Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENINGKATAN KERJA INSULIN DENGAN ACTIVE STRETCHING EXERCISE PADA DMT2 DI KABUPATEN PEKALONGAN Aktifah, Nurul; Faradisi, Firman
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i2.715

Abstract

Physical exercise can significantly reduce weight and insulin sensitivity; hence, it can reduce blood glucose levels and improve blood glucose control. The main objective of this study was to determine the effectiveness of active stretching exercise to increase the function of insulin on Diabetes Mellitus Type 2(DMT2) at Pekalongan Regency. The design of this study was a randomized controlled trial (RCT) with one-group pretest-posttest design. 20 respondents were chosen by using total sampling technique on  August 3 - October 27, 2018. The data collection tools were a questionnaire, GlucoDrTM, and Autocheck®. The Shapiro-Wilk test was implemented as a normality test.To determine the effect of the treatment, a paireddependent T-Test was used. This study found out that there was no significant difference of the work of insulin, before and after the respondents did the active exercise, with a value of ρ 0.315. Therefore, it is strongly recommended that further research applies active stretching exercise combined with 7 self-management of diabetes. 
Pursed lips breathing education for asthma patients in Kebonsari Village, Pekalongan Regency, Indonesia Kartikasari, Dian; Kurniawati, Trina; Faradisi, Firman
Community Empowerment Vol 6 No 5 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.82 KB) | DOI: 10.31603/ce.4905

Abstract

Asthma is a respiratory system disease characterized by symptoms of coughing, shortness of breath and wheezing. Pursed lips breathing is one of the non-pharmacological measures used to treat asthma recurrence. The patients who followed were 10 people. This community service method was in the form of education using leaflets and power points and was attended by 10 asthma patients. The activity began with a pre-test, delivery of material, and ends with a post-test. The results of this activity revealed an increase in knowledge of asthma patients with good criteria as much as 70% and quite as much as 30%. Thus, Pursed lips breathing can effectively prevent the risk of recurrence in asthma patients.
Perbedaan Efektivitas Pemberian Terapi Murotal dengan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Ekstremitas di Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta Arina Maliya; Firman Faradisi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2011: PROSEDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN PPNI JATENG
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.939 KB)

Abstract

Latar Belakang - Penanganan fraktur bisa berupa konservatif ataupun operasi. Tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa membahayakan bagi pasien sehingga banyak pasien yang mengalami kecemasan sebelum operasi. Kini telah banyakdikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan, diantaranya adalah terapi musik dan terapi murotal yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien.Terapi murotal dan terapi musik dapat menurunkan kecemasan, tetapi apakah terapi murotal itu lebih cepat menurunkan kecemasan dibandingkan terapi musik belum diketahui, sehingga diperlukan penelitian tentang keefektivan antara pemberian terapi pembacaan Al-Qur'an dengan terapi musik terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre-operasi.Tujuan - Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat efektivitas pada kedua terapi dalam menurunkan kecemasan.Metode - Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperiment, tipe pre test and post test design Sample dalam penelitian ini adalah psien fraktur ekstremitas di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tehnik pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired sample t test)Hasil -Hasil pengkajian sebelum diberikan terapi sebagian besar pasien mengalami cemas sedang. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik diperoleh nilai thitung, sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05) sehingga Ho ditolak. Artinya pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi murotaldiperoleh nilai thitung, sebesar 10,920 (p : 0,000 < 0,05) sehingga Ho ditolak artinya pemberian terapi murotal efektif menurunkan Jingkg! kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik dan murotal diperoleh nilai t66n, sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05) sehingga Ho ditolak artinya pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkantingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik.Diskusi-Pemberian terapi musik ataupunterapi murotal ini dapat diberikan pada saat pasien menunggu untuk dilakukan operasi sekurang-kurangnya l0 menit sebelum menjalani operasi.Rekomendasi-Penggunaan terapi murotal ataupun terapi musik pada pasien yang akan menghadapi operasi perlu protap dalam persiapan pasien yang akan menjalanani operasi. Khusus terapi murotal direkomendasikan bagi pasien yang beragama muslim, sedangkanyang beragama non muslim direkomendasikan dengan terapi musik klasik.Kata kunci-Fraktur, operasi, kecemasan, terapi musik, terapi murotal
PENINGKATAN KERJA INSULIN DENGAN ACTIVE STRETCHING EXERCISE PADA DMT2 DI KABUPATEN PEKALONGAN Nurul Aktifah; Firman Faradisi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i2.715

