Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Differences in Physical Activity, Lactic Acid Concentration, and Quality of Life between Gender among First Year Medical Students Rachmawati, Maria Regina; Sidarta, Nuryani; Mediana, Dian
Majalah Kedokteran Bandung Vol 51, No 4 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v51n4.1636

Abstract

Medical students have fewer opportunities to do physical activities (PA) that may increase the risk for chronic diseases. The aim of this study was to assess the correlation between PA, as assessed using the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), and Lactic acid (LA) concentration, as well as the differences in IPAQ, LA, and quality of life (QoL) between genders. This was a cross-sectional study conducted in April - November 2017 by a private university in West Jakarta. Subjects of the study were selected using simple random sampling approach with female subjects as the more dominant gender ( n=76, 60%) from the 126 subjects recruited. The median of IPAQ, La- 1, and La-2 in male and female were 707 (474–944) vs 423 (392–501) Mets (p=0.7), 4.6 (3.8–5.4) vs 2.8 (2–3) mmol/L (p=0.001), and 8.4 (7.7–8.9) vs 10 (9.3-10.5) mmol/L (p<0.001) respectively. The higher the IPAQ, the lower of the La- 2 concentration (p=0.012) was when analyzed using Kruskal-Wallis test. Total score of QoL in males and females were 2628.6 (2,496-2757) and 2,765 (2,687–2,859) (p=0.067), respectively, while the concepts of Role Limitation due to Physical Health was higher in female (p=0.006), as shown by Mann-Whitney test. In conclusion, subjects arephysically inactive with females are less active and have a higher La-2 concentration than males. However, the QoL concept of the RLPH is better in female students.Perbedaan Aktivitas Fisik, Asam Laktat, dan Kualitas Hidup antara Jenis Kelamin pada Mahasiswa Kedokteran Tahun PertamaMahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan terjadi penyakit kronis. Tujuan penelitian menemukan korelasi aktivitas fisik (PA) yang dinilai menggunakan the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dengan kadar asam laktat (LA), serta perbedaan IPAQ, LA dan kualitas hidup (QoL) antar jenis kelamin. Desain penelitian adalah potong lintang, seleksi subjek secara acak sederhana, pada April–November 2017, pada universitas swasta di Jakarta Barat. Hasil penelitian diperoleh 126 subjek, 76 (60%) perempuan. Rerata IPAQ, LA -1, dan LA -2 pada laki-laki dan perempuan secara berurutan adalah; 707(474–944) vs 423 (392–501) Mets (p=0,7), 4,6 (3,8–5,4) vs 2,8 (2–3) mmol/L (p=0,001), dan 8,4 (7,7–8,9) vs 10 (9,3-10.5) mmol/L (p<0,001). Semakin tinggi IPAQ, semakin rendah LA (p=0,012), dengan Uji Kruskal-Wallis. Skor total QoL pada pria dan wanita adalah 2.628.6 (2496–2.757) vs 2.765 (2.687–2.859) (p=0,067), sementara nilai konsep Role Limitation due to Physical Health (RLPH) pada perempuan lebih tinggi (p=0,006) dengan Uji Mann-Whitney. Kesimpulan, subjek memiliki PA tidak aktif, sementara perempuan lebih tidak aktif dan memiliki LA-2 lebih tinggi. Namun, QoL pada konsep RLPH lebih baik pada mahasiswa perempuan.
Gender impacts on motor skill proficiency-physical activity relationship in children Diana Samara; Nuryani Sidharta; Dian Mediana; Noviyanti Noviyanti
Universa Medicina Vol. 31 No. 3 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2012.v31.192-199

Abstract

BACKGROUND Physical activity is the greatest contributor to achievement of adequate physical activity. Children performing adequate daily physical activity will get positive benefits from their activity. Several studies indicate a difference in motor skills between boys and girls. To understand the development of motor skill proficiency and physical activity in boys and girls, a study was conducted to determine the role of gender on motor skill proficiency and physical activity in children aged 6-12 years. METHODS A cross-sectional observational study was conducted and a total of 162 children were included at a primary school in the Grogol area, West Jakarta. Data collection was by questionnaire-based interviews, covering age, gender, and physical activity (watching TV, playing games, and outdoor play). Assessment of motor skills was performed using the Bruininks-Oseretsky Test–Second Edition (BOT-2). Data analysis was performed using SPSS for Windows release 17.0 and level of significance was set at 0.05. RESULTS Multiple linear regression results showed that in boys the strength subset was the most influential factor on TV watching activity, with the higher scores for strength indicating a lower TV watching activity (â=-0.125;p=0.021). Age was the most influential factor on outdoor playing activity in girls, with older girls having lower outdoor playing activity (â=-0.375;p=0.016). CONCLUSIONS This study revealed that gender difference impacts on motor skills and physical activity in children. Higher motor proficiency increases outdoor playing activity only in boys. Primary school pupils should be given opportunities for performing outdoor playing activities to improve their motor proficiency.
Latihan Jalan untuk Meningkatkan Immunitas Tubuh selama Masa Pandemi Nuryani Sidarta; Dian Mediana
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 3 No 2 (2021): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.606 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v3i2.9435

