Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pilihan Jenis Pelayanan Bidan pada Masyarakat Urban, Sub-Urban dan Rural Sefita Aryuti Nirmala; Ariyati Mandiri
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 5, No 4 (2020): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.60289

Abstract

Latar Belakang: Data WHO menunjukkan angka kematian ibu di dunia dari tahun 2000 hingga 2017 mengalami penurunan sebesar 38%. Angka kematian ibu di dunia, 94% berada pada negara miskin dan berbagai faktor pendukung lainnya. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia. Keberadaan bidan di Indonesia sangat membantu akses pelayanan kesehatan. Layanan kebidanan dapat diakses mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan primer hingga tingkat tersier dan menyebar di berbagai wilayah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih jasa layanan bidan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jenis pelayanan bidan yang dipilih oleh masyarakat di daerah urban, sub-urban dan rural.Metode: Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data primer dengan responden berjumlah 300 orang. Lokasi penelitian daerah urban di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, daerah sub-urban di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Daerah rural di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.Hasil: Hasil penelitian didapatkan masyarakat sub-urban terbanyak menggunakan jasa bidan yaitu 97%. Jenis layanan paling banyak pada pemeriksaan kehamilan 96% dan diikuti 79% pertolongan persalinan pada masyarakat sama yaitu daerah sub-urban.Kesimpulan: Masyarakat sub-urban paling banyak menggunakan jasa layanan bidan dengan pilihan jenis layanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan.
Comparison of health education with videos and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer In SMP Negeri 15 Bandung Wardah Fajriah; Ariyati Mandiri; Didah Didah; Astuti Dyah Bestari; Lani Gumilang
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2021.9(3).197-205

Abstract

Background: Breast cancer is a malignant tumor that grows in the breast tissue and is the most common cancer disease affecting women in Indonesia with an incidence of 42.1 per 100.000 population and an average death rate of 17 per 100.000 population. The increasing incidence of breast cancer in women as adolescents and young adults is due to several factors such as parity at a young age, family history, gene mutations, and poor lifestyle factors. Early detection of breast cancer through education on causative factors and how to prevent breast cancer and  breast self-examination technique will be very useful to reduce the incidence. Purpose: This study aimed to determine the comparison of breast cancer early detection health education with video and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer. Methods: This study used a quasi experiment method with two control group design. Samples collected with consecutive sampling techniques. This study conducted for 7 days in December 2019 on young women at SMP Negeri 15 Bandung with 40 subjects in each group. The technique used to collect the data is questionnaire. The experimental group is given with Video and the control group is given with Leaflet. The bivariate data analysis used Paired T-Test and Non-paired T-test. Results: The results of this study showed that there was an increase in the knowledge before and after being given video (p = 0.000) and leaflet (0,003) with significant difference in young women who were given video compared to those given leaflets (p=0,000).Conclusion: there were differences in health education with videos and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer.
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN TERHADAP PEMBELAJARAN MODUL ASUHAN KEHAMILAN BERBASIS E-LEARNING DI ERA PANDEMI COVID-19 Ari Indra Susanti; Atriany Nilam Sari; Ariyati Mandiri
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 4 (2020): Volume 6 Nomor 4 Oktober 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i4.2993