Abstract

Physical exercise can significantly reduce weight and insulin sensitivity; hence, it can reduce blood glucose levels and improve blood glucose control. The main objective of this study was to determine the effectiveness of active stretching exercise to increase the function of insulin on Diabetes Mellitus Type 2(DMT2) at Pekalongan Regency. The design of this study was a randomized controlled trial (RCT) with one-group pretest-posttest design. 20 respondents were chosen by using total sampling technique on  August 3 - October 27, 2018. The data collection tools were a questionnaire, GlucoDrTM, and Autocheck®. The Shapiro-Wilk test was implemented as a normality test.To determine the effect of the treatment, a paireddependent T-Test was used. This study found out that there was no significant difference of the work of insulin, before and after the respondents did the active exercise, with a value of ρ 0.315. Therefore, it is strongly recommended that further research applies active stretching exercise combined with 7 self-management of diabetes. 
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KADER PENDUKUNG ASI : PENGABDIAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS WIRADESA PEKALONGAN I. Isyti’aroh; Firman Faradisi; Siti Rofiqoh; Sri Aniyati; Yuni Sandra Pratiwi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.343 KB)

Abstract

Kader kesehatan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan bidang kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat. Khusus untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif, perlu dibentuk kader pendukung ASI yang mendukung pembangunan bidang gizi keluarga terutama pemberian ASI eksklusif. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membentuk kader ASI yang mempunyai pemahaman yang benar tentang ASI dan mampu mengedukasi masyarakat tentang ASI dan manajemen laktasi di Puskesmas Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Metoda pengabdian masyarakat adalah dengan melakukan pelatihan selama 2 hari meliputi teori dan praktik mikroteaching sebagai persiapan untuk mengedukasi masyarakat teentang ASI. Hasil pengabdian masyarakat telah terbentuk kader pendukung ASI sejumlah 35 kader dari seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja puskesmas Wiradesa Pekaloangan. Hasil evaluasi pemahaman tentang ASI menunjukkan jumlah nilai rata-rata sebelum pelatihan 74,9 dan setelah pelatihan 82,7 dari rentang nilai 0-100 atau meningkat sebesar 77,8 point. Hasil penilaian microteaching menunjukkan nilai rata-rata 86,9 (nilai ambang batas 60) dari rentang nilai 0-100. Kesimpulan pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah telah terbentuk kader terlatih sebanyak 35 kader dengan pemahaman ASI yang meningkat dan mampu melakukan edukasi tentang ASI dan manajemen laktasi.
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KADER PENDUKUNG ASI : PENGABDIAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS WIRADESA PEKALONGAN I. Isyti’aroh; Firman Faradisi; Siti Rofiqoh; Sri Aniyati; Yuni Sandra Pratiwi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kader kesehatan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan bidang kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat. Khusus untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif, perlu dibentuk kader pendukung ASI yang mendukung pembangunan bidang gizi keluarga terutama pemberian ASI eksklusif. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membentuk kader ASI yang mempunyai pemahaman yang benar tentang ASI dan mampu mengedukasi masyarakat tentang ASI dan manajemen laktasi di Puskesmas Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Metoda pengabdian masyarakat adalah dengan melakukan pelatihan selama 2 hari meliputi teori dan praktik mikroteaching sebagai persiapan untuk mengedukasi masyarakat teentang ASI. Hasil pengabdian masyarakat telah terbentuk kader pendukung ASI sejumlah 35 kader dari seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja puskesmas Wiradesa Pekaloangan. Hasil evaluasi pemahaman tentang ASI menunjukkan jumlah nilai rata-rata sebelum pelatihan 74,9 dan setelah pelatihan 82,7 dari rentang nilai 0-100 atau meningkat sebesar 77,8 point. Hasil penilaian microteaching menunjukkan nilai rata-rata 86,9 (nilai ambang batas 60) dari rentang nilai 0-100. Kesimpulan pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah telah terbentuk kader terlatih sebanyak 35 kader dengan pemahaman ASI yang meningkat dan mampu melakukan edukasi tentang ASI dan manajemen laktasi.
Perilaku Lansia Penderita Diabetes Mellitus di Pedesaan Dwi Fijianto; Herni Rejeki; Tri Sakti Wirotomo; Siti Rofiqoh; Firman Faradisi; Nurul Aktifah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v16i2.1481

