Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ASUPAN GIZI DAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS IBRAHIM AJI KOTA BANDUNG Wardani, Yusrima Syamsina; Megawati, Ginna; Herawati, Dewi Marhaeni Diah
GIZI INDONESIA Vol 44, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v44i1.456

Abstract

Breast milk is the best food for babies for growth and development. The purpose of this study was to determine the nutritional intake and diet of mothers who provide exclusive breastfeeding. This research design was a mixed method with a sequential explanatory strategy. Quantitative research to assess food intake, while qualitative research was used to determine the dietary patterns of mothers. Quantitative samples were 44 mothers, while qualitative samples were 5 mothers, conducted by purposive sampling. Quantitative data collection by multiple 24-hour recalls for 3 days. Qualitative data collection by in-depth interviews. Quantitative analysis was conducted descriptively, while qualitative data were analyzed using content analysis. The results showed that intake of energy (36.63%) and protein (40.90%) of inadequate breastfeeding mothers (adequate if ≥ 80%). For vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, iron, and zinc the intake is below the RDA. Mothers who provide exclusive breastfeeding have a diet such as types of food that are not diverse, amount of food that is not certain, frequency and schedule of irregular meals. The nutritional intake and diet of breastfeeding mothers are not by guidelines for balanced nutrition. ABSTRAK ASI adalah makanan terbaik bagi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asupan gizi dan pola makan ibu yang memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja UPT Puskesmas Ibrahim Aji Kota Bandung. Desain penelitian ini mixed method dengan strategi sequential explanatory. Penelitian kuantitatif untuk melihat asupan makan sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui pola makan ibu yang memberikan ASI eksklusif. Jumlah sampel kuantitatif 44 orang, sedangkan kualitatif 5 orang, dilakukan secara purvosive sampling. Pengumpulan data kuantitatif dengan cara multiple 24 hour recall selama 3 hari. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Analisis kuantitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan data kualitatif dengan content analysis melalui transkripsi, koding, kategorisasi, dan pembuatan tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, asupan energi (36,63%) dan protein (40,90%) ibu menyusui tidak adekuat (adekuat jika ≥ 80%). Untuk vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalsium, zat besi dan seng asupannya berada di bawah AKG. Ibu yang memberikan ASI eksklusif memiliki pola makan dengan jenis makanan yang tidak beragam, jumlah makanan yang tidak tentu, frekuensi dan jadwal makan yang tidak teratur. Asupan gizi dan pola makan belum sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Kata kunci: asupan gizi, pola makan, ibu menyusui ASI eksklusif 
Edukasi Metode Food Diary Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Pada Siswa TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya Astuti, Yani Sri; Wardani, Yusrima Syamsina; Srigustini, Astri; Husnul, Nisatami; Ningsih, Mega Prani
Dinamika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): Dinamika: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Pasundan, Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56457/dinamika.v2i2.662

Abstract

Kasus stunting merupakan permasalahan yang bisa dijumpai baik pada wilayah baik kategori pedesaan, maupun perkotaan. Demikian juga di Kelurahan Kahuripan yang merupakan bagian dari wilayah Kota Tasikmalaya, menurut data Puskesmas Kahuripan tahun 2023, masih terdapat 33 kasus stunting yang membutuhkan upaya penanganan secara komprehensif. Berdasarkan permasalahan faktual inilah, mendorong perencanaan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Skema Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat bertema Stunting. Kegiatan Edukasi Metode Food Diary kepada Persatuan Orangtua Murid dan Guru TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya Gizi untuk tumbuh kembang anak dan unsur gizi apa saja yang harus terpenuhi agar tumbuh kembang anak bisa optimal. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan metode 1) Edukasi Metode Food Diary pada mitra sasaran yang melibatkan Siswa TK, orangtua, dan guru di tempat kegiatan, 2) Demo memasak menu sehat gizi seimbang bagi anak, 3) penjelasan pengisian Food Diary, 3) evaluasi bersama dari hasil pengisian Food Diary. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di di TK Permata Hati Aisyiyah, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang. Tahapan kegiatan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu 1) tahap persiapan (sosialisasi), 2) pelaksanaan (pelatihan dan penerapan teknologi Food Diary), 3) tahap pendampingan dan evaluasi program dan 4) keberlanjutan program pengabdian kepada masyarakat. Adapun hasil yang di dapatkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini antara lain: 1) peserta mendapatkan edukasi food diary, 2) peserta mendapatkan informasi tentang cara mengolah makanan sehat, 3) pembagian menu makanan sehat gizi seimbang bagi siswa TK Permata Hati, dan 4) evaluasi hasil food diary.
Implementasi Sistem Deteksi Dini Stunting Terintegrasi Rekomendasi Pola Hidup Sehat di Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya Lukmaba, Hen Hen; Yuliyanti, Siti; Wardani, Yusrima Syamsina
Dedikasi Sains dan Teknologi (DST) Vol. 4 No. 2 (2024): Artikel Riset Nopember 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/dst.v4i2.5180

