Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Keragaman Kultivar Lokal Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) di Kabupaten Kutai Timur-Kalimantan Timur, Indonesia Maysavitrie Citra Wijayanti Kristianto; Medi Hendra; Linda Oktavianingsih
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 17, No 1 (2024): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v17i1.30539

Abstract

 AbstrakUbi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak manfaat di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Kutai Timur. Informasi tentang keragaman morfologi kultivar lokal ubi jalar diperlukan untuk pemuliaan tanaman ke depannya. Penelitian dilakukan pada Maret-Juli 2021 untuk mengetahui keragaman dan hubungan kekerabatan kultivar lokal ubi jalar berdasarkan karakter morfologi. Kultivar lokal ubi jalar diambil secara purposive sampling melalui metode jelajah di 11 kecamatan, Kabupaten Kutai Timur. Karakterisasi morfologi menggunakan 32 karakter berdasarkan panduan International Board for Plant Genetic Resource (IBPGR). Analisis klaster untuk melihat hubungan kekerabatan antar kultivar menggunakan software MVSP versi 3.1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman kultivar lokal ubi jalar yang ada di Kutai Timur berdasarkan karakter daun (bentuk, tipe cuping), umbi (bentuk, warna daging), bunga (bentuk dan warna). Hasil analisis klaster membentuk dua kelompok besar dari 23 aksesi kultivar lokal ubi jalar yang ditemukan dengan koefisien 9,671. Kelompok A dengan satu anggota, yaitu kultivar lokal 9 (Gei Meng Hom) yang terpisah dari kultivar lokal lainnya berdasarkan karakter umbi. Kultivar ini dibudidayakan oleh masyarakat asli Kalimantan (suku Dayak Wehea). Kelompok B terdiri dari 22 aksesi kultivar lokal yang dapat dikelompokkan berdasarkan karakter daun.AbstractSweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam) is a food crop that has many benefits in several regions in Indonesia, including East Kutai Regency. Information about the morphological diversity of local sweet potato cultivars is needed for future plant breeding. The research was conducted from March-July 2021 with the aim of determining the diversity and relationships of local sweet potato cultivars based on morphological characters. The collection of local sweet potato cultivars was carried out using purposive sampling using the roaming method in 11 sub-districts, East Kutai Regency. Morphological characterization uses 32 characters based on the International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR) guidelines. Cluster analysis to see the kinship relationships formed between local sweet potato cultivars using MVSP software version 3.1. The results of the research show the diversity of local sweet potato cultivars in East Kutai based on leaf characters (shape, lobe type), tubers (shape, flesh color), flowers (shape and color), as well as forming two large groups based on the results of cluster analysis on 23 accessions which was found with a coefficient of 9.671. Group A with one member, namely local cultivar 9 (Gei Meng Hom) which is separated from other local cultivars based on tuber characteristics and is a local cultivar of sweet potato cultivated by the indigenous people of Kalimantan (Wehea Dayak tribe). Group B consists of 22 local cultivar accessions resulting from community cultivation which can be grouped based on leaf characteristics.  
Genetic diversity of local sweet potato cultivars (Ipomoea batatas [L.] Lam.) from Bulungan, North Kalimantan based on morphological characters OKTAVIANINGSIH, LINDA; FITRIANI, FITRIANI; HENDRA, MEDI; ARIF, MUHAMMAD FAUZI
Jurnal Natural Volume 24 Number 3, October 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jn.v24i3.40568

Abstract

Indonesia is one of the centers of sweet potato diversity worldwide. Sweet potatoes have the potential to be developed for food consumption. This research aims to determine the diversity of sweet potato cultivars, their morphological characteristics, and the relationships between local sweet potato cultivars in Bulungan Regency, North Kalimantan. The local sweet potato cultivars were selected using purposive sampling with the exploration method. The morphological characterization of the samples is based on IBPGR (International Board for Plant Genetic Resources) standards. Cluster analysis was conducted to identify the relationships using MVSP software version 3.1. The research identified 27 local sweet potato cultivars in Bulungan Regency. Morphological characterization revealed 41 characters that can differentiate each local sweet potato cultivar. The most influential characteristics include leaf shape, flower surface texture, the position of the stigma, flower surface color, back petal color, center shape and the number of lobes, primary leaf vein color, lobe type, main leaf bone color, stem internode length, and plant type. A flower shape that had not been discovered before, a pentagonal shape with curves, was identified. Cluster analysis divided the cultivars into two major groups with a coefficient range of 0.593 to 0.888 (59.3 to 88.8%). Cluster A consisted of one member, LK-7 (purple sweet potato), while Cluster B consisted of several subgroups with 26 local cultivars. The people of Bulungan Regency use these local cultivars for food, animal feed, and medicinal purposes.
Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Dayak Penihing di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu Hendra, Medi; Salsabillah, Natasya Irma Nur; Oktavianingsih, Linda
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 4 (2025): July 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.4.1099-1106