Abstract

Angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) di dunia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahun.Peningkatan di Negara berkembang meningkat 2 kali lebih banyak, peningkatan kejadian DM tidakhanya di wilayah perkotaan saja, tetapi juga di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perilaku lansia penderita penyakit DM di Pedesaan Kabupaten Pekalongan. Rancanganpenelitian adalah cross sectional dengan tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnikpurposive sampling. Analisa data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui perilaku lansiapenderita DM di Pedesaan di Kabupaten Pekalongan. Jumlah responden diperoleh sebanyak 124yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu lansia dengan riwayat penyakit diabetes mellituslebih dari 1 tahun dan lansia yang mampu berkomunkasi secara verbal dan kooperatif.Hasil penelitian didapatkan perilaku lansia penderita DM di pedesaan Kabupaten Pekalonganadalah perilaku merokok setiap hari sebesar 30,65%, perilaku tidak pernah melakukan aktifitas fisiksebesar 66,94%, dan perilaku mengkonsumsi makanan manis sebesar 41,94%. Dapat disimpulkanbahwa perilaku lansia penderita DM di pedesaan di Kabupaten Pekalongan merupakan perilakuyang tidak sehat, peneliti berharap perawat komunitas agar tetap memperhatikan danmemberdayakan keluarga yang memiliki lansia agar dapat membantu dan merubah perilaku yangtidak sehat pada lansia agar kualitas kehidupan lansia penderita DM menjadi lebih optimal.
Sosialisasi Mental Health Bagi IPNU/IPPNU Desa Krasakageng Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Sari, Vera Kartika; Pangestu, Haifan Tri Buwono Joyo; Sari, Sekar Ayu Maya; Prastika, Dinda; Salshabilla, Salwa; Dewi, Alfa Yuliana; Faradisi, Firman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 7 (2024): September
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i7.1336