Abstract

Stunting menjadi perhatian serius pemerintah karena berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia, seperti penurunan fungsi kognitif dan tingkat kecerdasan yang rendah. Prevalensi stunting di Jawa Barat pada tahun 2022 mencapai 20,2% yang masih belum mencapai target Indonesia. Pada tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya, tempat Puskesmas Purbaratu berada, mencapai 28%. Jumlah stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Purbaratu dari hasil BPB tahun 2023 yaitu sebesar 195 balita. Angka ini menunjukkan bahwa permasalahan harus segera ditangani. Puskesmas Purbaratu berupaya mengimplementasikan sistem deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat untuk mengurangi angka stunting. Tujuan dilaksanakan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu/keluarga mengenai upaya deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat. Realisasi kegiatan dilakukan melalui lima tahapan, analisis situasi, pengembangan sistem dan sinkronisasi, pelatihan penerapan sistem, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Hasil dari implementasi sistem deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat di Puskesmas Purbaratu menunjukkan dampak yang baik yaitu dengan pencatatan dilakukan oleh ibu/keluarga dan dibantu kader sehingga dapat memonitor asupan gizi balita dan terjadi perubahan setelah balita rawan stunting atau stunting mendapatkan PMT dan pemantauan asupan gizi selama 3 bulan. Hasil evaluasi, terlihat bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai hasil yang lebih optimal yaitu edukasi dan kolaborasi. Puskesmas Purbaratu berkomitmen untuk terus meningkatkan program ini dengan melibatkan lebih banyak stakeholder dan memperluas jangkauan edukasi tentang pola hidup sehat. Diharapkan upaya ini dapat berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting yang khususnya di Tasikmalaya.
Pola konsumsi ultra processed food dan kejadian gizi lebih pada remaja Natalia, Sinta; Hidayanti, Lilik; Wardani, Yusrima Syamsina
Nutrition Scientific Journal Vol 4, No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/nsj.v4i1.16964

Abstract

Overnutrition among adolescents is a growing public health concern both globally and nationally. It is closely associated with high consumption of ultra-processed foods (UPF) and low levels of physical activity. Adolescents tend to prefer convenient, energy-dense foods and lead sedentary lifestyles, which can trigger an energy imbalance and lead to fat accumulation. Objective: This study aimed to analyze the differences in UPF consumption patterns and physical activity based on overnutrition status among adolescents. Methods: This quantitative study used a cross-sectional design. The sample consisted of 87 students from grades VII and VIII at SMP Negeri 8 Tasikmalaya, selected using proportionate stratified random sampling. UPF consumption was measured using the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), and physical activity was assessed using the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Nutritional status was determined by measuring body weight (kg) and height (cm), and assessed using BMI-for-age based on Z-scores. Data analysis was conducted using univariate and bivariate analysis with the Mann-Whitney test. Results: There were significant differences in the amount of UPF consumption (p=0.000), frequency of UPF consumption (p=0.000), and physical activity (p=0.002) based on overnutrition status. Conclusion: There are significant differences in the amount and frequency of UPF consumption and levels of physical activity based on overnutrition status among adolescents. Educational efforts and targeted interventions are needed to reduce UPF intake and promote physical activity to prevent overnutrition in adolescents.Gizi lebih pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat yang semakin meningkat secara global maupun nasional. Gizi lebih berhubungan dengan tingginya konsumsi ultra processed food (UPF) dan rendahnya aktivitas fisik. Remaja cenderung memilih makanan yang praktis dan tinggi energi, serta menjalani gaya hidup sedentari, yang dapat memicu ketidakseimbangan energi dan menyebabkan penumpukan lemak tubuh.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi UPF dan aktivitas fisik berdasarkan kejadian gizi lebih pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 87 siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 8 Tasikmalaya yang diambil menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Variabel pola konsumsi UPF diukur menggunakan kuesioner Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), sedangkan variabel aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Status gizi diukur dengan penimbangan berat badan (kg) dan tinggi badan (cm) dan ditentukan menggunakan IMT/U berdasarkan Z-score. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan antara jumlah konsumsi ultra processed food berdasarkan kejadian gizi lebih pada remaja (p=0,000), terdapat perbedaan antara frekuensi konsumsi ultra processed food berdasarkan kejadian gizi lebih pada remaja (p=0,000), terdapat perbedaan antara aktivitas fisik berdasarkan kejadian gizi lebih pada remaja (p=0,002). Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan antara jumlah dan frekuensi konsumsi UPF serta aktivitas fisik berdasarkan kejadian gizi lebih pada remaja. Diperlukan upaya edukasi dan intervensi untuk menurunkan konsumsi UPF serta meningkatkan aktivitas fisik guna mencegah gizi lebih pada remaja.
Implementasi Sistem Deteksi Dini Stunting Terintegrasi Rekomendasi Pola Hidup Sehat di Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya Lukmaba, Hen Hen; Yuliyanti, Siti; Wardani, Yusrima Syamsina
Dedikasi Sains dan Teknologi (DST) Vol. 4 No. 2 (2024): Artikel Riset Nopember 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/dst.v4i2.5180