Abstract

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak besar bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk membantu mengurangi penyebaran Virus Corona. Berbagai cara disarankan para ahli kesehatan di dunia, namun yang terpenting adalah imunitas tubuh. Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh, salah satunya adalah olahraga jalan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan berjalan 3-5 kali per minggu dengan durasi 30 menit dapat meningkatkan imunitas tubuh secara signifikan. Olahraga jalan juga dapat menjadi kegiatan rekreasi untuk menurunkan stres selama pandemi. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilakukan secara daring pada tanggal 28 Maret 2021 dengan melibatkan 58 peserta berusia 42-59 tahun. Peserta merupakan jemaat dari Gereja Katolik Wilayah St. Ignatius Loyola, Bekasi. Hasil temuan berdasarkan pre-test dan post-test, didapatkan 50% dari peserta sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat olahraga bagi imunitas tubuh, namun hanya 38% yang melakukan olahraga teratur. Selain itu didapatkan hanya 30% dari peserta yang mengetahui cara melakukan olahraga jalan dengan baik. Hasil post-test menunjukkan seluruh peserta sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat olahraga bagi imunitas tubuh dan 62,5% diantaranya mengatakan keinginan untuk melakukan olahraga jalan secara teratur. Pelatihan jangka panjang dan teratur diperlukan untuk memastikan peserta tetap melakukan olahraga jalan secara teratur dan menjadikannya gaya hidup.
Penyuluhan Hipertensi serta Pelayanan Kesehatan pada Lansia di Cengkareng Barat Dian Mediana; Magdalena Wartono; Purnamawati Tjhin; Lie Tanu Merijanti; Kartini; Joice Viladelphia Kalumpiu; Dewi Hastuty; Kurniasari
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TERPADU Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan Terpadu
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jakt.v2i1.16792

Abstract

Hypertension is a condition that is often found in primary health care, because the prevalence of hypertension in Indonesia is relatively high. According to RISKESDAS 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia was 34.11%. Hypertension is a major public health problem, responsible for at least 45% of deaths from heart disease and 51% of deaths from stroke. The increasing prevalence of hypertension is caused by population growth, old age and risk factors for unhealthy dietary behavior. In addition to hypertension, through general health checks, other diseases can be found, especially degenerative diseases. In elderly it is important to carry out periodic checks because the higher the risk of degenerative diseases due to decreased the function of various organs of the body. The activities of Pengabdian Kepada Masyarakat are carried out by counseling and health care on 4th January 2023 to 42 participants aged ≥46 years (early elderly) at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4. The results of the counseling get a 43% increase in knowledge about hypertension. The results of the health care get diagnosis of 23% hypertension, 17% stroke, 17% neuralgia, 9% osteoarthritis, 9% diabetes mellitus, 9% cephalalgia, 6% gastritis, 6% dermatitis, and 4% anemia. It is hoped that this activity can run continuously to achieve better elderly health.
HUBUNGAN POLA ASUH DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN Wardani, Devitha Sri; Mediana, Dian
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 9, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v9i1.16262