Abstract

Masalah kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pada remaja di wilayah Desa Krasakageng Kec. Sragi Kab. Pekalongan menjadi fokus utama dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Melalui metode sosialisasi dan pelatihan, program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan mental serta memberikan keterampilan coping yang efektif. Kegiatan ini melibatkan 15 peserta remaja dan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 jam. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan peserta mengenai tanda-tanda gangguan mental dan cara mengelola stres. Selain itu, peserta juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berkomunikasi mengenai masalah kesehatan mental. Program ini memberikan kontribusi penting dalam upaya mempromosikan kesehatan mental remaja dan menciptakan lingkungan yang lebih suportif.
Peningkatan Adopsi Teknologi Dome Pengering melalui Pelatihan Partisipatif pada Kelompok Tani "Tani Maju" Desa Bantarkulon Dewi, Alfa Yuliana; Prasetyo, Imam; Musyahar, Ghoni; Septiady, R. Kurniawan Dwi; Faradisi, Firman; Nur, Achmad Vandian; Waznah, Urmatul; Fajriyah, Nuniek Nizmah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan adopsi teknologi dome pengering oleh Kelompok Tani "Tani Maju" di Desa Bantarkulon. Permasalahan yang melatarbelakangi kegiatan ini adalah rendahnya pemanfaatan teknologi pengeringan modern yang dapat meningkatkan kualitas dan nilai tambah hasil panen petani. Metode yang digunakan adalah pelatihan partisipatif aktif, yang melibatkan 25 anggota petani secara langsung melalui tanya jawab dan penjelasan mendalam mengenai manfaat dan prinsip kerja dome pengering. Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga sesi yang meliputi pemaparan materi, demonstrasi penggunaan alat, dan diskusi kelompok. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman dan minat petani terhadap teknologi dome pengering. Berdasarkan evaluasi pasca pelatihan, 80% peserta menunjukkan peningkatan pemahaman yang baik mengenai prinsip kerja dome pengering, dan 75% menyatakan minat yang tinggi untuk mengimplementasikannya. Sebanyak 60% peserta menjadi lebih terampil dalam mengoperasikan alat setelah sesi praktik. Tingkat partisipasi aktif petani selama pelatihan mencapai rata-rata 90% kehadiran, yang menunjukkan adanya penerimaan positif terhadap teknologi baru ini. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan partisipatif aktif efektif dalam meningkatkan adopsi teknologi dome pengering pada Kelompok Tani "Tani Maju". Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membangun kesadaran akan manfaat ekonomi dan kualitas yang dapat dicapai melalui penggunaan teknologi modern dalam pengelolaan hasil panen. Inovasi teknologi dome pengering yang diadaptasi dengan kondisi lokal memberikan solusi alternatif yang efektif untuk mengatasi masalah pengeringan hasil panen.
PELATIHAN KADER TANGGAP DIABETES MELITUS SEBAGAI WAHANA DALAM PENCEGAHAN KOMLPIKASI ULKUS KAKI DM DI WILAYAH SAPUGARUT Faradisi, Firman; Aktifah, Nurul; Widyastuti, Windha
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v3i1.1382

Abstract

Penyakit Diabetes Melitus merupakan 10 besar penyakit di Indonesia dimana penyakit ini kerap menyebabkan komplikasi berupan DNP dan ulkus kaki DM. Masalh lain yang muncul adalah beberapa penderita diabetes mellitus tidak paham bagaimana untuk deteksi dini gangguan DNP dan bagaimana tatalaksana mandiri yang dapat dilaksanakan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada kader agar dapat mengetahui dan mendemonstrasikan bagaiman cara melakukan deteksi dini terhadap DNP serta penatalaksanaan mandiri yang dapat dilakukan untuk menurunkan DNP. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai tindakan pencegahan ulkus kaki DM dengan deteksi dini DNP dan mengajarkan penatalaksanaan DNP secara mandiri. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka diperlukan pelatihan bagaimana melakukan deteksi dini, baik menggunakan monofilament test, DNS test dan lainnya, serta penatalaksanaan untuk mengurangi DNP menggunakan metode Buerger Allen Exercise. Pelaksanaan pendidikan dan pelatiahan diberikan kepada kader dan masyarakat aktif yang ada di wilayah Sapugarut. Pemberian materi dan pelatihan dengan metode ceramah diskusi disertai demontarasi dengan media power point dan alat monofilament, serta praktikum secara langsung dalam apliaksi deteksi dini dan pentalaksanaannya. Berdasarkan evaluasi akhir maka terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Sebelum pelatihan tingkat pengetahuan masyarakat rendah yaitu sebesar 76% dan sedang 24%. Kemudian setelah diberikan pendidikan dan pelatiahan pengkajian DNP dan intervensi BAE, tingkat pengetahuan peserta pelatihan sebesar 40% dan sedang 60%.