Abstract

Stunting menjadi perhatian serius pemerintah karena berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia, seperti penurunan fungsi kognitif dan tingkat kecerdasan yang rendah. Prevalensi stunting di Jawa Barat pada tahun 2022 mencapai 20,2% yang masih belum mencapai target Indonesia. Pada tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya, tempat Puskesmas Purbaratu berada, mencapai 28%. Jumlah stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Purbaratu dari hasil BPB tahun 2023 yaitu sebesar 195 balita. Angka ini menunjukkan bahwa permasalahan harus segera ditangani. Puskesmas Purbaratu berupaya mengimplementasikan sistem deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat untuk mengurangi angka stunting. Tujuan dilaksanakan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu/keluarga mengenai upaya deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat. Realisasi kegiatan dilakukan melalui lima tahapan, analisis situasi, pengembangan sistem dan sinkronisasi, pelatihan penerapan sistem, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Hasil dari implementasi sistem deteksi dini stunting yang terintegrasi dengan rekomendasi pola hidup sehat di Puskesmas Purbaratu menunjukkan dampak yang baik yaitu dengan pencatatan dilakukan oleh ibu/keluarga dan dibantu kader sehingga dapat memonitor asupan gizi balita dan terjadi perubahan setelah balita rawan stunting atau stunting mendapatkan PMT dan pemantauan asupan gizi selama 3 bulan. Hasil evaluasi, terlihat bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai hasil yang lebih optimal yaitu edukasi dan kolaborasi. Puskesmas Purbaratu berkomitmen untuk terus meningkatkan program ini dengan melibatkan lebih banyak stakeholder dan memperluas jangkauan edukasi tentang pola hidup sehat. Diharapkan upaya ini dapat berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting yang khususnya di Tasikmalaya.
KORELASI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET FE BERBASIS APLIKASI DENGAN KADAR HB BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS Susanti, Ari Indra; Novianti, Shofi Nabila; Mandiri, Ariyati; Rinawan, Fedri Ruluwedrata; Wardani, Yusrima Syamsina
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 2 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i2.2422

Abstract

Non-compliance of pregnant women in consuming iron (Fe) tablets can lead to low hemoglobin (Hb) levels, increasing the risk of anemia. Some mothers attempt to use mobile phone alarms as reminders; however, this method is less effective as it does not record the number of tablets consumed. Therefore, a reminder in the form of an alarm through the iPosyandu Keluarga application is needed to help mothers consistently take Fe tablets. This study aims to analyze the correlation between pregnant women's compliance in consuming Fe tablets using the iPosyandu Keluarga application and Hb levels based on demographic characteristics. This research employed an analytical cross-sectional design conducted in February 2024 in the working area of the Margajaya Health Center, involving 58 pregnant women selected through purposive sampling. Characteristic data were obtained from the back-end system of the iPosyandu Keluarga application, and Hb levels were measured after 30 days of Fe tablet consumption. Data analysis was performed using the Spearman test. The results of this study showed a strong correlation between the compliance of pregnant women based on the iPosyandu keluarga  application and Hb levels (p-value <0.05; r value = 0.60-0.799). However, there was no correlation between the compliance of pregnant women in consuming Fe tablets and characteristics (p-value> 0.05; r value = 0.00-0.199). The conclusion of this study shows that the use of the iPosyandu keluarga application is related to the compliance of pregnant women in consuming Fe tablets with Hb levels, without any relation to demographic characteristics.
Intervention of Development Stimulation and Nutrition Education of Complementary Feeding on The Growth and Development of Stunting Under-Free Children Abdurrahmat, Asep Suryana; Yunianto, Andi Eka; Betaditya, Dika; Listyawardhani, Yana; Wardani, Yusrima Syamsina
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 5 No. 3 (2023): Volume 5 Nomor 3 Desember 2023
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v5i3.569