Abstract

ABSTRACT Background Antenatal  care is the name of a compulsory learning module for midwife students in order to create competent midwives. However, the Covid-19 pandemic presents a challenge in changing the learning system for Antenatal  care. The learning system is carried out remotely using information technology or e-learning. Teaching is given without reducing the quality of teaching. The challenges faced in such conditions include assessing student motivation in learning, especially in the antenatal care module to achieve learning goalsPurpose to determine the learning motivation of midwifery students towards e-learning-based pregnancy care modules in the covid-19 pandemic era.Methods The research method used descriptive research with cross sectional approach. This research was conducted in February until April 2020 in the D4 Midwifery Study Program FK Unpad. The population in this study were midwifery 1 semester 2 students. The sample in this study was a population of 33 people. The sampling technique uses total sampling.Data collection was carried out by providing a questionnaire before lecturing the pregnancy care module. While, the learning evaluation questionnaire was given after the pregnancy care module was finished.Data analysis used univariate data presented in the form of a frequency distribution table.The results of this study found that midwifery students stated strongly agree on intrinsic motivational factors and personal relevance of 21 people and on career motivation factors of 19 people. Thus, there were 28 midwifery students who understood the material for pregnancy care modules using the e-learning-based blended learning method.The conclusion of this study is that there are motivational factors, namely intrinsic motivation factors and personal relevance as well as career motivation factors possessed by midwifery students on the e-learning based blended learning method in the pregnancy care module.Suggestions in this study to conduct further research analysis about the effectiveness of e-learning learning in the new normal period towards the learning outcomes of midwifery students. Key word:learning motivation, pregnancy care modules, e-learning ABSTRAK Latar Belakang Asuhan kehamilan merupakan nama modul pembelajaran wajib bagi mahasiswa bidan agar tercipta bidan yang kompeten. Namun, pandemi covid-19 memberikan tantangan dalam merubah sisitem pembelajaran asuhan kehamilan. Sistem pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi atau e-learning, Pengajaran diberikan tanpa mengurangi kualitas pengajaran.Tantangan yang dihadapi dalam kondisi seperti ini salah satunya menilai motivasi mahasiswa dalam pembelajaran terutama pada modul asuhan kehamilan untuk mencapai tujuan pembelajaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswi kebidanan terhadap modul asuhan kehamilan berbasis e-learning di era pandemi covid-19.Metode penelitianyang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari s.d April 2020 di Program Studi D4 Kebidanan FK Unpad. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan tahun 1 semester 2. Sampel dalam penelitian ini merupakan populasi sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner motivasi sebelum perkuliahan modul asuhan kehamilan. Sedangkan kuesioner evaluasi pembelajaran diberikan setelah selesai perkuliahan modul asuhan kehamilan. Analisis data menggunakan data univariat yang disajikan dalam bentul tabel distribusi frekuensi.Hasil penelitian ini didapatkan bahwa mahasiswi kebidanan menyatakan sangat setuju pada faktor motivasi intrinsik dan relevansi pribadi sebanyak 21 orang dan pada faktor motivasi karir sebanyak 19 orang. Dengan demikian, mahasiswi kebidanan yang memahami materi modul asuhan kehamilan dengan metode pembelajaranblended learning berbasise-learning sebanyak 28 orang.Simpulan pada penelitian ini bahwa terdapat faktor motivasi, yaitu faktor motivasi intrinsik dan relevansi pribadi serta faktor motivasi karir yang dimiliki oleh mahasiswi kebidanan terhadap metode pembelajaranblended learning berbasise-learning pada modul asuhan kehamilan.Saran pada penelitian ini untuk dilakukan analisis penelitian lebih lanjut tentang efektifitas pembelajaran e-learningdi masa new normal terhadap hasil belajar mahasiswi kebidanan. Kata Kunci: motivasi belajar, modul asuhan kehamilan, e-learning
Association of Cadre's Knowledge with Age, Duration of Work, Education, and Employment on the Use of iPosyandu Application in Pasawahan, Purwakarta Fedri Ruluwedrata Rinawan; Pratiwi Kusumastuti; Ariyati Mandiri; Rima Kusumah Dewi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.24 KB) | DOI: 10.26553/jikm.2020.11.2.150-159

Abstract

Posyandu cadres are important people whose role in implementing posyandu, including registration, weighing, counseling, recording, and reporting. Currently, the cadre task in recording and reporting is still manual. Therefore, cadres must be supported by information technology to facilitate their work. iPosyandu application is an android-based or mobile application that is integrated and functioned for cadres in managing data. The application has been implemented at Posyandu to obtain data of infants, toddlers, and pregnant women, as well as child-bearing age women and couples (under development). This study aimed to determine the cadre's knowledge on the use of iPosyandu application at the posyandu, and its association with age, duration of work, education, and employment. The research method used cross-sectional approach. We used a purposive sampling technique. The sample size was 82 cadres in 6 villages in Pasawahan sub-district, Purwakarta Regency. Data collection was carried using questionnaire. Spearman correlation and Chi-square was used to identify the associations. The results was all cadres had good knowledge, and not associated with age, duration of work, education, and employment. This can be caused by the experience and implementation of the iPosyandu application during the last year. Other reasons were also identified such as easy access of media information, and the learning time. Good knowledge of cadres in using the application need to be maintained. Henceforth, further complementary research is needed to strengthen the knowledge by observing their skill under the umbrella of action research.
Pemetaan Kesehatan Ibu dan Anak melalui Pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) Astuti Dyah Bestari; Didah Didah; Ariyati Mandiri; Neneng Martini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.12272

