Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

Penerapan Terapi Musik Untuk Menurunkan Tingkat Halusinasi Pendengaran Putri, Izza Nubaela; Aktifah, Nurul
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi pendengaran merupakan salah satu jenis gejala pada pasien skizofrenia. Halusinasi pendengaran dapat mengakibatkan keadaan yang membahayakan bagi pasien karena dapat mempengaruhi pasien dalam melakukan tindakan yang mengancam diri sendiri ataupun orang lain. Metode yang digunakan untuk menurunkan tanda gejala halusinasi pendengaran salah satunya adalah terapi musik. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi musik terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran. Desain pada karya tulis ilmiah ini berupa studi kasus dengan subyek studi dua klien yang mengalami halusinasi pendengaran, klien yang bersedia menjadi responden, dan klien halusinasi pendengaran yang kooperatif. Pemberian terapi musik dilakukan selama 7 hari pada pagi dan sore selama 10 menit. Instrument yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi tanda dan gejala halusinasi pendengaran. Hasil studi kasus didapat, pada responden 1 dan 2 sebelum dilakukan tindakan mengalami 11 tanda gejala halusinasi pendengaran dan setelah dilakukan tindakan menjadi 5 tanda gejala pada responden 1, dan responden 2 menjadi 6 tanda gejala halusinasi pendengaran. Kesimpulan penerapan terapi musik yaitu dapat menurunkan tingkat halusinasi pendengaran. Saran bagi tenaga kesehatan dapat menjadikan terapi musik sebagai salah satu terapi modalitas dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien yang mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran.
Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tanda dan Gejala Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Rokhilah, Ribkhatur; Aktifah, Nurul
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon individu terhadap stressor yang beresiko membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Metode yang digunakan untuk mengurangi tanda gejala resiko perilaku kekerasan salah satunya adalah terapi relaksasi otot progresif. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tanda gejala pasien resiko perilaku kekerasan. Desain Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus. Subjek studi kasus terdiri dari dua responden resiko perilaku kekerasan di RPSBM Kota Pekalongan yang mendapat pengobatan teratur dengan tingkat kronik dan bersedia menjadi responden. Studi kasus ini dilakukan sehari sekali dalam 7 hari selama 25 menit dengan instrumen penelitian adalah lembar observasi tanda gejala resiko perilaku kekerasan dan SOP terapi relaksasi otot progresif. Hasil sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif pada responden 1 yaitu 8 tanda gejala dan responden 2 yaitu 6 tanda gejala, setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif pada responden 1 menjadi 2 tanda gejala dan responden 2 menjadi 1 tanda gejala. Simpulan studi kasus ini adalah terapi relaksasi otot progresif dapat mengurangi tanda gejala pasien resiko perilaku kekerasan yaitu rasa marah dan kesal, ingin menyakiti diri sendiri dan orang lain, serta perubahan fisik yaitu mata melotot, tangan mengepal, rahang mengeras, tubuh kaku, bicara kasar dan ketus. Saran bagi tenaga kesehatan dapat menjadikan terapi relaksasi otot progresif sebagai salah satu terapi untuk mengurangi tanda gejala pasien resiko perilaku kekerasan.