,5 cm x 20,5 cm. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Analisis data yang dilakukan meliputi; mengidentifikasi, klasifikasi, analisis, interpretasi, menyajikan hasil data. Hasil penelitian menunjukkan bentuk dan nilai yang merujuk pada kearifan lokal masyarakat Bugis. Bentuk kearifan lokal yang ditemukan ada 9 bagian. Diantaranya; 1) kepercayaan terhadap mitos, 2) bentuk tradisi lokal; 3) bentuk upacara adat; 4) bentuk kebijaksanaan lokal; 5) bentuk kepedulian sosial; 6) bentuk menjunjung tinggi harga diri; 7) bentuk religi; 8) bentuk kasih sayang; 9) bentuk menghargai orang lain. Sedangkan nilai kearifan lokal yang ditemukan ada 8 bagian. Diantaranya; 1) sopan santun; 2) kejujuran; 3) kerukunan dan penyelesaian konflik; 4) komitmen; 5) pikiran positif; 6) rasa syukur; 7) kerja keras; 8) gotong royong. 9 bentuk dan 8 nilai ini merujuk pada kearifan lokal yang ada di lingkungan masyarakat Bugis melalui novel Lontara Rindu karya S. Gegge Mappangewa.
Permainan Bahasa Komika Arafah dalam Video Stand Up Comedy Academy 2 Ririn N. Gani; Fatmah AR Umar; Salam Salam
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i2.789

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk, gaya, dan fungsi permainan bahasa komika Arafah dalam video Stand Up Comedy Academy 2. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan 343 kutipan permainan bahasa Arafah dalam 12 video Stand Up Comedy Academy 2 yang di dalamnya terdapat bentuk abreviasi, reduplikasi, antonimi, gaya tak resmi, percakapan, antitesis, repetisi, fungsi hiburan, mengkritik atau mengejek, dan menyampaikan sesuatu secara menarik. Simpulan penelitian yang lebih mendominasi dan sekaligus mewarnai permainan Bahasa Arafah yaitu bentuk reduplikasi, gaya tak resmi, dan fungsi hiburan. Dengan demikian, banyak yang mengerti dan tertarik dengan topik yang dibawakan. This study aims to describe the form, style and functions of the language games of a comedian Arafah in the videos of Stand Up Comedy Academy 2. The method used is qualitative descriptive method. From the result of the study found 343 quotes from the Arafah language game in 12 Stand Up Comedy Academy 2 videos in which there are from of abbreviation, reduplication, antonymy, informal style, conversational, antithesis, repetition, entertainment function, criticizing or mocking, and conveying something interestingly. The research conclusions that dominate and color the Arafah language game are reduplication from, informal style, and entertainment functions. Thus, many understand and are interested in the topik being presented.