Abstract

Saat ini Indonesia sedang mengalami permasalahan gizi yang berdampak pada kejadian stunting. Stunting dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah pola asuh dan berat lahir. Pola asuh yang tidak baik dapat menjadi faktor penyebab terjadinya stunting, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lebih rentan mengalami malnutrisi dan retardasi pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan pola asuh dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Metode yang digunakan adalah desain cross sectional dengan uji Chi-square dan Fisher exact dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Penelitian ini dilakukan di posyandu Desa Cipancuh, Indramayu, Indonesia pada 80 responden. Stunting diukur menggunakan microtoise, pola asuh diukur dengan kuesioner pola asuh, dan berat badan lahir didapat dari wawancara ibu. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan (53,8%), rentang usia 24-35 bulan (43,8%), status gizi normal (75%), pola asuh baik maupun buruk memiliki nilai yang sama (50%) dan mayoritas anak memiliki berat badan lahir normal (95%). Tidak terdapat hubungan pola asuh maupun berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan (p=0,439; p=1,000). Simpulannya adalah tidak terdapat hubungan pola asuh dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan.
PENYULUHAN DIET UNTUK PENDERITA HIPERTENSI Mediana, Dian; Wartono, Magdalena; Samara, Diana; Sidarta, Nuryani; Setiawati, Lenny; Sutanto, Hans Utama
Jurnal Pengabdian Masyarakat Trimedika Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/abdimastrimedika.v1i2.19621

Abstract

Di Indonesia, hipertensi merupakan peringkat ketiga penyebab kematian akibat penyakit tidak menular. Menurut RISKESDAS 2018 sebanyak 34,1% penduduk Indonesia dewasa menderita hipertensi. Angka prevalensi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan RISKESDAS 2013 sebesar 25,8%. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah menetap dengan sistole ≥140 mmHg dan/atau diastole ≥90 mmHg setelah pemeriksaan berulang (berlaku untuk semua orang dewasa). Penyebab hipertensi berhubungan dengan genetik dan faktor lingkungan, 90-95% kasus adalah hipertensi esensial yaitu bukan disebabkan oleh penyakit lain. Penanganannya tidak hanya dengan medikamentosa, tetapi pasien harus dapat mengikuti gaya hidup sehat, termasuk menurunkan berat badan bila penderita mengalami berat badan berlebih. Diet untuk penderita hipertensi dianjurkan diet rendah garam natrium, tinggi kalium, tinggi kalsium, dan tinggi magnesium. Pilihan makanan yang baik adalah banyak sayur dan buah, daging tanpa lemak dan produk susu, serta zat gizi mikro. Diet yang terbukti paling efektif adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga mengenai masalah hipertensi. Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada 30 peserta usia dewasa di RW 011, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Hasil dari penyuluhan mendapatkan 22% peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi dan diet DASH.
HIV/AIDS KNOWLEDGE IMPROVES ANTIRETROVIRAL DRUG COMPLIANCE Rifqian, Naufal; Mediana, Dian
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 9, Nomor 2, Juli 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v9i2.19312

Abstract

Antiretroviral (ARV) therapy compliance is very important for people living with HIV/AIDS (PLWHA) and their support group. Effective ARV medication was essential for HIV infected patients to improve their health, reduce progression, reduce HIV drug resistance, prolong patient life expectancy, and decrease risk of HIV/AIDS transmission to others. Many factors caused non-adherence to ARV drugs. This study aimed to determine the relationship between education, HIV/AIDS knowledge level and ARV compliance. This study was cross-sectional design using consecutive non-random sampling with total sample of 34 subjects. Data were collected using questionnaire. The number of subject conducted in Public Heatlh Center of Cibatu District, Cikarang, Indonesia from October to November 2018. Chi-Square and Fisher test was used to analysed data. Most of the respondents were males, 20-25 years old, intermediate education, HIV/AIDS knowledge level was high, and had good ARV compliance level. There was a significant relationship between education, HIV/AIDS knowledge and ARV medication compliance.
PENYULUHAN PENTINGNYA VITAMIN D DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG KEPADA PETUGAS PPSU DI KELURAHAN RAWA BUAYA, JAKARTA BARAT Wartono, Magdalena; Mediana, Dian; Samara, Tjam Diana; Kosasih, Adrianus
Jurnal Pengabdian Masyarakat Trimedika Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/abdimastrimedika.v2i1.21696

Abstract

Penyakit kardiovaskular terutama stroke dan kedua penyakit jantung koroner merupakan 37% penyebab kematian di Indonesia. Diketahui bahwa vitamin D memiliki pengaruh protektif terhadap sistem kardiovaskular. Defisiensi vitamin D terjadi pada hampir seluruh populasi di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, defisiensi berhubungan dengan diet makanan sumber vitamin D yang kurang dan perilaku berpakaian tertutup. Minimnya paparan kulit terhadap sinar matahari menyebabkan penyerapan ultraviolet untuk mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif akan berkurang. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Jakarta yang bekerja hampir sepanjang hari di luar ruangan belum terjamin memiliki kadar vitamin D yang cukup. Tujuan PkM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya vitamin D dalam kaitannya untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan yang disajikan dalam bentuk power point dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Peserta diberikan soal pre-test dan post-test guna mengukur keberhasilan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan kepada 80 orang petugas PPSU Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada 18 Oktober 2024. Hasilnya didapatkan peningkatan pengetahuan mengenai manfaat vitamin D dan pencegahan penyakit jantung koroner sebesar 17.67%. Kesimpulannya pengetahuan petugas PPSU Kelurahan Rawa Buaya akan manfaat vitamin D dan pencegahan penyakit jantung koroner telah meningkat.
Hubungan paparan bising dengan hipertensi pada karyawan pabrik industri kabel Nabilla Damar Sukma Andjani; Dian Mediana
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2021.v4.57-64