Abstract

ABSTRAK Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian di suatu wilayah. Data menyebutkan bahwa angka kematian ibu, bayi dan balita di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut membutuhkan perhatian khusus agar dapat ditangani dengan baik dan berdampak pada turunnya angka kematian. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat (kader kesehatan) agar dapat melakukan pemetaan kesehatan ibu dan anak dalam rangka pemantauan serta deteksi dini masalah kesehatan. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah Partcipatory Rural Appraisal (PRA) dimana keikutsertaan masyarakat dalam hal ini yaitu kader menjadi peran utama. Kegiatan ini menghasilkan pemetaan kesehatan ibu dan anak di empat dusun Desa Cikoneng Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Hasil pemetaan kesehatan ibu memuat data dan sebaran ibu hamil, nifas, menyusui, pasangan usia subur pengguna kontrasepsi dan bukan pengguna kontrasepsi serta pasangan pernikahan dini. Hasil pemetaan kesehatan anak memuat data dan sebaran bayi dan balita dengan kondisi sehatan normal maupun beresiko. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah kader dibantu oleh fasilitator dapat membuat pemetaan kesehatan ibu dan anak baik dengan kondisi normal maupun beresiko tinggi. Pembuatan pemetaan kesehatan ibu dan anak ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala agar pemantauan dapat dilakukan berkelanjutan oleh berbagai pihak yang terkait seperti bidan desa, puskesmas, dinas kesehatan maupun perangkat desa itu sendiri. Kata Kunci: Pemetaan, Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, Participatory Rural Appraisal  ABSTRACT One indicator of the level of public health is the death rate in an area. Data shows that the maternal, infant and toddler mortality rates in Indonesia are still high. This requires special attention so that it can be handled well and have an impact on reducing the death rate. The aim of this service activity is to increase community participation (health cadres) so that they can carry out maternal and child health mapping in the context of monitoring and early detection of health problems. The method used in this service activity is Participatory Rural Appraisal (PRA) where community participation in this case, namely cadres, plays the main role. This activity resulted in mapping of maternal and child health in four hamlets of Cikoneng Village, Ciparay District, Bandung Regency. The results of the maternal health mapping contain data and distribution of pregnant, postpartum, breastfeeding mothers, couples of childbearing age who use contraception and those who do not use contraception as well as couples in early marriage. The results of child health mapping contain data and distribution of babies and toddlers with normal and at-risk health conditions. The conclusion of this service activity is that cadres, assisted by facilitators, can map the health of mothers and children in both normal and high-risk conditions. Mapping the health of mothers and children should be carried out routinely and periodically so that monitoring can be carried out continuously by various related parties such as village midwives, community health centers, health services and village officials themselves. Keywords: Mapping, Maternal Health, Child Health, Participatory Rural Appraisal
PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN DAN BIDAN TENTANG KESEJAHTERAAN JANIN, GERAKAN JANIN DAN PERDARAHAN PASCASALIN Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah; Sari, Ade Zayu Cempaka; Nurani, Adinda Meisya Hasna; Susanti, Ari Indra; Nirmala, Sefita Aryuti; Bestari, Astuti Dyah; Sari, Puspa; Didah, Didah; Gumilang, Lani; Mandiri, Ariyati; Handayani, Dini Saraswati; Martini, Neneng; Pramatirta, Akhmad Yogi
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v4i2.1482