Abstract

Suku Dayak merupakan penduduk asli pulau Kalimantan yang memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan tumbuhan obat. Suku Dayak Penihing merupakan salah satu etnis Dayak di Kalimantan Timur yang masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat-obatan. Suku ini bermukim di bagian hulu sungai Mahakam, dimana fasilitas kesehatan yang kurang memadai membuat masyarakat Dayak Penihing masih menjaga pengetahuannya dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat  tradisional oleh suku Dayak Penihing di Kecamatan Long Apari, serta cara mengolah untuk digunakan menjadi obat tradisional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi-terstruktur untuk mengumpulkan informasi tentang nama lokal, bagian tumbuhan, manfaat tumbuhan dan cara pemanfaatannya. Pemilihan informan pada tahap wawancara ini dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu teknik pemilihan informan berdasarkan rekomendasi informan kunci dalam hal ini ketua adat. Hasil penelitian didapatkan 63 spesies tumbuhan yang tergolong kedalam 36 famili dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Pengolahan tumbuhan obat masih sangat sederhana dengan beberapa cara yaitu diseduh 49%, direbus 28%, direndam 8%, ditumbuk 5%, dibakar 3%, tanpa diolah 3%, dan yang paling sedikit dilakukan dengan diremas dan dikunyah masing-masing 2%. Penggunaan tumbuhan obat tradisional oleh Suku Dayak Penihing dilakukan dengan 5 cara yaitu diminum 81%, ditempelkan 11%, dimakan 5%, dikunyah 2% dan digosok 1%.
Pemberdayaan Masyarakat Suwandi, Samarinda Ulu: Sampah Organik Dapur untuk Bumi dengan Eco Enzym Hariani, Nova; Kusuma, Ratna; Samsurianto, Samsurianto; Patang, Fatmawati; Oktavianingsih, Linda; Rukmi, Dijan Sunar
GLOBAL ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): Mei 2022, GLOBAL ABDIMAS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51577/globalabdimas.v2i1.350

Abstract

Mayoritas sampah yang dihasilkan dari semua kegiatan manusia adalah berasal dari rumah tangga. Hampir 70% sampah yang dihasilkan rumah tangga berupa sampah organik (sayur, buah). Sampah organik ini akan dikumpulkan dan ditumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Penumpukan dan penimbunan sampah organik, akan menimbulkan berbagai masalah pencemaran tanah, udara dan air. Produksi gas metan dalam proses pembusukan dengan jumlah banyak akan menyebabkan terjadinya ledakan. Kerugian dan bahaya dari sampah organik ini bisa diminimalisir dengan cara mengolah dan memanfaatkan sampah organik tersebut yang dimulai dari rumah dan lingkungan masing-masing. Sampah organik segar dapat digunakan dalam pembuatan eco enzym. Eco enzym adalah cairan serba guna, berwarna kecoklatan yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik yang masih segar dengan campuran gula tebu (gula organik) dan air. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan secara detil tentang cara pembuatan dan manfaat eco enzym kepada masyarakat di kampung KB Mandiri Suwandi, Kec. Samarinda Ulu akan sangat membantu berkurangnya sampah yang ditumbuk di TPSA. Cairan eco enzym dibuat dari sampah organik (sayur, kulit buah yang belum bususk dan berjamur) yang dicampur dengan gula organik (seperti gula tebu, moolasse, gula aren dan gula organik lainnya) lalu ditambahkan air alami. Setelah itu difermentasi selama lebih kurang 100 hari dalam kondisi anaerob/tertutup. Cairan eco enzym yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti pupuk tanaman, membersihkan toilet, sebagai desinfektan dan banyak manfaat lainnya. Setelah kegiatan hasil kepuasan peserta didapatkan rata-rata nilai kepuasan peserta adalah Sangat Baik (Skala nilai 5) sebanyak 94,5% dan Baik (skala nilai 4) 5,5%. Untuk skala 3 sampai 1 (Cukup, Kurang dan sangat kurang) adalah 0%. Dari data kuisioner dan respon semua peserta, secara keseluruhan peserta sangat antusias, merasa bermanfaat dan terbantu dengan kegiatan berbagi ilmu dan teknologi sederhana ini. Selama kegiatan berlangsung tidak ditemukan kendala yang berarti.
ANALYSIS OF DISEASE SEVERITY ON CITRUS LEAVES (CITRUS spp.) USING IMAGEJ AND PLANTIX SOFTWARE Hasanah, Melly Rya; Rosadi, Imam; Oktavianingsih, Linda; Fitriani, Nur Indah; Fera, Okta; Addin, Rosita; Ayuni, Cici Lis Qurrotun; Muhammadiyah, Muhammadiyah
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 14, No 2 (2023): July 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jpmipa.v14i2.65294