Abstract

LATAR BELAKANGHipertensi didefinisikans jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. RISKESDAS 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 34.11%. Hipertensi merupakan risiko kesehatan umum pada pekerja yang terpapar kebisingan keras (≥85dB(A)). Frekuensi, intensitas, durasi paparan, tipe bising dapat mengganggu aktivitas tubuh seperti sistem pendengaran dan non-pendengaran. Hipertensi merupakan penyakit multi-faktorial yang dapat dipicu dari berbagai sumber seperti paparan bising. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara paparan bising dan hipertensi. METODEPenelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang pada 78 responden laki-laki berusia 22-53 tahun di pabrik kabel, Jawa Barat. Data dikumpulkan dengan kuesioner sosiodemografi, sphygmomanometer, microtoise, dan timbangan berat badan. Variabel yang diteliti adalah hipertensi, intensitas bising, tipe bising, masa kerja, usia, jumlah konsumsi rokok. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan Kolmogorov-Smirnov dengan p<0.05. HASILTekanan darah normal 23.1%, prehipertensi 39.7%, hipertensi 37.1%. Intensitas bising <85 dB(A) 32.1%, ≥85 dB(A) 67.9%. Tipe bising kontinu + intermittent 93.6%, impulsif 6.4%. Masa kerja <10 tahun 23.1%, ≥10 tahun 76.9%. Tidak merokok 35.9%, merokok 1-10 batang 24.4%, >10 batang 39.7%. Hubungan bermakna antara intensitas bising dan usia dengan hipertensi (p=0.007; p=0.019). Hubungan tidak bermakna antara tipe bising, masa kerja, dan konsumsi rokok dengan hipertensi (p=0.281; p=0.139; p=0.257). KESIMPULANTerdapat hubungan bermakna antara intensitas bising dan usia dengan hipertensi pada karyawan pabrik industri kabel, namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara tipe bising, masa kerja, dan jumlah konsumsi rokok dengan hipertensi.
Hubungan tipe kepribadian dengan prestasi akademik pada siswa SMA X Muhammad Alkadri Anugrah; Dian Mediana
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2021.v4.142-147

Abstract

LATAR BELAKANGProses pendidikan dipengaruhi oleh tiga unsur dasar, yaitu input, proses, dan luaran (output). Yang termasuk input adalah siswa dengan latar belakangnya. Proses adalah kegiatan pembelajaran yang berupa bentuk interaksi edukatif guru dengan siswa, mencakup pemberian dan pemahaman materi pelajaran. Luaran adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa, meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap siswa mempunyai keunikan dan karakter masing-masing. Keunikan ini termasuk tipe kepribadian yang membuat siswa memiliki respon yang berbeda dalam memahami suatu pelajaran, baik dari segi sikap maupun gaya belajar yang menunjang keberhasilan belajarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan prestasi akademik siswa.METODEPenelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional pada 378 siswa kelas XI dan XII IPA Sekolah Menengah Atas Negeri X. Data dikumpulkan dengan wawancara dan pengisian kuesioner Eysenck Personality Inventory (EPI) pada bulan September–November 2018. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan batas kemaknaan p<0.05.HASILTipe kepribadian introvert 49.2%, ekstrovert 50.8%. Nilai eksakta tinggi 55.6%, rendah 44.4%. Nilai non-eksakta tinggi 63.8%, rendah 36.2%. Nilai rata-rata tinggi 52.9%, rendah 47.1%. Hubungan bermakna antara tipe kepribadian dengan nilai eksakta (p=0.000); dengan nilai non-eksakta (p=0.000); dan dengan nilai rata-rata (p=0.000).KESIMPULANTerdapat hubungan bermakna antara tipe kepribadian dengan prestasi akademik pada siswa SMA X.