Abstract

Pemantauan kesejahteraan janin penting dilakukan selama kehamilan yang bertujuan untuk melihat setiap tahap perkembangan janin. Salah satu parameter untuk menilai kesejahteraan janin melalui gerakan janin. Selain resiko lahir mati penurunan gerakan janin juga berhubungan dengan kejadian prematur dan pertumbuhan janin terhambat. Selain itu, angka kematian ibu yang tinggi salah satunya disebabkan oleh perdarahan. Pencegahan perdarahan pasca salin dapat dilakukan dengan mengenali  tanda-tanda awal perdarahan pasca salin, dan untuk menggunakan farmakologis, mekanik dan metode bedah perdarahan pasca salin, sesuai dengan faktor penyebabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa kebidanan dan bidan tentang kesejahteraan janin, gerakan janin, dan perdarahan pascasalin. Metode yang digunakan dengan melaksanakan simposium dan workshop. Hasil kegiatan simposium dan workshop dilaksanakan 1 hari diikuti oleh 113 peserta. Dari hasil evaluasi pengetahuan pretest dan posttest menunjukkan terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan dari 100 peserta sebesar 24,07 dari rata-rata awal pada saat pretest 56,3 % meningkat menjadi 81% saat posttest dengan p-value=0,000.  Kegiatan serupa dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas calon bidan dan bidan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan maternal untuk masyarakat.
Upaya Penguatan Kompetensi melalui Kegiatan Pendekar (Pelatihan Kader Posyandu Remaja) di Desa Gunungmanik Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Ariyati Mandiri; Astuti Dyah Bestari; Didah Didah; Neneng Martini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.16623

Abstract

ABSTRAK Remaja rentan terhadap masalah kesehatan seperti kekurangan nutrisi, obesitas, masalah  kesehatan reproduksi, prilaku seksual beresiko dan masalah kesehatan lainnya, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya akses terhadap informasi dan layanan kesehatan yang memadai. Posyandu Remaja sebagai  Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), memudahkan akses remaja terhadap layanan kesehatan dan meningkatkan keterampilan hidup sehat. Tantangan dalam optimalisasi fungsi Posyandu Remaja salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kader remaja. Program Pelatihan Kader Posyandu Remaja (PENDEKAR) dirancang untuk meningkatkan  kapasitas kader remaja di Desa Gunungmanik melalui penguatan pemahaman teori dan keterampilan dalam menjalankan fungsi kader.  Metode yang digunakan meliputi  ceramah, praktik, evaluasi  pretest dan postest serta observasi ketermpilan Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan kader, dengan 65% peserta mencapai kategori "baik" setelah pelatihan. Selain itu, observasi menunjukkan bahwa sebagian besar kader mampu menjalankan tugas mereka secara mandiri tanpa bantuan tambahan selama kegiatan posyandu. Program PENDEKAR berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan  kader dalam  melaksanakan kegiatan posyandu remaja serta mendorong terbentuknya kader Kesehatan remaja pada setiap RW di wilayah Desa Gunungmanik, sehingga memperkuat layanan kesehatan remaja di tingkat komunitas. Kata Kunci: Kader, Pelatihan, Posyandu, Remaja  ABSTRACT Adolescents are vulnerable to health issues such as nutritional deficiencies, obesity, reproductive health problems, risky sexual behavior, and other health concerns, largely due to inadequate access to information and healthcare services. Posyandu Remaja, as a Community-Based Health Effort (UKBM), facilitates adolescent access to healthcare and promotes healthy life skills. One challenge in optimizing Posyandu Remaja's function is the limited knowledge and skills of adolescent cadres. The Program for Training Adolescent Posyandu Cadres (PENDEKAR) is designed to enhance the capacity of adolescent cadres in Gunungmanik Village by strengthening theoretical understanding and practical skills. The methods used include lectures, practical sessions, pretests and posttests, and skills observation. The evaluation results showed a significant increase in cadre knowledge, with 65% of participants achieving a "good" category after training. Additionally, observations indicated that most cadres could perform their duties independently during posyandu activities. The PENDEKAR program successfully improved the understanding and skills of cadres in conducting adolescent posyandu activities and encouraged the formation of adolescent health cadres in each RW in Gunungmanik Village, thereby strengthening adolescent healthcare services at the community level. Keywords: Adolescents, Cadre, Posyandu, Training
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Resiko Depresi Postpartum pada Ibu Nifas di Kota Bandung Bestari, Astuti Dyah; Westriningrum, Luruh; Didah, Didah; Gumilang, Lani; Mandiri, Ariyati
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17747