Abstract

The purpose of this case study is to determine the severity of citrus leaves using Plantix software and ImageJ software. Based on the results of this case study, it was found that the severity of the disease using ImageJ software was on citrus leaves at the first location (10.641%), citrus leaves at the second location (53.278%), and citrus leaves at the third location (15.828%) which were generally the fruit plants caused by fungi and based on the results of Plantix software data, diseases in the first, second, and third locations of citrus leaves were caused by bacterial diseases. Based on the results of bacterial cell culture, isolates were found to be round white in color with a slight yellowness which is a characteristic of Xanthomonas axonopodis bacteria with a large number of ±12 colonies and a smaller number of ±35 colonies. Using software and imageJ can help farmers to find out the types of pests that attack citrus plants so that farmers can handle plants to minimize damage to citrus plants caused by pests.
DIVERSITY OF Citrus spp. FROM PENAJAM PASER UTARA, EAST KALIMANTAN BASED ON MORPHOLOGICAL CHARACTERS Oktavianingsih, Linda; Crisdayanti, Noviana; Arif, Muhammad Fauzi; Hendra, Medi
BIOTROPIA Vol. 31 No. 2 (2024): BIOTROPIA Vol. 31 No. 2 August 2024
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2024.31.2.1872

Abstract

ARTICLE HIGLIGHTS- This research is the first study to provide data on the diversity of Citrus spp. from North Penajam Paser Regency (IKN) area, East Kalimantan for further development and breeding program. - This research offers new information on the distribution of Citrus spp. from the North Penajam Paser Regency (IKN) area, East Kalimantan. - This research provides information on the phenetic relationships among Citrus spp. from the North Penajam Paser Regency (IKN) area, East Kalimantan, and the morphological characteristics that play the most significant role in their clustering. ABSTRACTCitrus spp. is local Indonesian fruit with high diversity and widely distributed around Indonesia country. Diversity and relationship data of Citrus spp. from Penajam Paser Utara-East Kalimantan has never been studied before. This study aimed to provide the diversity and relationship data of Citrus spp. from Penajam Paser Utara using morphological characteristics which served as the basic data for further development and breeding. The research was conducted through observation and sampling, followed by characterization and scoring of morphological data, and lastly the data analysis. The research succeeded in finding 35 accessions of Citrus spp. consisting of C. limon “Jeruk Lemon”, C. suhuensis, “Jeruk Siam”, C. aurantiifolia “Jeruk Nipis”, C. sinensis “Jeruk Manis”, C. maxima “Jeruk Bali”, C. microcarpa “Jeruk Kalamansi”, and Citrus sp. "Jeruk Sunkist" spread in sub-district Penajam, Sepaku, Babulu, and Waru. The dendrogram to clustering Citrus spp. in PPU was divided into two large clusters. Cluster A was grouped based on the character of tree habitus, cordate leaf apex, entire leaf margin, pink mesocarp color, and seed absence. Cluster B was grouped based on the character of the shrubs habitus, acute and rounded leaf apex, crenate leaf margin, white to orange mesocarp color, and numerous seeds in the fruit. This diversity made Citrus spp. from Penajam Paser Utara had high potential value for further development through a plant breeding program.