Abstract

The incidence of stunting under five is also related to the low level of knowledge in providing food intake that can meet children's needs. Appropriate intervention is expected to be able to deal with stunting incidents which can be irreversible at a later stage This study aimed to determine the effect of developmental stimulation interventions and providing MP-ASI nutrition education on stunted children under five. The design of this study was experimental with pre and post design. This study used educational media MP-ASI modules and stimulation, detection, early intervention of child growth and development (SDIDTK) by first conducting developmental screening using a developmental pre-screening questionnaire (KPSP). The intervention is carried out for 1 month. The subjects in this study were 44 stunted toddlers in Condong Village using a purposive sampling method. For data that were not normally distributed, the Wilcoxon test was used to determine the significance of the effect of the intervention, and for normally distributed data, a paired t-test was used. There were significant differences in the variables of weight, height, nutritional status, height/age, and energy intake of stunting toddlers before and after the intervention (p-value<0,05). However, there were no significant differences in the variables of protein, fat intake and child development (p-value>0,05). It is necessary to carry out further research related to the duration of providing child development stimulus to stunting toddlers, so that the results of changes in child development can occur significantly.
Pelatihan pengukuran antropometri dan pembuatan MPASI puding chaya kepada kader posyandu Atmadja, Taufiq Firdaus Al-Ghifari; Wardani, Yusrima Syamsina; Betaditya, Dika; Saputra, Kosasih Adi; A’yunin, Nur Arifah Qurota
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26052

Abstract

Abstrak Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang dan berdampak signifikan pada pertumbuhan serta kesehatan anak. Meskipun angka stunting secara nasional mengalami penurunan, prevalensi di beberapa daerah seperti Kota Tasikmalaya masih cukup tinggi. Kelurahan Kahuripan mencatat angka stunting sebesar 9,41% pada Agustus 2022. Permasalahan ini dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya gizi yang baik, minimnya edukasi tentang pemberian ASI Eksklusif dan makanan pendamping ASI, serta keterbatasan keterampilan kader posyandu dalam deteksi stunting. Di Kelurahan Kahuripan, keterampilan kader posyandu saat ini masih terbatas pada penimbangan dan pencatatan data, tanpa adanya evaluasi mendalam mengenai pertumbuhan anak. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pemberdayaan kader posyandu dan edukasi kepada ibu tentang pentingnya pemberian makanan bergizi dan teknik pemantauan status gizi yang tepat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu dan ibu mengenai gizi, khususnya melalui penggunaan pangan lokal sebagai makanan pendamping ASI berupa puding chaya, serta penggunaan teknologi sederhana untuk deteksi stunting. Kegiatan edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi, serta metode simulasi pembuatan PMT puding chaya.  Hasil kegiatan ini, kegiatan terlaksana pada tanggal 6 Juli 2024. Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 20 orang. Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan kepada balita, serta dapat mengurangi prevalensi stunting. Kata kunci: kader posyandu; balita; stunting; MPASI. Abstract Stunting is a chronic nutritional issue caused by long-term malnutrition, significantly impacting children's growth and health. Although the national stunting rate has decreased, prevalence in some areas, such as Tasikmalaya City, remains relatively high. In August 2022, the Kahuripan subdistrict recorded a stunting rate of 9.41%. This problem is influenced by the community's lack of understanding of the importance of good nutrition, limited education on exclusive breastfeeding and complementary foods, and the limitations of posyandu cadres' skills in detecting stunting. In the Kahuripan subdistrict, posyandu cadres' skills are currently limited to weighing and recording data, without in-depth evaluations of children's growth. To address this issue, there is a need to empower posyandu cadres and educate mothers on the importance of providing nutritious food and proper techniques for monitoring nutritional status. This community service program aims to enhance the knowledge of posyandu cadres and mothers regarding nutrition, particularly through the use of local foods as complementary foods such as chaya pudding, and the use of simple technology for stunting detection. Educational activities are conducted through lectures and demonstrations, as well as simulations of chaya pudding preparation. The program took place on July 6, 2024, with 20 participants who engaged enthusiastically. This activity is expected to improve the quality and quantity of food provided to toddlers and reduce the prevalence of stunting. Keywords: posyandu cadres; toddler; stunting; complementary feeding