Abstract

ABSTRACT The postpartum period starts after the birth of the placenta until 6 weeks postpartum. Every postpartum mother will experience psychological adaptations starting from the phases of taking in, taking hold to letting go. Postpartum mothers who fail to adapt to physiological and psychological changes tend to experience emotional problems during the postpartum period. Postpartum depression is a mood disorder that affects the mother after childbirth. The incidence of postpartum depression in 2023 will reach 11% -30% in Indonesia. The prevalence of depression in 2023 in West Java will reach 113,568 residents or around 3.3% with ages ≥15 years. Early detection of postpartum depression, especially in postpartum mothers who have risk factors, is one of the best prevention efforts. Screening can be done using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) which consists of 10 questions. This study aims to determine the factors associated with the risk of postpartum depression in postpartum mothers in Bandung City. The research uses a quantitative analytical approach with a cross sectional design. The respondents in this study were 74 postpartum mothers who gave birth at the UPTD Community Health Center in Bandung City. Bivariate analysis was carried out using the Spearman Rho and Contingency Coefficient tests. The results of the analysis show a relationship between psychological factors (history of depression), obstetric and pediatric factors (type of delivery, pregnancy complications, premature birth), sociodemographic factors (education, economic status) and marital status (domestic violence and unplanned pregnancy) on risk of postpartum depression (p value <0.05). Physical factors (body mass index), obstetric and pediatric factors (parity), sociodemographic factors (age and occupation) and marital status factors (marital status) showed no relationship with the risk of postpartum depression (p value >0.05). Screening using EPDS is one effort that can be done to detect the risk of postpartum depression. Apart from that, it is necessary to pay attention to the risk factors for postpartum depression early so that the incident can be prevented or treated before it becomes serious. Keywords: Depression, Edinburgh Postnatal Depression Scale, Postpartum ABSTRAK Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu pascasalin. Setiap ibu nifas akan mengalami adaptasi psikologis mulai dari fase taking in, taking hold hingga letting go. Ibu nifas yang tidak berhasil melakukan adaptasi terhadap perubahan fisiologis dan psikologis cenderung akan mengalami masalah emosional selama masa nifas. Depresi postpartum adalah gangguan suasana hati yang memengaruhi ibu sesudah persalinan. Angka kejadian depresi postpartum tahun 2023 mencapai 11%-30% di Indonesia. Prevalensi depresi tahun 2023 di Jawa Barat mencapai 113.568 penduduk atau sekitar 3,3% dengan usia ≥15 tahun. Deteksi dini terjadinya depresi postpartum khususnya pada ibu nifas yang memiliki faktor resiko menjadi salah satu upaya pencegahan terbaik. Skrining dapat dilakukan menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang terdiri dari 10 pertanyaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko depresi postpartum pada ibu nifas di Kota Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di UPTD Puskesmas Kota Bandung sebanyak 74 orang. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Spearman Rho dan Contingency Coefficient. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara faktor psikologis (riwayat depresi), faktor kebidanan dan pediatrik (jenis persalinan, komplikasi kehamilan, kelahiran prematur), faktor sosiodemografi (pendidikan, status ekonomi) dan status pernikahan (kekerasan dalam rumah tangga dan kehamilan tidak direncanakan) terhadap risiko depresi postpartum (p value <0,05). Pada faktor fisik (indeks massa tubuh), faktor kebidanan dan pediatrik (paritas), faktor sosiodemografi (usia dan pekerjaan) dan faktor status pernikahan (status perkawinan) menunjukkan tidak adanya hubungannya dengan risiko depresi postpartum (p value >0,05). Skrining menggunakan EPDS merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi resiko terjadinya depresi postpartum. Selain itu, perlu diperhatikan faktor-faktor resiko terjadinya depresi postpartum sejak dini agar kejadian dapat dicegah atau ditangani sebelum menjadi parah. Kata Kunci: Depresi, Edinburgh Postnatal Depression Scale, Postpartum
PENGETAHUAN KADER TENTANG GIZI BALITA DAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI Didah, Didah; Martini, Neneng; Dyah Bestari, Astuti; Mandiri, Ariyati
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.43159

Abstract

Pengetahuan kader posyandu tentang gizi balita dan pengukuran antropometri sangat penting dalam upaya deteksi dini masalah gizi dan pencegahan stunting. Masih tingginya kasus malnutrisi pada kelompok risiko terutama bayi dan balita salah satu dipengaruhi oleh faktor pengukuran untuk indikator pertumbuhan maupun perkembangan. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kader, Ibu balita dan pihak-pihak berkepentingan dalam pemantauan tumbuh kembang, cukup berpengaruh terhadap keputusan status gizi anak balita. Tujuan melakukan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran dan mengidentifikasi pengetahuan serta kemampuan kader tentang gizi Balita dan kemampuan kader dalam melakukan pengukuran antropometri. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah ceramah tanya jawab interactive dan role play kepada kader yang dilaksanakan dalam bentuk praktik pelayanan  kebidanan  berkelanjutan dalam  pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan KIA. Sampel yang digunakan  total sampling yaitu seluruh kader yang berada di wilayah Desa Gunungmanik yang berjumlah 58 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa lembar kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader terhadap gizi balita. Kesimpulannya adalah perlunya pelatihan rutin dan pendampingan kepada kader posyandu untuk meningkatkan kompetensi dalam pengukuran antropometri serta pemahaman terkait gizi balita. Dengan demikian, kader dapat berperan lebih efektif dalam mendukung upaya perbaikan gizi balita di masyarakat.Knowledge of posyandu cadres about toddler nutrition and anthropometric measurements is crucial for the early detection of nutritional problems and the prevention of stunting. However, wasting and underweight rates have shown an increase, albeit not progressively. The high prevalence of malnutrition in at-risk groups, particularly infants and young children, is influenced partly by measurement limitations for growth and development indicators. Limited knowledge and skills among health cadres, mothers of young children, and other stakeholders in growth monitoring significantly impact the determination of children’s nutritional status. The implementation method for this community service activity is interactive lecture and discussion and role play for cadres. These activities are conducted in the form of continuous midwifery service practice in empowering the community to improve maternal and child health. The sample included all health cadres in Gunungmanik Village, totaling 58 individuals. Data collection was carried out using questionnaires administered before and after health education sessions. Univariate analysis was used to assess the cadre's knowledge on child nutrition. The conclusion is the need for regular training and mentoring for posyandu cadres to enhance their competence in anthropometric measurements and understanding of toddler nutrition. This will enable cadres to play a more effective role in supporting efforts to improve toddler nutrition in the community.
Optimalisasi Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Pencegahan Stunting pada Balita: Edukasi Komprehensif Ari Indra Susanti; Insi Farisa Desy Arya; Ginna Megawati; Siti Nur Fatimah; Sri Yusnita Irda Sari; Ariyati Mandiri
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v13i2.73046

Abstract

Pengetahuan ibu balita kurang mengenai pola asuh dalam pemberian makan pada bayi dan balita, maka diperlukan edukasi komprehensif mengenai pola asuh pemberian makanan pada balita yang diawali dengan pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan peran ibu dalam memberikan pola asuh kepada balita untuk mencegah terjadinya stunting pada balita. Metode pengabdian  ini merupakan pengabdian  cross sectional dengan pendekatan pengabdian  kuantitatif yang dilakukan pada bulan Oktober di Aula Puskesmas Caringin. Adapun pelaksanaan kegiatan ini, dengan memberikan edukasi tentang pola asuh dalam pemberian makan pada bayi dan balita secara komprehensif kepada ibu yang memiliki bayi dan balita. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat didapatkan sebagian besar ibu yang memiliki balita dengan karakteristik usia 20-35 tahun (15 orang), pendidikan SMA/SMK (11 orang), dan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (21 orang). Namun, sebagian kecil pengetahuan ibu lebih baik setelah diberikan edukasi tentang dukungan dalam pemberian asi eksklusif (5 orang), pola asuh yang dapat mencegah terjadinya stunting (20 orang), pemberian variasi sayuran dan buah (20 orang). Simpulan dari kegiatan ini bahwa pentingnya pengetahuan ibu dalam memberikan pola asuh pada balita yang dimulai dari memberikan ASI Eksklusif, memberikan makanan, dan memantau pertumbuhan untuk mencegah stunting pada balita. Implikasi kegiatan ini, ibu dapat memperbaiki pola asuh dalam pemberian makan sesuai dengan kebutuhan asupan gizi dan usia bayi dan balita sehingga dapat mencegah terjadinya balita stunting.